Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifi Luckita
"Terpuruknya perekonomian Indonesia pada tahun 1996 sampai 1998 memberikan imbas terhadap menurunnya kinerja perusahaan hampir di setiap bidang usaha di Indonesia, salah satunya sektor properti dan konstruksi. Demikian pula dengan sektor perbankan Indonesia, di mana tingkat suku bunga dipengaruhi langsung oleh SBI menyebabkan banyaknya kredit usaha jangka panjang maupun jangka pendek yang tidak dapat diselesaikan kewajibannya. XYZ, salah satu pemasok galvanised iron sheet atau yang lebih dikenal dengan sebutan seng juga mengalami dampak penurunan kinerja bukannya hanya dari segi menurunnya penjualan seng itu sendiri tapi juga diakibatkan oleh tingginya suku bunga pinjaman modal kerja yang diterapkan pada masa itu.
Ketidakmampuan XYZ menyelesaikan kewajiban hutang kepada Bank Central Asia menyebabkan XYZ harus menyerahkan 97.69% sahamnya kepada PT Holdiko Perkasa sebagai pihak yang dibentuk oleh Bank Central Asia (BCA), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan Salim Group untuk menyelesaikan seluruh kredit bermasalah yang berada di bawah pengelolaan BCA. Holdiko dipercaya untuk melakukan penjualan 108 aset perusahaan yang diambil alih BPPN untuk ditawarkan kepemilikan sahamnya kepada calon investor. Penawaran penjualan saham ini dilaksanakan secara terbuka. Pada Mei tahun 2001 97,69% saham XYZ telah teriual dengan nilai transaksi sebesar Rp.297,3 milyar kepada PT. ABC, sebuah special purpose vehicle, yang dibentuk oleh kelompok investor asing dan domestik.
Studi yang digunakan dalam penulisan ini adalah bersifat observasi perusahaan untuk mengukur kembali nilai perusahaan dan ekuitas dari XYZ. Diharapkan dengan demikian dapat ditinjau ulang apakah transaksi akuisisi yang dilakukan oleh para investor merupakan transaksi yang menguntungkan (good buy) bagi para investor. Selain itu, dilakukan perhitungan dan analisa apakah investasi ini menciptakan shareholder value added yang signifikan kepada pemegang saham.
Tinjauan ulang terhadap harga dilakukan dengan memproyeksikan kembali kemampuan perusahaan menghasilkan free cash flow to the firm (FCFF) selama periode lahun 2001 sampai 2005. Hasil proyeksi FCFF digunakan untuk melakukan valuasi perusahaan dan ekuitas produsen seng terbesar ini menggunakan valuasi discounted cash flows (DCF). Sedangkan perhitungan nilai tambah kepada pemegang saham (shareholder value added) dilakukan dengan menggunakan pendekatan residual income.
Untuk mendapatkan hasil perhitungan alas corporate value, debt value, equity value serta SVA yang telah disebutkan pada paragraf di atas, data asumsi yang dipergunakan adalah asumsi netral, yaitu asumsi makro dan mikro ekonomi pada tahun 2000. Asumsi ini merefleksikan di mana perusahaan telah dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan sebesar 4%. Meningkatnya pertumbuhan sales, penurunan suku bunga pinjaman diiringi dengan penurunan inflasi memberikan peningkatan yang signifikan pada gross margin, operating margin dan net profit margin yaitu masing -masing sebesar 17%, 12% dan 12%.
Pendekatan beta sebagai salah satu komponen dalam perhitungan DCF dilakukan dengan menghitung rata-rata tertimbang Jakarta Comosite Index dengan beta dari dua perusahaan go public yang menggunakan baja sebagai bahan baku produksi. Perusahaan yang dipergunakan adalah PT Jaya Pori Steel Tbk dan PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk dengan rasing-masing beta bernilai 0.91 dengan bobot JCI 0.030% dan 1.25 dengan bobot JCI 0.002%. Hal ini dilakukan karena terbatasnya data yang tersedia untuk melakukan perhitungan beta pada perusahaan tertutup seperti XYZ. Hasil perhitungan menghasilkan beta perusahaan ini sebesar 0.93.
Berdasarkan hasil valuasi diperoleh bahwa nilai perusahaan dan nilai ekuitas XYZ masing-masing adalah sebesar Rp446,475 milyar dan Rp319,178 milyar. Hasil perhitungan ini memberikan gambaran bahwa investasi yang dilakukan menguntungkan para investor dengan pembayaran akuisisi lebih rendah sekitar 33% dari corporate value XYZ.
Hasil proyeksi cash flows diestimasikan XYZ dapat menciptakan arus kas rata-rata sebesar Rp100 milyar per tahun. Mengacu pada hasil ini, perhitungan Shareholder value added menunjukkan bahwa total nilai SVA PT. XYZ secara keseluruhan dari tahun 2001-2005 adalah sebesar Rp22,997 milyar. Namun, nilai SVA per tahun cenderung mengalami penurunan.
Kemampuan perusahaan menciptakan arus kas yang baik memberikan potensi baru bagi perusahaan untuk lebih kompetitif baik melalui pengembangan pangsa pasar dengan meningkatkan ulitilisasi beberapa line produksi khusus seperti seng berwarna (coloured GIS). Dengan meningkatnya line produksi seng warna yang saat ini hanya memiliki utilisation rate maksimal sekitar 16% dan penciptaan saluran distribusi yang lebih luas diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan GIS perusahaan sehingga memberikan tingkat profit yang lebih tinggi. Pertumbuhan tingkat profit yang lebih baik, pada akhirnya memungkinkan PT. XYZ meningkatkan nilai perusahaan dan shareholder value added di masa yang akan datang serta mempertahankan posisinya sebagai market leader produsen GIS di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Manthovani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman management departure terhadap kesejahteraan pemegang saham dengan membedakan tipe manajemen dan alasan management departure. Penelitian ini menggunakan metode multiple Regresion dengan variabel terikat adalah Cumulative Abnormal Return. Sedangkan Variabel bebasnya mengunakan Variabel LnMarket sebagai proxy dari ukuran emiten, Variabel Book To Market sebagai proxy dari Kinerja Keuangan emiten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengumuman management departure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham emiten selama periode pengamatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan pada T-5, T-3 dan T+2 dengan tingkat signifkansi pada level 5%. Sedangkan Cumulative Average Abnormal Return selama periode pangamatan sebesar -1.47% dan signifikan pada level I 0%. Hasil regresi terhadap keseluruhan sample, tanpa membedakan tipe manajemen dan alasan departure-nya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai CAR di sekitar periode pengamatan sedangkan.
Hasil regresi terhadap sampel yang telah diseleksi berdasarkan tipe manajemen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan reaksi investor terhadap pengumuman management departure. Pengumuman management departure atas tipe manajemen direktur memberi reaksi yang positif tetapi tidak signifikan pada level 1%, 5%, maupun 10% terhadap perubahan CAR pada periode pengamatan. Hasil regresi terhadap pengumuman management departure yang dikelompokkan berdasarkan alasan departure menunjukkan bahwa management departure yang disebabkan karena alasan mengundurkan diri dan alasan habis masa jabatan tidak berpengaruh signifikan terahadap CAR.
Hasil regresi terhadap pengumuman management departure yang dikelompokkan berdasarkan alasan departure dan tipe managemen departure menunjukkan bahwa management departure yang disebabkan karena alasan mengundurkan dan alasan habis masa jabatan tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Variabel tipe manajemen juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR.

This research is conducted to examine the effects of management departure to shareholder's wealth, by differentiating management type and reason of management departure. Data in this research is analyzed with multiple regresion method; cumulative abnormal return as dependent variable, while LnMarket as proxy for firm size and book to market as proxy for firm's performance as independent variables.
The result of this research shows that management departure announcement has significant statistical effect to stock return during event period. This is showed by Average Abnormal Return (AAR} that has significant at t-5, t-3 and t+2 at level of 5%. Cumulative Average Abnormal Return during event period is -1.47% that dan statiscally significant at level of 10%. Reggresion analysis for independent variables without differentiating management type and departure reason shows that firm's size have significant effect to the changes of Cumulative Abnormal Return during event period.
Regression analysis for independent variables that is differentiated upon management type shows market reaction to the announcement. Management departure announcement that is differentiated upon management type (director }shows positive market reaction, eventhough is not statistically significant at level 1%, 5%, and 10% during event period. Management departure announcement that is differentiated upon departure reason shows insignificant CAR's change during event period.
Regression analysis for independent variables that is differentiated upon departure reason and management type, shows that management departure that is caused by resignation and routine departure shows insignificant CAR's change during event period. The similar insignificant CAR's change during event period also occurred in management type variable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Ningsih
"Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif empiris dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat ini. Kemudian Penelitian dilakukan secara diskriptif dimana penggabungan antara hasil penelitian dengan data-data yang ada untuk memberikan gambaran secara kualitatif.
Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas yang selama ini dilaksanakan pada umumnya memberikan sejumlah hak-hak yang dijamin oleh undang-undang. Namun demikian ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas belum cukup melindungi kepentingan para pemegang saham minoritas. Adanya ketidakseimbangan antara para pemegang saham mayoritas dan minoritas dalam memberikan kontribusinya pada perusahaan, khususnya pada saat pemegang saham minoritas hendak mengajukan permohonan kepada Direksi untuk mengadakan RUPS, namun permohonan tersebut di abaikan oleh Direksi, yang mana jabatan direksi tersebut di jabat oleh pemegang saham mayoritas.
Dalam hal ini kasus yang penulis telaah dimana perlindungan pemegang saham minoritas PT. Prabu Mutu Mulia tidak berjalan sebagaimana yang diatur dalam anggaran dasar maupun undang-undang, hal tersebut dapat dilihat dimana dalam hal pemegang saham memohon kepada direksi untuk mengadakan RUPS untuk mengalihkan sahamnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan undang¬undang tapi tidak dilaksanakan oleh Direksi yang dalam hal ini berkedudukan sebagai pemegang saham mayoritas.
Pemegang saham minoritas mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan pemanggilan dan melaksanakan RUPS sendiri dan dalam putusannya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memberikan penetapan bahwa pemegang saham minoritas dapat mengadakan RUPS sendiri dengan alasan-alasan yang diterima oleh pengadilan dengan surat penetapan nomor 211/PDT.G/PN.Jkt. Sel tanggal 25 Juli 2002.Perlindungan tersebut bagi para pemegang saham minoritas melalui pengadilan mengajukan permohonan khususnya permohonan untuk mengadakan RUPS, perlindungan tersebut merupakan perlindungan yang terakhir jika hak-haknya terabaikan oleh pemegang saham mayoritas. Direksi dan Komisaris. Pengadilan Negeri merupakan institusi pertama dan terakhir dalam memberikan keputusan artinya tidak ada badan peradilan lain yang berwenang mengeluarkan ijin untuk mengadakan RUPS dan apa yang diputuskan atau ditetapkan pengadilan merupakan keputusan yang final dan mengikat artinya tidak ada upaya hukum lain untuk menolak-putusan yang telah ditetapkan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
T19869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ariyanto
"Pemegang saham selalu concern terhadap tingkat kesejahteraan mereka. Sebagai pemegang saham dari sebuah perusahaan, mereka akan selalu mempengaruhi/menekan manajemen perusahaan untuk meningkatkan value dari perusahaan (maximized value of the firm). Dengan menggunakan dua pendekatan yaitu teori struktural modal dan teori keagenan (agency teori), maka pemegang saham akan selalu mempengaruhi manajemen untuk mencapai tingkat hutang yang mendekati optimal sehingga memberikan value optimal buat perusahaan yang juga berarti kesejahteraan yang maksimal bagi pemegang saham.
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui pengaruh dari pemegang saham terhadap tingkat hutang perusahaan. Selain itu, perlu juga diketahui faktor-faktor lain seperti size, profitability, investment policies dan dividen policies sebagai pertimbangan dari manajemen dalam menentukan tingkat hutang perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 40 perusahan sampel. Model pengujiannya adalah semi-log cross sectional regression model. Pengujian ekonometrik akan diberlakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kesahihan dari hasil perhitungan. Pengujian statistik standar juga akan diberlakukan untuk mengetahui kesignifikan dari model secara keseluruhan dan kesignifikan dari masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode perekonomian normal dan krisis, pemegang saham mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat hutang perusahaan walaupun dengan tingkat kesignifikanan yang berbeda-beda. Dari beberapa faktor lain yang diuji, dividen policies ternyata tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan baik dalam kondisi perekonomian normal maupun dalam kondisi krisis. Sementara faktor seperti size, profitability dan investment policies tetap signifikan baik dalam kondisi perekonomian normal maupun krisis. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ariyanto
"Pemegang saham selalu concern terhadap tingkat kesejahteraan mereka. Sebagai
pemegang saham dari sebuah perusahaan, mereka akan selalu mempengaruhi / menekan manajemen perusahaan untuk meningkatkan value dari perusahaan (maximized value of
the firm). Dengan menggunakan dua pendekatan yaitu teori struktur modal dan teori
keagenan (agency theory), maka pemegang saham akan selalu mempengaruhi manajemen untuk mencapai tingkat hutang yang mendekati optimal sehingga memberikan value optimal buat perusahaan yang juga berarti kesejahteraan yang maksimal bagi pemegang saham.
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui pengaruh dari pemegang saham terhadap tingkat hutang perusahaan. Selain itu, perlu juga diketahui faktor faktor lain seperti size, profitability, investment policies dan dividen policies sebagai pertimbangan dari manajemen dalam menentukan tingkat hutang perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data data sekunder dari 40 perusahaan sampel. Model pengujiannya adalah semi - log cross sectional regression model. Pengujian ekonometrik
standar akan diberlakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan dan keshahihan dari hasil perhitungan. Pengujian statistik standar juga akan diberlakukan untuk mengetahui kesignifikanan dari model secara keseluruhan dan kesignifiknan dari masing masing variabel.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa dalam periode perekonomian normal dan krisis, pemegang saham mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat hutang perusahaan walaupun dengan tingkat kesignifikanan yang berbeda beda. Dari beberapa faktor lain yang diuji, dividers policies ternyata tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan baik dalam kondisi perekonomian normal maupun dalam kondisi krisis. Sementara faktor seperti size, profitability dan investment policies tetap signifikan baik dalam kondisi perekonomian normal maupun krisis.
"
2000
T20419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Dewanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemegang saham publik yang tidak setuju dan abstain terhadap agenda Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan yaitu penetapan akuntan publik dan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi terhadap Price to Book Value PBV perusahaan. Penelitian ini berguna untuk melihat apakah pemegang saham publik mempertimbangkan keputusannya dalam RUPS tahunan sehubungan dengan penetapan akuntan publik dan penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya adalah walaupun pemegang saham publik tidak setuju dan abstain untuk agenda RUPS tahunan tetapi tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap PBV. Penelitian ini menggunakan metode data panel.

This research aimed to examine the effect of public shareholders who disagree and abstain on the agenda of the Annual Shareholder General Meeting RUPS with regard to appointment of public accountants and approval of remunerations of Board Comissioners and Directors against Price to Book Value PBV of the company. This research is useful to see whether public shareholders consider their decisions in annual RUPS with respect to appointment of public accountant and approvals of remunerations of Board Commissioners and Directors during investing in the Indonesian Stock Market. The result is even though public shareholders disagree and abstain for annual RUPS agenda, but there is no negative effect against PBV of the company. This research used panel data.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T49169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Dessy Puspitasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang efektivitas ahli waris menjadi pemegang saham dalam suatu perseroan terbatas. Meninggalnya pemegang saham perseroan terbatas tidak langsung secara yuridis membuat ahli warisnya menjadi pemegang saham perseroan terbatas yang bersangkutan, serta tidak langsung memberikan hak bagi ahli waris pemegang saham hak-hak pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif yang menghasilkan bentuk hasil penelitian ini preskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat efektif dan sah menjadi pemegang saham dalam perseroan terbatas yang bersangkutan, nama ahli waris harus tercatat dalam Daftar Pemegang Saham yang disimpan oleh perseroan terbatas yang bersangkutan. Ahli waris harus mengajukan permohonan untuk dicatatkan dalam Daftar Pemegang Saham perseroan yang bersangkutan secara tertulis. Pengajuan permohonan pencatatan harus disertai dengan dokumen-dokumen pendukung, yaitu Akta Kematian Pewaris yang dikeluarkan oleh Catatan Sipil tempat pewaris tinggal semasa hidupnya, Surat Keterangan Waris atau putusan pengadilan mengenai penetapan ahli waris, Kartu Tanda Penduduk atau identitas lainnya dari seluruh ahli waris. Notaris diharapkan dapat memberikan penyuluhan hukum pada ahli waris pemegang saham agar lebih berperan aktif untuk memberikan informasi meninggalnya pewaris kepada perseroan yang sahamnya dimiliki oleh pewaris.

ABSTRACT
This thesis discusses the effectiveness of the heirs of shareholders to be a shareholder in a limited liability company. The death of shareholder in limited liability company not automatically by law make the heirs of shareholder become the shareholders of the concerned limited liability company, nor give the rights of shares as mentioned in Article 52 Law Number 40 of 2007 concerning limited liability companies. The author conducted research using normative juridical approach. Data analyzing method used is qualitative analysis method that produces these results prescriptive form analytical. The results showed that in order to be effective and be the legitimate shareholders of the limited liability company, the name of the heirs should be registered in the register of shareholders saved by the concerning limited liability company. The heirs must submit written application to be registered in the register of shareholders of the concerning limited liability company. The submittance of application must be included with some supporting documents such as death certificate issued by civil registration, ceritificate of heirship, and all the heir rsquo s resident ID cards. Notary is expected to give legal counseling to the heir of shareholder to be more active to report the death of the heir to the concerned limited liability company."
2017
T47153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Asri Beatricks Margaretta
"Pada tesis ini, notaris Z yang membuat Akta Berita Acara RUPS PT X telah membuat akta yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pembuatan Akta Berita Acara RUPS PT X tersebut melanggar ketentuan pemanggilan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 82 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT).
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui akibat dari pelanggaran terhadap ketentuan pemanggilan RUPS terhadap keabsahan akta tersebut. Pelanggaran tersebut mengakibatkan keputusan RUPS PT X tidak sah dan mengikat yang berarti bahwa akta tersebut menjadi batal demi hukum. Akta yang batal demi hukum tersebut tentunya menimbulkan kerugian bagi para pihak yang berkepentingan. Notaris Z tersebut harus mengganti biaya, rugi serta bunga kepada pihak yang dirugikan akibat Perbuatan Melanggar Hukum yang telah ia dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu dengan mengkaji penerapan UU PT, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dikaitkan dengan kasus pada Akta Berita Acara RUPS PT X. Penelitian ini memberikan saran untuk diadakan RUPS kembali agar tidak terdapat inkonsistensi pengaturan serta kesalahan-kesalahan dalam anggaran dasar PT X yang dapat berimplikasi pada keabsahannya.

In this thesis , Notary Z who makes the Deed of general meeting of shareholders of PT X has made a deed that is not in accordance with the statutory provisions applicable. Making of the deed news general meeting of shareholders of PT X has violated the provisions of the call as set forth in Article 82 of law number 40 of 2007 regarding Limited Liability Company (Company Law).
This thesis aims to find out as a result of the violation of the provisions of the summons general meeting of shareholders on the validity of the deed. The violation resulted in general meeting of shareholders PT X is not legally binding, which means that the deed becomes null and void. Deed null and void it would cause harm to the parties concerned. Notary Z should reimburse the costs, damages and interest to the injured party as a result of Unlawful Acts he has done.
The method used is a normative juridical namely by reviewing the application of the Company Law , Law number 2 of 2014 about position of the Notary and Law number 25 of 2007 on Investment associated with the case at the of deed news of General Meeting of Shareholders PT X. This study provides suggestions for the general meeting of shareholders is held back so that there are no inconsistencies settings as well as errors in the articles of association of PT X which may have implications for its validity.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T45902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wibowo Halim
"Kebijakan PT. Bursa Efek Indonesia (PT. BEI)/Indonesian Stock Exchange (IDX) tentang penutupan kode broker dan tipe investor pada sesi perdagangan diharapkan mengurangi market herding behaviour terhadap saham-saham tertentu yang tercatat dan diperdagangkan di PT. BEI. Penutupan kode broker dan tipe investor dilakukan selama sesi perdagangan dan dapat dilihat kembali setelah sesi perdagangan ditutup. Market herding behaviour muncul saat investor meniru aksi investor lain dalam strategi perdagangan saham. Hwang dan Salmon (2004) menemukan bahwa market herding behaviour cenderung ditemukan dalam perdagangan saham-saham perusahaan kapitalisasi kecil-menengah. Pada akhir tahun 2021, PT. BEI mulai menerapkan penutupan kode broker dan tipe investor di pasar sekunder untuk meminimalisir market herding behaviour. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis herding behaviour pada jangka waktu sebelum dan sesudah diberlakukannya penutupan kode broker dan tipe investor di pasar sekunder dengan mengukur data statistik dari return saham-saham tertentu untuk mendeteksi ada/tidaknya efek herding menggunakan metode cross-sectional absolute deviation (CSAD), metode non-linear dan cross-sectional standard deviation (CSSD). Penelitian ini diharapkan dapat menjawab apakah tujuan awal PT. BEI untuk meminimalisir herding behaviour tercapai dengan adanya penerapan kebijakan tersebut.

The policy implemented by PT. Bursa Efek Indonesia (PT. BEI)/Indonesian Stock Exchange (IDX) regarding the temporary undisclosing of broker code and investor type during trading sessions is expected to minimize market herding behaviour upon particular listed and traded stocks in PT. BEI. The temporary undisclosing of broker code and investor type is done during trading session and can be seen after trading session is closed. Market herding behaviour occurs when investors imitate the stock trading strategy action of other investor. Hwang and Salmon (2004) found that market herding behaviour is usually found in small-medium capitalization company stocks trading. In late 2021, PT. BEI started implementing the policy. This research aims to analyze herding behaviour in the period before and after the policy was implemented by measuring statistical data of certain stock returns to detect the existence of herding using the cross-sectional absolute deviation (CSAD) method, non-linear method and cross-sectional standard deviation (CSSD) method. This research is expected to answer whether the original purpose of the implementation of the policy by PT. BEI to minimize herding behaviour serves it."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barry Maheswara
"Dalam suatu transaksi merger, pemegang saham minoritas cenderung tidak memiliki banyak opsi untuk mengambil peran pengambilan keputusan. Undang- Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengamanatkan bahwa dalam melakukan merger, kepentingan dari pemegang saham minoritas harus menjadi salah satu perhatian utama. Dalam pelaksanaannya, jika pemegang saham minoritas menolak ikut serta dalam merger, maka dia memiliki hak untuk menjual sahamnya, dan perusahaan wajib membeli saham tersebut dengan harga yang wajar.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti bagaimanakah proses penentuan harga yang wajar tersebut dan mencari tahu apakah terhadap proses penentuan nilai wajar tersebut hak-hak dari pemegang saham minoritas tetap menjadi perhatian. Penulis akan menggunakan contoh kasus pada merger dari PT Bank OCBC NISP Tbk dengan PT Bank OCBC Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis.
Hasil penelitian penulis menemukan bahwa dalam penentuan nilai pasar wajar untuk konversi saham dalam suatu transaksi merger, tidak ditemukan adanya ruang yang secara tegas diatur oleh hukum yang memberikan kesempatan bagi pemegang saham minoritas untuk menegosiasikan nilai pasar wajar atas saham-saham mereka dalam hal mereka hendak menjual saham tersebut. Hal yang ditemukan oleh penulis adalah ruang penyelesaian sengketa yaitu menggunakan hak pemegang saham minoritas untuk mengajukan gugatan ke pengadilan.

In a merger transaction, the minority shareholder tends to not to have lots of option for taking a decision-making role in the transaction. The Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Company addressed that in executing a merger, the minority shareholders right must be taken into serious consideration. In the implementation, if there?s any minority shareholders that decides to not take part in the merger process, he have the rights to sell his shares and the company is obliged to buy that particular shares in a fair market value.
This thesis is going to find out what is the process in determining a fair market value and will try to finding out whether the rights of the minority shareholders is still considered to put into account on determining the fair market value. The writer will use an example of the merger of PT Bank OCBC NISP Tbk with PT Bank OCBC Indonesia. This research is a qualitative research with analytical descriptive design.
As a result of this research, the writer finds out that in the process of determining a fair market value for the share conversion in a merger transaction, there are no governing law that gives a room for the minority shareholders to negotiate the price for their shares in the event if they want to sell their shares to the majority by way of not agreeing with the merger plan. What the writer found is that the minority shareholders can use the court to settle the dispute over the fair market value by using his rights to submit a lawsuit to the court.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S44137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>