Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agust Achirudin
"PT. Pola Gondola Adiperkasa (PT PGA) adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang building maintenance unit atau biasa disebut dengan gondola system yaitu suatu alat bantu angkut untuk pekerja membersihkan bagian luar dari high rise building (gedung bertingkat tinggi). Sejalan dengan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan dari suatu gedung bertingkat tinggi, membawa alat ini menjadi kebutuhan pokok pada setiap gedung. Alat ini dibuat berdasarkan pesanan, yang desainnya disesuaikan dengan arsitcktur gedung dimana alat tersebul akan dipasang, sehingga tidak ada kesamaan antara satu gondola satu gedung dengan gondola system di gedung lainnya. Dalam melakukan kegiatan usahanya, aktifitas utama perusahaan ini adalah membuat desain, merakit dan memasang gondola system di lapangan. Adapun untuk peiaksanaan produksi komponcn maupun unit gondola dilakukan olch produsen yang merupakan pemasok bagi perusahaan. Dengan jumlah dan kemampuan pemasok lokal yang terbatas, tingkat ketidakpastian pasokan menjadi tinggi, yang mengakibatkan keteriambatan penyerahan gondola. Sebaliknya Para pemasok Iuar negeri mempunyai kemampuan yang sangat baik. Perbedaan karaktcr pemasok ini mencerminkan perbedaan tingkat uncertainty pada sisi supply. Dengan berpedoman pada Hau L. Lee's Uncertainty framework, diketehui model supply chain yang sesuai dengan karakteristik produk gondola ada dua yaitu efficient supply chain untuk imported permanent gondola dan risk-hedging supply chain untuk lokal permanent dan temporary gondola. Model supply chain ini merupakan slrategi bersaing perusahaan dalam memenuhi permintaan. Untuk dapat menjadi model supply chain yang unggul, maka hares diteliti setiap aktifitas pada supply chain supaya tidak ada kegiatan yang menghambat proses supply chain sccara keseluruhan.
Melalui penelitian aktifitas saat ini, diketahui terdapat lima proses yang menjadi faktor penentu keberhasilan proses supply chain PT. PGA. Kelima faktor terscbut adalah proses engineering, fabrikasi, assembly, delivery dan insialasi. Dari kclima faktor ini. aktilitas pada proses engineering menjadi dasar dalam mcnetukan konligurasi supply chain perusahaan. Aktifitas engineering yang dimaksud adalah pembuatan gambar fabrikasi. Output dari proses engineering ini menjadi faktor penentu dalam meningkatkankan kinerja supply chain, karcna dengan gambar fabrikasi, perusahaan dapat rnembagi unit gondola menjadi bagian-bagian yang Icbih kecil berupa komponenkomponen. Dengan demikian akan memudahkan dalam rnendapatkan pasokan dan pemasoknya.
Keterlambatan penyelcsaian pckerjaan saat ini sebesar 32,5% discbabkan olch kurangnya kemampuan supply chain balk dalam proses engineering, produksi serta terbatasnya jumlah pemasok. Melalui perbaikan pada proses engineering dalam pembuatan gambar fabrikasi yang dilanjutkan dengan konfigurasi supply chain yang bar,. memungkinkan ditingkatkannya kapasitas, kualitas produksi dan jumlah pemasok schingga keterlambatan dapat ditekan menjadi 10% dari total proyek yang harus diselesaikan. Perubahan pola aktilitas ini, dimana sclanjutnya unit gondola di standarisasikan dan dibuat dalam bentuk komponen-komponen yang kemudian dirakit oleh perusahaan maka kegiatan ini memerlukan lebih hanyak sumber daya dari pada sebelumnya. Oleh sebab itu, perusahaan harus mempersiapkan sumherdaya untuk proses perakitan sehingga seluruh proses supply chain dapat bcrjalan sebagaimana yang diinginkan.

PT Pola_ Gondola Adiperkasa (PT PGA) is a privately owned company that produces building maintenance unit, or more commonly known as gondola system, a support system which assist workers to clean the outside of a high rise building. In line with the awareness of the importance of a high rise building maintenance, this product becomes a necessity in each building. The product is made based on order, to suit the architecture design of the building where the unit is to be installed, therefore the design of each gondola is not identical between one gondola for one building with the gondola of another building. The main activity of PT PGA is in designing, assembling and installing gondola system. The production of the component and the gondola unit is done by producer or supplier of P1' PGA. The small number of local supplier and their limited ability has caused high uncertainty in the supply and often lateness in the completion of the unit. On the other hand, overseas suppliers have better ability to supply the unit. The difference in the characteristic of the supplier reflects the difference in the uncertainty from the supply side. With reference to Hau L. Lee's "Uncertainty Frameworks", it is known that there are 2 (two) supply chain model that fit the characteristic of the gondola products, that is: efficient supply chain for imported permanent gondola and risk-hedging supply chain for local permanent and temporary gondola. These supply chain model become P7' PGA's competitive strategy in meeting demand. 'I'o become a competitive supply chain, each activity in the supply chain must be carefully examined to ensure that no activity is hampering the supply chain process as a whole.
Based on the careful examination of the current process, it is known that there are 5 (five) process which determine the success of P'1' PGA's supply chain process. These five processes are: engineering, fabrication, assembly, delivery and installation. From these five processes, the activity in the engineering process determine the configuration of the supply chain of the company. The engineering activity mentioned here is the drawing of the fabrication of the gondola unit. The output of this engineering process become the determining factor in the improvement of the performance of the supply chain, because based on the fabrication drawing, the company can then split the gondola unit into smaller components, and hence made it easier to find supply and the supplier.
Delay in the completion of work is caused 32.5% by the inadequacy of the supply chain, be it in the engineering process, production or the limitation in the number of supplier. Improvement of the engineering process, that is in the drawing of the fabrication and then continued with new configuration of the supply chain, may make it possible to improve the capacity, quality of production and the number of supplier involved, therefore delay can be minimized to 10% from the total project that must be completed. These changes in activity, where a gondola unit is standardized and made from components which then assembled by the company requires more resources than previously. Therefore the company must prepare enough resources to process the assembly so that the whole supply chain process can work as expected.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filia Barkhalila
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tingkat kepentingan resources dan capability yang berkaitan dengan kegiatan supply chain hilir Pertamina pada fungsi Integrated Supply Chain PT. Pertamina (Persero). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dikembangkan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa resource dan capability yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) dinilai memiliki tingkat kompetitif yang hampir sama dibandingkan dengan rata-rata pesaing dalam industri. Dalam penelitian ini juga dijelaskan pentingnya melakukan analisis pagu patok (benchmarking} terhadap kompetitor yang bertujuan untuk dapat mengembangkan proses bisnis yang telah ada guna meningkatkan daya saing perusahaan: Hasil penelitian ini menyarankan untuk meneliti tingkat kepentingan resource dan capability dengan format identifikasi yang lebih spesifik lagi.

ABSTRACT
The focus of this study is about the strategic importance of resource and capability related to Pertamina's downstream supply chain activities on Integrated Supply Chain Function of PT. Pertamina (Persero). This study is developed with qualitative research and descriptive analysis. The study found that resources and capability owned by PT. Pertamina (Persero) were considered to have a similiar competitive level as compared to the average competitor in the industry. This study also described the importance of conducting benchmarking analysis against competitors in order to be able to develop the existing business processes to improve the competitiveness of company. These results suggest to investigate the importance of resource and capability to identify as the source of competitive advantages of the company with more specific fonnat identification."
2012
T44135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihanggodo
"Produk furnitur Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah. Saat ini komoditi tersebut banyak dijumpai di pasaran dalam dan luar negeri. Kondisi tersebut mengakibatkan industri furnitur semakin berkembang, dan persaingan diantara perusahaan industri tersebut semakin meningkat. Untuk dapat memasuki pasar global, maka perusahaan harus dapat melakukan kegiatan secara efisien dan efektif dengan melakukan peningkatan daya saing, yang mana perusahaan harus dapat membangun keunggulan bersaing dengan mengkombinasikan strategi untuk mempengaruhi konsumen dan bisnis.
Furnitur Tambora yang merupakan unit bisnis dari PT. Veneer Products Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi furnitur dengan bahan baku kayu Duabanga yang berasal dari Hak Pengusahaan Hutannya yang terletak di kaki Gunung Tambora Propinsi Nusa Tenggara Barat. Diawal berdirinya industri furnitur Tambora bertujuan untuk memanfaatkan kayu Duabanga tersebut secara optimal agar mendapat nilai jual yang tinggi.
Untuk memenangkan persaingan dan memperoleh bagian pasar di dalam sebuah industri, maka perusahaan harus mempunyai peningkatan daya saing yang tepat. Dengan demikian perusahaan menyusun strategi daya saing dengan mengadaptasi perubahan yang terjadi dalam lingkungan industri furnitur.
Tujuan penelitian untuk mengetahui posisi daya saing Tambora sebagai unit usaha PT. Veneer Products Indonesia dalam industri furnitur dan untuk mengetahui strategi apa yang tepat bagi Tambora dalam meningkatkan daya saing.
Metode penelitian dengan melakukan analisis diskriptif yang bersifat kuantitatif mengenai daya saing perdagangan furnitur, dengan memetakan posisi bersaing dalam analisa I-E Matrix dan hasil penelitian menunjukkan furnitur Tambora masuk dalam katagori posisi daya saing kuadran I yang menunjuk kebijakan pertumbuhan yang agresif atau intensive growth strategy.
Dengan memperhatikan tingkat-tingkat persainagn SBU furniture Tambora dalam industri sejenis, disimpulkan berada posisi kuat sehingga disarankan untuk menetapkan Strategy Intensive, yaitu upaya peningkatan target pasar dengan melalui usaha-usaha pemasaran, pengembangan pangsa pasar melalui jaringan distribusi dan mengembangkan produk/jasa yang melalui peningkatan sumber daya manusia professional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Kenaikan harga timah dalam kurun waktu 1970-1980 telah menarik minat banyak negara penghasil timah untuk mencari cadangan baru dan meningkatkan usahanya. Karena produksi tidak terkendali akibatnya terjadi keadaan over supply di pasar dunia, terjadilah kemerosotan harga yang menyebabkan terjadi nya krisis harga timah pada tahun 1985. Produsen timah diseluruh dunia terancam kebangkrutan tak terkecuali Indonesia.
Menghadapi ancaman kebangkrutan, FT Tambang Timah satusatunya BUMN yang berusaha dibidang pertambangan timah di Indonesia, dihadapkan pada empat pilihan yaitu ; Digabungkan dengan BUMN sejenis, melakukan restrukturisasi, dijual kepada swasta atau di liquidasi. Dari empat alternatif tersebut dipi lih restrukturisasi guna menyelamatkan perusahaan dan usaha pertambangan timah di Indonesia.
Tahap awal dari restrukturisasi ialah menyusun konsep restrukturisasi. Guna menajami konsep dan menyusun action plan-nya perusahaan mendapat bantuan dari Bank Dunia dan Konsultan Arthur Andersen.
Mengingat PT Tambang Timah adalah BUMN itiaka diperlukan persetujuan dari pemerintah sebagai pemegang saham terlebih dahulu sebelum melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Untuk men dapatkan dukungan dari pemerintah Direksi PT Tambang Timah melakukan pendekatan kepada Instansi Pemerintah, DPR RI dan DPRD serta ABRI.
Restrukturisasi mempunyai empat program ; Reorganisasi, Relokasi, Penglepasan Asset dan Rekonstruksi.
1. Reorganisasi bertujuan mendapatkan struktur organisasi yang sederhana, arus informasi yang cepat dan berorientasi pada fungsi. Reorganisasi pada fungsi produksi ialah dengan meru bah organisasi yang berorientasi geografis ke teknologi. Re organisasi telah menghasilkan organisasi yang ramping, yang semula ada 8 jenjang pengambil keputusan menjadi 4 jenjang. Reorganisasi juga menyebabkan pengurangan karyawan sebanyak kurang lebih 16 ribu, pengurangan karyawan telah berhasil tanpa menimbulkan gejolak. Dana untuk pengurangan karyawan diperoleh dari Pemerintah berupa Penyertaan Modal Pemerin tah sebesar Rp.113 milyard.
2. Relokasi ialah memindahkan Kantor Pusat dari Jakarta ke Pangkalpinang guna percepatan pengambilan keputusan, pengu rangan biaya overhead dan meningkatkan kebersamaan. Reloka si dapat dilakukan lebih cepat dari pada jadwal yang diren canakan.
3. Penglepasan asset yang tidak berkaitan dengan core business bertujuan untuk mengkonsentrasikan aktivitas perusahaan hanya pada bidang yang berkaitan dengan produksi timah, mengurangi beban usaha dan pengembangan ekonoiiii wilayah. Penglepasan asset dilakukan dengan hibah kepada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, dialihkelolakan, kerja sama operasi, dijual kepada BUMN lain dan Swasta.
4. Rekonstruksi alat produksi dan sarana pendukungnya bertuju an meningkatkan efisiensi teknis. Program rekonstruksi telah berhasil merekondisi seluruh Kapal keruk, pembukaan satu bengkel yang modern dan pemasangan sarana komunikasi melalui satelite.
Meskipun restrukturisasi telah berhasil mempertahankan hidup perusahaan dan meningkatkan daya saing, namun ada ekses ekses yang menyedihkan, terutama di wilayah yang ditinggalkan. Mengingat bahan galian adalah asset yang tak dapat diganti, hendaknya perusahaan dan pemerintah bekerja sama dalam me nyusun perencanaan jangka panjang berkaitan dengan usaha pertambangan dan dampaknya bagi masyarakat sekitarnya. Kasus PT Tambang Timah ini dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan BUMN ma upun swasta yang berniat untuk melakukan restrukturisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Iramadhini
"Penelitian memiliki tujuan untuk rnenganalisa peranan benchmarking untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan dengan mengambil studi kasus penerapan benchmarking pada sistem supply chain management di perusahaan. Penelitian meliputi penelitian lapangan dan telaah kepustakaan yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan benchmarking merupakan suatu alat manajerial yang melibatkan berbagai tingkatan management dalam pelaksanaannya. Selain itu benchmarking membantu perusahaan dalam melakukan perbaikan-perbaikan pada bidang yang menjadi kelemahannya serta meningkatkan posisinya secara relatif di dalam pasar dalam jangka waktu yang relatif cepat. Hal tersebut disebab benchmarking mengarah pada learning process yaitu dengan cara mengadaptasi dari pihak lain. Pihak lain ini dapat berasal dari dalam dan luar perusahaan dan dengan perusahaan dalam industri sejenis maupun bukan. Perusahaan seringkali menghadapi ketidakterkaitan dengan supplier dan customernya sehingga kurang memenuhi permintaan konsumen dan perusahaan harus menanggung tingginya biaya produksi. Oleh karena adanya kelemahan tersebut perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan dalam sistem supply chain management (SCM). SCM ini merupakan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan pada jalur supply barang dan pemasok, ketika memasuki proses produksi dan sampai ketangan konsumen. Untuk itu perbaikan pada sistem tersebut harus dilaksanakan dengan cepat mengingat sudah semakin ketatnya persaingan dewasa ini. Cara yang tepat dan dapat dilakukan adalah melalui benchmarking. Penulis sangat mendukung pelaksanaan benchmarking ini disetiap perusahaan hanya Baja benchmarking tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan bukan sebagai one-time event saja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Kasim
Depok: UI-Press, 1998
PGB 0076
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ali Ramdhani
"ABSTRAK
Peningkatan teknologi, khususnya pada bidang teknologi informasi memberikan dampak
yang signifikan terhadap perubahan tata kehidupan dunia. Dimensi kreativitas dan inovasi
memainkan penting dalam meningkatkan kapasitas ekonomi suatu negara. Quad Helix
merupakan sistem kolaborasi yang memberikan dorongan pada tumbuhnya industri kreatif
dan inovatif . Tujuan penulisan ini adalah membahas tentang implementasi Quad Helix yang
dibingkai dalam konsep sismennas sebagai upaya peningkatan daya saing bangsa."
Jakarta : Biro Humas Settama Lemhannas RI , 2019
321 JKLHN 39 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdan, Andalusia
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gap yang terjadi
antara corporate culture yang sengaja ditanamkan top level management
(intended) dengan corporate culture yang berkembang saat ini dalam level
manajer (deliberate) dan level karyawan (emergent) serta menjelaskan
pengaruh dari gap tersebut terhadap basis daya saing. Penelitian ini
dilakukan dengan metode survei dengan mengambil studi kasus pada PT
Perkebunan Nusantara VIII (Persero) salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bargerak di bidang agrobisnis dan agroindustri.
Sampel diambil secara random yang berstrata secara tldak
proporsional (disproportionate stratined random sampling) darl tiga
wilayah sebanyak 180 Sampel yang terdiri dari 22 manajer dan 158
karyawan. lnstrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Organréational Culture Profile (OCP), untuk mengetahui corporate culture
yang saat ini berkembang pada level karyawan dan manajer (emergent
versus deliberate). Untuk mengukur variabel-variabel tersebut digunakan
t-test dan Analysis Of Variance (ANOVA). Sedangkan untuk top level
management (Intended) tidak dilakukan pengujian dengan OCP, namun
menggunakan corporate culture yang sudah sengaja ditanamkan.
Dart hasil penelitian, diketahui bahwa karyawan dan manajer di
PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) menyatakan bahwa dari 7 (tujuh)
faktor yang ada dalam nilai-nilai corporate culture yang sengaja
ditanamkan oleh top level management (intended), hanya terdapat 3 (tiga)
faktor yang sudah tertanam kuat dalam level manajer dan karyawan. 3
(tiga) faktor yang sudah tertanam kuat tersebut adalah faktor 1 (inisiatit),
faktor 3 (kejujuran) dan faktor 5 (onentasl kerja tim). Sedangkan gap yang
tedadi sebanyak 4 (empat) faktor yaitu pada: faktor 2 (orientasi pada
kepentingan pegawai), faktor 5 (kemauan bereksperlmen), faktor- 6
(penekanan pada kualitas) dan faktor 7 (orientasi pada peraturan).
Secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan adanya 4
(empat) gap faktor yang terjadi tersebut maka usaha top level
management PT Perkebunan VIII (Persero) untuk membangun corporate
culture masih memlliki kelemahan-kelemahan yang mendasar sebagai
basis daya saing."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valenshia Destaningtyas
"Dalam menghadapi tantangan berupa kebutuhan akan modal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pelaksanaan dan pemerataan pembangunan, diperlukan suatu strategi yang dapat memaksimalkan arus penanaman modal ke Indonesia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tujuan dan syarat-syarat pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia; keistimewaan-keistimewaan yang diberikan serta upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan; dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam membentuk Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang diolah dan menghasilkan gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan dan fakta yang berhubungan dengan objek penelitian.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia dibentuk sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan penanaman modal dan daya saing Indonesia di mata dunia internasional. Guna mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal yakni pemenuhan persyaratan pembentukan lokasi serta pemberian fasilitas dan kemudahan dalam bentuk insentif dalam Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia. Kandidat lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan telah memenuhi persyaratan yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 2009 sehingga layak untuk menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia.

In the face of challenges such as the need for capital to enhance economic growth, performance and distribution of development, we need a strategy that can maximize the investment flow into Indonesia. Issues to be discussed in this thesis are the objects and criteria of the establishment of Special Economic Zones in Indonesia; privileges granted and the efforts the Government of South Sumatra Province and Banyuasin District Government in establishing Special Economic Zones in Tanjung Api-Api.
The methodology of this thesis based on legal normative approach. Types of data that used are secondary data consisting of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials which are processed and produce a comprehensive overview of issues and facts relating to the object of research.
The conclusion of this thesis is the Special Economic Zones in Indonesia formed as an strategy to increase capital investment growth and competitiveness of Indonesia in the eyes of the international community. To achieve the goal, all requirements and criteria must be fulfilled and facilities in the form of incentives must be granted. The candidate of Special Economic Zones Tanjung Api-Api in South Sumatra has met the requirements stipulated in Law No. 39 Year 2009 and it is worth to be one of the Special Economic Zones in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia;, 2010
S25057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Cahyani Mei Yanti
"Salah satu ciri dari industri ritel adalah hambatan masuknya rendah (low barrier to entry), hal tersebut yang selalu menjadi faktor pendorong bagi retailer lokal maupun retailer asing untuk selalu melakukan ekspansi usahanya. Pesatnya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) seperti plaza dan mall di Indonesia di satu pihak telah memberi peluang bagi Para retailer dalam melakukan ekspansi usahanya, tetapi di lain pihak telah ikut memicu tingginya intensitas persaingan karena semakin banyak retailer yang bermain di bisnis ritel. Ditambah lagi dengan derasnya arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia banyak retailer asing yang melakukan ekspansi usaha di pasar domestik.
Matahari Department Store meskipun termasuk salah satu retailer lokal terbesar di Indonesia namun dewasa ini tidak bisa menghindar dari ketatnya persaingan di bisnis ritel baik yang datang dari retailer lokal maupun retailer asing. Untuk itu Matahari Department Store memerlukan pemantauan perubahan-perubahan lingkungan eksternalnya kemudian mengantisipasi perubahan-perubahan eksternal tersebut dengan menggunakan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan teori manajemen strategis, penelitian ini mencoba untuk dapat merumuskan strategi peningkatan daya saing yang dibutuhkan perusahaan khususnya Matahari Department Store agar bisa mempertahankan kepemimpinan pasar. Perumusan strategi dilakukan dengan alat Analisis Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk mendapatkan prioritas-prioritas elemen yang perlu dikembangkan di bisnis ritel. Penelitian diawali dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Kemudian penelitian diakhiri dengan analisis hasil uji Proses Hirarki Analitik.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa Matahari Department Store perlu melakukan strategi diferensiasi harga, produk dan layanan khususnya untuk segmen pasar kelas A plus dan segmen kelas A untuk dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi era globalisasi."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>