Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Fifi Sophia
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi hutan dan industri kehulanan di Indonesia dan khususnya di Kalimantan Selatan yang sudah sangat memprihatinkan. Pengusahaan hutan melalui Hak Pengusahaan Hutan (HPH) selama lebih dari 20 tahun lernyata telah menyebabkan areal hutan yang rusak (deforeslasi) sernakin bertambah dan disisi lain kemampuan pasok bahan baku kayu bulat (log) dari hutan alam produksl lebih kecil dari kapasitas industri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi hutan alam produksl di Kalimantan Selatan dengan mempertimbangkan beragam kepentingan serta merumuskan kebijakan publik bagi pengelotaan hutan alam produksi Kalimantan Selatan dengan memanfaalkan hasil perhitungan optimalisasi yang telah didapatkan.
Dengan pendekatanlmetode Linear Goal Pmgramming, optimalisasi manfaat ekonomi hutan alam produksi dapal dijelaskan melalui besar kecilnya nilai penyimpangan terhadap target menurut tujuan yang ingin dicapai. Semakin besar nilal penyimpangan negalif, semakin jauh dari target yang ditetapkan. Berdasarkan informasi yang ada, maka dilakukan pengembangan model LGP sebagai berikut : 1). Penetapan tujuan atau target dan prioritasnya; 2). Menentukan peubah dan paramelernya; 3). Menentukan fungsi kendala model; 4). Menentukan Fungsi Tujuan Model dan; 5). Penyelesaian Oplimasi.
Berdasarkan jenis kayu olahan yang diproduksi industri kayu di Kalimantan Selatan, Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan menetapkan 4 target pokok dalam pengusahaan hutan produksi, yailu Memperoleh devisa paling sedikit US$ 313.0,00.000,- ; Penyerapan tenaga kerja sebanyak 60.000 orang; Memperoleh Mai tambah sektor kehutanan paling sedikit US$ 287.000.000,- ;dan Memperoleh penerimaan pungutan kehutananlpajak paling sedikit US$ 64.000.000,
Sedangkan kendala dalam mencapai target pengusahaan hutan alam produksi tersebut yaitu : Jatah TebanglProduksi Tahunan Lestari (AAC), Kapasilas Produksi Industri Pengolahan Kayu, Produksi Kayu Olahan, dan Ekspor Kayu Olahan.
Berdasarkan hasil analisis, solusi optimal yang dihasilkan jika mengacu pada besarnya jatah tebang tahunan (AAC) yang ditetapkan Pemerintah (Pusat) yailu 66.000 m3ltahun maka banyaknya lag yang diproduksi adalah 66.000 m3, log yang dipasarkan dalam negeri sebanyak 3.801.093,25 m3, kayu olahan yang diproduksi sebanyak 2.280.656 m', kayu olahan yang dipasarkan dalam negeri sebanyak 1.475.998 m3. dan kayu olahan yang diekspor sebanyak 804.658 m . Adapun tingkat pencapaian tujuan ekonomi pengusahaan hutan dengan MC 66.000 m3 yaitu penerimaan devisa sebesar US$ 313.000.000, penerimaan nilai lambah sektor kehutanan sebesar US$ 481.365.952. penyerapan tenaga kerja sebanyak 57.452 orang dan penerimaan pungutan kehutanan/pajak sebesar US$ 208.496.192. Solusi optimal yang dihasilkan jika mengacu pada besarnya AAC menurut perhitungan berdasarkan potensi hutan yailu 186.253,44 m3/tahun, maka banyaknya log yang diproduksi sebesar 186.253,438 m3, log yang dipasarkan dalam negeri sebanyak 3.801.115 m, kayu olahan yang diproduksi sebanyak 2.280.669 m3, kayu alahan yang dipasarkan dalam negeri sebanyak 1.475.305,875 m3 dan kayu olahan yang diekspor sebanyak 805.363,25 m3. Adapun tingkat pencapaian tujuan ekonomi pengusahaan hutan dengan MC 186.253,44 m3 yaitu penerimaan devisa sebesar US$ 313.000.000, penerimaan nilai tambah seklor kehutanan sebesar US$ 481.482.032, penyerapan tenaga kerja sebanyak 58.246 orang dan penerimaan pungutan kehutananlpajak sebesar US$ 212.919.360.
Dengan bantuan program LINDO, diperoleh hasil bahwa perubahan koefisien variabel keputusan berpengaruh pada nilai variabel, besarnya penyimpangan (variabel deviasional) dan pada- pencapaian tujuanltarget. Peningkatan nilai sisi kanan (righthand sides) atau nilai target akan menyebabkan nilai penyimpangan (variabel deviasional) semakin besar, atau dengan kata lain semakin jauh dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan solusi optimal dan hasil analisis terhadap manfaat ekonomi hutan alam produksi Propinsi Kalimantan Selatan, keputusan optimal yang diambil dapat didasarkan pada 2 (dua) pertimbangan. Pertama, jika melihat kondisi hutan produksi di Propinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2003 yang sudah sangat memprihatinkan dengan potensi rata-rata 30 m3 ha, maka hasil perhitungan berdasarkan MC sebesar 66.000 m3/tahun yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan, khususnya dalam pengusahaan hutan produksi. Hai ini semata-mata untuk mencegah agar kerusakan hutan produksi tidak bertambah parah dan eksploitasi kayu yang berlebihan dapat ditekan. Kedua, jika didasarkan pada potensi iuas hutan produksi yang masih ada pada tahun 2003, maka hasil perhitungan berdasarkan MC sebesar 186.253,44 m3/tahun yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan, khususnya dalam pengusahaan hutan produksi. Namun dengan syarat, bahwa pemenuhan jatah tebangan tahunan itu diperoleh dengan hasil legal logging."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignizio, James P.
London: Sage, 1985
519.72 IGN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Ardiansyah
"Bank sebagai lembaga keuangan, lembaga intermediasi sektor finansial, merupakan suatu bentuk lembaga keuangan yang sangat penting keberadaannya. Pengalaman empirik membuktikan bahwa kehadiran banyak bank telah mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Kondisi fundamental sektor keuangan dapat mengambarkan kekokohan fundamental perekonomian makro suatu negara.
Sementara itu, bank, yang dahulu lebih dikenal sebagai lembaga keuangan simpan pinjam, telah mampu menempatkan dirinya sebagai perantara (intermediary) antara peminjam dan penyimpan dana karenanya optimalisasi asset dan liability bank menjadi penting untuk dilakukan. Sebagai bagian dari perbankan nasional bagaimana strategi manajemen PT. Bank DKI dalam melakukan optimalisasi pengelolaan asset dan liability dari pendapatan bunga dan beban bunga rupiahnya?
Dengan menggunakan program tujuan ganda atau linear goal programming (LGP) akan dilakukan optimasi dan simulasi yang menghasilkan ekstraksi yang optimal yang memaksimalkan pendapatan bunga dan meminimumkan beban bunga PT. Bank DKI. LGP merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linear (Linear Programming).
Kesimpulan peneiitian mengenai optimalisasi pendapatan dan beban bunga PT. Bank DKI, diperoleh bahwa pencapaian target tujuan optimalisasi pendapatan bunga dan beban bunga PT. Bank DKI sebesar Rp. 1.372.577 juta dan Rp. 691.977 juta. Perubahan koefisien variabel keputusan terhadap tujuan pendapatan dan beban bunga PT. Bank DKI akan mampu mengoptimalkan penempatan PT. Bank DKI pada instrument Bank Indonesia dan simpanan bank lain pada PT. Bank DKI."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Kartika Rahayu K.
"Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dimana pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) ditargetkan 5% pada tahun 2025, pemerintah menetapkan pengembangan kelapa sawit dan jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel hingga tahun 2010 dan pengembangan bahan baku selain kelapa sawit dan jarak pagar setelah tahun 2010. Mengingat Indonesia terdiri atas wilayah yang luas dengan kondisi tanah yang berbeda, maka pengembangan bahan baku disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Kalimantan Timur yang saat ini tengah menitikberatkan salah satu programnya pada pengembangan biodiesel pengganti solar. Penelitian dilakukan dengan memilih alternatif bahan baku kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, dan kapuk randu yang berfokus pada kriteria kontrol benefit, cost, opportunity, dan risk (BCOR) dalam metode Analytic Network Process (ANP) menggunakan bantuan software superdecisions.
Hasil pengolahan ANP memberikan urutan prioritas bahan baku yang akan dikembangkan yaitu kelapa sawit, kemudian diikuti dengan kelapa, jarak, dan kapuk randu. Bila akan dikembangkan lebih dari satu bahan baku, yaitu dalam hal ini dua bahan baku, dengan sejumlah kendala yang ditetapkan, berdasarkan pengolahan menggunakan LINGO, diperoleh bahan baku kelapa sawit dan kelapa. Hasil tersebut bukan merupakan nilai mutlak. Hal ini disebabkan nilai bobot global yang diperoleh berbeda secara signifikan. Pada perhitungan dengan model yang memberikan nilai global yang tidak terlalu berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda.

Pursuant to President Regulation Number 5 2006 about Policy of National Energy where exploiting of vegetation fuel (biofuel) targeted by 5% in the year 2025, hence government specify the development of kelapa sawit and jarak pagar as biodiesel's raw material until year 2010 and development of biodiesel's raw material besides kelapa sawit and jarak pagar after year 2010. Considering Indonesia consisted of wide region with different land condition, hence development of raw material adapted for the condition of each area. One of East Borneo focus is development of biodiesel as diesel fuel substitution. Research conducted by choosing alternative of raw material which are kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, and kapuk randu focusing in perspective criteria control of benefit, cost, opportunity, and risk (BCOR) with Analytic Network Process (ANP) method with superdecisions software.
Result from ANP give the sequence of priority of raw material to be developed that is kelapa sawit, then followed by kelapa, jarak pagar, and kapuk randu. When going to be developed more than one raw material with a number of specified constraint, using LINGO, obtained by raw material of kelapa sawit and kelapa. This result is equal to obtained at calculation by ANP. The result not such an absolute value. This matter is caused by a global weight value obtained differ by significant. At calculation with the model assigning global value is which not too differing will be obtained by a different result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soufyan Maliki
"ABSTRAK

Pemilihan rute adalah salah satu aktivitas yang penting ketika ingin membangun infrastruktur pipa gas. Saat akan melakukan pemilihan rute, beberapa aspek mesti dipertimbangkan seperti lingkungan, sosial, keekonomian, dan lain-lain. Lahan gambut dan daerah konservasi adalah dua aspek lingkungan yang utama di Indonesia yang mesti diperhitungkan. Selain itu, aspek keekonomian dan dampak sosial juga dipertimbangkan. Sebuah model goal programming dikembangkan untuk menggambarkan aspek-aspek tersebut. Untuk mendapatkan solusi yang optimum ketika melakukan pemilihan sebuah rute pipa gas, algoritma genetika dan algoritma cuckoo serach digunakan. Dalam penelitian ini, proyek infrastruktur pipa gas di Kalimantan dipilih untuk dipelajari karena daerah tersebut merupakan daerah penghasil gas dan terdapat kondisi lingkungan yang khusus, yaitu lahan gambut dan daerah konservasi. Data informasi geografis didapatkan dari website institusi yang berwenang di Indonesia. Kedua algortima yang diterapkan, yaitu algoritma genetik dan cuckoo search, memberikan hasil yang tidak persis sama, tetapi merupakan solusi optimal rute pipa gas


ABSTRACT


Route selection is one of important activities when gas pipeline infrastructure wants to be built. When selecting any route many aspects are considered such as environment, social, economic and others. Peatland and conservation areas are two major environment aspects in Indonesia to be taken account. Besides, economical aspect and social return are also considered. A goal programming model is developed in order to reflect those aspects. To get the optimum solution when selecting a gas pipeline route, genetic algorithm and cuckoo search algorithm are used. In this paper, gas pipeline infrastructure project in Kalimantan in Indonesia is selected to be studied since it is one of gas producer region and has special environmental condition such as peatland and conservation area. Data of geographical information is retrieved from the authorized institution website in Indonesia. Both algorithms which is used, genetic and cuckoo search algorithm give the results which are not completely same but they are the optimum solution of gas pipeline route.

 

"
2020
T55294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniasti Titis Tresnandrarti
"ABSTRAK
Hutan merupakan sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai peranan strategis bagi bangsa Indonesia, terutama sebagai pelindung ekosistem flora, fauna dan plasma nutfah. Kepentingan masyarakat terhadap hutan sebagai sumberdaya alam, tidak hanya memberikan ruang atau lahan usaha tani, tetapi juga bermanfaat dalam memberi kesempatan kerja.
Berbagai alternatif bentuk pengelolaan hutan terus dikembangkan, salah satunya adalah dengan pengembangan model untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pembangunan hutan kemasyarakatan (HKm) untuk selanjutnya disebut dengan HKm, merupakan salah satu alternatif model pengelolaan hutan tanaman yang dikelola bersama antara pemerintah dengan masyarakat sekitar hutan.
Banyak uji coba dilakukan pada model HKm, salah satunya adalah uji coba dengan menggunakan program tujuan berganda dengan menitik-beratkan pada variabel sosial ekonomi terutama nilai finansial komoditi. Pada umumnya model yang dikembangkan tersebut kurang berhasil, karena kurang mempertimbangkan kondisi fisik lahan sebagai faktor penentu disamping faktor sosial ekonomi.
Studi ini mencoba mengembangkan model HKm optimal. Metode yang digunakan untuk pengembangan model lahan HKm optimal adalah metode survei dengan pendekatan komplek wilayah dalam ilmu geografi. Variabel yang digunakan adalah variabel fisik dan sosek, dan keduanya diperhitungkan sebagai faktor yang memberikan kontribusi sama.
Pengembangan model lahan HKm optimal memberikan masukan berupa tingkat kesesuaian lahan terhadap tujuh komoditi dan penyebarannya, serta distribusi spasial lahan HKm optimal dinilai dari faktor fisik maupun sosial ekonomi. Tingkat kesesuaian lahan dalam penelitian ini menghasilkan dua kriteria terhadap tujuh komoditi yang disesuaikan dengan keinginan masyarakat, yaitu: (a) tingkat kesesuaian lahan fisik. (b) tingkat kesesuaian lahan sosial ekonomi. Sedangkan distribusi spasial sebaran lahan HKm optimal, diperoleh tiga kriteria menurut gradasi dari tingkat yang tertinggi sampai terendah tingkat keberhasilannya, yaitu : (a) sebaran lahan optimal I . (b) sebaran lahan optimal II, (c) sebaran lahan optimal III.
Kekuatan dari pengembangan model lahan HKm optimal adalah diperhitungkannya kondisi fisik lahan sebagai faktor yang mendukung model hutan kemasyarakatan, dengan diketahuinya sebaran lahan optimal I sampai optimal III dapat memberi informasi keberhasilan dan perlindungan terhadap kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

ABSTRACT
Optimum Community Forestry (HKm) Land Modeling Development (Case Study in Labanan Forest Area, Berau District, East Kalimantan Province)Forest has been considered as a natural resources which has strategic role for Indonesian's people, mainly for protecting land and all people, animals and trees who depend on it. Forest as a natural resources not only give space for agriculture sectors, but it can give job opportunities for other sectors.
Various alternatives in managing the forest have been developed continuously. Develop in forest modeling has aim to get the optimum yield. Social forestry (later called by Hkm) is an alternative model in managing forest plantation. This model involves government and people around the forest.
Several efforts have been done in applying HKm model. One of the model used multi purpose program focusing on financial value of the commodities. Generally, such a model doesn't work successfully. This model was neglecting physical land condition as a critical factor as well as socio economic factor.
This research tried to develop the optimum Hkm land modeling. The research methods were done using survey with considering landscape approach of geographical science. Physical and socio economic variable had been counted can give equal contribution.
The optimum Hkm land modeling give information on land suitability level for seven commodities and their distribution spatially. There are two criteria for those 7 commodities according to local people perception; those are physical land suitability and socio economic land suitability. The optimum Hkm land spatial distributions have three classes, those are: a). First optimum land distribution, b). Second optimum land distribution, c). Third optimum land distribution.
Considering physical factors as a variable in developing Hkm land modeling are the strength point of the optimum Hkm land modeling. The spatial distribution of the optimum Hkm land give information on the success and failure of land utility in order to achieve people prosperity and ensure the forest sustainability.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Farma
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Liananda Deliputri
"Sebuah perusahaan penerbangan negara memiliki rencana untuk membuka bisnis penerbangan baru, dari bisnis penerbangan charter dan pengangkutan minyak bumi, menjadi penerbangan reguler. Hal tersebut dipicu karena berkembangnya daerah kepulauan Indonesia dan meningkatnya jumlah pengguna pesawat terbang karena kondisi geografis Indonesia yang terpisah oleh perairan. Hal itu menjadi peluang bagi perusahaan penerbangan untuk memasuki pasar penerbangan reguler. Namun, perusahaan belum menetapkan daerah yang memiliki potensi menjadi tujuan penerbangan dan juga frekuensi penerbangan harian menggunakan pesawat ATR 72-600 dan CRJ1000. Kendala tersebut menjadi hambatan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model matematika yang dapat digunakan untuk menetapkan tujuan penerbangan dengan mempertimbangkan biaya operasional, pendapatan dan jumlah penumpang dari Jakarta menuju daerah destinasi.
Multi objective goal programming MOGP adalah sebuah metode yang digunakan agar dapat menetapkan rute penerbangan yang optimal. Metode ini memiliki konsep meminimumkan deviasi antara kondisi riil, dengan hasil perhitungan. Hasil dari metode ini berupa tujuh bandar udara tujuan dari lima belas bandara rekomendasi perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan metode Integer linear Programming ILP untuk mengetahui frekuensi dan penugasan pesawat harian dengan meminimalkan biaya penerbangan per jam terbang. Sehingga, perusahaan dapat menjalankan ekspansi bisnisnya dengan optimal.

A state airline has plans to open a new aviation business, from charter charter business and petroleum transport, to a regular flight. This is triggered by the development of the Indonesian archipelago and the increasing number of aircraft users due to Indonesia 39 s geographical conditions separated by the waters. It becomes an opportunity for airlines to enter the regular airline market. However, the company has not set a region that has the potential to become a flight destination as well as daily flight frequencies using ATR 72 600 and CRJ1000 aircraft. These constraints become an obstacle for companies to expand business and increase corporate profits. Therefore, a mathematical model is needed that can be used to define the airline 39 s objectives by considering operational costs, revenue and passengers from Jakarta to destination areas.
Multi objective goal programming MOGP is a method used to establish an optimal flight route. This method has the concept of minimizing the deviation between real conditions, with the results of calculations. The results of this method are the seven aerodrome destinations of the fifteen airports the company recommends. Then proceed with Integer linear programming ILP method to know the frequency and daily plane assignment by minimizing flight cost per hour of flight. Thus, the company can run its business expansion optimally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Cahyanto
"Tesis ini membahas pengelolaan hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani Jawa Tengah. Pengelolaan didasarkan pada pengelolaan tahun 2007 dan 2009. Pengelolaan difokuskan pada alokasi luas areal tebangan dan volume tebangan yang berimplikasi pada penyerapan tenaga bagi masyarakat sekitar hutan serta dampak penerimaan hasil penjualan kayu bagi operator yang memberikan keuntungan maksimal.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan aplikasi Linear Programming. Lokasi yang dipakai sebagai tempat pengukuran 17 lokasi, 3 jenis tebangan, 2 kelas perusahaan. Fungsi tujuan memaksimalkan keuntungan.Variabel keputusan alokasi luas tebangandan volume tebangan. Fungsi kendala luas areal, tenaga kerja dan modal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan hutan, volume dan luas areal belum optimal. Dibuktikan pada luas areal sebelum optimalisasi lebih luas 24.318,11 ha dari areal model 1 model 2. Areal yang dieksploitasi pada model 1 adalah 18.307,89 ha dan model 2 seluas 16.190,97 ha. Jatah Produksi Tebangan sebelum optimalisasi, volume jati lebih besar 51.599,17 m3 dari model 1 dan model 2. Volume rimba sebelum optimalisasi berlebih 5.260,06 m3 dari model 1 dan 5.006,11 m3 dari model 2. Volume tebangan sebelum optimalisasi lebih difokuskan pada tebangan B-D dan E jenis jati dan jenis rimba. Volume pada model 1 dan 2 fokus pada tebangan A dan B-D jati dan rimba. Tebangan E sebagai pilihan (tebangan pemeliharaan). Biaya eksploitasi lebih kecil pada model 1, sedangkan keuntungan lebih besar model 2, pada analisis sensitivitas skenario 2 model 2.a.. Namun model yang direkomendasikan adalah model 1 dengan tingkat jenis tebangan yang heterogen sesuai dengan potensi yang ada dan pemanfaatan masyarakat sekitar hutan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>