Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjahjadi Purwoko
"Thesis Supervisors: Dr. Suyanto Pawiroharsono; Prof. Dr. Indrawati Gandjar
SUMMARY
Food deterioration is often due to lipid oxidation, excluding bacterial and
enzymatic spoilage. The end-products of lipid oxidation, such as aldehydes,
ketones, and alcohols are responsible for unacceptable off-tiavors and off-
odors in food. Lipid oxidation can be inhibited by antioxidants.
Soybean tempe is the most popular indigenous fermented food in
Indonesia. Soybeans are known to contain isotiavones. Four major forms are
known respectively as acetylglycosides, malonylglycosides, glycosides, and
aglycones.
Tempe were produced from soybean fermentation by Rhizopus oryzae
UICC 524 and Rhizopus microsporus var. chinensis UICC 521. The tempe
samples were extracted with methanol and the extraction defatted with hexa»
ne. The isoflavone aglycones were isolated using column chromatography,
and then anaiyzed using a gradient elution reverse phase of high-pressure
liquid chromatography (HPLC). After HPLC analysis, isotiavone aglycones
were evaporated to dryness and added to soybean oil at the 100, 200, 300,
iii ' and 400-ppm concentration in test tubes, then heated at 170°C for 30 minu-
tes. The oxidation of soybean oil was measured using the thiobarbituric acid
(TBA) test. The result, called thiobarbituric acid reactive substances
(TBARS) value, was expressed as pmolll and compared to the synthetic
antioxidant, buthylated hidroxytoluene (BHT), at the same concentration.
The profile of isoflavone aglycones isolated contains daidzein and
genistein. No factor-2 (6,7,4'-trihidroxyisoflavone) and glycitein were detec-
ted. Daidzein resulted from biotransformation of daidzin was dominant in
both tempe samples. The isoflavone biotransformation was much greater by
R. microsporus var. chinensis UICC 521 than by R. oryzae UICC 524, except
for the 24 hours incubation. After 72 hours of incubation, the total isoflavone
aglycones in tempe using R. microsporus var. chfnensis UICC 521 was
721.6 pglg and when using R. oryzae UICC 524, 268.2 p.glg.
The oxidized soybean oil without any antioxidants had a TBARS value of
327.32 1 20.31 pmol/1. Addition of the antioxidants showed a decreased
TBARS value following increasing concentration for both. For concentration
until 300 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isofla-
vone aglycones were greater than when added with BHT, respectively
55.40 zl: 2.77 pmol!! and 45.20 i 2.63 pmolll. However at concentration of
400 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isoftavone
aglycones and added with BHT did not show a significant difference.
ix + -51 pp; 6 append; 5 plates; 3 tables.
Bilb 35 (1964-1999).
iv
"
Universitas Indonesia, 2001
T5748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiatulyaqin
"Inoculum for making tempe is usually made from the mould Rhizopus oryzae or Rhizopus oligospons. Large scale use of an inoculum from one source only (LKN-LIPI) might threaten the biodiversity of microorganisms in traditionally made inoculum. The potential use of other Rhizopus moulds as inoculum for tempe production should be examined. Rh. microsporus var. rhizopodifonnis UICC 520 isolated from Hibiscus from Manado and Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 isolated from tempe from Aceh were examined for their potentials to produce tempe.
Rhizopus has also been known to be able to transform antioxidants such as isoflavone in tempe. The potential of Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) UICC 521 to transform glucoside isoflavones in soybean tempe has been evaluated.
The results showed that Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 has little potential as a tempe inoculum. Rh. microsporus var. chinensis UICC 521, however, is very potential as an inoculum to produce good tempe and produces abundant spores ((3-10)x106 cell/ml) on rice substrate.
Two types of aglycon isoflavone, daidzein and genistein, were detected by TLC separation. The total isoflavone concentration during fermentation period of 24, 48, 72 hours was determined using HPLC. At 24 hours the concentration was 0.142 mg/g tempe, while at 48 and 72 hours the concentration were 0.181 and 0.135 mg/g tempe, respectively. The highest total isoflavone concentration was detected at 48 hours fermentation period. Hence, there was an increase of aglycon isoflavones up to 6000% after transformation of isoflavones in soybean by Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 when compared to the initial concentration before transformation."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syarifudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minggir Wawan Sugianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wellyzar
"ABSTRAK
Nitrogen merupakan salah satu makronutrien penting bagi kapang, baik untuk pertumbuhan, maupun untuk memelihara kemampuan sel dalam membentuk enzim. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sumber nitrogen yang diberikan dalam bentuk amonium sulfat, tepung kedele, dan urea, terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UCC 2 dan Rhizopus oryzae UCC 128. Pengujian aktivitas glukoamilase dilakukan dengan metoda Nishise et al. modifikasi. Satu unit aktivitas glukoamilase setara dengan satu umol glukosa yang di lepaskan per menit. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metoda Somogyi-Nelson.
Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh sumber nitrogen yang berbeda terhadap aktivitas glukoamilase R. arrhizus UCC 2 dan R. oryzae UCC 128. Medium dengan sumber nitrogen urea, memberikan hasil rata-rata aktivitas glukoamilase R. arrhizus UCC 2 dan R. oryzae UCC 128 tertinggi. Nilai tersebut berbeda nyata dengan rata-rata aktivitas glukoamilase pada medium dengan sumber nitrogen tepung kedele maupun amonium sulfat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Bina Edvantoro
"ABSTRAK
Glukoamilase merupakan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis pati nrenjadi glukosa.
Penelitian ini bertujuan untuk nengetahui pengaruh empat sumber karbohidrat, yaitu tepung beras, tepung maizena, tepung tapioka, dan soluble starch terhadap aktivitas glukoanilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 pada kondisi fermentasi yang diberikan dalam waktu inkubasi 24 jam.
Data rata-rata aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 dalam waktu fermentasi 24 jam yang dinyatakan dalam unit/ml, diperoleh nilai tertinggi dari sumber karbohidrat tepung rnaizena, kemudian diikuti dengan tepung tapioka, soluble starch, dan tepung beras.
Hasil perhitungan aktivitas glukoamilase menunjukkan, ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 antara sumber karbohidrat tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, serta antara soluble starch dan tepung beras. Ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. oryzae UICC 128 antara tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, antara soluble starch dan tepung beras, antara tepung maizena dan tepung tapioka, serta antara tepung maizena dan soluble starch.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Wisnu Priambodo
"ABSTRAK
Tempe selain memiliki nilai nutrisi yang tinggi ternyata juga mengandung senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti aktivitas antimikroba dari Rhizopus arrhizus UICC 6 dan Rh. ollgosporus UICC 116 yang ditumbuhkan pada medium ekstrak kedelam dan juga medium Kobayasi yang digunakan sebagal medium pembanding. Fermentasi berlangsung selama 10 dan 14 han, pada suhu 30°C dengan metode still culture. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar, terhadap bakteri teruji. Bacillus subtilis UICC B 10, Escherichia co/i UICC B 14, dan Pseudomonas aeruginosa UICC B 22. Has1 penelitian menunjukkan bahwa kedua kapang uji yang ditumbuhkan dalam medium Kobayasi memiliki aktivitas antimikroba yang Iebih balk dibandingkan dengan aktivitas antimikroba dalam medium ekstrak kedelal. Senyawa antimikroba kedua kapang uji yang ditumbuhkan dalam medium Kobayasi menunjukkan aktivitas yang tinggi pada hari ke 10 dan menurun pada hari ke 14. Sebaliknya, pada medium ekstrak kedelal aktivitas antimikroba yang tinggi justru diperoleh pada hari ke 14 fermentasi. Hasil penehtian juga menunjukkan bahwa senyawa antimikroba dan Rh. arrhizus UICC 6 aktif terhadap bakteni teruji Gram negatif. Sedangkan senyawa antimikroba dari Rh. oligosporus UICC 116 aktif terhadap bakteni teruji Gram positif pada hari ke 14."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Haryanti Rahayu
"Lipase merupakan enzim yang besar manfaatnya bagi kepentingan
manusia. Rhizopus merupakan salah satu kapang potensia! penghasil
lipase. UIGC telah banyak mengoleksi kapang Rhizopus, sehingga perlu
dilakukan penelitlan, untuk menemukan galur-galur yang unggul. Penelitian
ini bertujuan untuk meneiiti aktivitas lipolitik kapang Rhizopus microsporus
V. Tiegh var. chinensis (Saito) Schipper & Staipers Isolat UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu setelah fermentasi 72 jam. Substrafyang digunakan adalah
minyak zaitun. Aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus var. chinensis isolat
UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu diuji dengan metode titrasi seperti yang
dilakukan oleh Samad dkk. Titrasi dilakukan dengan menggunakan 0,05 M
NaOH dan phenolpthalein.sebagai indikator. Hasil rata-rata aktivitas lipolitik
kapang pada tiga variasi suhu adalah sebagai berikut: suhu 36°C = 1,697
U/ml; 27°C = 1,684 U/ml; dan suhu 40''C = 0,933 U/ml. Hasil pengujian
statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata aktivitas lipolitik antara suhu
27°C dan 36°C dengan suhu 40°C pada a = 0,01. Untuk penelitian
selanjutnya, kondisi fermentasi perlu lebih dioptimasikan. agar dapat
dihasilkan lipase dengan aktivitas yang lebih baik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rakhmania
"ABSTRAK
Glukoainilase adalah eksoenzim yang menghidrolisis pati dan oligosakarida dengan melepaskan β -glukosa dari ujung rantai nonpereduksi. Faktor-faktor yang meinpengaruhi produktivitas fermentasi adalah inokulum, nutrisi, suhu, dan pH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH awal terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2 dan Rhizopus oryzae UICC 128 pada 4 variasi pH awal, yaitu 4,0, 5,0, 6,0, dan 7,0. Medium ferinentasj digunakan medium Sakai modifikasi. Pengujian aktivitas giukoamilase dilakukan dengan inetode Nishise dkk. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metode Somogyi- Nelson. Aktivitas glukoainilase dinyatakan dalain unit/ml. Satu unit glukoamilase adalah setara dengan satu umol glukosa yang dilepaskan tiap menit.
Hasil penghitungan aktivitas glukoamilase menunjukkan ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. srrhizus UICC 2 pada pH awal antara 7,0 dan 6,0, pH awal 7,0 dan 5,0, dan pH awal 7,0 dan 4,0. Ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. oryzae UICC 128 pada pH awal antara 7,0 dan 4,0, dan pH awal 7,0 dan 5,0. Tidak ada perbedaan aktivitas giukoamilase pada pH awal 7,0 yang mempunyai rata-rata aktivitas glukoamilase tertinggi pada kedua kapang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>