Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achsan Madnur
"Instansi X adalah salah satu lembaga pemerintahan yang memiliki masalah kehadiran. Faktor kehadiran dinilai sangat penting dalam performance kerja, khususnya di Instansi X karena berkaitan dengan tercapainya tujuan organisasi ini yaitu sebagai pusat pemberian pendidikan dan pelatihan. Apabila banyak pegawai mengalami masalah kehadiran maka pekerjaan mereka menjadi terhambat dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan menjadi terhambat. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya masalah ini antara lain faktor sistem, budaya kerja, personal, dan sebagainya. Faktor personal juga terdiri dari berbagai penyebab, di antaranya faktor motivasi, trait yang tidak bertanggung jawab, ekspektansi terhadap pekerjaan, dan sebagainya. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk mengatasi masalah kehadiran tersebut, khususnya yang disebabkan oleh faktor personal yaitu dengan mengaplikasikan teori belajar dan reinforcemen untuk membentuk perilaku kehadiran yang diinginkan.
Metode dalam teori belajar adalah modeling dan shapping. Modelling yaitu proses pembentukan perilaku dengan Cara mengobservasi perilaku model, biasanya model adalah orang yang dikagumi dan menarik untuk individu sedangkan Shapping yaitu proses membentuk perilaku dalam hal memberi reward secara sistematis pada saat munculnya sedikit demi sedikit perilaku yang diharapkan. Metode shopping yang digunakan berupa pemberian reinforcemen yang sesuai jadwal dan jumlah tertentu, yaitu Fixed Interval Schedule, Variable Interval Schedule, Fixed Ratio Schedule, dan Variable Ratio Schedule. Selain pemberian reinforcement.
Berdasarkan analisa, didapatkan bahwa pencegahan dalam masalah kehadiran sebaiknya dilakukan komprehensif dengan mencakup perbaikan sistem kompensasi, sistem kerja, budaya organisasi, dan birokrasi sehingga pembentukan perilaku kehadiran akan lebih efektif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvina Savitri
"Di PT.X, sebuah perusahaan yang tergolong dalam usaha skala kecil bila dilihat dari nilai aset dan jumlah karyawan tetapnya yang kurang dari 50 orang, tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya manusia saat ini adalah memastikan bahwa setiap karyawan menampilkan performa dan kontribusi yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan usaha, serta mendukung tercapainya visi, misi dan sasaran perusahaan. Dalam bekerja, setiap karyawan diharapkan termotivasi untuk mengembangkan diri secara aktif tidak ‘jalan di tempat’ atau belpuas diri dengan kondisi yang ada. Dalam kaitan inilah kegiatan dan sistem manajemen kinerja menjadi salah satu faktor utama yang perlu dibenahi.
Meskipun menyadari pentingnya sistom manajemen kinerja dan program pengembangan karyawan, namun dalam kenyataannya saat ini, di PT.X kedua program tersebut seringkali tidak menjadi prioritas, tidak mendapat tempat yang penting, dan tersisihkan oleh kesibukan kegiatan operasional dan tingginya beban kegiatan produksi. Sistem manajemen kinerja saat ini juga masih mengadopsi aspek dan metode penilaian yang umum digunakan perusahaan berskala 'besar dan sedang, serta belum secara seksama dievaluasi dan dikembangkan dengan memperhatikan kekhasan kegiatan operasional dan budaya perusahaan.
Keluhan yang dirasakan saat ini terkait dengan implementasi penilaian prestasi kerja
(performance apraisal) adalah (1) tidak dilakukan secara berkesinambungan dan hanya
menjadi ‘one time event’, (2) aspek penilaian tidak dapat memberikan masukan apakah
karyawan sudah memberikan kontribusi atau hasil kerja yang diharapkan atau tidak, (3)
tidak adanya tindak lanjut setelah umpan balik hasil penilaian prestasi kerja diberikan,
(4) tidak dikaitkannya hasil penilaian prestasi kerja untuk menyusun program atau
kegiatan pengembangan tim maupun individual, dan (5) belum dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang tepat dan dibutuhkan bagi tim maupun karyawannya.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penulis dalarn pembahasan tugas akhir ini melakukan analisis kondisi PT.X, baik dalam hal budaya kerja dan kegiatan operasionalnya, sorta menganalisis sistern manajemen kinerja yang dilakukan saat ini, kemudian memberikan alternatif dan rekomendasi penyempumaan sistem manajemen kinerja yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan di masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisis, tarnpak bahwa tantangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyempumaan sistem manajemen kinerja di PT.X adalah (1) kondisi perusahaan yang berskala kecil dan erat kekeluargaannya, (2) mendorong budaya belajar dan budaya pengembangan diri, (3) mendorong tercapainya tujuan dan sasaran departemen, tim kenja dan organisasi, (4) mendorong kemandirian karyawan dalam menyusun program pengembangan dirinya secara mandiri, (5) menyediakan data untuk merencanakan kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang terarah, (6) prosesnya berjalan berkesinambungan dan ‘dinikmati’ oleh setiap karyawan.
Memperhatikan kondisi di atas dan mengacu pada beberapa kerangka teoretis, maka pengembangan sistem manajemen kinerja yang (1) menempatkan kegiatan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) sebagai bagian dan siklus proses manajemen kinerja (performance management) yang berkesinambungan dengan merubah aspek penilaian menjadi berdasarkan sasaran kelja, dan (2) mengaitkan kegiatan penilaian prestasi kerja dengan program dan identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, menjadi alternatif solusi yang direkomendasi oleh penulis.
Kegiatan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) yang saat ini dilakukan sebagai ‘one time event’, direkomendasikan dileburkan ke dalam siklus ,anajemen kinerja yang diawali dengan tahap penetapan sasaran keija (performance planning), tahap pelaksanaan kerja (performance execution), dilanjutkan dengan tahap penilaian prestasi kerja (performance assessment) dan diakhiri dengan pemberian umpan balik melalui kegiatan performance review.
Disesuaikan dengan kekhasan kondisi perusahaan, maka penetapan sasaran kerja direkomendasikan dilakukan berdasarkan sasaran ketja tim, dan bukan semata sasaran kerja individual. Hal baru yang juga direkomendasikan adalah meletakkan inisiatif pelaksanaan kegiatan manajemen kinerja pada karyawan secara aktif dan mandiri, mulai dari menyusun, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan penilaian, yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi karyawan, mendorong sikap proaktif dan memotivasi karyawan potensial.
Rencana pengembangan sistem manajemen kinerja ini diperkirakan beljalan selama 3 (tiga) bulan atau 12 (dua belas) minggu, yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap pengembangan. Tahap sosialisasi akan menyusul pada bulan keempat, dan selanjutnya diikuti dengan proses impiementasi. Tahap evaluasi akan merupakan tahap akhir yang akan dilakukan setelah seluruh siklus tahap implementasi dilalui. Perkiraan biaya untuk pengembangan sistem ini adalah sebesar Rp. l9.110.000,- (sembilan belas juta seratus sepuluh ribu rupiah)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Demis Rizky Gosta
"Penelitian ini memperkenalkan Teori Sistem Modern sebagai alternatif pendekatan untuk menganalisis fenomena hubungan internasional dalam keadaan dunia yang terglobalisasi. Teori Sistem Modern dapat membantu memberikan sebuah bangun teori yang lengkap untuk mendeskripsikan world society tanpa harus mengkonflikannya dengan konsep international system. Selain itu dalam penlitian ini juga melakukan deksripsi ulang mengenai evolusi teori hubungan internasional menggunakan pendekatan Teori Sistem Modern. Sebagai contoh empiris penulis mengambil studi kasus mengenai evolusi sistem finansial internasional sejak akhir Perang Dunia II hingga era kontemporer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian ini memberikan sebuah alternatif cara pandang baru mengenai globalisasi untuk membantu perkembangan teori hubungan internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"Tujuan penelitia dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara aplikasi/penerapan:
1. Proses kesepakatan dan perencanaan kinerja dengan efektivitas sistem Manajemen Kinerja;
2. Proses monitoring dan pemberian umpan balik dengan efektivitas sistem Manajemen Kinerja;
3. Proses penilaian kinerja dengan efektivitas sistem Manajemen kinerja"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Rachel Sentausa
"Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatif bagi kelangsungan bisnis dan industri. Dalam menjalankan proses bisnis Bank X terdapat beberapa potensi gangguan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu proses bisnis Bank X. Bagi Bank X, terjadinya gangguan tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain proses bisnis yang diprioritaskan, aset yang dibutuhkan, waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta prioritas pemulihan dan derajat kritikalitas dari masing-masing aset. Penelitian ini difokuskan pada 9 aplikasi kritikal yang dimiliki Bank X, yang akan membahas secara lebih detail tentang analisa dampak bencana terhadap kelangsungan proses bisnis masing-masing aplikasi, penentuan prioritas pemulihan dan rekomendasi metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada saat terjadi keadaan darurat.

Disaster can't be predicted or avoided. The definition itself has changed from natural disaster to an emergency situation that causes negative imply to business and industries. Dealing with the business process of Bank X, there are some potential risks that can happened and affected the business process of Bank X directly or indirectly. For Bank X, impact of disaster will be worse if the business process not recovered in an acceptable period.
To anticipate the need, a plan of activities in order to recover the business processes have to be composed correctly based on the characteristic of the Bank. There are some considerations in disaster recovery such as prioritized business process, asset that should be able, acceptable period, tolerable cost, prioritized recovery and degree of criticality of assets. This research is focusing on 9 critical applications in Bank X. In this paper we will discuss about impact analysis of the critical applications' business processes, recovery priorities, and backup methods as one of disaster recovery technologies to be implemented in emergency situations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.07.08.67 Sen r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Steven
"Negara Indonesia terus berupaya untuk maju dan dapat dikenal di dalam lingkungan internasional. Pada bulan November tahun 2006 lalu, Menteri Komunikasi dan Telematika Bapak Sofyan Djalil menandatangani kesepakatan pembelian piranti lunak dengan PT. Microsoft senilai Rp 300 Miliar. MOU yang ditandatangani oleh pemerintah Republik Indonesia dengan PT.Microsoft tersebut juga menyatakan bahwa pemerintah Republik Indonesia menunjuk langsung Microsoft sebagai vendor utama mereka dalam rangka pengadaan program software di instansi-instansi pemerintah. Penunjukan langsung PT.Microsoft oleh pemerintah ini dilaksanakan secara tertutup (bersifat rahasia) dan tidak dilaksanakan proses tender. Penunjukan Microsoft sebagai vendor dalam rangka pelaksanaan program Sistem operasi dan aplikasi perkantoran di instansi-instansi pemerintah tanpa tender tersebut telah melanggar Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa bagi Pemerintah. Dimana untuk transaksi senilai Rp 50 juta atau lebih harus dilaksanakan proses tender oleh pemerintah. Dengan adanya sikap diskriminatif pemerintah terhadap vendor lain dan adanya sikap pemerintah untuk lebih mengutamakan suatu produk maka hal-hal tersebut akan menjadi isu yang sangat penting terutama dalam bidang persaingan usaha. MOU tersebut diduga telah melanggar pasal 17 dan 22 UU No. 5 tahun 1999 namun kasus ini tidak memenuhi unsur-unsur dalam pasal-pasal tersebut. Selain itu juga terdapat pengecualian mengenai perjanjian lisensi dari undang-undang ini sehingga MOU tersebut tidak dapat dikenai pasal-pasal dalam undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S24790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wilis Dahar
Jakarta: Erlangga, 2011
370.1 RAT t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Eveline
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
370.1 SIR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia Larasati
"Pasar Indonesia sangat seluler, 67% dari pelaku belanja online menggunakan ponselnya untuk berbelanja. Maka dari itu, peran dari aplikasi seluler e-commerce sangat lah penting. Bagian paling integral dari aplikasi seluler e-commerce adalah sistem rekomendasi. Sistem ini bertugas merekomendasikan produk kepada pengguna sesuai aktivitas dan profil preferensi mereka. Suatu sistem rekomendasi dapat dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan niatan membeli pada pengguna. Namun, hal ini membutuhkan kepercayaan dari pengguna. Pada penelitian ini, diselidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan pengguna, yaitu: recommendation quality, transparency, dan mobile app quality. Sebanyak 640 responden yang menggunakan aplikasi seluler e-commerce dalam jangka 6 bulan diteliti. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif dari recommendation accuracy, novelty, dan diversity terhadap recommendation quality; pengaruh positif dari explanation terhadap transparency; pengaruh positif dari information quality, recommendation quality, dan transparency terhadap trust; dan pengaruh positif dari trust terhadap purchase intention.

The Indonesian market is very mobile, 67% of online shoppers prefer to shop on their mobile phones. While, the role of mobile app grows more important, so does the role of recommendation agent in it. The task of such agent is to point customers to additional items of interest in the catalog based on their current activity and preference profile. The system is proven useful if it can generate users purchase intention and trust is the prerequisite of such intention. This study aims to investigate the trust-building factors, namely: recommendation quality, transparency, and the mobile app quality itself. We collected 640 respondents who accessed an e-commerce mobile app within the last 6 months. This study reveals that there is a positive correlation from recommendation accuracy, novelty, and diversity towards recommendation quality; a positive correlation from explanation towards transparency; a positive correlation from information quality, recommendation quality, and transparency towards trust; and a positive correlation from trust towards purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Abdurrahman
"ABSTRAK
American History X adalah sebuah film Hollywood yang mengangkat tema mengenai konflik rasial antara ras kulit putih dan ras-ras minoritas di Amerika. Di dalam makalah ini, peneliti berfokus pada hubungan antara kakak-beradik laki-laki yang berperan sebagai karakter utama, hubungan mereka dengan sang ayah, serta bagaimana mereka menjalin persahabatan dengan anak lelaki lain di sekitar tempat tinggal mereka. Peneliti menemukan bahwa film ini menggambarkan perkembangan kepribadian remaja laki-laki yang menjadi rasis tidak hanya sebagai hasil dari pengaruh figur ayah di dalam keluarga, melainkan juga dari teman sepermainan yang menjadi pengaruh terbesar dalam pembentukan sikap mereka, terutama dalam berinteraksi dengan ras minoritas yang berada di lingkungan sekitar tempat mereka tinggal. Dalam fase remaja, umumnya mereka mencari sosok kuat yang berkarakter sehingga dapat dijadikan panutan bagi mereka. Remaja akan mengikuti apapun yang mereka anggap benar, tidak peduli apakah itu merupakan contoh yang baik ataupun buruk. Makalah penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam diskusi mengenai keterlibatan orang tua dalam membangun karakter anak mereka yang telah beranjak remaja, terutama di negara Amerika, sebuah negara dengan penduduk yang berasal dari berbagai bagian di seluruh dunia."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>