Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Taryono
"ABSTRAK
Pengelasan konstruksi lambung kapal yang terletak di bawah permukaan air (water backing welding) pada kondisi kapal mengapung di taut sampal saat inl masih menjadi permasalahan. Permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dipecahkan dalam Industri galangan kapal modem. Pengelasan kondisi water backing belum boleh dilaksanakan karena mutu akhir lasan tidak diketahui secara pasti. Dalam studs ini dilakukan peneiitian skala laboratorium untuk mengetahul pengaruh water backing terhadap perobahan sifat mekanis dan metalurgis lasan pelat baja lunak spesifikasi Biro Klasifikasi Indonesia grade A. Penelitian dilaksanakan dengan memperslapkan Welding Procedure Specification sesuai AWS 3.6-83, A type dry weld. Pengelasan manual (SMAW) pada sambungan fillet dilaksanakan dengan elektrode hidrogen rendah (AWS E7016), teknik deposisi logam las stringer bead dan temper bead. Dua pengelasan dengan kondisi Water backing dan Water backing preheat 100 0C dilakukan di atas bak air taut, sedangkan satu acuan pengelasan dilakukan dalam kondisi kering. Pengujian yang dilakukan dalam studi ini meliputi: 1) Uji radiografi; 2) Uji Visual; 3) Uji tank logam Ias; 4) Uji tariklgeser las fillet; 5) Uji patahan Ias fillet; 6) Uji takik 'V* logam las; 7) Uji Kekerasan mikro; dan 8) Foto metalografi. Selain delapan pengujlan di atas laju pendinginan pada pengelasan water backing juga diukur dari hasil pengujian, observasi dan analisa data dapat disimpulkan, bahwa: 1) Water backing menurunkan regangan maksimum lasan kering 45 %, menaikan nilai kekerasannya 10,5 %, dan menurunkan kekuatan impaknya (pada suhu uji 1 0 0C) 36,5 %; 2) Prapemanasan 100 °C pada pengelasan water backing menurunkan regangan maksimum lasan kering 29 %, menaikan nilai kekerasannya 7 %, dan menurunkan kekuatan impaknya (pada suhu uji10 °C) 25,6 %; 3) Water backing menghasilkan struktur mikro martensit pada batas las; 4) Semua hasil pengujian laboratorium yang telah disimpulkan diatas secara teknis masih memenuhi standard AWS .3.6; 5) Teknik deposisi temper bead tidak meningkatkan kekuatan geser las fillet dan hanya memperbaiki struktur mikro lasan. 6) Semua WPS yang telah dikualfikasi memenuhi syarat AWS .3.6 sehingga semua prosedur pengelasan yang telah dilakukan dalam studi lni dapat diterapkan untuk las produksi alternatif.

ABSTRACT
The welding of ship hull construction under sea water level (water backed welding) on floated condition is still problem recently. This kind of problem is a challenge to solve for modem shipbuilding industry_ The water backed welding can not perform until now, cause the final quality of weidments is not know exactly. The laboratory research has done to study the effects of water hacking on mild steel plate welded with grade A specification of Biro Klasifikasi Indonesia. The research is performing by preparing twelve kinds of welding procedure specifications in according to AWS .3.6, A type dry weld. The low hydrogen type (AWS E7016) of electrodes has used to manually weld (Shield Metal Arc Welding) fillet joint of steel plate on stringer bead and temper bead deposition techniques. Both of waters backed and water backed preheated 100 0C welding has performed above circulated sea water tank and the other one of welding that used as reference is performs on dry condition. The eight of examination and test kind are perform in this study, that are radiography examinations, visually examinations, all weld metal tensile tests, fillet weld shear test, fillet weld fracture test, charpy "VP notched impact test, micro hardness test, and metallographic on welded steel plate. Beside examinations and test above stated, cooling rate of water backed welding is study in this research. Based on the above stated the conclusions are list as state on bellowed. 1) Water backing is decrease the maximum strain of dry weld up to 45 %, its impact strength on 10 centigrade of test temperature up to 36.5 %, and increases its hardness up to 10.5 %. 2) The application of 100 0C preheating on water backed welding Is decrease the maximum strain of dry weld up to 29 %, Its impact strength on 10 centigrade of test temperature up to 25,6 %, and increase its hardness up to 7 %. 3) The water backed welding is tending to form the martensite micro structure on weld fusion zone. 4)All of the laboratory test results have above concluded technically is satisfactory to AWS .3.6. 5) The application of temper bead technique deposition of weld metal is not increase the fillet weld shear strength, but only improved the weld micro structure. 6) All of WPS has qualified is futhll to AVVS .3.6 specification and all of them can apply to production weld alternatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dwisunu Aji Ibrahim, auhtor
"Lambung kapal terbuat dari baja ABS grade A dengan spesifikasi ABS (American Bureau of Shipping), dengan persyaratan kekuatan dan ketangguhan yang tinggi. Dalam penelitian ini, perlakuan panas Quenching dan Tempering (QT) dilakukan untuk pelat baja ABS grade A yang dibuat oleh PT. Krakatau Steel, untuk mendapatkan kekuatan dan ketangguhan yang tinggi. Setelah austenisasi pada temperatur 900 °C selama 10 menit diikuti dengan Quenching dalam air, oli dan udara. Tempering dilakukan pada temperatur 200 °C selama 20 menit. Laju pendinginan direkam oleh data akuisisi. Dilakukan pengujian tarik, impak (pada temperatur 0 °C, -20 °C dan -40 °C), Kekerasan dan pengamatan struktur mikro.
Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panas Quenching dan Tempering (QT) dapat meningkatkan kekuatan dan ketangguhan pelat baja ABS grade A. Kuat tarik baja ABS grade A dengan media quenching air dan oli temper /as-QT (626 N/mm² dan 548 N/mm²) memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan sampel as-rolled ( 515 N/mm²). Nilai kekerasan sampel ABS A as-QT air (314 BHN) mengalami kenaikan 182 % dari ABS A as-rolled (173 BHN) pada posisi transversal. Namun mengalami penurunan nilai kekerasan setelah proses tempering sebesar 29,37 % dari nilai Quenched. Nilai impak untuk baja as-QT air (319 Joule) meningkat 10 kali dari nilai impak as-rolled (31 Joule) pada temperatur impak -40 °C. Perlakuan panas Quenching-Tempering dapat merubah mikro struktur dari ABS A as-rolled (ferit dan perlit ) menjadi ABS as-QT (ferit, bainit dan sisa austenit). Perlakuan panas QT air dapat meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan dan ketangguhan pada baja ABS A as-rolled.

Hull ship are made of ABS steel plate with the ABS (American Bureau of shipping) grade A specification’s and high strength and toughness requirement. In this research the ABS grade A steel made by PT. Krakatau Steel, has been heat treated by quenching and tempering (QT) process to obtain the high strength and toughness requirement. After austenization process at 900 °C with the holding time of 10 minutes, the steel was quenched in water,oil and air media. Tempering treatment has been done at temperature of 200 °C with the holding time of 20 minutes. Cooling rate were recorded by data aquisition. Moreover, tensile testing, impact (at temperature of 0 °C, -20 °C and -40 °C), hardness test and microstructure observations has been conducted.
The research shown that Quenching and Tempering (QT) heat treatment can improve ABS’s-grade A steel plate strength and toughness. Tensile strength ABS grade A steel with water and oil quenching media tempered / as-QT (626 N/mm ² and 548 N/mm ²) has a higher tensile strength compared to as-rolled samples (515 N/mm ² ). Value hardness as-QT water (314 BHN) increased 182% from ABS A as-rolled (173 BHN) in transverse position. But hardness has decreased values after tempering at 29.37% of the value of quenched. Impact values for the as-QT water (319 Joule) increased 10 times of the value of impact as-rolled (31 Joule) impact on the temperature of -40 ° C. Improvement in the microstructure of the as-rolled ABS A (ferrite and pearlite) into ABS as-QT (ferrite, bainite and residual austenite). QT-water heat treatment can improve the tensile strength, hardness and toughness of the steel ABS A as-rolled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S55852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Isjana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Isa Rifai
"Kodifikasi elektroda dalam AWS A5.1-69 menyatakan bahwa angka katiga dari nomor £lektroda menunjukkan posisi pengelasan terbaik yang dapat dilakukan oleh jenis elektrada tersebut Dalam hal ini angka I dari elektroda E 6013 menunjukkan kemampuan elektroda tersebut untuk digunakan poda semua pruisi pengelasan. Tiap-tiap pasisi memiliki tingkat kasulitan yang berbeda dan gaya gravitasi bumi berperan dalam proses pembekuan logam cair. Sebagai akibatnya sifat mekanik dari hasil pengelasan dapat berbeda-beda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi pengelasan terhadap struktur mikro, kekerasan dan mampu tekuk lasan. Penelitian ini menggunakan e!ektroda E 6013 dan lcgam induk baja karbon rendah (mild steel) A36 dengan tebal 16 mm. Bentuk sambungan yang digunakan yaitu V butt joint Teknik pengelasan yang digunakan adalah SM4W yang dilakukan secara manual dengan arus listrik bolak-balik (AC). Pengelasan dilakukan pada posisi down hand, horizontal, vertical up, vertical down, dan over head."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Djunaidi
"Logam seng banyak digunakan didalam industri, hal karena Seng berfungsi sebagai pelapis baja untuk melindungi baja dari serangan korosi. Penelitlan ini bertujuan mempelajari pengaruh perlakuan permukaan pada baja konstruksi terhadap hasil semprot lapisan seng dengan variable jarak semprot (100, 150, 200 mm).
Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan metode semprot logam busur listrik, dengan material umpan berupa logam seng. Kekerasan lapisan seng tersebut diuji sesuai standart ASTM E - 384 -- 73 dengan alat Micro Hardness Tester sedangkan untuk keausan mengunakan alat High Universal Wear Testing dengan standart ASTM G - 81 dan untuk mengetahui ketahanan korosi dilakukan uji sembur kabut garam dengan standart DIN 5001 - SS den polarisasi dengan standart ASTM G - 61 menggunakan alat Corrosion Measurement System. Untuk uji daya lekat menggunakan alat Adhesion Tester dengan standart DIN 50160.
Dari hasil ini dapat disimpulkan semakin meningkat jarak semprot (100, 150, 200 mm) ketebalan lapisan seng semakin menurun (250, 190, 146 ìm), untuk kekerasan lapisan seng, semakin meningkat jarak semprot (100,150, 200 mm) kekerasan lapisan seng akan berkurang (160,150, 140 Kg/ mm 2), keausan pada lapisan seng, semakin meningkat jarak semprot (100,150, 200 mm), keausan lapisan sang akan meningkat (0.1, 0.2, 0.3. 10-8 mm3/mm ). Ketebalan lapisan sang 250 pm, sudah cukup tahan terhadap serangan korosi dari lingkungan sembur kabut garam selama 216 jam. Daya lekat lapisan seng dengan jarak semprot (100, 150, 200 mm) hasilnya ( 2.8, 2.1, 1.7 N/mm2), dilihat dari hasil ini semakin jauh jarak semprot, daya lekat lapisan seng menjadi berkurang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T40988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>