Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Yudhi Supriadi
"Laju pertumbuhan penduduk dunia, khususnya yang terjadi di negara-negara berkembang, tumbuh dengan begitu cepat. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terpadat memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap penduduk dunia. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada awal kemerdekaan tahun 1945 tercatat sebanyak 73,34 juta orang dan pada tahun 2004 telah mencapai kurang lebih sekitar 225 juta orang atau naik sekitar 206,7 persen dengan rata-rata tingkat pertumbuhan per tahun mencapai 3,5 persen.
Walaupun laju pertumbuhan penduduk di Indonesia telah mengalami penurunan dari 2,34% pada tahun 1970-an menjadi 1,96% pada tahun 1980-an dan 1,66% pada tahun 1990-an; serta pertumbuhan penduduk diperkirakan akan menurun terus menjadi sekitar 261 juta jiwa pada tahun 2025; namun jumlah penduduk Indonesia secara absolut terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Bertambahnya jumlah penduduk secara absolut tentunya akan berdampak pada jumlah angkatan kerja di Indonesia.
Menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS, pada tahun 2004 di Indonesia terdapat sebanyak 153,9 juta orang penduduk usia kerja dimana 67,5% diantaranya adalah angkatan kerja atau sekitar 104,0 juta orang dan sebagian besar berpendidikan rendah serta tidak terampil."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T18718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Leonardo Alexius
"Kesenjangan upah antar gender telah menjadi polemik di seluruh negara di dunia, terutama negara berkembang. Upah minimum hadir sebagai kebijakan tentang sistem pengupahan yang bertujuan untuk menjadi safety net bagi para pekerja. Meskipun kebijakan ini bukannlah kebijakan yang berorientasi pada gender, namun jika jumlah wanita dan jarak upah aktual terhadap upah minimum yang diterima oleh wanita lebih rendah dibandingkan pria, maka upah minimum dapat memperbaki gender wage gap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari kenaikan upah minimum terhadap kesenjangan upah antar gender di seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode kontrafaktual pada distribusi upah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak upah minimum di Indonesia justru memperlebar gap upah antar gender terutama pada pekerja di distribusi upah rendah. Dampak upah minium di level regional bervariasi antar provinsi.

Wage gap disparities have become polemic in almost all countries in the world, especially in developing countries. Minimum wage is present as a policy on wage system that aims to be a safety net for workers. Although this policy is not a gender oriented policy, if the number of women and the actual wage distance of women 39 s minimum wage is lower than that of men, then the minimum wage may raise the wage gap.
This study aims to examine the impact of minimum wage increases on wage gap across all provinces in Indonesia by using counterfactual methods on wage distribution. The results of this study indicate that the impact of minimum wages in Indonesia actually widen the wage gap between the gender especially on workers in the distribution of low wages. The impact of regional minium wages varies across provinces.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krasni Rosa Pantrini Puji Rahayu
"Penulisan tesis ini secara umum memiliki tujuan untuk menganalisis faktor kenaikan upah minimum sebagai variabel utama yang dikontrol oleh pertumbuhan ekonomi, jumlah pekerja, dan partisipasi perempuan terhadap kesenjangan upah pada setiap provinsi di Indonesia. Penelitian ini juga akan menganalisis kesenjangan upah di sektor Pertanian, Manufaktur, dan Jasa, serta menganalisis kesenjangan upah di Tingkat Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi. Menggunakan data panel, 33 provinsi di Indonesia selama periode tahun 2007 hingga 2013. Hasil estimasi dengan metode fixed effect yang memungkinkan adanya perbedaan kesenjangan upah pada setiap provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum mempengaruhi kenaikan kesenjangan upah di seluruh model.

The thesis has generally the purpose to analyze the effect of the increase in the minimum wage on the wage gap in each province in Indonesia. It also analyzed other factors such as economic growth, employment, and the women's participation as control variable on the wage gap. Beside that the wage gap in Agriculture, Manufacturing, and Services and the wage gap in the Basic Education Level, Medium and High also to be analyzed. The data used is panel data of 33 provinces in Indonesia between 2007 to 2013. The estimation result with fixed effect model that allow for differences in the wage gap in every province in Indonesia indicates that the increase in minimum wage affects the increase in the wage gap in all models."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalyda Yola Althofia
"Dampak kebijakan upah minimum terhadap ketenagakerjaan masih menjadi perdebatan. Upah minimum dapat meningkatkan pendapatan beberapa pekerja, tetapi juga dapat menyebabkan pekerja lain kehilangan pekerjaanya. Kenaikan upah minimum memiliki dampak yang berbeda untuk kelompok pekerja yang berbeda. Dampak kenaikan upah minimum akan lebih dirasakan oleh kelompok pekerja rentan, seperti pekerja perempuan, pekerja muda, dan pekerja berpendidikan rendah. Penelitian ini menggunakan data individu yang bersumber dari Sakernas Agustus tahun 2014– 2019 dan variabel makro yaitu UMR kabupaten/kota, PDRB, dan tingkat pengangguran. Dengan menggunakan metode regresi multinomial probit diperoleh hasil bahwa upah minimum berdampak negatif terhadap probabilitas transisi pekerja formal ke informal maupun pekerja formal menjadi tidak bekerja. Berdasarkan karakteristik individu, upah minimum lebih berdampak pada transisi pekerja usia muda dibandingkan pekerja usia produktif dan usia tua. Upah minimum juga lebih berdampak pada transisi pekerja berpendidikan rendah dibandingkan pekerja berpendidikan menengah dan tinggi. Sedangkan tidak ada perbedaan pengaruh upah minimum terhadap transisi pekerja formal antara laki-laki dan perempuan.

The impact of minimum wage policies on employment is still a matter of debate. The minimum wage can increase the income of some workers, but it can also cause other workers to lose their jobs. An increase in the minimum wage has different effects for different groups of workers. The impact of the minimum wage increase will be felt more by vulnerable groups of workers, such as female workers, young workers, and workers with low education. This study uses individual data sourced from Sakernas August 2014–2019 and macro variables, namely UMK, PDRB, and the unemployment rate. By using the multinomial probit regression method, it is found that the minimum wage has a negative impact on the transition probability of formal to informal workers and formal workers to not work. Based on individual characteristics, the minimum wage has more impact on the transition of young workers than productive and old workers. The minimum wage also has more impact on the transition of workers with low education compared to workers with secondary and higher education. Meanwhile, there is no difference in the effect of the minimum wage on the transition of formal workers between men and women"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Nurhadi
"ABSTRAK
Terdapat kemungkinan bias pada studi sebelumnya tentang dampak upah minimum pada penyerapan tenaga kerja di sektor formal dan informal karena belum mengakomodir efek spasial dari dependensi pasar tenaga kerja antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak kenaikan upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja sektor formal dan informal tanpa efek spasial kemudian dibandingkan dengan jika ada efek spasial. Tanpa efek spasial model yang digunakan adalah model panel dan dengan efek spasial model yang digunakan adalah model panel Spatial Auto Regressive SAR . Variabel dependen yang digunakan adalah penyerapan tenaga kerja sektor formal relatif terhadap sektor informal, sedangkan variabel independen adalah upah minimum riil dalam bentuk logaritma natural. Selain itu juga digunakan variabel kontrol yaitu: PDRB riil, pendidikan, angkatan kerja, urban rate, share pertanian, gender dan spasial lag. Hasil penelitian menunjukkan pada kedua model kenaikan upah minimum signifikan berdampak menurunkan penyerapan tenaga kerja sektor formal relatif terhadap sektor informal. Nilai koofisien dampak kenaikan upah minimum yang dihasilkan oleh model spasial lebih besar daripada model non spasial padahal dari hasil kriteria model menunjukkan model spasial lebih baik, sehingga dapat disimpulkan terdapat under estimate pada studi sebelumnya yang tidak memperhitungkan dependensi spasial pasar tenaga kerja.

ABSTRACT
There is a possibility of bias in the previous study on the impact of minimum wages on the absorption of labor in the formal and informal sectors because it has not yet accommodated the spatial effects of inter regional labor market dependencies. This study aims to examine the impact of minimum wage increases on the absorption of formal and informal sector labor without spatial effects when compared with if there are spatial effects. Without spatial effect, the model used is the panel model and with spatial effect model used is Spatial Auto Regressive SAR model panel. The dependent variable used is the formal sector employment absorption relative to the informal sector, whereas the independent variable is the real minimum wage in the form of the natural logarithm. In addition, control variables are used real GDP, education, labor force, urban rate, agricultural share, gender and spatial lag. The results showed that both models of minimum wage increase significantly reduced the absorption of formal sector workforce relative to the informal sector. The coefficient value of the impact of the minimum wage increase produced by the spatial model is greater than the non spatial model whereas from the model criteria results show better spatial model, so it can be concluded there is underestimated in the previous study which does not take into account the spatial dependencies of the labor market."
2018
T49908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyu Yuliani
"[Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan Upah
Minimum Regional terhadap status pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia
pada level individu. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pengaruh dari
karakteristik demografi, karakteristik sosial, dan karakteristik regional terhadap
sektor pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia. Data yang digunakan adalah
data survei SAKERNAS untuk periode tahun 2013 dan juga data Upah Minimum
Provinsi tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak semua
variabel independen signifikan mempengaruhi status pekerjaan tenaga kerja
terdidik. Kebijakan Upah Minimum Regional terhadap status pekerjaan
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing kelompok
pendidikan., ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan Upah
Minimum Regional terhadap status pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia
pada level individu. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pengaruh dari
karakteristik demografi, karakteristik sosial, dan karakteristik regional terhadap
sektor pekerjaan tenaga kerja terdidik di Indonesia. Data yang digunakan adalah
data survei SAKERNAS untuk periode tahun 2013 dan juga data Upah Minimum
Provinsi tahun 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak semua
variabel independen signifikan mempengaruhi status pekerjaan tenaga kerja
terdidik. Kebijakan Upah Minimum Regional terhadap status pekerjaan
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing kelompok
pendidikan.
ABSTRACT
This paper aims to observe the effects of regional minimum wage raise
on occupational status of educated labour in Indonesia at the individual level.
Moreover, it also examines the effects of demographic, social and regional
characteristics on occupations of Indonesia's educated labour. Data used is
National Labour Survey (SAKERNAS) and Regional Minimum Wage for the
year 2013. Results shows that not all of the independent variable are able to affect
the occupational status of educated labour. Furthermore, the effects of minimum
wage policy that is implemented on the occupational status differ at each
educational category]"
2014
S60533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Nurhakim
"[ABSTRAK
Seluruh warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Kebijakan upah minimum merupakan upaya pemerintah untuk memberikan jaminan bagi seluruh pekerja untuk dapat hidup layak di suatu wilayah, namun begitu kemampuan untuk memberikan upah sesuai ketentuan upah minimum sulit untuk dilakukan oleh UMKM. Penelitian ini mengkaji dampak implementasi kebijakan upah minimum terhadap UMKM di Kota Tangerang Selatan. Peran dan upaya Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengimplementasikan kebijakan upah minimum pada UMKM dan dampak implementasi kebijakan tersebut terhadap UMKM akan menjadi sorotan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori kebijakan publik, teori hubungan industrial, teori kebutuhan, teori upah, dan teori UMKM. Penelitian ini merupakan menggunakan pendekatan kualitatif, metode wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar UMKM mengambil kebijakan belum menerapkan upah minimum.

ABSTRACT
;All the Indonesian citizens have the right to earn a decent living. The minimum wage policy is the government effort to provide guarantees for all workers to make a decent living in a region, yet the Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are still struggling to pay workers minimum wage. This study wanted to examine the impact of implementation of the minimum wage policy on MSMEs in South Tangerang. The role and efforts of South Tangerang Local Government to implement the local minimum wage policy on MSMEs and the impact of implementation of minimum wage on MSMEs will be highlighted in this study. The theories that are used in this reseach are theory of public policy, theory of industrial relation, theory of needs, theory of wages, and theory of MSMEs. This research used a qualitative approach, with in-depth interviews and literature study. The result of research showed that the majority of MSMEs? policy hasn?t implemented minimum wage policy yet.
, All the Indonesian citizens have the right to earn a decent living. The minimum wage policy is the government effort to provide guarantees for all workers to make a decent living in a region, yet the Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are still struggling to pay workers minimum wage. This study wanted to examine the impact of implementation of the minimum wage policy on MSMEs in South Tangerang. The role and efforts of South Tangerang Local Government to implement the local minimum wage policy on MSMEs and the impact of implementation of minimum wage on MSMEs will be highlighted in this study. The theories that are used in this reseach are theory of public policy, theory of industrial relation, theory of needs, theory of wages, and theory of MSMEs. This research used a qualitative approach, with in-depth interviews and literature study. The result of research showed that the majority of MSMEs’ policy hasn’t implemented minimum wage policy yet.
]
"
2015
S60997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulla Antika
"Aturan penetapan upah minimum yang setiap tahunnya mengalami peningkatan akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dalam seluruh kelompok usia. Formulasi perhitungan upah minimum di Indonesia sendiri sudah mengalami beberapa kali perubahan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel realisasi investasi serta pertumbuhan ekonomi untuk melihat faktor lain selain upah yang akan mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan data panel dengan metode fixed effect. Hasilnya ditemukan bahwa variabel upah minimun tidak berpengaruh signifikan dalam penyerapan tenaga kerja usia 15-18 tahun, 19-24 tahun, namun signifikan berdampak pada pekerja nonmuda dimasa pandemi. Nilai investasi dan PDRB berpengaruh signifikan dalam mengurangi pekerja usia 15-18 tahun. Tingkat pendidikan dan sertifikat pelatihan berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja usia muda. Pandemi covid-19 berpengaruh negatif dalam penyerapan tenaga kerja muda usia 19-24 tahun.

The minimum wage which increases every year will affect the absorption of young workers. The formula for calculating the minimum wage in Indonesia itself has undergone several changes. This study also uses the variables of investment and economic growth to see other factors besides wages that will affect the dependent variable using panel data with the fixed effect method. The results found that the minimum wage variable didn’t have significant effect on the absorption of workers aged 15-18 years, 19-24 years on pandemic but has a significant on non-young workers. Investment value and GRDP have a significant effect on reducing workers aged 15-18 years. The level of education and training certificates have a positive effect on the absorption of young workers. Covid-19 pandemic have had a negative effect on the absorption of young workers ages 19-24 years."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Syarif
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini bermula dari kompleksnya masalah penetapan kebijakan
kenaikan upah minimum yang selalu diiringi dengan unjuk rasa/demo buruh menolak
penetapan tersebut dan kondisi ini dikatakan menjadi salah satu penyebab terhambatnya
investasi, maka yang menjadi pertanyaan penelitian seberapa besar faktor kenaikan upah
berpengaruh terhadap perkembangan investasi dan bagaimana implementasi kebijakan
pengupahan dan investasi yang ada. Tujuan penelitian untuk mengukur dampak kenaikan
upah minimum terhadap perkembangan investasi pada enam provinsi di pulau Jawa dari
tahun 2004 2013 dan menganalisis kebijakan upah minimum dan investasi yang berlaku.
Metode yang dipakai menggunakan analisis data panel dengan softwere Eviews. Uji hipotesis
menggunakan pengujian secara fixed effect. Variabel-variabel pengontrol yang digunakan
adalah produktivitas tenaga kerja, supply tenaga kerja berpendidikan minimal SMP,
infrastruktur dan inflasi. Sementara untuk menganaisis kebijakan dilakukan pemetaan
kebijakan pengupahan dan investasi. Hasil estimasi menunjukkan pengaruh upah minimum
terhadap investasi mempunyai arah kausalitas negatif terhadap peningkatan baik PMA
maupun PMDN namun tidak signifikan. Kesimpulannya ada indikasi upah minimum
berpengaruh pada perkembangan investasi baik PMA maupun PMDN tetapi tidak signifikan.
Ini berarti perkembangan investasi pada enam provinsi tetap tinggi yang disebabkan oleh
semakin meningkatnya upah minimum di negara-negara tetangga dan juga didukung dengan
berbagai kebijakan yang lebih memperhatikan keberlanjutan usaha dan kemudahan investasi
walaupun bagi pekerja/buruh masih merasa dirugikan terkait besaran penetapan upah. Maka
perlu penyesuaian untuk pemberlakuan upah riil dan lebih ketat lagi memonitor implementasi
kebijakan.

ABSTRACT
The background of this research stems from the complexity of the minimum wage
policy that accompanied by workers protests to reject the policy wich this condition is said to
be one of causes in investments inhibition, there for the questions of this research are how
big wage increases factors influence the development of investment and how wage policies
and existing investments implemented. This study measured the impact of minimum wage
increases on investment in Java from the year 2004-2013 as well to analyze and mapping the
minimum wage and investment policies. The research used panel data analysis method with
Eviews software. Fixed effect method were used to test hypothesis. Variables controller used
are labor productivity, labor supply with minimum education level at junior high school,
infrastructure and inflation. As to policy analysis been held by mapping wage and investment
policy. The result of estimation shows that effect of minimum wages on investment has a
negative direction to the increase of both FDI and domestic investment with no significant
relation. It can be concluded that there is an indication that minimum wage affect the
development of both FDI and domestic investment with no significant relation. It means that
the development of investment in six provinces remained high due to minimum wage
increased in neighboring countries and also supported by various policies that pay more
attention to business continuity and ease of investment although the workers still feel
disadvantaged in relation to the amount of wage determination. It is necessary to adjust the
implementation of real wages and tighter monitoring of policy implementation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>