Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasuhuk, Tonny
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T5972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fathia Rahma Fauzia
"Skripsi ini membahas tentang kebebasan bertindak tokoh Oreste dalam drama Les .douches karya Jean-Paul Sartre. Sartre terkenal akan pemikirannya mengenai eksistensi manusia yang mendahului esensinya. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai eksistensi, esensi, dan kebebasan manusia yang disampaikan mclalui tindakan-tindakan para tokoh. 1 lasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menggunakan tokoh-tokoh dalam drama ini untuk menyampaikan heberapa pemikirannya. Melalui tokoh Oreste, Sartre menyampaikan pemikirannya mengenai eire pour-soi, kebebasan, pilihan. dan tanggung jaw ah manusia. Oreste adalah manusia yang menyadari bahwa dirinya memiliki kebebasan dalam bertindak dan membangun sendiri esensinya.

This thesis discusses the freedom of Oreste, the main character of Les ILlouches a drama written by Jean-Paul Sartre. Sartre is famous for his thoughts about human existence that precedes his essence. This study observes Sartre's thinking thought on the existence, essence, and the freedom of man by the actions of the characters. The results showed that Sartre uses the characters in this drama to convey his thoughts. Through the character of Oreste, Sartre conveys his thoughts on being_for-itself. freedom, choice and human responsibility. Oreste is a man who realizes that he has the freedom to act and builds his own essence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Artha Paramita Prima Ardiyanti
"Skripsi ini membahas gambaran neraka di dalam drama Huis Clos karya Jean-Paul Sartre. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif. Hasil penelitian memberikan gambaran neraka yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari melalui unsur-unsur sederhana yang kerap dialami oleh manusia. Gambaran neraka dapat ditemukan dan kemudian dilihat dari orang lain yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan, hilangnya kebebasan, tatapan, komentar, dan pendapat. Unsur-unsur tersebut membangun gambaran bahwa orang lain dapat menimbulkan siksaan psikologis dan konflik yang kerap dialami oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

This thesis discusses the picture of hell in the drama Huis Clos by Jean-paul Sartre. This study is a qualitative study with descriptive elaboration. The results gives picture of hell that can be found in everyday life through the simple elements that are often experienced by humans. Picture of hell can be found and then viewed from another person that causes discomfort, lost of freedom, stares, comments, and opinieons. These elements build up a picture that someone else can lead to psychological and conflict that are often experienced by human in everyday life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Endang Tatiana K.
"Huis Clos adalah salah satu karya Jean-Paul Sartre yang bertutur tentang hubungan antarmanusia (dalam lakon diwujudkan dengan hubungan antartokoh). Hubungan antar manusia tersebut merupakan bagian dari flsafat. Sartre yang paling banyak dibicarakan sehingga masalah ini menarik untuk diteliti Iobih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan antartokoh dalam lakon Huis Clos karya Jean-Paul Sartre. Metode yang dipakai adalah metode struktural, sedangkan teori yang digunakan adalah teori drama dalam buku Lire le Theatre karya Anne Ubersfeld mengenai alur, pengaluran, tokoh dengan himpunan ciri pembedanya, tokoh sebagai pengujar, latar ruang dan latar waktu. Sebagai pelengkap, digunakan teori proses komunikasi menurut Schmitt dan Viala dalam buku Savoir Lire.
Langkah pertama pembahasan adalah analisis alur yang dilakukan dengan menggunakan skema aktan. Hasil analisis rnenunjukkan bahwa hubungan antartokoh dalam lakon ini adalah hubungan subyek-obyek. Kemudian dari analisis pengaluran yang dilakukan berdasarkan babak dan adegan terlihat bahwa konflik hubungan antartokoh muncul pada adegan kelima dan bahwa konflik tersebut tidak akan pernah berakhir.
Langkah selanjutnya adaiah analisis tokoh. Dari analisis tokoh dengan ciri pembedanya terlihat bahwa ciri-ciri mental para tokoh menjadi dasar terbentuknya hubungan antartokoh, sedangkan dari analisis tokoh sebagai pengujar terlihat usaha para tokoh untuk menjadikan tokoh lain sebagai obyek meialui dialog di antara mereka.
Langkah terakhir pembahasan adalah analisis latar ruang dan waktu. Hasil analisis memperlihatkan bahwa unsur ruang dan waktu membuat para tokoh terperangkap selama-lamanya dalam hubungan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petsy Jessy Ismoyo
"Skripsi ini membahas mengenai kebebasan dalam roman L'Âge de Raison karya Jean-Paul Sartre. Skripsi ini menggunakan analisis struktural. Sartre terkenal dengan pemikirannya mengenai kebebasan eksistensial. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai kebebasan yang berkaitan dengan eksistensi, la mauvaise foi dan otentisitas manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menyampaikan pemikirannya melalui seluruh aspek naratif dalam roman ini. Melalui seluruh aspek naratif, Sartre menyampaikan pemikirannya yang menyatakan bahwa manusia dikutuk untuk bebas, eksistensi manusia mendahului esensinya, adanya keberadaan orang lain dan tanggung jawab manusia dalam setiap pilihannya.

This thesis discusses about the freedom from the novel The Age of Reason by Jean-Paul Sartre using structural analysis. Sartre is famous by his thoughts about the existential freedom. This thesis consists of Sartre's existensialism which relates to the existence, the bad faith, and the authenticity. The result showed that Sartre delivers his thoughts through all aspects of the narrative in this novel. Through all aspects of the narrative, Sartre conveys his thoughts that man is condemned to be free, human existence that precedes his essence, the existence of Others, and the responsibility of man in every choice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nauli, Ellen Patar
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penam_pilan konflik melalui alur, pengaluran dan tokoh dalam lakon Electre karya Giraudoux. Metode yang dipakai adalah metode struktural. Teori yang digunakan adalah teori Anne Ubersfeld yaitu teori skema aktan dan teori tentang tokoh sebagai Himpunan ciri-ciri Pembeda. Analisis alur dilakukan dengan menyusun skema aktan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lakon Electre terdapat tiga skema aktan dengan masing-masing subyek yaitu Electre, Egisthe dan Clytemnestre. Terlihat melalui skema aktan bahwa obyek dan tujuan subyek-subyek bertentangan sehingga menimbulkan konflik. Setelah itu diteliti pula pengaluran lakon. Peristiwa secara beruru_tan dari awal babak I sampai babak II diuraikan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa pengaluran menunjang des_kripsi penampilan konflik lakon. Pembahasan tokoh berpatokan pada hubungan antar tokoh yang terlihat dalam skema aktan (tokoh sebagai unsur yang menduduki fungsi S, A, Op). Kemudian tokoh dianalisis sebagai Himpunan ciri-ciri Pembeda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa delapan tokoh yang dianalisis memiliki ciri mental dan tindakan tertentu yang membedakan satu tokoh dengan tokoh lainnya. Terlihat bahwa masing-masing tokoh mempunyai fungsi tertentu dalam skema aktan dan memiliki peran dalam gerak alur cerita. Dari hasil analisis tokoh terlihat pula bahwa pada tokoh Electre dan Egisthe terjadi perkembangan sikap, sedangkan pada tokoh Clytemnestre terlihat adanya konsis_tensi watak. Setelah itu tokoh yang sangat besar perannya dalam penyelesaian konflik yaitu Electre dan Egisthe dibahas secara khusus. Perkembangan sikap mereka diuraikan seja_lan.dengan perkembangan konflik. Perkembangan sikap tokoh Electre dan Egisthe mempengaruhi cara masing-masing untuk mencapai tujuan dan mengalahkan lawan. Electre dengan kekerasan hatinya tidak memberi kesempatan pada Egisthe untuk menyelamatkan rakyat Argos. Electre memperalat Oreste dalam usahanya membalas dendam kepada Egisthe dan Clytemnestre. Tokoh Egisthe dengan cara membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi ingin agar Electre mengukuhkannya sebagai raja Argos tetapi gagal. Hasil analisis memperlihatkan bahwa tokoh Electre mampu mengalahkan lawannya didorong oleh kekuatan watak dan keyakinannya dalam bertindak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Vanya Audia
"Artikel ini membahas tentang heroisme dalam film Les Femmes de L rsquo;Ombre yang diadaptasi dari kisah nyata tentang tokoh-tokoh perempuan yang ikut berperan dalam Perang Dunia II dengan tergabung dalam organisasi spionase Special Operations Executive SOE. Penelitian kualitatif ini dianalisis melalui aspek naratif dan sinematografis film dengan menggunakan teori Boggs dan Petrie 2011. Sementara itu, artikel ini menggunakan konsep heroisme oleh Taha 2002. Hasil analisis menentukan status hero pada tokoh-tokoh yang meliputi status hero, semi-hero dan anti-hero yang dilihat melalui motivasi, tekad, kemampuan, perjuangan serta keberhasilan tokoh dalam menyelesaikan misi utama.

This article focuses on analyzing the heroism of female characters in a movie titled Les Femmes de L rsquo;Ombre by Jean Paul Salom which is based on true story. This movie depicts how women struggled against German durning World War II by joining espionage organization called Special Operations Executive SOE. This research is a qualitative research and analyzed through narrative and cinematrography aspect from Boggs and Petrie 2011. Meanwhile, the values of heroism in this movie is reviewed by using heroism concept by Taha 2002. The result of this research distinguishes the three conceptions of heroism, namely hero, semi-hero, and anti-hero as seen through each character rsquo;s motivation, will, ability, execution, and outcome."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Natsir Afandi
"Karya tulis ilmiah ini akan menelaah suatu masalah pokok, yaitu mengenai Kebebasan Menuru Jean Paul Sar_tre dalam 'Ada dan Ketiadaan'. Sartre, lahir di Paris tanggal 21 Juni 1905 dan meningrgal 15 April 1980. Banyak menulis karya-karyanya di bidang filsafat, prose-fiksi, drama dan lainnya. Sartre mendasari filsafatnya dengan bertumpu pada ontologi. Ia mengemukakan masalah ada, yakni : (1) L'etre en-soi (Ada-pada-dirinya), (2) L'erte pour-soi (Ada-untuk-dirinya), dan (3) L'etre pour-les autres (Ada-untuk-orang lain) beserta sifat-sifatnya. Kebebasan merupakan sifat dari "etre pour-soi" yang tidak dapat dilepaskan sifat lainnya, yakni, kesadaran, kebelumselesaian dirinya. Maka, "Kebebasan sebagai Ada dan Ketiadaan" harus dipahami sebagai berikut ini. "Ada" sebagai pour-soi (untuk dirinya) adalah dihukum untuk bebas. "Ada" ini mampu "berbuat" baik secara "meniada" maupun untuk "mengadakan".
Dengan melalui kemampuan menentukan pilihan/tujuan di pikiran, motif, motivasinya, kehendak dan tindakannya guna mewujudkan tujuan objektifnya. Berarti melalui kebebasannya manusia mempunyai kesanggupan untuk menyadari dirinya yang bebas itu memang _ada_ sekaligus mampu memahami fenomena-fenomena dirinya. Maka dari itu dirinya dipahami sebagai ada dan tiada, mampu "membuat" dirinya, dengan membuat dari yang tiada menjadi ada (mampu mewujudkan apa yang di alam pikirannya menjadi kenyataan). Lagi pula Sartre juga mengulas kebebasan dalam hubungannya dengan situasi, faktisitas, serta tanggung jawabnya. Begitu juga kebebasan erat kaitannya dengan pembuatan nilai-nilai yang dilakukan oleh dirinya. Demikianlah menurut Sartre.
Penulis memilih judul Skripsi tersebut, guna mengetahui arti suatu kebebasan. Dan tentunya kita ingin mengetahui pengaruh kebebasan terhadap suatu masyarakat khususnya terhadap kreativitas atau dinamikanya. Maka, tidak heran jika diperlukan pula adanya evaluasi atau pun pembahasan mengenai relevansinya. Namun, guna mengetahui isi tulisan tersebut yang lebih luas sebaiknya dibaca dalam bab-bab selanjutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S16181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Maghfira Ramadhani
"W-Two Worlds merupakan drama Korea yang bercerita mengenai webtoon yang ada di  Korea Selatan, tokoh utamanya melakukan pencarian jati diri dan perlawanan atas takdir yang ada di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penulis menganalisis unsur eksistensialisme untuk memahami tokoh Kang Chul pada drama W - Two Worlds. Kang Chul yang memiliki konflik diri dan krisis identitas akibat kehilangan keluarganya menjadi faktor utama bagaimana eksistensialisme ada. Dengan metode kualitatif, penulis menyelami masalah terkait dengan menonton drama beberapa kali dan mengambil adegan terkait. Kemudian adegan yang telah dipilih oleh penulis dianalisis keterkaitannya dengan eksistensialisme dari sudut pandang beberapa tokoh eksistensialisme. Tindakan tokoh Kang Chul yang merepresentasikan suatu bentuk eksistensialisme diperlihatkan secara eksplisit melalui beberapa dialog dan adegan yang ada di dalamnya. Tindakannya dalam menentang maut yang diberikan oleh penciptanya sebagai bentuk upaya melawan takdir telah mengubah eksistensinya dari wujud être en soi menjadi wujud yang être pour soi. Upaya dari perlawanan Kang Chul atas takdirnya merupakan negasi yang ada pada wujud awalnya,  être en soi. Kang Chul yang menjalani kehidupannya sebagai makhluk être pour soi memiliki kehidupan yang dinamis dan berubah-ubah layaknya seorang manusia yang nyata wujudnya. Sebagai seorang tokoh utama dari sebuah kartun, Kang Chul berbeda dari tokoh kartun pada umumnya yakni memiliki tindakan eksistensialisme dalam menjalani kehidupannya.

W-Two Worlds is a Korean drama that tells the story of a webtoon in South Korea, the main character doing a search for identity and resistance to the destiny in his life. Therefore, the authors analyze the element of existentialism to understand the character of Kang Chul in the drama W-Two Worlds. Kang Chul who has a self-conflict and identity crisis due to the loss of his family is a major factor in how existentialism exists. With qualitative methods, the writer will explore the problems associated with watching the drama several times and taking related scenes. Then the scene chosen by the author is analyzed in relation to existentialism from the point of view of some existentialism figures. Kang Chul actions that represent a form of existentialism are shown explicitly through several dialogues and scenes in it. His actions in opposing death given by his creator as an effort to fight destiny have changed their existence from the form of être en soi to the form that is être pour soi. The effort of Kang Chul is opposition to his destiny is a negation that was in its original form, être en soi. Kang Chul who lives his life as a creature être pour soi has a dynamic and changing life like a real human being. As a main character of a cartoon, Kang Chul is different from the general cartoon character who has an existentialism in living his life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kais Abdullah Faqih
"ABSTRAK
Pemahaman atas dimensi transendensi yang diartikan sebagai suatu relasi vertikal dari manusia terhadap Tuhan, telah menghilangkan makna subjektivitas dari diri manusia. Kesadaran dan kebebasan tidak dipandang serius sebagai bagian dalam eksistensi manusia di dunia. Skripsi ini merupakan sebuah telaah kritis terhadap gagasan atas dimensi transendensi yang syarat dengan aspek Teologi. Melalui Jean Paul Sartre, pemahaman atas dimensi transendensi manusia akan dikembalikan kepada manusia dalam usahanya untuk melampaui pengalaman empiris sebagai subjek yang otonom. Konsep transendensi manusia kemudian akan dipahami dari perspektif subjek itu sendiri dengan kemampuannya untuk melampaui pengalaman aktual lewat kesadaran yang bertransendensi.

ABSTRACT
An understanding of the human transcendence dimension which is defined as a vertical relations from man to God, it has eliminated the meaning of subjectivity from the man itself. Consciousness and freedom is not taken seriously as a part of human existence in the world. This thesis is a critical analyzes from the idea of human transcendence dimension in terms of the theological aspects. Through Jean Paul Sartre, the understanding of human transcendence dimension will be returned to man with his effort to transcend the empirical experience as the autonomous subject. The concept of human transcendence then will be conceived from perspective of the subject itself with its ability to surpass his actual experience through the transcendence of consciousness.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>