Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Budi Sulistyarini
"Struktur modal adalah kombinasi antara dana yang berasal dari pinjaman (eksternal, non-pemilik) dengan dana yang berasal dari modal pemilik. Ada banyak teori mengenai struktur modal, diantaranya teori Modigliani-Miller dan teori pecking order, yang berusaha menjelaskan mengenai perilaku perusahaan dalam menentukan struktur modalnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang diidentifikasi ikut berperan penting dalam menentukan komposisi struktur modal adalah faktor pajak.
Teori MM dan teori pecking order memberikan kesimpulan yang bertolak belakang mengenai pengaruh profitabilitas terhadap debt ratio sehubungan dengan adanya pengaruh pajak dan tax shield. Menurut teori MM, profitabilitas akan memiliki hubungan searah dengan debt ratio, sedangkan menurut pecking order theory, profitabilitas memiliki hubungan terbalik dengan debt ratio-nya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan debt ratio-nya untuk masing-masing tahun dan seeara gabungan untuk tahun 2002-2004 serta untuk mengetahui teori mana yang berlaku.
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa profitabilitas (ROA) memiliki hubungan yang negatif/berbanding terbalik dengan debt ratio (DER). Sebingga diindikasikan bahwa teori yang berlaku di Indonesia adalah pecking order theory.
Penelitian dilakukan dengan mengambil 50 sampel perusahaan non keuangan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar, yang tercatat di Bursa Efek Jakarta selama periode 2002-2004 dan memenuhi seluruh kriteria yang ditentukan.
Pengolahan data dilakukan dengan dua jenis pengujian, yaitu dengan regresi tahunan dan regresi panel. Dari seluruh pengujian pada penelitian ini, baik regresi tahunan maupun panel, kecuali untuk tahun 2002, dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki hubungan yang negatif dengan DER. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa path periode 2002-2004 teori pecking order berlaku untuk perusahaan-perusahaan besar di Bursa Efek Jakarta dalam mengambil keputusan mengenai struktur modal sehubungan dengan adanya pajak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Dwi Kurnia Nugraha
"Skripsi ini membahas mengenai pengelompokan perusahaan berdasarkan debt capacity dan pengujian teori pecking order pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan non-keuangan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data keuangan perusahaan yang didapat dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) dan menggunakan metode PLS (Panel Least Square). Pengelompokan perusahaan berdasarkan debt capacity dilakukan untuk melihat hubungan antara financing deficit terhadap penerbitan utang jangka panjang sesuai dengan model pecking order. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengelompokkan perusahaan berdasarkan debt capacity, model pecking order dapat membedakan keputusan pendanaan perusahaan dengan lebih baik. Perusahaan yang memiliki debt capacity tinggi lebih memilih menggunakan utang dibandingkan perusahaan dengan debt capacity rendah ketika mengalami defisit keuangan.

This undergraduate thesis discusses about debt capacity of the firms and the test of pecking order theory of non-financial firms listed at Indonesia Stock Exchange from 2006-2010, based on their financial statements published in the period of observation. The sample in this research was obtained by the use of purposive sampling method. This research is a quantitative study using secondary data from financial statements from BAPEPAM and uses PLS (Panel Least Square) method. Classification firms by its debt capacity is needed to examine the relationship between financing deficit towards long-term debt issue according to the pecking order model. Results showed that classifying firms by its debt capacity made a significant improvement of pecking order model to distinguish financing decision of the firms. Firms with high level of debt capacity prefer to issue debt than firms with low level of debt capacity when facing financing deficit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewina Cessy Kania
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh misvaluasi saham dan kendala keuangan terhadap postannouncement excess return penerbit saham dan keputusan penerbitan sekuritas pada 112 kejadian yang mencakup penerbitan saham, obligasi, dan buyback pada perusahaan non keuangan BEI periode 2006-2015. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin perusahaan overvalued , semakin tinggi pula postannouncement excess return. Selain itu, semakin tinggi kendala keuangan, perusahaan cenderung menerbitkan saham dibandingkan melakukan buyback saham. Hasil ini sesuai dengan teori pecking order. Terakhir, penelitian ini menunjukan bahwa semakin overvalued saham, semakin tinggi kemungkinan perusahaan menerbitkan obligasi dibandingkan menerbitkan saham. Hasil ini tidak sesuai dengan teori market timing.

This study aims to analyze the effect of stock misvaluation and financial constraints to equity issuer rsquo s postannouncement excess return and firm rsquo s issuance decision on 112 sample of equity issuer, bond issuer, and repurchase firm of non financial sector in BEI 2006 2015. The results indicate that the more overvalued shares, the higher postannouncement excess return. It also shows that the higher firm rsquo s financial constraints, the more likely company to issue equity than buyback shares as describe by pecking order theory. Finally, this study shows that the more overvalued shares the higher posibility of issuing bonds rather than equity, which is contrary with market timing theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Rachmawati
"Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan dibutuhkan pendanaan yang cukup, sehingga perusahan dapat bekerja secara maksimal. Keputusan pendanaan perusahaan dapat dijelaskan melalui teori tentang struktur modal. Salah satu teori yang menjelaskan tentang struktur modal adalah teori pecking order yang diungkapakan oleh Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan lebih senang untuk mendanai kebutuhan investasinya dengan dana yang berasal dari dalam perusahaan, lalu ketika masih terjadi defisit dalam pendanaannya perusahaan akan mencari sumber pendanaan dari eksternal perusahaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ternyata perilaku struktur modal dari perusahaan yang diteliti ternyata tidak mengikuti pola struktur modal yang diungkapkan oleh teori pecking order dan untuk setiap industri yang ada dapat disimpulkan bahwa ternyata setiap industri tidak memiliki perilaku struktur modal yang sama.
A firm ultimate goal is to maximize the firm value to the benefit of its shareholders. In order to do so, the firm?s manager has to take actions that will increase the firm?s value. Sufficient funding is also needed, so thah a firm could operate to its optimum potential capital structure decision has a significant role within a firm?s financial management due to its effect on both risk and return for the shareholder. Among the theories that focus on capital structure is the pecking order theory by Myers and Majluf (1984). This theory propose that a firm will prefer to fund its capital needs by using internal funding rather than using external funding. External funding will only be used when internal funding sources are met sufficient to cover the firm?s capital need. This research finds that the capital structure behaviour of the sample firms do not follow the same pattern proposed by the pecking order theory and each industry has unique capital structure behaviour."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joedith Monica
"Dalam skripsi ini, dilakukan pengujian teori pecking order dengan mengelompokan perusahaan menjadi perusahaan dalam kondisi defisit dan surplus. Teori pecking order merupakan salah satu teori yang menjelaskan tentang keputusan struktur modal perusahaan, dimana jika penggunaan dana internal sudah tidak mencukupi, perusahaan dalam kondisi defisit akan menerbitkan utang dan dalam kondisi surplus akan membayar utang yang dimiliki. Perusahaan yang dianalisa merupakan perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2015 dengan metode purposive sampling dan model data panel. Hasil estimasi dari penelitian ini menunjukan perusahaan dalam kondisi defisit mengikuti teori pecking order sedangkan perusahaan dalam kondisi surplus tidak mengikuti teori pecking order.

This study testing the pecking order theory, based on firms condition in deficit and surplus firms. The pecking order theory is one of the theories that explain firms capital structure, where internal funds is not sufficient, deficit firms will issue debt and surplus firms will redeem their debt. The object of this study are non financial firms listed in Indonesian Stock Exchange for the period 2007 2015 using purposive sampling method and panel data model. The estimation results of this study show that deficit firms follow the pecking order theory and surplus firms do not follow the pecking order theory."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retta Imelda
"Penelitian ini menguji pengaruh likuiditas dan leverage keuangan terhadap profitabilitas perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai 2016. Penelitian menggunakan regresi data panel dengan Fixed Effect Model FEM. Berdasarkan hasil model regresi, terdapat pengaruh positif antara leverage keuangan FLEV dan operating cash flow margin OCFM dengan rerturn on assets ROA sebagai proksi atas profitabilitas perusahaan.

This study examines the effect of operational liquidity and financial leverage on firm profitability. The sample used is a non financial company listed on Bursa Efek Indonesia BEI during the period 2012 to 2016. The study used panel data regression with Fixed Effect Model FEM. Based on the result of regression model, there is possitive influence between financial leverage FLEV and operating cash flow margin OCFM with rerturn on assets ROA as a proxy for company performance. Keywords liquidity, financial leverage and firm profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Maretha Rizkie Sitta Devi
"Skripsi ini membahas mengenai pola pemilihan pendanaan perusahaan yang dikaitkan dengan pertumbuhan perusahaan berdasarkan Pecking Order Theory pada perusahaan sektor nonkeuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2002 s.d. tahun 2013.
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperoleh dari Thomson Reuters Eikon dan situs resmi Bursa Efek Indonesia dengan teknik estimasi berdasarkan Ordinary Least Squares (OLS).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sektor nonkeuangan lebih memilih menggunakan pendanaan eksternal berupa penerbitan saham dan utang dalam pemenuhan kebutuhan investasi daripada pendanaan internal. Oleh karena itu, pola pemilihan pendanaan perusahaan sektor nonkeuangan di Indonesia tidak sesuai dengan Pecking Order Theory.

This undergraduate thesis discusses about the pattern of firm’s financial choices associated with firm growth based on the Pecking Order Theory in non-financial firms that have been listed in Indonesia Stock Exchange from year 2002 to 2013.
The sample in this study was obtained by the use of purposive sampling method and used secondary datas from financial statements and annual reports obtained from Thomson Reuters Eikon and the official website of the Indonesia Stock Exchange. The estimation techniques used in this study was based on Ordinary Least Squares (OLS).
The results of this study showed that most of non-financial
firms prefer to use external financing (by issuing stock and debt) to internal financing in terms of financing their businesses. Therefore, the pattern of firm’s financial choices of non-financial firms in Indonesia isn’t in accordance with the Pecking Order Theory.;;"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wipratomo Ahmad Kurniansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara financial leverage terhadap profitabilitas yang diukur menggunakan return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on sales (ROS), dan return on capital employed (ROCE) pada perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2018. Pada penelitian kali ini penggunaan financial leverage dilihat menggunakan short-term debt to asset dan long-term debt to asset. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan penelitian eksplanatif. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non-keuangan yang memiliki laporan keuangan periode 2009-2018. Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi berganda. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Misspesification, dan Uji Signifikansi menggunakan Uji F, Uji T, dan Uji R2. Pada penelitian kali ini menggunakan 4 model yang masing-masing dibedakan dari variabel dependennya, yaitu ROA, ROE, ROS, dan ROCE. Hasil dari penelitian kali ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara financial leverage dengan ROA dan ROE, dan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ROS dan ROCE.

This research have a purpose to analyze the influence of financial leverage on profitability measured using return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on sales (ROS), and return on capital employed (ROCE) in non-financial companies in Indonesia Stock Exchange in the period 2009-2018. In this research the use of financial leverage is seen using the short-term debt to asset dan long-term debt to asset. This research uses a quantitative approach with the aim of explanative research. The sample used is non-financial companies that have financial statements for the period 2009-2018. The analysis technique used is a simple regression analysis with the multiple regression model. The analysis technique used is the Normality Test, Autocorrelation Test, Misspesification Test, and Significance Test using the F Test, T test, and R2 Test. This research uses 4 models, each of which is distinguished from the dependent variable, namely ROA, ROE, ROS, and ROCE. The results of this study indicate that there is a significant relationship between financial leverage with ROA and ROE, and does not have a significant relationship with ROS and ROCE."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Echi Artanti
"Skripsi ini membahas mengenai pengujian pecking order pada struktur modal perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2007 – 2012 dan pengujian pecking order pada perusahaan dengan pengelompokkan perusahaan berdasarkan size. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Generalized Least Square dan data panel. Pengujian pecking order dilakukan untuk melihat keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan ketika mengalami financing deficit. Selain itu, penelitian ini mengelompokkan perusahaan berdasarkan ukuran perusahaan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan terhadap pecking order. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan perusahaan ketika mengalami financing deficit dari perusahaan yang diteliti ternyata mengikuti teori pecking order, penerbitan hutang digunakan saat financing deficit dan dapat disimpulkan juga bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi pecking order.

This undergraduate thesis discusses about testing the pecking order on capital structure of non-financial firms listed at Indonesia Stock Exchange from 2007 - 2012 and testing the pecking order of non-financial firms grouping based on size. This research using Generalized Least Square method and panel data. This research testing the pecking order to see the funding decisions made by the company when firms face financing deficit. Beside that, this research classifiying firms by size to see the effect of size on the pecking order. The results of this research showed that firms funding decisions when subjected to financing deficit turned out to follow the pecking order theory, net debt issued is used when firms face financing deficit and it can be concluded that size of the firm also affects the pecking order.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Rahmah
"Perusahaan menggunakan pendanaan eksternal melalui utang dan ekuitas pada saat perusahaan tidak dapat membiayai aktivitas operasional dan investasinya dengan hanya menggunakan pendanaan internal. Pecking order theory menyebutkan bahwa pemilihan struktur permodalan perusahaan akan berdasarkan pada rendahnya asymmetric information cost dimana perusahaan menggunakan pendanaan internal sebelum mencari pendanaan eksternal. Namun, dalam trade-off theory, perusahaan akan menggunakan leverage karena adanya tax deductible sehingga perusahaan akan meningkatkan debt ratio untuk meningkatkan corporate value. Semua perusahaan akan menyesuaikan tingkat leverage ke level optimal dimana penyesuaian ini akan memiliki transaction costs. Faulkender, dan Flannery et al., (2012) menginvestigasi faktor yang mempengaruhi speed of adjustment dari leverage. 53% perusahaan di Indonesia termasuk perusahaan Underleveraged dimana memiliki tingkat leverage yang lebih rendah dibandingkan targetnya. perusahaan Underleveraged akan memiliki financial distress risk yang lebih rendah sehingga mereka akan menerbitkan utang baru untuk menyesuaikan tingkat leverage ke level optimal. Penelitian ini menggunakan data panel statis dan panel dinamis untuk menentukan determinan dari leverage yang akan mempengaruhi speed of adjustment untuk perusahaan Overleveraged dan Underleveraged di perusahaan non-finansial di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa keputusan leverage lebih baik dijelaskan menggunakan pecking order theory dan perusahaan Underleveraged memiliki speed of adjustment lebih cepat dibandingkan perusahaan Overleveraged.

Firms use external funding through debt and equity when firms cannot pay operating activities and investment with just internal funding. Under pecking order theory, firms’ capital structure decisions are based on lower asymmetric information cost that firms would use internal funding before seeking external funding. However, under trade-off theory, firms would use leverage as interest paid by corporate is a tax deductible so increasing debt ratio would raise corporate value. All firms would adjust leverage to its optimal level that leverage adjustment would have transaction costs. Faulkender, Flannery et al. (2012) investigated factors that affect leverage speed of adjustment that transaction cost would impact firms. Firms will adjust their leverage level based on firm characteristics before managers will be sure to raise or lower their leverage level so that they could have an optimal capital structure with lower cost. 53% firms in Indonesia are Underleveraged that they have lower leverage than its target. Underleveraged firms would have lower financial distress risk so they would issue new debt to adjust leverage to its optimal level. This study utilizes panel data techniques and system GMM to find determinant of leverage and interest rate that will impact speed of leverage adjustment of Overleveraged and Underleveraged non-financial firms listed in Indonesian Stock Exchange. Coefficient sign and significance of this study finds that capital structure decisions of Overleveraged and Underleveraged are both better explained by pecking order theory and Underleveraged firms will adjust leverage faster than Overleveraged firms"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>