Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juniar Ernawaty S.
"Penelitian yang dilakukan di ruang Instalasi Gawat Darurat ini bertujuan untuk melihat huhungan antara sires kerja dan koping terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di tiga IGD RSUD PEMDA DKI Jakarta yaitu RSUD Tarakan Jakarta Pusat, RSUD Budi Asih Jakarta Timur, dan RS Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental atau ex post facto research (correlational research) dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari total populasi perawat pelaksana di IGD tiga rumah sakit PEMDA tersebut yaiiu berjumlah 39 perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata stres kerja perawat pelaksana di IGD yaitu cendrung mengalami sires kerja yang moderate (mean-80), rata-rata skor koping perawat pelaksana adalah cendrung agak sering dilakukan (mean=32), rata-rata kepuasan kerja secara umum yaitu cendrung ambivalen yang berarti perawat pelaksana tidak dapat dikatakan merasa puas namun juga tidak dapat dikatakan merasa tidak puas akan pekerjaan mereka secara umum (mean=8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek tugas perawat di IGD yaitu cendrung ambivalen yaitu tidak bisa dikatakan puas ataupun tidak puas (mean = 8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek penghasilan cenderung tidak puas (mean=7,5), rata-rata kepuasan kerja aspek promosi adalah cenderung tidak puas (mean=8,21), rata-rata skor kepuasan kerja aspek supervisi yaitu cenderung puas (mean- 11,4) dan rata-rata kepuasan kerja aspek orang-orang yang ditemui saat bekerja yaitu cenderung puas (mean 15,44).
Dari penelitian ini terlihat hubungan yang bermakna antara variabel sires kerja terhadap kepuasan kerja aspek tugas dan aspek prornosi (p=0,016; 0,026), namun tidak terlihat adanya hubungan antara stres kerja terhadap kepuasan aspek penghasilan, supervisi, orang-orang yang ditemui saat bekerja dan kepuasan kerja secara umum (p= 0,583; 0,64]; 0,771; 0,711). Begitu pula dengan hubungan antara koping dengan kepuasan kerja, dari penelitian ini, terlihat tidak adanya hubungan baik antara koping dengan kepuasan herdasarkan aspek-aspek pada pekerjaan maupun kepuasan kerja secara umum (p=0,711; 0, 756; 0,697; 0,639; 0,810; 0,711).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran untuk institusi baik RS maupun PEMDA DK1 yaitu pertarna, melakukan kajian ulang terhadap perhitungan ketenagaan, melengkapi fasilitas pendukung, Berta mengadakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi tugas-tugas sebagai perawat yang dapat menimbulkan sires, Kedua, mempertimbangkan kembali total penghasilan yang selama ini telah diberikan kepada perawat, baik itu gaji pokok maupun tunjangan lainnya.
Ketiga, meningkatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuli pelatihan terhadap perawat yang berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan, serta jenjang karir yang jelas. Keempat, mengadakan pelatihan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan supervisor dalarn melakukan tugasnya. Kelima, memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana dan juga tim kesehatan yang terlibat untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama sesuai dengan minat masing-masing misalnya oiah raga, ataupun kegiatan lainnya. Peningkatan kepuasan aspek tugas dan penghasilan perlu untuk menjadi fokus utama dari insitusi Rumah Sakit maupun PEMDA DKI karena keduanya merupakan aspek kepuasan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara umum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supiyah
"Peranan kepala ruangan di ruang rawat rumah sakit kanker Dharmais Jakarta (RSKD), pada bulan Februari 2002 masih dinilai kurang 47% (n=120), berdasarkan persepsi perawat pelaksana. Faktor yang berkontribusi terhadap pelaksanaan fungsi kepemimpinan. Penelitian dalam bidang keperawatan jarang dilaksanakan di RSKD.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran tentang kantribusi fungsi kepemimpinan dan karakteristik perawat terhadap kepuasan kerja perawat di RSKD Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2003. Desian penelitian adalah cross sectional. Sampel sebanyak 114 perawat pelaksana yang diambil dengan metode simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan dua jenis instrumen terdiri dari Kuesioner Fungsi Kepemimpinan (a = 0,9193), dan kepuasan kerja (a=0,8995).
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan kepala ruangan melaksanakan fungsi kepemimpinan berdasarkan persepsi perawat adalah 51,8% dinilai baik. Kepuasan kerja perawat ditemukan 54,4% perawat mengatakan telah puas.
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi dan regresi linier sederhana menunjukkan bahwa ada kantribusi yang bermakna (p=0,000) antara variabel fungsi kepemimpinan terhadap kepuasan kerja perawat, sedangkan karakteristik perawat yaitu umur, lama kerja dan pendidikan tidak ada kontrihusi terhadap kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil uji regresi linier ganda didapatkan bahwa variabel fungsi instruktif kepala ruangan (r=0,504, p=0,000), merupakan variabel yang dominan berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat di RSKD Jakarta.
Implikasi dari temuan ini adalah untuk lebih meningkatkan perannya sebagai pemimpin, kepala ruangan direkomendasikan agar lebih meningkatkan pendidikan formal dan secara rutin melaksanakan penyegaran tentang perilaku pemimpin.Rekomendasi lain juga diberikan untuk para peneliti yang akan meneliti fungsi kepemimpinan berdasarkan penilaian perawat hendaklah meneliti aspek lain antara lain fungsi motivasi, manajemen waktu, supervisi, dengan disain kualitatif.
Daftar Pustaka: 54 (1986-2002)

Contribution of Leadership Function of Head Nurse and Characteristic of Nurses to Job Satisfaction in Dharmais Cancer Hospital, Jakarta 2003 Base on the perception of nurses, the role of nurse unit manager in the wards, Dharmais Hospital Jakarta (RSKD) in February 2003 was still low 47% (n=120). . The purpose of this study was to identify to what extent the contribution of leadership function and characteristic of nurses toward nurse job satisfaction in RSKD Jakarta.
The research was done in RSKD Jakarta, in June 2003. The design was a cross sectional; the sample was 114 nurses, using simple random sampling as a method of sampling. Data was collecting by using 2 instruments: A questionnaire to explore leadership function (a=0.9193) and questionnaire of job satisfaction (a=0.8995).
The research result revealed the ability of unit manager in implementing leadership function is perceived good 51s.8%, and 54.4% of nurses were satisfied.
Bivariat analysis of data used correlation and linier regression tests, confirmed that there is a significant contribution ( p=0.000) of leadership function toward the nurses job satisfaction, while nurses characteristic of age, duration of work and nurse education have no contribution to nurses job satisfaction. Multiple linier regression tests showed that variable of instructive function of unit manager is dominantly contribute to the job satisfaction of nurses in RSKD Jakarta (p=0,000).
The implication of this finding is to improve the role of unit manager, they are recommended to increase level of formal education and refresh in manager behavior. Another recommendation is also given to the other researcher who will explore leadership function to use other aspects such as motivation, time management and supervision or by utilizing different design.
References: 54 (1956 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Latifah
"Stres pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental. Penyebab beban kerja dalam penelitian ini berfokus pada penyebab eksternal, yaitu: aspke tugas / pekerjaan, organisasi, aspek lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel beban kerja dengan stres kerja pada perawat IGD di Rumah sakit Pemerintah dan Rumah sakit Non Pemerintah. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional terhadap perawat IGD. Analisis data secara analitik menggunakan uji korelasi product moment pearson untuk menguji hubungan beban kerja terhadap stres kerja ditiap rumah sakit digunakan uji statistik one way Anova.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Rumah sakit Pemerintah maupun non Pemerintah berpotensi untuk terjadinya stres kerja pada perawat yang ditimbulkan oleh adanya beban kerja. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya rotasi, kesejahteraan diperhatikan, pengembangan jenjang karier, gathering/refreshing untuk menghindari kejenuhan.

ABSTRACT
Stress in nurses can be caused by a variety of factors, including the workload. Workload of nurses in hospitals include physical and mental workload. Cause workload in this study focused on external causes, namely: aspke tasks / jobs, organizations, environmental aspects. This study aims to determine the relationship between the variable workload with work stress in nurses in the hospital emergency department and the Government Non-Government Hospitals. Studies using cross-sectional design of the ER nurses. Analytic data analysis using Pearson product moment correlation test to examine the relationship to work stress workload in each hospital used one way ANOVA statistical test.
The results showed that both hospital and non-government government has the potential to work on the stress caused by the presence of nurse workload. Recommendation of this study is the need for rotation, note welfare, career development, gathering / refreshing to avoid saturation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasniaty A.G.
"Kepuasan kerja perawat pelaksana mencakup aspek keragaman tugas, pengawasan, relevansi dengan minat, umpan balik dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan supervisi ditentukan oleh kompetensi supervisi kepala ruangan. Kompetensai supervisi mencakup kompetensi entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal. Hubungan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan kompetensi supervisi kepala ruangan dapat dipengaruhi oleh karakteristik perawat pelaksana tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RS OMNI Medical Center Jakarta, dengan jumlah sample 128 perawat pelaksana. Hasil analisis dengan table silang atau uji kai kuadrat didapatkan empat subvariabel kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal) semua berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sedangkan hubungan karakteristik perawat pelaksana (usia, pendidikan, jertis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pelatihan) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara signifikan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang diprediksi sebagai variabel pengganggu temyata tidak benar, sehingga variabel kompetensi supervisi merupakan variabel utama yang berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Variabel intelektual dan emosi merupakan variabel yang paling signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dan variabel intelektual yang paling besar berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.
Disarankan kepada RS CMNI Medical Center Jakarta untuk menggunakan hasil penelitian ini guna perbaikan kualitas pelayanan keperawatan, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan perawat.

The Relation between Supervision Competences of Head Nurse with Nurse Work Satisfaction in OMNI Medical Center Hospital Jakarta 2002The nurse work satisfaction consists of aspects of job variety, supervision, relevance with interest, feedback and personal development. Nurse work satisfaction could be influenced by the supervision implemented by head nurse, which give a great impact of a success. Head nurse must entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal competence to achieve a success. Nurse characteristics could also influence the relation between head nurse supervision and nurse work satisfaction.
The type of this research is descriptive study, using the cross sectional approach. The research was implemented at OMNI Medical Center Hospital Jakarta, utilizing 128 nurses as the show samples. The analyze result, using cross table or Chi square show that all four competences of head nurse (entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal) have significant relation with nurse work satisfaction. The relation between nurse characteristics (age, education, genital status, marital status, work duration, training) and nurse work satisfaction show only variable of education which has a significant relation. The multivariate analyze result with logistic regression indicate that the prediction of nurse characteristics as disturbing variable is not true. Supervision competence is the major variable that has a significant relation with head nurse satisfaction. Intellectual and emotional competences are the most significant variable, related with head nurse work satisfaction. Intellectual competence is the variable having the greatest contribution to nurse work satisfaction.
The researcher recommends that OMNI Medical Center Hospital had better use these results to gain medical service improvement, especially which have relation with nurse satisfaction."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Yuanita
"Penjadwalan kerja salah satu aspek dari fungsi manajemen, dan kepuasan kerja adalah cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaaannya. Berdasarkan tinjauan kepustakaan Young & Hayene (1988) bahwa model penjadwalan kerja desentralisasi ini dapat memberi kepuasan karena perawat pelaksana diberikan kesempatan untuk memberikan masukan sehingga mendorong peningkatan otonomi dan fleksibelitas, akan tetapi tidak demikian yang terjadi di RSGM, berdasarkan pengamatan peneliti ternyata model desentralisasi tidak memberikan kepuasan kerja. Fenomena ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang analisis hubungan penjadwalan kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan pada tanggal 21 - 25 Agustus 2003 terhadap 94 perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap R.S Graha Medika Jakarta.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fleksibilitas penjadwalan kerja dan kepuasan kerja(p-value = 0,000), sedangkan model penjadwalan kerja dengan kepuasan kerja tidak mempunyai hubungan (p-value = 0,711) dan pendekatan penjadwalan kerja berputar tidak memiliki hubungan dengan kepuasan kerja (p-value = 0,419)
Rekomendasi untuk direktur & manajemen keperawatan RS. Graha Medika Jakarta, adalah model desentralisasi dapat terus diterapkan dengan modifikasi pendekatan berputar dan memperhatikan kebutuhan pribadi perawat pelaksana.

Correlation Analysis between Staff Scheduling and Nurse's Job Satisfaction in Graha Medika Hospital JakartaStaff scheduling is one aspect of the management functions, and job satisfaction is a reflection of employee's feeling to their work. Base on study literature, model decentralized scheduling can satisfy the nurse because they have opportunity to give their suggestion and could enhance the autonomy and flexibility. Unfortunately this situation does not happened in Graha Medika Hospital. According to my observation, model decentralization does not satisfy the nurse. This phenomena motivated researcher to study the relationship between staff scheduling and nurse satisfaction to their work in Graha Medika Hospital Jakarta.
This is correlation research with cross sectional approach done on 21st ? 25th August 2003 to 94 staff nurses in patient unit Graha Medika Hospital.
The result was there are significant correlation between flexibility scheduling and staff nurse satisfaction (p-value < 0,001), but there was no correlation between model scheduling and staff nurse's satisfaction (p-value = 0,711) either between cycle scheduling approach and staff nurse's job satisfaction (p-value = 0,419) Recommendation for director and nursing manager in Graha Medika Hospital is to continue implementing the model decentralized and being combined with cycled approach and focused on personnel?s need of the staff nurse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 11056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Norjanah
"Motivasi berkaitan erat dengan kinerja yang pada akhimya akan memberikan kepuasan kerja bagi pelakunya. Bagaimana memotivasi merupakan ketrampilan tersendiri bagi pemimpin. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan metode cross sectional, bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi dan keyakinan beragama dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Motivasi kerja menggunakan pendekatan teori Herzberg yang terdiri faktor motivator dan faktor higiene. Responden berpendidikan Dill Keperawatan, SI Keperawatan, dan SPKIDI Kebidanan. Jumlah sampel adalah 116 perawat dari beberapa ruang rawat di RSIJPK.
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara otonomi dan tanggung jawab dengan kepuasan kerja (p=0,418) kemungkinan pengembangan dengan kepuasan kerja (p-0,000) faktor motivator dengan kepuasan kerja (p=4,018) supervisi dengan kepuasan kerja (p=0,011) gaji dengan kepuasan kerja (p=0,030) interaksi antar manusia dengan kepuasan kerja (p=0,010) kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja (p=0,005) lingkungan kerja dengan kepuasan kerja (p=0,003) faktor higiene dengan kepuasan kerja (p=0,000) motivasi dengan kepuasan kerja (p=0,002) keyakinan beragama dengan kepuasan kerja (p=0,000) Semua variabel karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, lama kerja, tingkat pendidikan dan status perkawinan ) tidak berhubungan dengan kepuasan kerja. Hasil uji multivariat didapatkan sub variabel kemungkinan pengembangan adalah yang paling berpengaruh terhadap kepuuasan kerja (p=0,000).
Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya penerapan jenjang karir fungsional yang akan meningkatkan penghargaan, prestasi kerja, otonomi dan tanggung jawab pemberian asuhan keperawatan serta meningkatkan kualitas pelaksanaan dan ketrampilan supervisi. Penerapan jenjang karir fungsional dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan kualitas ketrampilan kerja pada perawat pelaksana diharapkan akan meningkatkan kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S8705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan telaahan kepuasan kerja dan kinerja serta hubungannya satu sama lain diantara perawat di RS Islam Jakarta Timur (RSIJT}. Guna mengetahui hal tersebut, maka disain penelitian merupakan suatu studi deskriptif analistik dengan pengambilan data secara cross sectional, Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat. Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja, faktor-faktor kepuasan apa yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja, serta komponen kepuasan kerja yang mana yang paling penting peranannya.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja dan kinerja perawat di RSIJT umumnya cukup baik. Faktor finansial merupakan penyebab utama ketidakpuasan, kemudian didapatkan bahwa seluruh faktor kepuasan mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Sedangkan faktor kepuasan yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja adalah faktor psikologi.
Selain hasil di atas, terbukti pula bahwa masing-masing faktor kepuasan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu dalam upaya perbaikan tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat tidak dapat dilakukan hanya terhadap faktor psikologi saja, melainkan harus menyeluruh agar didapatkan hasil yang optimal.

The Relationship between Nurse?s Job Satisfaction and Job Performance in Jakarta Timur Islamic Hospital The purpose of this study was to get a description of job satisfaction and job performance and also the connection of each other among nurses in Jakarta Timur Islamic Hospital (JTIH). For this purpose a study has been conducted using a descriptive analytic design with cross sectional data collection. This descriptive analytic was cultivating nurse?s job satisfaction and job performance degree. Statistic analysis was used to observe the existence of relation between job satisfaction and job performance, and also to found out job satisfaction factors which has the closest relationship with job performance, and job satisfaction component which played the main role.
The result of this study showed that the degree of nurse?s job satisfaction and job performance in JTIH was generally good. The financial factor that was the main cause of job dissatisfaction. All job satisfaction factors had significant relationship with all job performances, but among those job satisfaction factors, psychological factor that had the most significant relationship with each and the whole job performance. Its also proved that job satisfaction factors were connected to each other.
Based on the above, the improvemental effort to nurse's job satisfaction and job performance degree cannot only be done to psychological factor, but comprehensively to all factors to get the optimal results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T1472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1998
WY 125 Sub N98H
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perawat merupakan tenaga terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan
keperawatan selama 24 jam kepada pasien dan keluarga. Kepuasan kerja perawat dapat
mempengaruhi pelayanan keperawatan yang diberikan. Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian kepuasan kerja perawat di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading,
untuk mengetahui gambaran kepuasan kenja perawat dan karakteristik perawat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana dengan alat ukur kuesioner.
Porter (1961) menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap pekeljaanya tergantung
dari perbedaan atau ketidaksesuaian antar apa yang diinginkan dengan apa yang
diperoleh. Penelitian ini mendapatl-can kepuasan kerja perawat dimana lebih dari separuh
perawat merasa puas yaitu sebesar 72,2 %. Perawat yang tidak puas sebesar 27,8 %.
Ketidakpuasan terjadi karena sistim penghargaan dan peningkatan jenjang karir yang
belum memenuhi harapan perawat. Oleh sebab itu rumah sakit hendaknya menentukan
sistim dan rnekanisme yang tepat dan konsisten pada semua perawat, sehingga kepuasan
kerja perawat dapat dicapai."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5499
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>