Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvira Eka Putri
"Era globalisasi menciptakan persaingan di berbagai bidang yang semakin lama semakin ketat tidak terkecuali dalam bidang pelayanan kesehatan terrnasuk perumahsakitan. Agar shatu rumah sakit mampu bersaing dengan baik, maka rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya Salah satu indikator untuk mengukur kualilas pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien.
RSIA Hermina, Bekasi diresmikan pada tahun 1997, merupakan rumah sakit dengan reputasi yang sudah dikenal masyarakat sebagai rumah sakit yang dapat diandalkan pelayanannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat inap persa1inan normal terhadap mutu layanan Rumah Sakit lbu dan Anak Hermina yang dilaksanakan pada tanggal 24 April sampai 24 Mei 2002 dengan 80 orang responden yang sedang menjalani perawatan setelah persalinan normal. Pengukuran dilakukan dengan metode Servqual pada lima dimensi pelayanan yakni tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Hasil penelitian memperlihatkan sebanyak 88,3% responden puas dan sebanyak ?l?l,7% tidak puas dengan dimensi mutu layanan. Uji hubungan dengan uji chi-square pada variabel kepuasan dengan faktor sostal ekonomi tidak mendapatkan hasil yang bermakna. Pada uji hubungan variabel kepuasan dengan masing-masing dimensi mutu layanan didapatkan hubungan yang bermakna. Tingkat kesesuaian masing~masing dimensi mulai dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil adalah dimensi assurance, empathy, tangible, responsiveness, dan reliability. Penelitian ini merekomendasikan agar rumah sakit meningkatkan kinerjanya pada ruang rawat inap agar lebih bersih, nyaman, dan tenang serta mampu memberikan layanan sesuafyang dijanjikan dengan cepat dan tepat. Para dokter disarankan agar dapat bertugas sesuai jadwal. Disarankan pula bagi rumah sakit agar memperhatikan faktor jarak antara tempat tinggallpraktek dokter dengan daerah Rumah Sakit.

The current globalization era causes tight competition in many aspects, no exception in health service aspect including the hospital _ ln order to hospitals to function complete well, it is required to maintain its service quality. One of the indicators to measure the health quality in health care is patient?s satisfaction.
The Hermina Mother and Child Hospital Bekasi , founded in 1997, have already had a good reputation in the community.
This study was aimed to tind the level of satisfaction of normal birth deliveiy of inpatient on the service quality in this hospital. The study was conducted from April 24 up to May 24, 2002 by taking 80 respondents as the sample which take care in the hospital alter having normal delivery. The measurement used Servqual Method, focused to tive service dimensions
which is tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.
The result of the study showed that 88,3 % respondents were satisned on the service quality and the rest of the respondents (?l1,7%) were insatistied. The statistical analysis using chi-square test proved that social economic factor was not related to the patient?s satisfaction. However, the patient's satisfaction variable considered statistically si niticant in relation with each ofthe sen/ice dimension. Based on ranking, the level of satisfaction on each service dimension from the highest to the lowest respectively is as follows assurance, empathy, tangible, responsiveness, and reliability. Based on this Ending, the study recommends to the hospital to measure the performance of the inpatient ward so that it is cleaner, more comfortable. and quiet. The hospital is also recommended to provide a quick and accurate service. Recommendation is also addressed to the physician in order to work on schedule_ lt is considered to the hospitai to concern with the distance between the physician?s residencelprivate practice and the hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rus Martini
"Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang menyenangkan bagi ibu, tetapi sarat dengan risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas, salah satu penyebabnya adalah persalinan lama, Oleh karenanya perlu persiapan fisik dan mental ibu yang salah satunya melalui senam hamil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap persalinan lama di RSIA Hermina Bekasi dari Desember 2001 sampai Desember 2002.
Metode Studi ini menggunakan desain kasus kontrol berpadanan pada paritas karena kasus persalinan lama merupakan kasus yang jarang (insiden 8%). Kasus adalah kejadian persalinan lama dengan jumlah 124 orang dan kontrol adalah ibu dengan persalinan normal dengan jumlah 124 orang. Data diperoleh dari catatan medik dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan regresi logistik mengunakan kekuatan 80 % dan derajat kepercayaan 95%.
Hasil Persentase kasus yang tidak senam 83;9% (lebih tinggi) dibanding dengan, kontrol 32,3%. Setelah memperhitungkan pengaruh variabel lain, terdapat hubungan bermakna antara senam hamil dengan persalinan lama dengan p 0,047 OR. 3,61 dan 95% CI 1,02-12,79. Pekerjaan merupakan faktor efek modifikasi (berinteraksi) dan sebagai faktor konfonding terhadap hubungan senam hamil dengan persalinan lama. Faktor risiko terbesar yang berpotensi untuk terjadinya persalinan lama adalah faktor umur ibu dengan nilai p 0,011 dan OR 4,26 (95% CT 1,39-12,96). Selain itu pecahnya ketuban p 0,039 dan OR 3,34 serta berat badan bayi p 0,024 dan OR 2,89 (95% CI 1,15 - 7,31).
Kesimpulan ibu yang tidak melakukan senam hamil berisiko secara bermakna untuk mengalami persalinan lama 3,61 kali (CI 1,02 -- 12,79) dibandingkan dengan ibu yang senam hamil. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak bakerja dan tidak senam hamil berisiko 7,59 kali untuk menjadi kasus persalinan lama dibandingkan pada ibu yang bekerja dan senam hamil.
Saran Perlu motivasi dari petugas kesehatan kepada ibu hamil agar mau mengikuti kegiatan senam. Bagi ibu hamil yang tidak bekerja dimotivasi untuk melakukan aktifitas fisik lain guna membantu meningkatkan elastisitas otot dan memudahkan persalinan. Perlunya institusi kesehatan pemerintah menyelenggarakan pe]ayanan senam hamil, serta perlunya peran serta Departemen Kesehatan dalam memprornosikan dan menetapkan senam hamil sebagai upaya promotif Adanya penelitian lanjut dengan metodologi prospektif kohort atau eksperimen.
Daftar bacaan ; 49 (1990-2002)

The Relationship between Exercises during Pregnancy towards the Prolonged Labor at RSIA Hermina in Bekasi during the year of 2002The pregnancy and the delivering birth are things that bring about comfort for mothers, but at the same time there is a high risk in morbidity and mortality, one of the factors is prolonged labor. Therefore, they should be ready for both physically and mentally, one of the ways to do that is through exercises during pregnancy. This research is done to find out the relationship between exercises during pregnancy and the prolonged labor.
Methods. The study uses the case-control design that is equivalent with the parities, since the prolonged labor is a case which is rare (8 % insident). The respondents for the cases in prolonged labor is the same as the controls one, that is 124. All the data are taken from the medical records through the questionairs. The data are analysed with conditional logistic regression using the power 80% and 95% level of significancy.
Results. The persentage of the cases that are not exercices is 83,9% higher than the controls which is 32,3%. After considering other variable influence, there is a significant relationship between exercices during pregnancy and prolongred labor with probability 0,0047 odds ratio 3.61 and 95% confidante interval 1,02 - 12,79. Work factors are both have an interaction and confounding towards the relationship between the exercices and the prolonged labor. Other risky factors which are also have correlation towards prolonged labor are the age of mother with probability of 0,011 and odds ratio 4,29 (95% confidence interval 1,39 - 12,96), the breaking of liquor amnii probility is 0,039 and odds ratio 3.34, and the babys weight with probality 0.024 and odds ratio of 2,89 (95% confidance interval 1,15 - 7,31).
Conclusion. There is a significant relationship between exercises during pregnancy and prolonged labor after considering other variable influnce, that are, age, work, the liquor amnii, the baby's weight, and exercises* work interaction variable.
Suggestion. The pregnant mothers should be motivated to do exercises. Those who don't work should do other physical activities in order to increase their muscle elasticity. The government institution should conduct and lead such programs and so do the Health Departement. Further researches on this subject should be done thoroughly.
The reading list: 49 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renatha Tiur Etty
"Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi memberikan pelayanan rawat inap khusus untuk wanita, ibu dan anak. Saat ini pemanfaatan rawat inap ibu sangat jauh berbeda dengan pemanfaatan rawat inap anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian terhadap produk pelayanan atau analisis produk untuk mengetahui kesenjangan antara keinginan konsumen dan calon konsumen dengan pelayanan saat ini demi meningkatkan pemasaran pelayanan rawat inap ibu.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis tentang karakteristik pelanggan, karakteristik calon konsumen, karakteristik produk, kebijakan manajemen rumah sakit, keinginan konsumen serta calon konsumen terhadap layanan rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan cara survey dan wawancara mendalarn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dan calon konsumen mempunyai keinginan-keinginan terhadap aspek-aspek dalam pelayanari rawat inap yang perlu mendapat perhatian rumah sakit untuk peningkatan pemasaran rawat inap ibu RSIA Hermina Bekasi serta adanya pasar sasaran yang dapat diraih.
RSIA Herrnina Bekasi harus mengoptimalkan kualitas pelayanannya yang disesuaikan dengan keinginan konsumen dan calon konsumen serta meningkatkan upaya pemasaran dengan usaha promosi yang spesifik.

Product Analysis on Inpatient Mother Care Services for Marketing Measures at Hermina Bekasi Hospital, 2002 Hermina Bekasi Hospital carried out inpatient mother care services especially for woman, mother and child. In this recent, bed occupancy for mother so far differently with bed occupancy for child. One of these efforts can be done is the research on product service or product analysis to know the differentiation between customer wishes and customer candidate wishes, to increase promotion for inpatient mother care services.
This research is a case study to figure out the information and analysis on customer characteristics, customer candidate characteristics, product characteristics, hospital management policy, customer and candidate customer wishes to inpatient mother care services. The method used by survey and in depth interview.
The result figure out that customer and customer candidate have wishes the aspects of inpatient mother care services which necessarily hospital intention for increasing the market and target market can be achieved.
Hermina Bekasi Hospital obliged to optimize the service quality inline with customer and customer candidate wishes, and increasing the efforts marketing with specific promotion matters.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Widyadewi
"Pemberlakuan Otonomi Daerah menyebabkan perubahan pola sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi dan hal tersebut juga berdampak pada sektor kesehatan. Dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah Daerah harus semakin fokus terhadap masalah pembiayaan pelayanan kesehatan karena pada hakekatnya penyelenggaraan Puskesmas Unit Swadana Daerah merupakan penjabaran tujuan otonomi daerah yaitu untuk mewujudkan peningkatan pelayanan masyarakat secara efisien dan efektif.
Selama ini Puskesmas Kecamatan Tebet memberlakukan tarif berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan tahun 2001 tentang tarif di Puskesmas dan tidak berdasarkan dengan Perda No.3 tahun 1999 yang berlaku.
Permasalahan yang dihadapi yaitu rendahnya tarif pelayanan rawat imp persalinan berdasarkan Perda dan belum diketahuinya biaya satuan untuk persalinan, khususnya persalinan normal sebagai dasar pendekatan kebijakan pentarifan yang baru. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya biaya satuan rawat inap persalinan normal di RB Puskesmas Kecamatan Tebet.
Jenis penelitian adalah observasi dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat analitik. Metode analisis biaya mempergunakan Activity Based Costing (ABC). Data yang digunakan adalah data primer tercatat pada tahun 2002 pada Puskesmas Kecamatan Tebet dan RB.
Dari hasil penelitian, didapat biaya satuan normatif untuk kelas I Rp. 327.741,-, kelas II Rp. 318.411; , kelas III Rp. 3I 3.747,-. CRR tanpa biaya investasi untuk kelas I Rp. 64,70 %, kelas II 56,62 % dan kelas M Rp. 48,53%.
Maka dengan hasil tersebut, disarankan untuk menjadi pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Prop.DKI Jakarta serta Panda DKI Jakarta sebagai penentu kebijakan dan pengambil keputusan mengenai tarif untuk pelayanan rawat inap persalinan normal di Puskesmas dengan memperhatikan kemampuan membayar masyarakat. Bagi Puskesmas Kecamatan Tebet sendiri, agar mulai melakukan penghematan biaya semaksimal mungkin dengan maksud menekan pengeluaran biaya.

Unit Cost Analysis of Overnight Stay Service of Normal Childbirth in Tebet Public Health Center, 2002The conduct of regional autonomy causes the changes in government system from centralization to desentralization and it also affects the health sector. Regarding the regional autonomy, the Regional Government should focus on the problem of health service funding so that in fact the self financing public health center can be a clarification of regional autonomy purpose, that is to create an increase on public service efficiently and effectively.
All this time , Tebet Public Health Center conducts the tariff based on Letter Decree of Health Department Chief, 2001 and not on Regional Regulation No. 3, 1999 as directed.
The problem that is faced is the low tariff of overnight stay service of childbirth based on Regional Regulation and unclear unit cost for normal childbirth as a basic approach to a new tariff Therefore, the general purpose of this research is to get description about the amount of unit cost and rational tariff of overnight stay service of normal childbirth at RS Tebet Public Health Center.
The research design is observation with quantitative approach and analytical. The method used in cost analysis is Activity Based Costing (ABC). Whereas the data used in the research is primary recorded data year 2002 at Tebet Public Health Center and RB.
It can be conclude from the research that the normative unit cost for class l is Rp. 327.741,- , class II is Rp. 318.411,- , class III is Rp. 313.747,-.
The result of the research hopefully can be consideration for the Health Department of DKI Jakarta Province and the Regional. Government of DKI Jakarta Province as decision makers for tariff of overnight stay service of normal childbirth at public health center by considering to ability to pay. It will be good for Tebet Public Health Center to save money in order to decrease the big expense.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaiti
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lestari
"Seiring dengan semakin meningkatnya perkembangan rumah sakit di Indonesia, maka persaingan antar rumah sakit pun semakin meningkat. Mum pelayanan rumah sakit eral kaitannya dengan kepuasan pasien. Mutu terdiri dari lima dimensi yaitu langibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaiy. Kepuasan pada kelima dimensi mutu ini diduga erat kaitannya dengan keinginan pasien untuk kembali. Hubungan ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik pasien (umur, pekerjaan, pendidikan, domisili & cara bayar). Penelitian ini bcrtujuan untuk mcngctahui apakah ada hubungan yang signifkan antara kepuasan pasien di unit rawat jalan RSIA Hermina Bekasi dengan keinginan kembali. Rancangan penelitian adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional siudy dengan besar sampel 120 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kelima dimensi mum pasien merasa tidak puas pada dimensi reliability. Sebanyak 80% responden menyatakan ingin kembali memanfaatkan pclayanan. Dari basil analisa bivariat dengan nilai UF 0,1 didapatkan hanya Cara bayar, dimensi tangible dan dimensi emphaty saja yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan keinginan untuk kenipali. Sedangkan analisa multivariat memmjukkan bahwa yang paling berpengaruh pada variabel cara bayar dengan peluang 2,037 kali untuk kembali bagi mcrcka yang dengan cara membayar sendiri dibanding dengan yang ditanggung. Bcrdasarkan hasil Pery%rmance & Imporfance Analysis didapatkan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan berturut - turut adalah : reliabilily tangible, responsiveness, emphaty dan assurance.

The development of hospitals in Indonesia are growing rapidly, hence the competition between hospitals is increasing. The hospital quality service is closely related to the patient’s satisfaction. There are five dimensions of quality : tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy. The satisfaction on the five dimensions of quality was presumed to have correlation with the patient’s willingness to return. This correlation was presumed to be influenced by the patient’s characteristics (age, job, education, residence, & paying method . 'I`his study revealed that there is significant correlation between the satisfaction at the maternal outpatient unit at RSIA Hermina Bekasi with the patient’s willingness to return in 2008. The study design is cross sectional study with 120 respondents.
The result of this study shows that from all five dimensions of service quality respondents was unsatisfied with reliability dimension and 80% respondents shows their willingness to return. The bivariate analysis using ot= 0,1 shows that only paying method, tangible and empathy that has significant correlation with the patient’s willingness to retum. The multivariate analysis shows that the most influencing factor is paying method with 2,037 chance to retum of those who pay by themselves. The Importance and Perfomance Analysis shows that the priority to be raised are reliability, tangible, responsiveness, empathy and assurance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dharsono Yusuf
"Rumah sakit adalah bagian dari sistem pelayanan perawatan kesehatan yang sangat dipengaruhi globalisasi dan krisis ekonomi. Mahalnya biaya perawatan kesehatan dan tingginya persaingan pasar juga mempengaruhi seluruh kegiatan rumah sakit. Selain itu meningkatnya kebutuhan akan perawatan kesehatan juga menambah tuntutan untuk meningkatnya standar kualitas pelayanan yang akan mengakibatkan meningkatnya juga biaya pelayanan.
Data menunjukkan bahwa 31,4% dari total pasien yang dirawat di RSMH Palembang pada tahun 2002 adalah pasien dengan PT Askes. Masalah yang ditemukan adalah adanya perbedaan pelayanan antara pasien yang menggunakan PT Askes dengan pasien Non-Askes. Pasien peserta wajib PT Askes sering mengeluhkan kualitas pelayanan yang diterima selama dirawat di rumah sakit, terutama pada rawat Inap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas layanan yang diberikan antara pasien Askes dengan pasien Non-Askes, yang dirawat di ruang rawat inap kelas II dengan diagnosis Hipertensi. Enam indikator digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan meliputi jenis obat yang diberikan terhadap pasien, jumlah pemeriksaan medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter, asuhan keperawatan dan total biaya. Data tersebut diambil dari rekam medis.
Berdasarkan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas pelayanan yang bermakna yang diberikan baik kepada pasien PT Askes maupun Non-Askes yang dirawat di ruang kelas II dengan diagnose hipertensi. Secara khusus tidak terdapat perbedaan pada jumlah jenis obat yang diberikan baik terhadap pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dengan kriteria minimal lima jenis pemeriksaan penunjang medis, ditemukan bahwa pasien dengan PT Askes menerima jumlah pemeriksaan yang sama dengan pasien Non-Askes, dengan rentang antara 2 sampai dengan 8 jenis pemeriksaan penunjang medis. Penelitian ini juga melihat pada lama rawat, dan tidak ditemukan perbedaan antara pasien PT Askes dengan Non-Askes. Rata-rata lama hari rawat adalah 5,58 hari dengan rentang dari 1 sampai 19 hari.
Dalam hal kunjungan oleh dokter selama dirawat inap seringkali menjadi alasan utama keluhan para pasien peserta PT Askes. Dan pads kenyataannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada kunjungan dokter antara pasien PT Askes dengan pasien Non-Askes. Asuhan keperawatan sebagai salah satu kriteria tidak ada perbedaan kualitas layanan antara pasien PT Asked dengan Non-Askes. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa baik pasien PT Askes maupun Non-Askes mendapat asuhan keperawatan yang kurang, dengan rata-rata 2,19 kali.
Secara keseluruhan, baik pasien PT Askes dan Non-Askes yang dirawat di kelas II dengan hipertensi mendapat pelayanan yang baik, berdasarkan pemberian obat, jumlah pemeriksaan penunjang medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter dan total biaya. Sedangkan asuhan keperawatan mendapat pelayanan yang kurang baik bagi pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dilihat dari informasi rekam medik pasien, perlu disarankan kepada petugas medis untuk menyadari betapa pentingnya informasi yang ditulis dalam rekam medik secara jelas, lengkap dan konsisten. Analisis sangat tergantung pada kualitas informasi yang tersedia pada rekam medik. Lebih jauh lagi, diperlukan juga untuk perbaikan pelayanan perawatan secara berkelanjutan untuk memudahkan proses pemulihan pasien.
Untuk PT Askes perlu mengevaluasi besaran tarif rumah sakit dalam rangka mengurangi beban keuangan rumah sakit. Selanjutnya perlu analisis lebih lanjut untuk Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang guna perbaikan kualitas pelayanan.
Daftar bacaan : 42 (1990-2002)
Analysis of Service of Hospital for the Patients with Hypertension Case at Ward Class Two which are Assured by PT.Askes and General Patients in the Mohamad Hoesin Hospital Palembang 2002Hospitals as part of the health care delivery system are highly influenced by globalization and economic crisis. High cost of health services and highly competitive market also contribute to the sustainability of the overall operation of the hospital. In addition, increasing demand on health care services also add to the requirements of high standard of quality of care that further increase the cost of delivery services.
The data indicated that 31.4% of total admitted patients hospitalized in the RSMH in 2002 was P.T.ASKES patients. There are issues that members of PT ASKES are treated differently than Non-ASKES patients. Members of PT ASKES frequently complain on the quality of services received during treatment in the hospital, especially in the inpatient care setting.
This study aims to address issues on differences on quality of care given to patients of PT ASKES and Non-ASKES who are admitted in the ward class two with diagnosis of hypertension. Six indicators are used to measure quality of care that include numbers of types of drugs given to patients, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, nursing services, and cost Data is taken from medical records.
The results indicated that there is no significant differences on quality of care given to patients of PT. ASKES and Non-ASKES patients admitted in the ward two diagnosed with hypertension. In specific, there is no difference on numbers of types of drugs given to PT ASKES and Non-ASKES patients. Using criteria of minimum five types of medical examination, it is found that ASKES patients receive same numbers of medical examination, with range from 2 to 8 types of medical examinations. The study also address the issue on length of stay, which is found no differences between PT ASKES and Non-ASKES patients. The average length of stay is 5,58 days ranging from 1 - 19 days.
Issues on number of visit by medical doctors during hospitalization frequently become the main reason of complain among PT ASKES patients. Again, the result describes that there is no differences on numbers of visite by medical doctors for both PT ASKES and Non-ASKES patients.
Nursing care is also used as one of the criteria to identify no differences on quality of care between PT ASKES and Non-ASKES patients. The results indicated that both patients ASKES and Non-ASKES receive bad services on nursing care aspect, with the average of 2,19 times.
Overall, patients of PT ASKES and Non-ASKES admitted in the ward class two diagnosed with hypertension both receive good quality of care, as measured by types of drugs given, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, and cost. Nursing care is considered as bad, both for PT ASKES and Non-ASKES patients.
Since the above information is taken from patients medical records, it is highly recommended for medical staffs to be aware on the importance on clear, valid, concise and consistent information written in the medical records. The analysis will depend on the quality of information available on the medical records. Furthermore, it is needed to continue improve on nursing care to ease process of recovery of the patients.
For PT ASKES, it is important to reevaluate tariff given to the hospital in attempt to reducing financial burden of the hospital. For further detailed analysis, Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang require to continue improve its quality of services.
References : 42 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryati Djuli
"RSIA Hermina Bekasi is a mother and child hospital built in 1997 equipped with 38 beds and today it has 148 beds. The declining Bed of Occupancy Rate (BOR) of its mother inpatient in 2010 compared with the preceding years caused by the excessive number of beds and the declining percentage of mothers as patients treated. Moreover the marketing department of RSIA Hermina Bekasi has never done a customer segmentation and market target. Until today its market target determined by the hospital management. The purpose of this academic work is to collect information about market target based on geographical, demographical, psycho graphical and behavioral segmentation.
This study has nature of analytic descriptive with quantitative and qualitative approaches. As instrument for the quantitative study, questionnaires with 77 respondents deployed and collected by using proportional stratified sampling method, while for the qualitative study, an in-depth interview was brought about. The quantitative data analysis carried out by using univariate analysis and subsequently the qualitative data analysis undertaken by means of grouping and concluding data with similar background.
Results suggested that patients of RSIA Hermina Bekasi are from district in the city of Bekasi (52%) is south Bekasi, West Bekasi, North Bekasi, and East Bekasi, having time travel of 30 minutes (70.1%), aged of 20 ? 39 years old (93,5%), with bachelor educational background (42.9%), private employee as patients (33.8%), with husbands within private sectors (70.1%), having income less than IDR 5 million (35,1%) and companies as payer (44.2%). Furthermore, the perception of patients for inclusiveness, cleanliness, comfort of rooms, human resources such as doctors, nurses, administrations staffs and also of fare is considerably good. Market target of RSIA Hermina Bekasi is company patients.

RSIA Hermina Bekasi merupakan rumah sakit ibu dan anak yang didirikan tahun 1997 dengan kapasitas 38 tempat tidur dan sekarang sudah memiliki 148 tempat tidur. Adanya penurunan BOR rawat inap ibu pada tahun 2010 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, karena penambahan jumlah tempat tidur ditambah dengan persentase pasien ibu yang di rawat inap menurun. Selain itu pemasaran RSIA Hermina Bekasi tidak pernah melakukan segmentasi pelanggan dan target pasar, selama ini target pasar ditentukan oleh manajemen rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai segmentasi pasar berdasarkan segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku serta untuk memperoleh target pasar pada rawat inap ibu di RSIA Hermina Bekasi.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Instrumen penelitian kuantitatif menggunakan angket kepada 77 responden dengan teknik pengambilan sampel proposional stratified sampling yang dipilih secara acak. Sedangkan untuk penelitian kualitatif menggunakan pedoman wawancara mendalam. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara analisis univariat dan analisis data kualitatif dengan cara data-data yang memiliki kesamaan dikelompokkan dan disimpulkan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pasien RSIA Hermina Bekasi adalah berasal dari kecamatan didalam kota Bekasi (52%) yaitu Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Utara dan Bekasi Timur dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit (70,1%), berusia 20 ? 39 tahun (93,5%) dengan latar belakang pendidikan sarjana (42,9%), pekerjaan pasien pegawai swasta (33,8%) dan pekerjaan suami pegawai swasta (70,1%) dengan penghasilan < 5 juta rupiah (35,1%) dan penanggung jawab biaya dari perusahaan (44,2%). Dan Persepsi pasien mengenai kelengkapan, kebersihan dan kenyamanan kamar, persepsi mengenai SDM seperti dokter, perawat, dan petugas pendaftaran serta persepsi mengenai tarif pada umumnya baik. Target pasar RSIA Hermina Bekasi adalah pasien perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T36855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Vidiawati
"Tingginya beban kerja yang dirasakan perawat di Instalasi Rawat Inap Anak Kelas I,II,III RS Hermina Jatienegara perlu dilakukan analisis beban kerja untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan tenaga yang sesuai dengan beban kerja tersebut. Dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat ini menggunakan formula Workload Indicator Staff Needs WISN, formula Gillies, PPNI, dan formula Ilyas. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Anak Kelas I,II,III menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan observasi dengan metode work sampling terhadap kegiatan yang dilakukan perawat pelaksana pada mei-juni 2018.
Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pelaksana pada kegiatan produktif sebesar 72,4 dengan beban kerja tertinggi berada pada shift pagi dengan jumlah kegiatan produktif sebesar 82,7. Untuk kebutuhan perawat diperoleh sebesar 18 perawat meggunakan WISN, sebesar 19 perawat menggunakan formula Ilyas dan Gillies, dan sebesar 24 perawat menggunakan formula PPNI.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar kepala ruangan dapat melakukan efisiensi perawat di shift pagi dan menentukan jumlah kebutuhan yang mendekati dengan jumlah perawat pelaksana saat ini.Kata kunci:beban kerja perawat, kebutuhan tenaga perawat, work sampling.

High of workload be perceived by nurses at children care unit Class I, II, III of Hermina Jatinegara Hospital need to analyze the workload to be able to determine the required staffing needs of nurse to the workload. To analyze the requirement of nursing staff using some formulas Workload Indicator Staff Needs WISN , Gillies, PPNI, and Ilyas formula. This research was held in children rsquo s care unit Class I,II,III of Hermina Jatinegara Hospilat on May June 2018 using Quantitative Approach with an observation based on work sampling method to nursing activity.
The result of this research proved that nursing workload on productive activity is 72,4 and the highest workload in the morning shift with result on productive activity is 82,7. The result of analyze the required staffing needs of nurse is 18 nurses with WISN, 19 nurses with Ilyas formula and Gillies formula, and 24 nurses with PPNI formula.
Based on the result of this research, recomended to head of nursing staff to perform an efficiency nursing staff in the morning shfit and decide to required staff needs of nurse near to the current quantity of nurses.Keywords workload of nursing, needs of nursing staff, work sampling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chodidjah Alie
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan ketidak-sesuaian persepsi antara pasien dan penyedia layanan. Keadaan ini dapat mendatangkan image yang kurang baik terhadap suatu tempat pelayanan kesehatan, khususnya milik pemerintah yang selama ini sering dianggap berkualitas rendah.
Penelitian ini bertujuan mcmperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat Inap RSU Raden Mattaher Jambi sesuai dengan karakteristik dan kelas perawatan pasien terhadap pelayanan rawat Inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 100 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner secara self administered. Jenis penelitian adalah cross sectional. Menggunakan data primer dengan analisa univariat, bivariat, multivariat dan tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien di ruang rawat Inap yang tergambar dalam importance performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan rawat Inap sebesar 67% dan yang tidak puas 33%. Dari aspek pelayanan rawat Inap, proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan dokter 49%, pelayanan perawat 47%, pelayanan makanan/menu 28%, fasilitas perawatan 06% dan lingkungan perawatan 41%. Karakteristik pasien yang mempunyai hubungan signifikan (p 0,030) dan mempunyai pengaruh yang dominan (p=0,015 dan p-wa1d 0,019) dengan tingkat kepuasan pasien adalah pekerjaan.
Rata-rata harapan pasien adalah 3,43 dan rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 2,98 dengan tingkat kesesuaian 86,88%. Belum ditemukan faktor-faktor yang menjadi prioritas utama (kuadran A) yang menjadi kelemahan dalam pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi dan terdapat 9 faktor yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan keberadaannya (kuadran B) sebagai kekuatan yang dimiliki rumah sakit.
Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi masih rendah. Penulis menyarankan kepada pihak RSU Raden Mattaher Jambi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi tingkat kepuasan pasien secara kontinyu melalui kotak saran dan survei kepuasan pasien setiap 1-3 bulan. Melakukan pelatihan manajemen pelayanan rawat inap secara berkesinambungan bagi pelaksana pelayanan, melengkapi fasilitas perawatan seperti pengadaan bel pada setiap kamar perawatan dan memberikan lingkungan perawatan yang tenang, aman, nyaman serta terhindar dari segala kebisingan, mencari dana untuk memenuhi fasilitas dan lingkungan perawatan sesuai kebutuhan pasien.

Analysis of Patient Satisfaction Level at Inpatient Ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital in 2002Patient satisfaction is one of indicators to measure the quality of service in hospital. The low of patient satisfaction describes the inappropriateness perception between patient and service provider. This condition can invite bad image to a place where provide health service, especially to State Owned Enterprises, where presently considered having low quality.
The objective of this study is be obtain the description of patient satisfaction level at inpatient ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital, based on characteristic and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 100 subjects of variety classes and wards through self-administered questionnaire with cross sectional design.
The result of study showed that proportion of patient that satisfied to inpatient ward service was 67% and unsatisfied was 33%. When it seen from inpatient service aspect, the proportion of patient that satisfied to doctor service was 49%, nursing service 47%, menu service 28%, care facility 06% and care environment 41%. Characteristic of patient that having significant relationship (p=0,030) and influence that dominant (p=0,015 and p-ward=0,019) with patient satisfaction level was occupation.
The average of patient wish was 3,43 and average fact that accepted by patient was 2,92 with the appropriateness level were 86,88. It has not found yet the factors that become main priority (quadrant A), which become weakness in patient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital. There also nine factors that should be maintained and improved its availability (quadrant B) as power that owned by hospital.
The above result shows that patient satisfaction level to inpatient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital as still lower. It is recommended to Raden Mattaher Jambi General Hospital to do controlling and evaluation on patient satisfaction level continually through suggestion box and survey on patient' satisfaction every 1-3 month. Training quality management of care in patient continuously for service provider, supply facility like bell in every patient's room, and create environment caring in silent, safety, comfort and free of noising and looking relief fund for complete with facility and environment caring according to patient's necessaries.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>