Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aria Roesmarlina
"Penerapan pendidikan berbasis kompetensi (kurikulum 2004) merupakan keputusan pemerintah untuk menghadapi persaingan pada era global. Persaingan yang terjadi pada era ini pada dasarnya terletak pada kualitas sumber daya manusia, yaitu kemampuan yang dapat dilakukan oleh sumber daya manusia. Kemampuan ini disebut juga kompetensi.
Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai fungsi dan tujuan pendidikan nasional meliputi tiga kawasan yaitu kawasan pengetahuan (kognitif) mencakup cakap dan berilmu, kawasan ketrampilan (psikomotor) mencakup kreatif, dan kawasan sikap (afektif) mencakup berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa, mandiri dan demokratis. (Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompeiensi SMP, Departemen Pendidikan Nasional, 2004).
Untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta didik perlu dilakukan penilaian. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian dan yang sering digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran, penilaian, dan evalilmi bersifat hierarkis, artinya kegiatan dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dengan pengulcnran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.
Pengukuran menurut Guilford (1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Tes berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang memiliki jawaban benar sedangkan non-tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar.
Penilaian menurut Griffin & Nix (1991) adalah pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan. Kegiatan penilaian oleh karenanya tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja tetapi juga mencakup karakteristik metode pembelajaran, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Pengembangan instrumen penilaian meliputi masalah metode, prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik, bisa berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya.
Sesuai jiwa otonomi daerah, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan silabus nasional dan sistem penilaian sedangkan materi pokok, indikator, dan sistem penilaian dikembangkan oleh masing-masing daerah atau sekolah sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Selain itu sumber daya manusia di semua daerah akan diberdayakan.
Lembaga pendidikan swasta Al Izhar Pondok Labu sebagai salah satu penyelenggara pendidikan dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, dimana penulis bekerja sebagai pendidik, sangat concern dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan meliputi usaha peningkatan prestasi belajar selain perbaikan silabus, metode, dan pendekatan pembelajaran adalah usaha peningkatan dan perbaikan sistem penilaian, termasuk di dalamnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam hal ini guru-guru dalam pengembangan sistem penilaian yang tepat.
Usaha peningkatan sistem penilaian hasil belajar yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut antara lain dengan mengadakan pelatihan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang penilaian pendidikan dan membentuk sebuah unit kerja "Bank Soal". Unit kerja itu dibentuk untuk melakukan penelitian dan analisa sehingga diperoleh alat ukur penilaian pendidikan yang tepat, cermat, dan akurat khususnya untuk kalangan Perguruan Islam Al lzhar Pondok Labu.
Kegiatan pengembangan bank soal menurut Van der Linden dan Eggen, (1986) adalah mengumpulkan sejumlah besar item/butir soal tes yang mengukur sifat atau domain ilmu pengetahuan yang sama, menyimpannya dalam komputer dengan dilengkapi estimasi dari parameter-parameter item tersebut (Hari Setiadi dan Ronald K. Hambleton, Item Bank To Improve Assessment Practises, 1996).
Mekanisme lebih lanjut adalah mengklasifikasi item, memperkenalkan item baru, mengedit, dan menghapus item-item yang tidak bermanfaat (Prosser, 1974). Memiliki sistem tertentu untuk merawatnya agar berisi item-item yang berkualitas (Newbould & Massey, 1977), atau memiliki item-item dengan tingkat kesulitan yang terkalibrasi dalam satu skala yang sama (Mead, 1981)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Pujiarto
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Arsiah
"Berdasarkan data hasil survey Trends in International Mathematics and Sains Study (TIMSS) tahun 2003, tingkat kemampuan siswa kelas 2 SMP seluruh Indonesia dalam bidang matematika sangat rendah karena berada pada urutan ke 35 dari 45 negara. Hal ini sangat menarik diteliti tentang hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dan prestasi belajar matematika siswa karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa hasil pelajaran matematika sangat sulit sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
Survey dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur yang terdiri atas skala sikap terhadap matematika dan tes prestasi belajar matematika dengan bentuk soal pilihan ganda, isian, dan uraian.
Hasil uji psikometrik data yang dilakukan pada tugas akhir ini menunjukan bahwa analisis item kuesioner dengan program Iteman dan SPSS untuk uji psikometrik secara klasik menghasilkan nilai reliabilitas (Alpha) sebesar 0.7, dan analisis faktor dilakukan dengan LISREL menunjukan bahwa pada setiap indikator memiliki faktor loading > 0,5 dan r-value > 2. Sedangkan analisis item tes prestasi belajar dengan menggunakan program Quest menunjukkan bahwa item-item pada tes memiliki daya pembeda yang baik.
Hubungan antara sikap dan prestasi belajar siswa diuji dengan menggunakan tiga model pengujian. Pengujian model struktural 1 menghasilkan x2 = 1.39, df = 1, p-value = 0.24; RMSEA= 0,013; GFI = 1 dengan T-value = 1,34 Model struktural 2 menghasilkan x2 = 2,40, df = 3, p-value = 0.49; RMSEA= 0,00; GFI = I dan T-Value = 0,38. Kedua model ini dikategorikan fit. Sedangkan model struktural 3 menghasilkan x2 = 886,46, df = 3, p-value = 0.00; RMSEA= 0,33; GFI = 0,86 dan T-Value = 0,38 dan 0,83. Model ketiga ini tidak fit Berdasarkan data tersebut sikap terhadap matematika memberikan kontribusi lerhadap prestasi belajar matematika secara stalistik tidak signifikan. Untuk siswa di Indonesia sikap terhadap matematika tidak berpengaruh pada prestasi belajar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Juhartini
"Pada umumnya, sekolah-sekolah swasta melakukan tes masuk atau tes seleksi siswa baru untuk menentukan siswa yang diterima pada tahun ajaran baru. Tes tersebut biasanya menggunakan tes akademik (dalam hal ini tes prestasi belajar) dan psikotes. Namun, apakah butir soal tes akademik yang digunakan sudah cukup representatif untuk menjaring siswa yang sesuai dengan keinginan suatu lembaga pendidikan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas butir soal yang digunakan dalam tes matematika pada soal seleksi penerimaan siswa baru di sebuah SMP swasta di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan prestasi belajar matematika pada semester satu di kelas satu SMP. Tujuan utama analisis soal adalah pengujian mute soal yang dapat memberikan informasi tentang karakteristik internal, yaitu balk buruknya suatu soal berdasarkan analisa kuantitaif (Depdikbud,1998:9). Data yang digunakan berupa data sekunder selama empat tahun, yaitu data respon jawaban peserta tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005, balk data awal (seluruh peserta yang mengikuti tcs seleksi sebanyak 879 calon siswa ) maupun data respon jawaban dari peserta yang diterima dan data nilai rapor matematika semester satu di kelas satu SMP sebanyak 475 siswa, Soal-soal dianalisis dengan metode Item Response Theory (IRT) menggunakan program QUEST yang dibuat oleh Raymond J Adams dan Siek-Toon Khoo. Model logistik parameter yang digunakan adalah model satu parameter (model Rasch). Untuk melihat hubungan antara basil tes seleksi dengan prestasi belajar matematika digunakan analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 160 butir soal yang tersebar dalam empat paket soal (tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005), hanya satu soal yang menunjukkan tidak fit terhadap tes. Tingkat kesulitan soal yang diolah perpaket berkisar antara -2,9 sampai dengan 4,5, sementara tingkat kesulitan soal yang diolah dengan cara digabung berkisar antara - 3,3 sarnpai dengan 5,8. Tingkat kemampuan peserta tes pada soal yang diolah perpaket berkisar antara -1,5 sampai dengan 4,5, sedangkan pada soal yang diolah secara gabungan berkisar antara -1,7 sampai dengan 4,5. Antara basil tes matematika dengan basil belajar matematika pada semester satu di kelas sate SMP mempunyai korelasi positif dengan koefisien korelasi sebesar 0,620 (2002), 0,675 (2003), 0,723 (2004), 0,669 (2005), dan 0,598 (paket gabungan). Hasil regresi menunjukkan bahwa dari dua prediktor, yaitu hasil tes matematika dan hasil psikotes, hanya hasil tes matematika saja yang memberikan kontribusi signifikan (p < 0,001) terhadap nilai rapor matematika semester satu di kelas satu SMP, kecuali pada tahun 2004 (kedua prediktor memberikan kontribusi yang signifikan)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T 17811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesza Andarwanti Setya
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menjelaskan sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Penelitian iii adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kajian lapangan. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP kelas satu. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala orientasi tujuan siswa dan skala struktur tujuan kelas yang diadaptasi dari Pattern of Adaptive Learning Scale (Midgley dkk., 2000). Sedangkan, perilaku menyontek diukur dengan kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi dari beberapa penelitian sebelumnya (Anderman dkk., 1998; Bolin, 2004; Godfrey & Waugh, 1998; deLambert dkk., 2003; Lambert dkk., 2003).
Hasil penelitian ini yang diolah dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas secara bersama-sarna memberikan sumbangan pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran matematika. Adapun dari ketiga jenis orientasi tujuan siswa, hanya orientasi tujuan mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pads perilaku menyontek. Begitu pula dengan struktur tujuan kelas, hanya struktur tujuan kelas yang mastery yang memiliki sumbangan yang signifikan dan negatif pada perilaku menyontek. Penelitian ini tidak dapat menunjukkan adanya sumbangan yang diberikan oleh orientasi tujuan siswa performance dan struktur tujuan kelas yang performance - baik performance approach maupun performance avoidance.
Ketika guru makin tinggi menekankan praktek pengajaran di kelas pada struktur tujuan kelas yang mastery, makin kecil kemungkinan terjadinya menyontek. Siswa makin tinggi mengorientasikan tujuan pada mastery, makin kecil kemungkinan siswa tersebut menyontek. Sebaliknya, jika siswa berorientasi tujuan performance dan merasa kelasnya berstruktur tujuan kelas yang performance, maka perilaku menyontek belum tentu dilakukan oleh siswa tersebut.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor lain seperti peran teman sebaya. Selain itu, bagi pihak sekolah, jika sekolah lebih menekankan kebijakan pembelajaran pada struktur tujuan mastery, para siswa kemungkinan dapat terarah untuk mengadopsi mastery goals. Hal ini berarti praktek menyontek dapat ditekan kemunculannya dalam proses pembelajaran di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Rosalia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran matematika berbasis macromedia flash pada pokok bahasan segitiga di kelas VII SMP yang valid dan praktis untuk kemudian mengujicobakannya guna melihat efek potensial media pembelajaran berbasis macromedia flash pokok bahasan segitiga terhadap pemahaman konsep siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah development research yang terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis, desain, dan evaluasi. Dari ujicoba diperoleh potensial efek media pembelajaran menggunakan macromedia flash terhadap pemahaman konsep siswa yaitu 78 dalam kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis macromedia flash pokok bahasan segitiga yang peneliti kembangkan efektif digunakan pada pembelajaran matematika."
JPUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari Suharso
"ABSTRAK
Pentingnya menciptakan suatu bentuk pengajaran yang menarik disertai dengan alat peraga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mendorong penulis untuk membuat suatu Program Pengkayaan Matematika yang sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi mereka yang berkesulitan dalam matematika saja tetapi juga siswa-siswa lainnya yang tidak berkesulitan sekaligus membantu para pendidik untuk mendapatkan wawasan baru dalam proses belajar mengajar. Matematika merupakan bidang studi yang banyak dibahas akhir-akhir ini sebagai bidang studi yang menyulitkan siswa, orang tua maupun guru. Banyak siswa mengeluh akan sulitnya bidang studi yang satu ini. Sampai saat ini jalan keluar yang banyak ditempuh oleh para orang tua adalah mengikut sertakan anaknya pada les matematika yang diajarkan oleh guru kelas ataupun meminta bantuan pada guru privat yang dapat memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami hambatan dalam pelajaran matematika. Namun jalan keluar ini pun tidak ditempuh oleh semua orang tua, hanya mereka yang berpandangan luas dan berpendidikan saja yang melaksanakannya. Tampaknya biaya merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan orang tua, selain itu melalui les pun tidak terlalu membantu, karena biasanya hanya mengajarkan anak agar dapat mengerjakan pekerjaan rumah maupun tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Melalui Program Pengkayaan Hatematika ini penulis mencoba menciptakan suatu suasana mengajar yang menyenangkan, yang dekat dengan pengalaman sehari-hari, sehingga dari keadaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan sikap yang lebih positif pada pelajaran matematika dengan demikian dapat meningkatkan prestasi dalam pelajaran tersebut.
Program Pengkayaan Hatematika yang dirancang oleh peneliti ini ditujukan pada siswa kelas 1 SD karena kelas 1 merupakan awal diajarkannya segala macam bidang studi, dengan demikian dasar-dasar dari suatu pelajaran di tingkat SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi berawal dari kelas 1 SD.
Dalam penelitian ingin diketahui apakah Program Pengkayaan Matematika ini benar-benar efektif dibandingkan dengan les biasa dalam membantu meningkatkan prestasi belajar matematika pads anak kelas 1 SD. Dengan demikian apabila PPM memang efektif, maka diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar matematika serta dapat tertanam sikap yang lebih positif pada pelajaran matematika. Selain itu juga membantu pada tenaga pengajar maupun orang tua untuk mengembangkan suatu proses belajar mengajar yang menarik dengan alat peraga yang beraneka ragam.
Penelitian dilakukan di 8 buah SON di bilangan Jakarta Pusat, khususnya Kecamatan Senen yaitu di Kelurahan Paseban. Dipilihnya SDN di lingkungan Jakarta Pusat karena prestasi matematika (hasil Ebtanas 1990-1991) di SDN Jakarta Pusat tergolong rendah bila dibandingkan dengan seluruh SD di DKI Jakarta.
Program Pengkayaan Matematika atau PPM merupakan suatu program yang terstruktur, yang diberikan oleh instruktur terlatih, dimana dalam setiap kegiatan (pembahasan suatu bahan pelajaran) meliputi beberapa hal seperti pelajaran apa yang dibahas, apa sasarannya, apa sarana yang digunakan, bagaimana memotivasi siswa, menyajikannya serta bagaimana bentuk latihan atau evaluasinya. Program ini berbeda dengan les biasa yang diberikan oleh guru kelas dan tidak jauh berbeda dengan mengajar di kelas.
Dalam pelaksanaannya seluruh siswa (baik siswa yang akan mendapat PPM, les biasa maupun tidak mendapat perlakuan apapun) diberikan pretest yaitu tes Coloured Progressive Matrices dan Tes Prestasi Matematika. Setelah itu perlakuan diberikan selama 1,5 bulan lamanya. Kemudian dilanjutkan lagi dengan posttest berupa Tes Prestasi Matematika dan Skala Sikap Siswa terhadap pelajaran Matematika yang diberikan pada seluruh siswa.
Dalam penelitian ini diajukan tiga buah hipotesis mayor, dimana masing-masing terbagi menjadi dua hipotesis minor. Dari ke tiga hipotesis mayor ini, hanya satu hipotesis minor yang dapat diterima, yaitu siswa yang mendapat PPM secara signifikan menunjukkan peningkatan prestasi belajar matematika yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapat perlakuan apapun. Dari penelitian ini terlihat pula bahwa tidak ada perbedaan dalam prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Selain itu siswa yang mendapat PPM tidak menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap pelajaran matematika bila dibandingkan dengan siswa yang mendapat les biasa maupun yang tidak mendapat perlakuan apapun.
Dengan jumlah sampel yang terbatas tampaknya sulit untuk mendapatkan hasil yang signifikan antara kelompok yang mendapat PPM dengan kelompok yang mendapat les biasa. Selain itu efek latihan pads kelompok yang mendapat les biasa dan pengaruh instruktur/pengajar yang berbeda, tampaknya cukup berpengaruh dalam hasil penelitian ini. Oleh karena itu untuk penelitian lebih lanjut, penulis menyarankan agar sampel diperluas, rancangan pembagian kelompok eksperimen maupun kontrol yang lebih mencerminkan gabungan dari berbagai kelas, kesamaan latar belakang instruktur/pengajar, menggunakan hasil ulangan harian, ulangan umum maupun nilai rapor setiap Caturwulan sebagai alat ukur lain selain Tes Prestasi Matematika.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika sisw SMP Negeri 1 Gunung Stoli. Hasil penelitian menunjukan bahwa korelasi ganda antara motivasi dan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,3420 (rendah)."
330 MIWD 35 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara empiris bagaimana melakukan evaluasi mutu butir-butir tes hasil belajar matematika oleh pihak sekolah dalam meningkatkan mutu instrumen tes dan hasil pengukurannya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>