Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nirdukita Ratnawati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Arhansya
"Ekspor seringkali dinyatakan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi (engine of growth) berdasarkan diantaranya bahwa dengan mengekspor, perdagangan akan meluas, teknologi akan berkembang, dan Skala ekonomis tercapai sehingga produktivitas negara meningkat. Preposisi ini juga didukung adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat bagi negara-negara yang mengubah orientasi kebijakan perdagangannya dan substitusi impor menuju promosi ekspor. Studi empiris mengenai peranan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Selama ini, studi tersebut membentuk analisanya pada bentuk persamaan tunggal dengan mengabaikan adanya kemungkinan masalah simultanitas dalam model. Perbaikan terhadap masalah simultanitas ini kemudian dilakukan oleh model yang dibentuk Khan dan Sagib dengan cara memasukkan unsur permintaan dan penawaran ekspor. Model tersebut merupakan model dasar di skripsi ini dalam menganalisa ekspor, khususnya ekspor non-migas terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan metode regresi 2SLS pada kurun waktu pengamatan 1983.I-1997.II. Dan hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa ekspor non-migas secara signifikan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hubungan ini diperkuat oleh hasil pengujian dengan Granger Causality Test yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor non-migas mengakibatkan pertumbuhan ekonomi. Studi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dalam harga dan nilai tukar untuk mendorong kinerja ekspor non-migas Indonesia harus diperhatikan karena korelasinya dengan penawaran ekspor non-migas tidak sesuai dengan ekspetasi awal. Sebagai kesimpulan akhir, demi mendukung ekspor non-migas, fokus pemerintah harus ditekankan kepada implementasi kebijakan yang telah ditetapkan dan berusaha untuk terus mempererat hubungan dengan negara mitra dagang Indonesia mengingat besarnya pengaruh luar negeri terhadap permintaan ekspor non-migas Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Priyono
"RINGKASAN
Spesifikasi fungsi tabungan adalah sangat penting karena sejauh ini masih dianggap kunci dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara. Studi-studi tentang fungsi tabungan selama ini, cenderung mengabaikan hubungan alamiah yang simultan antara tingkat tabungan dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini mencoba mengakomodasi hubungan yang simultan tersebut, dimana pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan tabungan dan selanjutnya tingkat tabungan yang meningkat berdampak memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, meliputi seluruh propinsi di Indonesia yang berjumlah 27 propinsi. Untuk memudahkan analisis, propinsi-propinsi tersebut dikelompokkan ke dalam lima wilayah, berdasarkan letak geografisnya. Periode penelitian adalah tahun 1986-1995, yaitu selama 10 tahun.
Tujuan penelitian ini adalah: pertama, mencoba menelusuri faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat tabungan dan pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah; kedua, bagaimana masing-masing faktor tersebut berpengaruh terhadap tabungan dan pertumbuhan ekonomi; ketiga, bagaimana tentang pergerakan modal antar wilayah, pergerakan penduduk, dan hal-hal spesifik yang ada pada masing-masing wilayah, sehingga bisa disarankan sebagai kebijakan yang dapat ditempuh, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat dalam rangka pemerataan maupun pertumbuhan.
Untuk tujuan tersebut, penelitian ini mengadopsi model persamaan simultan yang dikembangkan oleh Zegeye (1994), yang membentuk dua persamaan dengan dua peubah endogen, yaitu tingkat tabungan dan laju pertumbuhan PDB. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal penting sebagai berikut.
Pertumbuhan ekonomi pada Wilayah Jawa+Bali berpengaruh paling besar pada pembentukan tabungan di wilayah ini, dibandingkan pengaruhnya pada wilayah yang lain. Jika pertumbuhan ekonomi meningkat 1% akan berdampak meningkatkan tabungan sebesar 1,89% dari PDRB. Dengan demikian, jika pemerintah ingin meningkatkan tabungan doinestik maka upaya yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya pada Wilayah Jawa+Bali.
Kenaikan pendapatan per kapita riil ternyata berperanan sangat besar dalam upaya meningkatkan tabungan, khususnya pada Wilayah Sulawesi dan Wilayah Lainnya (keduanya identik dengan IBT). Jika pendapatan per kapita rill meningkat sebesar Rp 100.000,00 per tahun, akan meningkatkan tabungan sebesar 11% dari PDRB di Wilayah Sulawesi dan 9,35% pada Wilayah Lainnya. Untuk, maksud pemerataan sekaligus meningkatkan tabungan secara nasional, sebaiknya upaya meningkatkan pendapatan per kapita rill di IBT lebih diprioritaskan. Cara yang dapat ditempuh misalnya dengan mendirikan industri kebutuhan pokok sehari-hari, agar kebutuhan pokok wilayah ini dapat dipenuhi dari produksi sendiri, sehingga nilai tambah yang diciptakan dinikmati penduduk wilayah ini.
Besarnya tingkat tabungan domestik secara keseluruhan wilayah, berpengaruh positip pada pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat potensi tabungan yang ada (rata-rata besarnya tabungan untuk seluruh wilayah ± 30% dari PDRB), maka tabungan domestik masih memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi. Sementara, walaupun arus modal asing pada Wilayah Lainnya (Irian, Nusa Tenggara, Timor Timur, dan Maluku; INTIM), Wilayah Kalimantan, dan Sulawesi, mempunyai koefisien lebih besar daripada koefisien tingkat tabungan, namun pengaruh arus modal asing masih relatif kecil, karena besarnya arus modal asing yang masuk hanya sepertujuh dari besarnya rata-rata tabungan domestik. Dengan demikian kebijakan pemupukan modal domestik untuk membiayai pembangunan perlu terus ditingkatkan dengan menciptakan kondisi yang mendukung upaya tersebut.
Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi di Wilayah Sumatera, Sulawesi, dan Wilayah Lainnya, bukan berarti pertumbuhan tidak perlu dikendalikan, karena jika dilihat dari pengaruh dependency ratio (DR) pada pertumbuhan ekonomi pada ketiga wilayah ini negatip. Antinya, pertumbuhan penduduk yang berasal dari tingkat kelahiran yang tinggi akan meningkatkan dependency ratio dan pengaruhnya negatip pada pertumbuhan ekonomi, sedang pertumbuhan penduduk yang berasal dari migrasi penduduk wilayah lain (khususnya dari Jawa+Bali), tidak meningkatkan angka ketergantungan, karena jumlah penduduk usia produktip justru meningkat, sehingga pengaruhnya positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Setyawati
"Model persamaan simultan dalam tesis ini melibatkan 16 variabel yang terdiri dari 14 variabel endogen dan 2 variabel eksogen. Persamaan terdiri dari 13 persamaan tingkah laku dan 1 persamaan identitas. Data diambil dari Laporan Tahunan 26 Balai/Balai Besar POM dan sumber lain yaitu BPS. Proses pengolahan data dilakukan dengan software TSP 43A.
Secara keseluruhan, model cukup baik menjelaskan pola pengalokasian anggaran diindikasikan dengan nilai t-statistik, F-statistik, R2 dan Theirs Inequality Coefficient (U-Theil).
Simulasi dilakukan untuk melihat apakah kebijakan (diwakili dengn asumsi variabel) berdampak peningkatan efisiensi jumlah anggaran atau justru sebaliknya. Variabel yang disimulasikan adalah pengurangan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan, pengurangan jumlah penyebaran informasi, penambahan alat laboratorium serta peningkatan cakupan pengawasan - jumlah sarana termasuk IRTP.
Hasil simulasi memberikan gambaran bahwa pengurangan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan serta pengurangan jumlah penyebaran informasi memberikan hasil yang kurang efisien dibandingkan simulasi data awal. Sedangkan penambahan alat laboratorium dapat meningkatkan efisiensi. Sementara pada peningkatan cakupan pengawasan, terjadi efisiensi jumlah anggaran, tetapi dengan peningkatan jumlah sampel dan penurunan alat laboratorium, hal ini akan menyulitkan pelaksanaan fungsi pengujian Balai/Balai Besar POM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Yunita
"Tarif impor gula di Indonesia merupakan sebuah topik luas yang menarik untuk dibahas tidak hanya karena gula merupakan kebutuhan pokok namun sebagai konsumsi langsung masyarakat namun juga kebutuhan bagi industri. Tarif impor gula menjadi sesuatu yang krusial ketika gula mulai ditataniagakan oleh pemerintah. Awal mula tata niaga tersebut adalah persetujuan dengan IMF setelah krisis untuk pencabutan berbagai macam subsidi sebagai upaya untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah. Dengan perubahan tata niaga yang sepertinya tiba-tiba tersebut, perdagangan gula memasuki era perdagangan bebas secara. Tahapan ini dimulai dengan memutuskan bahwa tarif impor gula berubah dari yang tidaka ada tarif menjadi ada tarif namun diikuti dengan pencabutan hak monopoli impor Bulog. Pada masa Bulog mempunyai hak monopoli impor, tarif gula adalah nol sehingga impor hanya boleh dilakukan oleh Bulog. Dengan demikian dapat dianalogikan bahwa keberadaan Bulog seolah menggantikan peran tarif dalam impor gula. Setelah pencabutan hak monopoli impor Bulog, tarif diberlakukan, stabilisasi harga yang menjadi tujuan awal impor mulai bermasalah. Tarif gula yang seyogyanya ditujukan untuk melindungi industri gula dalam negeri dianggap tidak mampu menjalankan fungsi tersebut. Impor gula tetap masuk deras hingga dianggap mengancam keberlangsungan industri gula nasional. Skripsi ini membahas bagaimana dampak tarif terhadap keseimbangan pasar gula Indonesia. Dampak tarif tersebut dilihat pada pengaruh tarif terhadap luas areal perkebunan tebu, produksi gula lokal, permintaan impor gula, penawaran gula nasional, permintaan gula nasional, dan harga gula nasional. Tarif dianggap dapat menjalankan fungsinya sebagi proteksi jika dapat menurunkan impor dan mendorong kenaikan produksi gula lokal. Model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model persamaan simultan (simultaneous equatiion model) untuk kasus keseimbangan pasar. Karena pada persamaan perilaku terjadi identifikasi berlebih (over identified) sehingga metode estimasi yang cocok dan tepat untuk digunakan adalah metode estimasi Two Stage Least Squares (2SLS) dengan penggunaan Instrumental Variabel (NJ Dari hash estimasi model, pembahasan dilanjutkan dengan melakukan simulasi tarif pada berbagai persamaan dengan menggunakan peningkatan nilai tarif yang hasilnya dibandingkan dengan nilai aktualnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mujiwinarno
"ABSTRAK
Sumber energi adalah hal yang sangat vital bagi suatu negara. Baik pada posisi
produsen maupun konsumen. Semua sektor industri membutuhkannya untuk
menggerakkan roda perekonomian secara keseluruhan. Sumber energi yang sudah dikenal
dan sudah dikonsumsi saat ini antara lain energi hidrokarbon (minyak bumi, gas dan
batubara), kinetik (air dan angin), energi cahaya (mataban) dan energi nuklir fisi. Ada
pula sumber energi yang masìh dikembangkan saat ini adalah energi nuklir fusi.
Minyak bumi adalah salah satu sumber energi yang masíh menjadi andalan bagi
bergeraknya roda perekonomian di dunia untuk saat ini dan untuk beberapa dekade
mendatang. Dibandingkan dengan sumber energi yang lain, minyak bumi masih terhitung
murah dalam memperolehnya. Investasi yang dilakukan untuk memperoleh minyak bumi
tidak sedikit, bahkan riset untuk memperoleh teknologi yang mutakhir untuk
mendapatkan minyak bumi secara efisien dan efektif terus dilakukan. Dengan harga jual
yang masih ?terjangkau? oleh konsumen, biaya investasi tersebut dapat kembali berikut
pro fitnya.
Indonesia sebagai salah satu produsen minyak bumi (terutama Migas) mempunyai
kepentingan atas naik turunnya harga minyak bumi dunia. Kepentingan ini menjadi lebih
besar karena pendapatan yang cukup signifikan pada anggaran negara dìperoleh dari
penjualan minyak bumi khususnya. Kenaikan atau penurunan harga minyak bumi di pasar
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar kepada penerimaan negara. OIeh karena itu
penetapan harga minyak bumi yang akurat harus dilakukan dalam menyusun anggaran
negara agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian han akibat adanya penyimpangan
yang terlalu besar clati harga yang telah ditetapkan. Ketidakpastian ini dapat dihindari
dengan melakukan hndung nilai (hedging). Akan tetapi dalam melakukan lindung nilai
harus mempuflyai pengetahuan tentang pergerakan harga minyak bumi juga. Alih-alih
untuk memperoleb harga yang pasti, malah menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Hal yang menolong untuk memahami dan melakukan prakiraan atas pergerakan
harga minyak bumi adalah telah dijualnya kontrakfuiure komoditi minyak bumi (CL) di
NYMEX (New York Mercan tIle Exchange) sejak tahun 1983. Dengan adanya informasi
harga kontrak future dari minyak bumi jenis tersebut maka prakiraan harga spot-nya dapat
ditentukan (forward future price is unbiased predictor for spot price). Mekanisme/model
ekonomi yang mendasari penetapan harga kontrak/future untuk minyak bumi dengan teori
yang ada (cost-of-carry) tidak dapat menerangkan penyimpangan harga spot vs harga
future yang terjadi. Oleh karena itu harga kontrak future sebagai alat prakiraan tidak
mempunyai keakuratan yang baik. Ada sebuah mekanisme yang dapat memahami
hubungan pergerakan harga spot dengan barga kontrak future berdasarkan data historis
dan keduanya. Mekanisme tersebut adalah ECM (Error Correction Mechanism).
ECM adalah model ekonometrik dan dua atau lebih data historis berupa runtun
waktu (time series) yang melibatkan data stasioner dan data tidak stasioner di dalamnya.
Adanya gabungan data stasioner dan tidak stasioner secara matematis tidak dapat
diterima. Tetapi kemudian Engle-Granger membuktikan bahwa ada kombinasi linier dan
data yang tidak stasioner tersebut mempunyai sifat stasoner. Dua atau lebih runtun waktu
yang tidak stasioner tetapi mempunyai kombinasi linier yang stasioner dikatakan bahwa
runtun waktu-runtun waktu tersebut terkointegrasi (cointegrated time series). Implikasi
dan pembuktian ini memberikan interpretasi yang lengkap dari analisis suatu runtun
waktu, karena dari model ECM yang diperoleh dapat dilakukan interpretasi dari suatu
runtun waktu terbadap runtun waktu yang lain dalam kerangka keseimbangan jangka
panjang dan dinamika jankga pendeknya.
Minyak mentah Minas (SLC) yang merupakan jenis minyak bumi terbesar yang
diproduksi indonesia, bukan salah satu komoditi yang mendasari perdagangan kontrak
future minyak mentah di bursa NYMEX. Untuk memahami hubungan antara harga spot
Minas Indonesia dengan harga kontrak future diperlukan medìasi dan runtun waktu
lainnya yang menjadi dasar bagi perdagangan kontrak future minyak mentah. Di dalam
penelitian ini diambil jenis minyak West Texas Intermediate. Dengan adanya mediasi ini,
maka interpretasi atas hubungan harga spot Minas dengan harga kontrak future WTI
dilakukan secara tidak langsung. Untuk melengkapi interpretasi tidak langsung diperlukan
pula pelengkap berupa interpretasi langsung dan model ECM antara barga spot Minas
dengan harga kontrak future WTI (dalam hal ini dengan kontrak future untuk pengiriman
satu tahun).
Kesimpulan yang dapat ditarik dari interpretasi langsung maupun tidak langsung
menunjukkan bahwa kenaikan harga kontrak future minyak WTI untuk pengiriman satu
tahun, dalam kerangka jangka panjang dapat digunakan sebagai indikator atas kenaikan
dan harga spot Minas. Perubahan jangka pendek dan harga spot minyak Minas tidak
tidak dapat ditentukan dan perubahan harga kontrak future minvak WTI untuk
pengiriman satu tahun.
Mengacu kepada model ECM yang dihasilkan dalam karya akhir ini, dapat
dilakukan analisis lebih lanjut untuk pemodelan antara harga spot Minas dengan harga
kontrak future WTI atau Iainnya dengan masukan data kualitatif Melalul model yang
lebih representatif ini, dapat dilakukan analisis mengenai timing untuk investasi dan
proses lindung nilai atas produk minyak Minas Indonesia.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dartanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dartanto
"From January 1, 2001, when new autonomy laws were implemented, lndonesia began to move toward decentralization of what had been a highly decentralized. This policy adopts two complimentary laws. Law No.22/1999, which basically the devolution policy, has been accompanied by La No.25/1999, which basically reflect that decentralization policy in Indonesia has adopted the concept of ?money follows function?.
Law No.25/1999 describe the fiscal decentralization process that will create a new intergovernmental transfer scheme between the central government and local government. Some of items in the law were really new ones such as the natural resources revenue sharing, income tax sharing, general allocation fund (OAF) and specifics allocation fund (SAF). The policies oftax and natural resource revenue sharing can result in fiscal imbalance among regions. Tax and natural resources revenue sharing will benefit only to urbanized and natural resources rich regions Because of it, Central Government created General Allocation Funds. This fund has block grant characteristic and will be given to regions by fiscal gap conception. The purpose is to equalize fiscal capacity among regions that in turn also can reduce disparity among them.
The Simultaneous Macro Econometric Model is made for analyzing the fiscal decentralization impact to economic growth and region disparity. The policy simulation in this model used transfer fund from central government such as Tax Revenue Sharing, Natural Resource Revenue Sharing and General Allocation Fund. The simulation is carried out to see the optimality of various possible existing policies. The optimality is measured by evaluating the high rate of economic growth and low disparity."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Wafa
"Tesis ini mencoba untuk membuktikan hipotesa bahwa jumlah permintaan listrik merupakan fungsi dari harga dan variabel-variabel permintaan terkait dan harga kepada pelanggan menurun seiring dengan peningkatan volume penjualan, oleh karena penjualan energi listrik menggunakan sistem block rate. Disamping itu tesis ini mencoba untuk melakukan peramalan permintaan listrik sebagai dasar untuk perencanaan kapasitas pasokan listrik di masa yang akan datang serta memberi input kepada para pengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan di sektor ketenagalistrikan.
Penelitian ini dititikberatkan pada kajian sistem ketenagalistrikan umumnya dan khususnya mengenai prakiraan permintaan listrik. Dalam penelitian ini ada dua tahapan yang dilakukan yaitu tahapan pemodelan dan tahapan analisis permintaan listrik berdasarkan model persamaan simultan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan simultan permintaan listrik.
Dari penelitian ini diperoleh temuan bahwa permintaan listrik bersifat inelastic terhadap harga rata-rata listrik listrik rumah tangga, ditunjukkan dengan nilai koefisien yang kecil (< 1). Artinya bahwa perubahan harga listrik yang terjadi mendapatkan respon sangat kecil dari konsumen rumah tangga dalam permintaan listriknya. Hal ini dimungkinkan karena listrik sudah menjadi kebutuhan dasar bagi rumah tangga di Indonesia khususnya untuk penerangan. Di lain pihak perubahan PDB per kapita bersifat elastic terhadap permintaan listrik, ditunjukkan dengan nilai koefisien yang mendekati 1. Dari proyeksi permintaan listrik diketahui bahwa sampai sepuluh tahun mendatang permintaan listrik sektor rumah tangga akan meningkat sebesar hampir dua kali lipat.
Dengan kenyataan ini maka Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas pasokan listrik sebesar dua kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang melalui penggalangan partisipasi swasta untuk melakukan investasi di bidang ketenagalistrikan. Untuk mewujudkan hal ini berbagai upaya perlu dilakukan Pemerintah, diantaranya adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi investor untuk menanamkan modal di bidang ketenagalistrikan, menyusun perangkat regulasi dan peraturan-peraturan yang transparan dan jelas dan menjamin penegakan hukum di bidang ketenagalistrikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>