Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cheka Virgowansyah
"Salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan PDB, sedangkan pertumbuhan PDB dapat didekati dengan pertumbuhan output. Kajian mengenai turunan output sudah banyak dilakukan namun kajian mengenai pola perubahan output di Indonesia sendiri masih relatif kurang. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk meneliti pola perubahan output perekonomian Indonesia setiap sektor. Jadi permasalahan dalam tesis lni adalah bagaimana pola perubahan output Indonesia selama periode 1975-1985, 1985-1995, dan 1995-2003, serta seberapa besar kontribusi faktor final demand, teknologi dan sinergi dalam memberikan kontribusi pada total perubahan output perekonomian selama periode penelitian.
Untuk menangkap permasalahan tersebut maka dalam tesis ini digunakan pendekatan dekomposisi output yang mendekomposisi ouput menjadi tiga komposisi yaitu efek final demand, efek teknologi, dan efek sinergi. Dengan menggunakan tabel input-output 66 sektor transaksi total dari tahun 1975 sampai dengan 2003 pubikasi BPS. Sebelum dilakukan dekomposisi terlebih dahulu dilakukan penyetaraan cakupan sektor 1-0 dari tahun 1975 sampai dengan 2003 dan penghilangan efek inflasi dengan mendeflasi final demand.
Hasilnya adalah bahwa selama hampir tiga puluh tahun ini perubahan output di Indonesia lebih didominasi oleh final demand. Peran teknologi dalam perubahan output relatif lebih kecil. Sektor yang mendominasi perubahan output perekonomian adalah sektor-sektor manufaktur, namun sektor ini rentan terhadap goncangan perekonomian. Sektor yang relatif tahan adalah sektor-sektor pertanian. Pada periode III peran final demand menurun hingga 59,73 % dari 87, 64 % pada periode I. Peran teknologi dalam perubahan output relatif kecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheka Virgowansyah
"ABSTRACT
This research aim to analyze the sources of changes in sectoral output in Indonesia in the periods from 1975-1985, 1985-1995, and 1995-2003, as well as to understand and measure the contribution of end demand, technology and synergy to total change in economic output in these periods. The decomposition output approach was used to measure the effect of end demand, technology and synergy. The research used the 66 sector total transaction input-output table from 1975 to 2003. The research found that end demand dominated the change in output during these periods, while technology played a relatively small role. Despite this, the role of end demand in period III (1995-2003) fell to 59.73% from 87.64% in period I (1973-1985)."
Jakarta: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Universitas Indonesia (MPKP-FEUI), 2017
338 UI-JKE 2:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Ruslan Abdul Ghani
"Seiring dengan perkembangan pembangunan, dirasakan model ekonomi agregat menjadi tidak terlalu banyak manfaatnya bagi perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan apabila kegiatan tersebut masuk ke dalam suatu dimensi ruang. Oleh karena itu yang dibutuhkan sekarang adalah suatu model yang bukan saja dapat menggambarkan jenis, lokasi dan pelaku kegiatan ekonomi tetapi juga mampu memberikan analisis tentang dampak langsung, tidak langsung dan terimbas (induced effects) dari kegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan. Model seperti ini sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh para perencana dan pengawas pembangunan, tetapi juga oleh para politisi. Analisis inter-regional input-output merupakan salah satu alat yang sangat tepat dan bersifat komprehensif jika dipakai untuk menjelaskan dan rnenganalisis hubungan keterkaitan antar daerah dan antar sektor dalam suatu perekonomian.
Penelitian ini lebih menekankan pada tujuan membuat tabel input-output antar daerah (IOAD, Inter-Regional Input-Output) Propinsi Lampung atas dasar harga produsen tahun 1997 dengan menggunakan metode non-survey, dimana diuraikan secara rinci tentang proses dan tahapan sejak dari awal hingga penyusunan tabel akhir. Disamping itu sebagai analisis tambahan, juga dilihat pola keterkaitan antar sektor; ketergantungan antar daerah; besarnya efek multiplier; analisis dampak; serta dilihat pula prioritas sektor unggulan dengan memperhatikan keterkaitan antar kabupaten/kota di Propinsi Lampung.
Pola keterkaitan dan ketergantungan antar sektor dan antar daerah di Propinsi Lampung dilihat dengan menggunakan pola keterkaitan ke depan (Forward Linkage), dimana suatu sektorldaerah berperan sebagai pemasok bahan bake ke sektorldaerah lainnya yang bergerak di industri bilk; serta pola keterkaitan kebelakang (Backward Linkage), dimana suatu sektor / daerah sangat berperan sebagai pengguna / pembeli produk / output yang dihasilkan suatu sektor / daerah yang bergerak di industri hulu. Besarnya efek multiplier dan analisis dampak dilihat dengan menggunakan inners matrik teknologi leontief. Sedangkan prioritas sektor unggulan di Propinsi Lampung dilihat dengan memperhatikan kemampuan sektor / daerah tersebut dalam memasok industri-industri hilir, kemampuan menyerap produksi industri-industri hulu serta kemampuan sektor tersebut dalam menghasilkan output, yang kesemuanya diukur dengan menggunakan indeks prioritas.
Manfaat penelitian ini disamping dapat merberikan solusi baru bagi penyusunan perencanaan pembangunan daerah terutama yang berkaitan dengan aspek keterkaitan antar sektor dan antar daerah di Propinsi Lampung yang selama ini belum pernah dilakukan, juga sebagai penerapan pendekatan akademis dan pengembangannya dalam menyusun perencanaan regional khususnya di Propinsi Lampung.
Tabel akhir IOAD Propinsi Lampung dapat diperoleh setelah melakukan penyesuaian dengan menggunakan metode RAS melalui prosedur itterasi dengan kontrol matrik R dan. S, dimana Tabel tersebut berhasil disusun setelah melakukan itterasi sebanyak 269 kali.
Berdasarkan nilai indeks Forward Linkage dan Backward Linkage terlihat bahwa nilai indeks Forward Linkage tertinggi adalah 4,46 pada sektor 28 (perdagangan) di Kebupaten Lampung Selatan dan terendah adalah 0,67 pada sektor 13 (Kehutanan) di Kota Bandar Lampung. Sedangkan nilai indeks Backward Linkage tertinggi adalah 1,65 pada sektor 22 (industri semen dan kapur) di Kabupaten Lampung Tengah dan terendah adalah 0,67 pada sektor 13 (kehutanan) di Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan Keterkaitan ke depan, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dengan kemampuan tertinggi dalam menunjang produksi industri-industri hilir baik yang berada di daerahnya maupun di daerah lain, diikuti Lampung Utara, Lampung Tengah, Bandar Lampung dan Lampung Barat. Kegiatan produksi di Kabupaten Lampung Selatan tersebut sangat berdampak terhadap peningkatan produksi di Kota Bandar Lampung, Lampung Utara, Lampung Tengah dan Lampung Barat.
Berdasarkan keterkaitan ke belakang, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dengan kemarnpuan tertinggi dalam menunjang produksi industri-industri hulu baik yang berada di daerahnya maupun di daerah lain, diikuti Lampung Tengah, Bandar Lampung, Lampung Utara dan Lampung Barat. Kegiatan produksi di Kabupaten Lampung Selatan sangat berdampak terhadap peningkatan produksi di Kabupaten Lampung Barat, Bandar Lampung, Lampung Tengah dan Lampung Utara.
Berdasarkan urutan prioritas dari 1 s/d 25, ternyata Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Tengah memiliki 7 sektor, Kota Bandar Lampung memiliki 6 sektor, Kabupaten Lampung Utara memiliki 4 sektor dan Kabupaten Lampung Barat memiliki 1 sektor. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Kota Bandar Lampung memiliki peranan yang cukup tinggi dalam meningkatkan output Propinsi Lampung, serta memiliki daya dukung yang besar terhadap pengembangan sektor-sektor lainnya di bagian hilir dan di bagian hulu yang terdapat tidak hanya di dalam Kabupaten/Kota itu sendiri tetapi juga di daerah lain dalam Propinsi Lampung.
Dampak konsumsi masyarakat terhadap pembentukan NTB terbesar pada NTB Kabupaten Lampung Selatan, dampak konsumsi pemerintah terbesar pada NTB di Kota Bandar Lampung, dampak PMIDB terhadap NTB terbesar pada Kota Bandar Lampung, dampak perubahan stok terhadap NTB terbesar di Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan dampak ekspor netto terhadap NTB terbesar di Kota Bandar Lampung."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Sugiharto
"Sejak diberlakukannya tahap pembangunan jangka panjang tahap pertama, kemajuan dalam bidang ekonomi telah berhasil meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dan meningkatkan output dan pecan sektor industri pengolahan dalam kegiatan perekonomian. Sejalan dengan proses pembangunan yang berlangsung telah terjadi perubahan dalam struktur input, baik pada inputantara maupun pada input-primer, dan struktur output, baik yang dikonsumsi dalam bentuk permintaan akhir maupun yang dikonsumsi untuk kegiatan produksi selanjutnya. Perubahan dalam komposisi input-output itu tercermin di antaranya pada perubahan yang terjadi pada koefisien input-output. Beberapa hal dapat mempengaruhi perubahan nilai koefisien tersebut, di antaranya perubahan teknologi, komposisi produk, dan harga. Skripsi bertujuan untuk memisahkan dan menganalisa sebab-sebab terjadinya perubahan koefisien input-output melalui analisis struktural terhadap tabel input-output Indonesia selama periode 1971-1990. Untuk melakukan analisis ini selain dipergunakan metode yang dikembangkan oleh Afrasiabi dan Castler juga dilakukan dengan jalan mengamati pola perubahan 'koefisien struktural yang telah dipakai dalam analisis-analisis sebelumnya. Studi ini menghasilkan temuan pokok: pertama, perubahan pada matriks struktural inputoutput selama periode 1971-1990, sebagian besar telah dipengaruhi oleh efek perubahan teknologi. Perubahan struktur input secara total terjadi pada sektor pertanian pertanian dan jasa yang mana komposisi input-antara pada ke dua sektor itu mengalami penurunan; sektor penambangan dan penggalian, manufaktur dan prasarana menunjukkan peningkatan penggunaan input yang berasal dan sektor lain. Ini membawa implikasi terhadap meningkatnya permintaan barang dari sektor pengolahan, prasarana, dan penambangan dan penggalian. Studi akan membawa kemungkinan pada perbaikan atau updating pada koefisien input output secara lebih baik, selain itu diperlukan studi lanjutan untuk lebih mempetjelas sifat pengaruh perubahan teknologi pada perubahan koefisien: labor-saving, capital-saving, dan neutral technical progress."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoni Hartono
"During the development of any transormation will put the services while leaving the primary and diminishing share. Using Input-Output model, we analyse the possibilities of making DKI Jakarta as services town. Based on total forward, total backward linkage and other analysis output, we conform the highest role of services sector in this province. We also find that the final demand for services sector is higher than its intermediate demand, showing this product of this sector is mainly used for direct consumption."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Wahyono
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kondisi obyektif perekonomian Propinsi Jawa Tengah dengan melakukan analisis terhadap perubahan struktur dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi selama periode 1988-2000. Hasil analisis diharapkan dapat dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka kebijakan makro ekonomi regional agar pada era globalisasi dan otonomi daerah perekonomian. Propinsi Jawa Tengah mampu bersaing baik di pasar nasional maupun global.
Untuk maksud itu digunakan analisis input-output. Perubahan struktur ekonomi dianalisis dengan melakukan "static comparative" terhadap struktur yang terjadi pada keseimbangan baru pada tabel input-output Propinsi ]awa Tengah tahun 1988, 1993 dan 2000; yang meliputi struktur permintaan dan penawaran, struktur produksi dan struktur keterkaitan antar sektor. Sedangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dianalisis dengan melakukan dekomposisi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan output dari sisi permintaan seperti peningkatan permintaan akhir domestik, peningkatan ekspor, substitusi impor dan perubahan teknologi yang tercermin dari perubahan koefisien input-output.
Hasil analisis menunjukan bahwa struktur perekonomian Propinsi Jawa Tengah didominasi oleh sektor industri pengolahan. Akan tetapi, proses produksi di sektor tersebut sangat rentan terhadap ketersediaan bahan baku dan bahan penolong impor. Akibatnya, pada periode krisis dominasi sektor industri pengolahan mengalami penurunan.
Pada seluruh periode (1988-2000), sumber pertumbuhan output yang dominan adalah peningkatan permintaan akhir domestik, terutama peningkatan konsumsi swasta, diikuti oleh ekspansi ekspor. Peranan ekspansi ekspor sebagai sumber pertumbuhan output akan semakin dominan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara sub periode pertama (1988-1993) dengan sub periode kedua (1993-2000) yang menunjukan bahwa kontribusi ekspansi ekspor terhadap pertumbuhan output semakin meningkat.
Oleh karena itu, kerangka kebijakan ekonomi regional harus diarahkan untuk mengembangkan sektor-sektor produksi yang mempunyai keunggulan komparatif dan secara bertahap dapat meningkatkan efisiensi proses produksi agar barang dan jasa yang dihasilkan mempunyai keunggulan kompetitif sehingga perekonomian Propinsi Jawa Tengah mempunyai daya saing yang tinggi baik di pasar nasional maupun global. Dengan kerangka kebijakan tersebut diharapkan ekspor barang dan jasa sebagai sumber pertumbuhan output dapat ditingkatkan dan ketergantungannya pada barang dan jasa impor terutama barang dan jasa yang akan digunakan sebagai bahan baku dan bahan penolong (input antara) dapat berkurang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Aman Astra
"ABSTRAK
Perencanaan pembangunan dapat dilakukan dengan analisis multisektoral. Penelitian ini
menggunakan analisis multisektoral untuk melihat perubahan struktur dan sumber
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) periode 2000-2008. Penelitian
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu analisis perubahan struktur dengan economic landscape dan
pola perkembangan sektor, analisis sumber pertumbuhan dengan dekomposisi faktor
pertumbuhan, yang kemudian dilakukan analisis perbandingan untuk mengetahui pengaruh
kebijakan Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Sumsel tahun 2005-2008. Penelitian menunjukkan bahwa struktur ekonomi
Provinsi Sumsel 2000-2008 telah mengalami perubahan. Sumber pertumbuhan 2000-2008
adalah perluasan konsumsi rumah tangga, perluasan ekspor dan perluasan perubahan stok.
RPJMD dengan agenda Sumsel sebagai lumbung energi nasional dan lumbung pangan
menghasilkan peningkatan output sektor energi dan sektor pangan.

ABSTRACT
Development planning can be done by multi-sectoral analysis. This study uses a multisectoral
analysis to see changes in the structure and sources of economic growth in South Sumatra in
period 2000-2008. The study was conducted in three phases, analysis of structural changes by
economic landscape, growth sources analysis by decomposition of growth factors, then
performed a comparative analysis to determine the effect of government policies in South
Sumatra through the Medium Term Development Plan (RPJMD) in 2005 -2008. Research
shows that economic structure 2000-2008 has changed. Sources of growth is expanding
domestic consumption, export expansion and extension of stock changes. RPJMD agenda as
granary national energy and food produces has increase output energy sector and food sector."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Evriyanti
"Pariwisata olahraga merupakan paradigma baru dan dianggap dapat mendorong perekonomian. Penelitian ini menggunakan analisis Input-Output I-O terbuka dan tertutup untuk melihat dampak pengeluaran pemerintah di sektor pariwisata olahraga terhadap perekonomian. Hasil dari penelitian ini adalah sektor pariwisata olahraga berpotensi cukup besar dalam penciptaan output, nilai tambah,pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja.
Hasil analisis keterkaitan antar sektor dengan menggunakan kedua model menunjukkan bahwa sektor pariwisata olahraga memiliki peran yang cukup besar terhadap sektor lainnya dalam perekonomian. Hal tersebut dapat terlihat dari tingginya angka keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan. Sektorpariwisata olahraga berkontribusi dalam penambahan output, nilai tambah, pendapatan rumah tangga dan tenaga kerja masing-masing sebesar 16 baik pada Input-Output terbuka maupun tertutup.

Sports tourism is a new paradigm and is considered to boost the economy. This study uses open and closed Input Output I O analysis to see the impact of government expenditure in sports tourism on the economy. The result of this research is sport tourism sector potentially large enough in the creation of output, value added, household income and employment.
The result of inter sectoral linkage analysis using both models shows that the sports tourism sector has a significant role for other sectors in the economy. This can be seen from the high number of backward linkages and forward linkages. The sports tourism sector contributes to the addition of output, value added, household and labor income respectively of 16 in both open and closed Input Output.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Wardani
"Studi ini bertujuan memprediksi dampak kebijakan penurunan emisi di Indonesia yang berdasarkan pada kebijakan pada Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN GRK) Indonesia. Studi ini menggunakan metode analisis Input-Output untuk mengestimasi dampak kebijakan terhadap output, nilai tambah bruto, pendapatan, dan kesempatan kerja, dengan menggunakan data Tabel Input-Output Indonesia tahun 2016 dan data emisi Indonesia dari tahun 2010 hingga 2020. Hasil studi ini menunjukkan bahwa sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan merupakan sektor yang paling terpengaruh akibat kebijakan penurunan emisi, dan kebijakan penurunan emisi ini secara umum memberi dampak cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.

This study aim to predict the impact of implementing emission reduction policies to Indonesian economy based on National Action Plan on Green House Gas Emission Reduction or RAN GRK Indonesia. This study used Input-Output analysis method to estimate the policy impact on domestic output, gross added value, income, and employment opportunities based on Indonesia’s Input-Output table 2016 and Indonesia’s emissions data from 2010-2019. The result of this study shows that Agriculture, Livestock, Forestry and Fisheries is the sector that mostly affected by the emission reduction policies, and the policies that is implemented to reduce emissions have quite an impact on Indonesian economy."
2022: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhiny Adyaharjanti
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang cukup berkembang di Indonesia. Salah satu perkembangan sektor pariwisata ditunjukkan melalui pertumbuhan PDB Pariwisata Indonesia. Pertumbuhan PDB pariwisata Indonesia cukup signifikan hingga pada tahun 2016, sektor pariwisata menjadi sektor penyumbang PDB Nasional terbesar kedua setelah sektor migas. Salah satu penyebab tumbuhnya PDB Pariwisata ini adalah karena peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia. Secara tidak langsung peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis input-output dengan pengembangan model Miyazawa. Pengembangan dilakukan dengan membagi sektor rumah tangga menjadi sepuluh kelompok menurut pendapatannya. Kesimpulan penelitian ini adalah pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia berpotensi mengurangi kemiskinan dan memperbesar ketimpangan secara bersamaan. Hal tersebut dirasakan bagi seluruh kelompok rumah tangga, baik kota maupun desa.

Tourism sector is being one of the most developed sector in Indonesia. The development of tourism can be seen through the growth of tourism GDP in Indonesia. The growth og tourism GDP in Indonesia has been significantly increased since 2016, tourism is assumed to be the second largest contributor of national GDP after oil and gas. One ogf the reason for the significant increase in tourism is the increasing number of total international tourists expenses in Indonesia. Indirectly, it impacts to the Indonesian economic. Thus, this research aims to analyse the impact of international tourists expenses to the Indonesian economic. This research used input output analysis method with Miyazawa model development. The development was done by dividing the household into groups according to their income. The conclusion of this research is tourist expenditures in Indonesia has the potential to reduce poverty and increase inequality simultaneously. It is felt by the whole household groups, both urban and rural household."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>