Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zarmahenia Muhatta
"Tesis yang berjudul "Pemakaian Tutur Sapaan Orang Kedua Tunggal Masyarakat yang berbahasa Jawa Banten di Desa Banten" ini adalah kajian sosiolinguistik. Objek penelitian tesis ini adalah berbagai macam tutur sapaan yang digunakan oleh masyarakat yang berbahasa Jawa di Desa Banten. Penelitian dalarn tesis ini bertujuan untuk: (1) menemukan tutur sapaan orang kedua tunggal masyarakat Desa Banten yang berbahasa Jawa, (2) menemukan pola pemakaian tutor sapaan orang kedua tunggal masyarakat Desa Banten yang berhahasa Jawa berdasarkan norma sosial yang mempengaruhinya, dan (3) menemukan pemilihan pemakaian tutu sapaan orang kedua tunggal sebagai pemarkah struktur sosial masyarakat Desa Banten yang berbahasa Jawa. Cakupan penelitian ini dibatasi pada tutor sapaan masyarakat Banten yang berbahasa Jawa yang digunakan pembicara terhadap kawan bicara orang kedua tunggal. Kehadiran orang ketiga adalah di luar jangkauan penelitian ini. Dui basil penelitian diperoleh 46 kelompok Marian tutur sapaan yang digimakan masyarakat Desa. Banten yang berbahasa Jawa, yang dikelompokkan menjadi kelompok kawan hicara antarpasangan hidup, kawan bicara yang berkerabat dan kawan bicara tak berkerabat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutur sapaan yang digunakan dipengaruhi konsep kesopanan, usia, jenis kelamin, status perkawinan, status sosial dari tingkat generasi Selain itu, tutur sapaan yang menggunakan gelar kebangsawanan dan jabatan yang diperoleh dalam stratfikasi sosial menjadi pemarkah struktur sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Lestari
"Dalam skripsi ini saya membandingkan penggunaan kata sapaan oleh remaja dan kata sapaan yang digunakan untuk menyapa remaja dalam novel Hell and Dunkel, karya Hansjorg Martin dan Der Sommer, als Alle Verliebt Waren, karya Marjaleena Lembeke. Fokus dari penelitian saya adalah analisis tentang hubungan antara pemilihan kata sapaan dengan latar belakang sosial dan hubungan sosial antar tokoh dalam kedua novel tersebut dilihat dari aspek sosiolinguistik. Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori yang tersaji dalam Bab II terdiri dari teori kata sapaan pronomina dari Brown dan Gilman, Klaus Bayer, dan Slobin, teori kata sapaan nomina menurut Ervin-Tripp serta teori tentang remaja dan bahasa yang digunakan dan teori tentang struktur sosial. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam penggunaan kata sapaan, baik pronomina, maupun nomina dalam kedua buah novel. Pada novel Der Sommer, als A11e Verliebt Waren, kata sapaan pronomina yang ditemukan hanya kata sapaan pronomina Du, sedangkan dalam novel Hell and Dunkel masih dapat ditemukan penggunaan kata sapaan pronomina Sie. Penggunaan kata sapaan pronomina dalam kedua novel ini dapat memperlihatkan hubungan sosial antar tokoh, seperti keintiman, formalitas, solidaritas dan jarak sosial, Penggunaan kata sapaan nomina dalam kedua novel dapat menunjukkan secara tidak langsung status dan peran mitra bicara, hubungan antara penutur dan mitra bicara, serta situasi pembicaraan yang menyertai. Hasil penelitian ini mengungkapkan, bahwa kata sapaan, secara tidak langsung dapat mencerminkan norma sosial dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodora Prabarini
"Penelitian mengenai interferensi pada pemilihan kata sapaan orang kedua tunggal bahasa Jerman dilakukan di FSUI, Jakarta, pada bulan Oktober 1987 sampai Januari 1988. Penelitian ini dilakukan guna melihat kecenderungan interferensi yang dilakukan responden dalam memilih bentuk kata sapaan orang kedua tunggal Bahasa Jerman. Selain itu juga diteliti pengaruh latar belakang sosial budaya seorang penutur yang mempelajari bahasa asing, terutama segi-segi semantis. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner/angket yang disebarkan baik secara langsung maupun tak langsung. Dari penyusunan kuesioner, penarikan sampel sampai pengolahan data juga dijelaskan.
Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa responden memang sering merancukan pemilihan kata sapaan orang kedua tunggal bahasa Jerman. Interferensi tersebut terlihat ketika responden bertutur sapa baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi kepada kawan bicara yang status sosialnya bervariasi. Penyebab terjadinya interferensi tersebut karena (1) Latarbelakang sosial budaya yang berbeda (2) Kemultibahasaan responden (3) Kurang mengenalnya sistem budaya bahasa asing yang dipelajari (4) Masih sedikitnya pemahaman bahasa asing yang dipelajari."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Alrina
"Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS) adalah salah satu subdialek dari diaek Bahasa Jawa Timur (BJT), yang merupakan bagian dari Bahasa Daerah Jawa (BJ). BJDS in imemiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh dialek-dialek bahasa Jawa lainnya, seperti misalnya penggunaan bentuk-bentuk sapaan rek, cak, cuk, ning, peno. Kekhasan bentuk sapaan dalam BJDS tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak terdapat di daerah penyebaran dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan dalam BJDS tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum biasanya berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sapaan dalam BJ yang dianggap baku. Faktor-faktor tersebut menyangkut hal seperti jarak sosial, situasi, dan topik pembicaraan. Selain itu, penggunaan bentuk sapaan dalam BJDS lebih mudah memperlihatkan dimensi hubungan sosial antarpenuturnya karena bentuk sapaan yang dipergunakan lebih sederhana dan khas. Dimensi hubungan sosial mencakup hubungan dimensi vertikal dan horisontal, sedangkan situasi pembicaraan adalah situasi di mana pembicaraan itu berlangsung, topik pembicaraan menyangkut masalah yang sedang dibicarakan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati R. Suhardi
"Kira kira lima belas tahun terakhir ini para ahli Ilmu sosial memberikan perhatian pada bahasa. Dari hasil penyelidikan mereka dapat diperoleh suatu kesimpulan yang menarik. Dalam linguistik tradisionil (termasuk tata bahasa transformasi-generatif) variasi-variasi bahasa tidak diperhatikan. Linguistik membatasi diri pada penyelidikan tata bahasa dimana bahasa-bahasa dipelajari sebagai sistem yang 'otonom'. Masyarakat bahasa dilihat sebagai kelompok bahasa yang homogen dimana semua anggotanya menggunakan sistem bahasa yang persis sama. Variasi bahasa, yang membuat masyarakat bahasa menjadi heterogen, dilihat sebagai masalah 'penggunaan bahasa' dan dengan demikian oleh para ahli tata bahasa ditempatkan di luar sistim bahasa (Walraven, 1977:192). Interpretasi sosiolinguistis tentang bahasa dan ma_syarakat bahasa berbeda dari penglihatan para ahli bahasa tradisionil. Bagi sosiolinguis bahasa bukanlah suatu sistem yang seragam dan suatu masyarakat bahasa bukanlah suatu kelompok menusia dengan kemampuan bahasa yang identik (Walraven, 1977:198)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartika T. Wati
"Menurut linguis, sistem sapaan adalah sistem yang mengikat unsur-unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi dengan bahasa. Hal yang menarik dari masalah sapaan antara lain adalah variasi dan kerumitannya. Sistem sapaan bahasa Indonesia, misalnya, dianggap rumit karena memiliki sangat banyak pilihan (kata) untuk menyapa lawan bicara. Tujuan penelitian karya ini, pertama, untuk melihat pemakaian kata sapaan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berdasarkan partisipan, latar, dan topik pembicaraan. Kedua, untuk melihat kecenderungan pemakaian kata sapaan tersebut berdasarkan bentuk, kelas kata, jenis, dan bahasa asal. Akan halnya metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni penyelidikan masalah dengan cara menggambarkan keadaan subyek/ obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Usaha mendeskripsikan fakta-fakta yang ada tersebut untuk mengemukakan gejala-gejala secara lengkap dalam aspek yang diselidiki agar jelas keadaan dan kondisinya. Dengan demikian, bertolak dari penggambaran keadaan obyek penelitian--dalam hal ini kata sapaan---sebagaimana adanya, kemudian dilakukan analisis terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian, maka di sini digunakan metode deskriptif. Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan yang ditemukan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berupa kata dan frase. Kelas kata dan frase yang digunakan, yaitu nomina, ajektiva, konjungsi, frase nominal, dan frase nondirektif. Sebagai sapaan, nomina, antara lain dapat diklasifikasi atas: nama diri; istilah kekerabatan; pangkat, gelar, atau jabatan akademis; gelar kebangsawanan; dan nomina lain. Selain itu, ditemukan sedikitnya tiga unsur yang berpengaruh terhadap pemilihan bentuk, kelas kata, dan jenis kata sapaan: partisipan, latar, dan topik. Sementara itu, pemakaian sapaan dari bahasa Jawa mendominasi pilihan kata yang dipakai dalam data. Hal ini terjadi, tentu saja, karena adanya tuntutan dari warna lokal Jawa agar kisahan dalam karya sastra tersebut menjadi lebih menarik dan lebih hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannetta L. Suhendro
"Dalam kesimpulan analisis dapat kita lihat bah_wa, responden menggunakan pola yang kurang lebih sama dalam menggunakan kata ganti orang II tunggal dalam Bahasa Prancis mau pun Bahasa Indonesia. Persamaan ini misalnya saja: dalam menyapa 02 yang lebih tua akan selalu digunakan bentuk hormat, sekali pun hubungan responden dengan 02 tersebut akrab. Hal ini merupakan kasus yang kurang umum di mata orang Prancis, karena di kalangan mereka dewasa ini sudah umum untuk memang_gil ayah atau orang yang lebih tua lainnya dengan kata sapaan T , dan tidak harus V . Penggunaan V oleh responden_ mungkin disebabkan oleh pengaruh kebudayaan Indonesia, di mana orang yang lebih tua harus selalu dihormati. Persamaam lainnya adalah bahwa baik M/Mme/ Mlle mau pun IK/NL biasanya digunakan oleh responden bersama-sama dengan Nama . Hal ini juga meru_pakan kasus yang agak janggal di mata orang Francis, karena mereka tidak biasa menyapa 02 dengan M/Mme/ Mlle + Nama . Melihat kasus-kasus yang tidak biasa tadi maka timbul pertanyaan: Partama, sejauh manakah pola yang digunakan orang Indonesia bila berbahasa Prancis _"
Depok: Universitas Indonesia, 1983
S14559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartoyo Budi Susilo
"Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana ciri dan struktur tuturan, variasi tuturan dan pola alih kode, serta faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tuturan, dan kosa kata khusus yang digunakan dalam tuturan berbahasa Jawa program telepon pada radio di wilayah Surakarta. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan ciri dan struktur tuturan, variasi tuturan dan pola alih kode, serta faktorfaktor yang mempengaruhi variasi tuturan dan kosa kata khusus yang digunakan dalam tuturan berbahasa Jawa program telepon. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan sasaran sebuah kasus (studi kasus) yang mengambil lokasi di wilayah Surakarta. Sumber data penelitian adalah semua tutur berbahasa Jawa program telepon. Data penelitian ditetapkan secara acak sederhana (simple random). Sebagai datanya adalah pemakaian bahasa Jawa program telepon pada Radio Republik Indonesia, Radio Suara Slenk, Radio Gema Suara Makmur, dan Radio Kita FM di Surakarta. Data dalam penelitian berwujud tuturan berbahasa Jawa yang dilakukan oleh para penyiar dan penelepon dalam acara program telepon pada radio-radio yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis datanya menggunakan teknik padan dengan pendekatan kontekstual serta menerapkan teori-teori sosiolinguistik yang relevan.
Dari hasil penelitian, diperoleh empat simpulan, pertama, tuturan berbahasa Jawa program telepon pada radio di wilayah Surakarta memiliki ciri varian sebagai berikut, bahasa yang digunakan mencakup bahasa Jawa dan bahasa non-Jawa. Bahasa non-Jawa terdiri dari bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa asing yang muncul adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Bahasa Jawa yang digunakan meliputi tingkat tutur ngoko, madya, dan krama. Ragam bahasa yang digunakan, ragam santai, ragam akrab, serta ragam informal. Struktur tuturan pada umumnya terdiri dari pertukaran awal, pertukaran medial, dan pertukaran akhir.
Kedua, variasi tuturan berupa tuturan pendek yang berupa ragam percakapan dan tuturan panjang yang berwujud inskripsi. Selain itu banyak terjadi peristiwa alih kode dalam tuturan tersebut, karena pada umumnya partisipan dalam program telepon ini adalah masyarakat tutur dwibahasawan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Alih kode dilakukan dengan alasan-alasan tertentu antara lain, (1) menunjukkan situasi informal, (2) penutur berbicara secara tidak langsung (3) pengaruh kalimat-kalimat yang mendahului penuturan, (4) pengaruh kehadiran orang ketiga, dan (5) penutur ingin mengucapkan pantun pada mitra tuturnya.
Ketiga, faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tuturan program telepon adalah partisipan, situasi, tujuan, nada berbicara, sarana tutur, kesempatan berbicara, dan norma berbicara. Dari faktor-faktor tersebut, partisipan merupakan faktor yang paling dominan.
Keempat, ditemukan sejumlah kosa kata yang secara konvensional sudah menjadi kosa kata khusus di dalam tuturan program telepon pada radio di wilayah Surakarta. Kosa kata tersebut diambil dari kosa kata umum, kosa kata khusus, dan kosa kata yang sesuai dengan acaranya.

Case in this research is how characteristic and utterance structure, utterance variation, and special vocabulary used in Javanese speaking utterance Telephone program on radio in Surakarta area. The aim reached in this research is to describe characteristic and utterance structure, utterance variation and code switching pattern and factors which influence utterance variation and special vocabulary used in Javanese speaking utterance of telephone program. This research included quality research which focuses on case study that take the location in Surakarta area. This research data source is all of the telephone program Javanese speaking utterance. The research data is put in simple random. As the data are the use of the telephone program Javanese language on Radio Republic Indonesia, Radio Suara Slank, Radio Gema Suara Makmur, and Radio Kita FM Surakarta. Data in the research are in the form of Javanese speaking utterance done by the reporters and the listeners in the telephone program on the recommended radios. The data collection done in the techniques of listening, recording and writing. Data analysis use synonym technique with contextual approach and the application of relevant sociolinguistic theories.
From the research result, it is obtained the first four conclusion, this telephone program Javanese speaking utterance on radio in Surakarta area has various characteristic as follows : the language used involved Javanese language and non Javanese language. Non-Javanese language consists of Indonesian language and foreign language. The foreign language that emerge are Arabic and English language. Javanese language used includes low utterance step, middle and high steps. Types of language used, relax type, friendly type and informal type. In general, utterance structure consists of early exchange, middle exchange and last exchange.
Second, utterance variation is as short utterance in the form of dialoque and long utterance in the form of inscription. Besides, there are a lot of code switching event in that utterance because in general participant in this telephone program is the society who has double language, Javanese and Indonesian. Code switching done with certain reasons such as (1) showing informal situation, (2) speaker speaks indirectly (3) influence of sentences which preceded the utterance, (4) influence of the presence of the third person, and (5) the speaker wants to say poem to the partner.
Third, factors that influence the telephone program utterance variation are participants, situation, destination, speaking tone, utterance accomodation, chance of speaking and speaking norm. Form those factors, participants are considered as dominant factors.
Fourth, found some vocabularies, conventionally have become special vocabularies in the telephone program utterance on radio in Surakarta area. Those vocabularies taken from general vocabularies, special vocabularies and vocabularies suitable with the event.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Suzana E.
"Penelitian mengenai kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah mendeskripsikan kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan di wilayah RW C4 Bali Master, Jatinegara Jakarta Timur. Selain itu. dari penelitian ini dapat dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan sebuah kata sapaan, serta variasi-variasi kata sapaan tersebut. Pengumpulan data diperoleh dari data lapangan dan data kepustakaan. Data lapangan dikumpulkan lewat wawancara dengan Para informan dan penyebaran kuesioner, kemudian diadakan pengklasifikasian, lalu data tersebut dianalisis. Hasilnya diperoleh deskripsi tentang kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan di wilayah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>