Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Hernes
"Intervensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi warga desa Sumurugul melalui pembangunan jaringan sosial dengan pengusaha lokal dalam mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) di daerahnya. Secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai adalah tumbuhnya kesadaran target group akan pentingnya sistem jaringan sosial, guna peningkatan ekonomi masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas inisiatif mandiri dari target group dalam membangun sistem jaringan sosial di desa Sumurugul.
Pendekatan community development partnerships dan community development corporation memberikan kerangka landasan teoritis dan arah pengembangan jaringan sosial sebagai faktor strategic dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat desa Sumurugul. Kontribusinya dapat dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan jaringan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan lainnya di Indonesia.
Hasil yang dicapai dalam program intervensi merujuk dan terakumulasi pada rangkaian teknik seperti: (1) Pelaksanaan diskusi terlaksana dengan baik, peserta sangat tertarik akan penjelasan fasilitator dan peserta dapat memahami akan arti pentingnya membangun jaringan sosial, (2) Melalui pelatihan pertama, tentang keterampilan pembuatan proposal, dalam hal ini pembuatan surat menyurat formal, awalnya peserta belum semua memahami aturan tata lulls surat menyurat yang resmi. Setelah diadakan pelatihan, peserta mampu membuat surat resmi berupa undangan formal, (3) Pada pelatihan kedua, keterampilan pelatihan pemetaan, peserta mampu mengidentifikasi potensi kelebihan dan kekurangan dirt dan mitra, sehingga kemampuan memetakan potensi sudah mereka kuasai, dan (4) Pelatihan ketiga berupa simulasi kunjungan ke pejabat negara teijadi perubahan sikap dan perilaku yang tampak, dimana peserta terlihat menjadi percaya diri, dan muncul snail] pemahaman barn, bahwa bertemu dengan pejabat pemerintah adalah hal yang tidak sulit, sepanjang aturan yang berlaku dilakukan.

This intervention held in intention to improve the economics of Sumurugul village society through social network development with the local businessmen to endorse the local Maternity Death Rate reduction program.
Specifically, the purpose is the development of group target's conscience due importance of the social network, in order to improve society's economics, and enhancing an active participatory of the target group in developing the social network system in Sumurugul village.
The results are; (I) the discussion was performed successfully, participants were attracted to facilitator's explanation and they are able to understand the importance of this social network development. (2) On the first training material, proposal training, this in the case is to create formal papers. Initially, participants did not entirely understand the formal papers conduct, whereas after the training, they are able to create a formal paper, a formal invitation. (3) In the second training of mapping, participants are able to identify their and their partners' potentials and shortcomings, thus, they have the ability to map the potentials, and (4) changing in attitude and behaviour is apparent upon the third training of simulation in visiting a state's official, where participants become more confident, and incurred a new understanding that meeting with a government official was not adifficult thing to do , as long as they obey the effective rules.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifah Syarifah Afriani
"Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kabupaten yang memiliki Angka Kematian Ibu (AK1) tertinggi di Indonesia, yang bersama dengan beberapa kabupaten lainnya menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki AKI tertinggi di Asia Tenggara. Oleh Karena itu, intervensi dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Purwakarta tepatnya di Kecamatan Wanayasa, Desa Sumurugul. Proses Intervensi dilakukan melalui aspek kesehatan, ekonomi, kepemimpinan dan pendidikan. Dalam tulisan ini, guru dijadikan sebagai agent of change karena perannya yang strategis di sekolah.
Tujuan intervensi ini adalah untuk meningkatkan "awareness" guru dengan memberikan pengetahuan mengenai arti pentingnya pendidikan yang mengintegrasikan antara materi standar dengan pemanfaatan potensi yang ada di desa yang berkaitan dengan kesehatan.
Penelitian diawali dengan observasi, wawancara, dan diskusi kelompok. Lalu dibuat program intervensi berdasarkan teori mengenai guru, teori perkembangan dewasa madya, dan teori belajar sosial dari Bandura serta mengg unakan strategi re-edukatif dan partisipasi. Bentuk program yang dijalankan adalah memberikan beberapa pelatihan pada guru.
Pogram intervensi bare sampai pada tahap pemberian informasi dan pengetahuan, namun tidak dapat diketahui secara signifikan peningkatan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, usulan untuk intervensi selanjutnya adalah sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan dan ketrampilan pada masyarakat khususnya generasi muds, dialog antara tokoh agama dengan tokoh pendidikan umum, dan jugs berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru agar dapat mengaplikasikan pendidikan terpadu di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewiston: The Edwin mellen Press, 1987
;303.4 SOC (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kurniawan
"Penelitian ini menggambarkan penerapan program intervensi terhadap kelompok pemuda di Desa Sumurugul untuk meningkatkan partisipasinya dalam berorganisasi. Program Intervensi ini dilakukan di Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Punvakarta Jawa Barat yang merupakan satu desa yang pernah melaksanakan program pemerintah yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) namun belum berhasil walaupun sudah pernah mendapat bantuan acing (minigrant). Pelaksanaan program intervensi sosial dilaksanakan oleh satu tim intervensi yang berjumlah sebelas orang yang semuanya adalah mahasiswa Program Pascasarjana Psikologi Intervensi Sosial dengan target intervensi yang berbeda-beda. Untuk program individu intervensi yang dilakukan adalah untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam berorganisasi. Adapun bentuk pelaksanaan program intervensi sosial adalah berupa pelatihan, diskusi dan pemilihan ketua karang taruna. Berdasarkan Teori Belajar Untuk Orang Dewasa (Andragogi) yang dikutip dari buku T&D (Dugan Laird) dimana dalam pembelajaran orang dewasa penekanannya adalah pada belajar dad pengalaman (Experiential Learning) Maksud dan tujuan belajar melalui pengalaman adalah untuk memberikan tiga dampak pokok pada si pelaku pertama struktur kognitif si pelaku dapat dirubah, kedua sikap dapat diperbaiki dan ketiga perilaku berkait dengan perbendaharaan keahlian si pelaku dapat berkembang luas. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari hasil post test yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi menunjukkan adanya perubahan. Kelompok pemuda dapat menunjukkan partisipasi mereka terutama dalam berorganisasi, dimulai dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan mereka tentang organisasi, kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan organisasi sampai dengan terpilihnya satu orang untuk menjadi ketua karang taruna desa.
Hasil evaluasi yang dilakukan setelah pelaksanaan program intervensi memberikan hasil aktifnya kembali organisasi karang taruna untuk melakukan kegiatan kepemudaan yang sekaligus sebagai wadah bagi remaja untuk berorganisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research has aim to nalyze the effectiveness of allocation, management and using of village-fund-allocation (ADD) in "X" Regency and analyze the impact of ADD toward the improvement of public infrastructure, manpower absorption as well as the empowerment of people and village institutions. The research was performed in 18 sub-districts, in which on every sub-district two villages are chosen, that is one village classified as 'urban village' that located near the sub-district capital and other village classified as 'rural village' that is a village categorized as isolated. Meanwhile as respondents of research on every village are boards of village institutions: board of village representatives board (BPD), board of village community devense board (LKMD), board of neighbourhood organization (RT), board of family welfare empowerment (PKK), board of youth organization (Karang Taruna), and board of civil defense taskforce (Satgas Hansip) - each of them represented by one person. Thus, totally for entire research field ('X' Regency) there are 216 respondents. Collection of secondary and primary data performed through survey on site using questionnaire. Result of research shows that many regulation regarding ADD are not well implemented according to the existing laws. A large part of people more prefer to ADD with different amount for each village considering some factors such as the number of people, village accessibility, potential owned by each village, etc. However, the majority of people consider that ADD has positive impact and multiplier affect significantly for them such as the improvement of public infrastructure, improvement of people's knowledge, the increasing of people participation in village development and manpower absorption."
JUORMAN
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rufina Fitri Anjani
"Potensi penggunaan media sosial bagi desa wisata di era digitalisasi ini sangatlah besar. Mempertimbangkan besarnya potensi penggunaan tersebut, Kemenparekraf menghimbau para pengelola desa wisata untuk meningkatkan adaptasi mereka terhadap media sosial. Namun sangat disayangkan, realitasnya masih banyak pengelola desa wisata yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya hal tersebut. Terbukti dari total 40 desa wisata di Kabupaten Bogor saja, baru 19 yang diketahui telah memanfaatkan media sosial. Penyebabnya adalah masih banyak pengelola desa wisata yang resisten. Terlebih lagi, kebanyakan dari mereka juga belum meyakini betul manfaat dari pengadopsian media sosial. Jika masalah ini dibiarkan tanpa upaya penyelesaian, maka akan berdampak pada timbulnya berbagai risiko kerugian jangka panjang, seperti: terhambatnya keberlanjutan pembangunan desa wisata, hilangnya peluang untuk bertahan dan pulih dari kondisi krisis pasca Covid-19, tidak mampu berkontribusi maksimal terhadap PDB, serta kehilangan atensi calon pengunjung sebesar 70% dari kegiatan search dan share. Perlu disusun rekomendasi strategi yang dapat mempercepat proses pengadopsian media sosial, khususnya untuk desa-desa wisata di Kabupaten Bogor. Namun, sebelum rekomendasi strategi dapat disusun, perlu diketahui dahulu faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi pengelola desa wisata untuk mengadopsi media sosial serta bagaimana dampak penggunaannya. Untuk tujuan tersebut, dilaksanakan studi kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal embeddeed terhadap delapan desa wisata di Kabupaten Bogor yang terpilih sebagai unit analisis melalui penerapan teknik maximum variation. Model penelitian dibangun berdasarkan perspektif multi-teori guna memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pengaruh tiap-tiap faktor adopsi sekaligus menjamin kredibilitas hasil penelitian. Secara khusus teori adopsi inovasi TOE digunakan sebagai kerangka kerja menyeluruh, sedangkan indikator di dalamnya dikembangkan melalui eksplorasi empat teori adopsi inovasi lainnya yaitu DOI, TAM, UTAUT, dan Institutional Theory. Pengolahan dan analisis data penelitian dilakukan melalui penerapan tiga tingkat pengodean yaitu terbuka, aksial, dan selektif, dengan bantuan computer-assisted qualitative data analysis software NVivo 12. Hasil studi memvalidasi perceived benefit, perceived risk, perceived compatibility, perceived ease of use, cost,top management support, member capability, financial and IT resources, competitive pressure, customer pressure, dan social influence sebagai faktor-faktor yang memengaruhi pengadopsian media sosial. Hasil studi lebih lanjut mengidentifikasi bahwa penggunaan media sosial tidak hanya memberikan dampak positif berupa manfaat, tetapi juga bisa membawa dampak negatif berupa risiko. Meski demikian, para pengelola desa wisata meyakini bahwa manfaat yang dapat diterima jauh lebih besar dan signifikan jika dibandingkan dengan risiko yang mungkin dihadapinya.

The potential use of social media for tourism villages in this digitalization era is extensive. Considering the magnitude of the potential use, the Ministry of Tourism and Creative Economy urges tourism village managers to improve their adaptation to social media. However, it is miserable that many tourism village managers are still unaware of this importance. The proof is from 40 tourism villages in Bogor Regency alone; only 19 are known to have used social media. The reason is that there are still many resistant tourism village managers. Moreover, most are also unsure of the benefits of adopting social media. Suppose this problem is left without any efforts to resolve it, it will have an impact on the emergence of various risks of long-term losses, such as delays in the sustainability of tourism village development, loss of opportunities to survive and recover from the post-Covid-19 crisis, unable to contribute optimally to GDP, and loss of attention of potential visitors by 70% from search and share activities. Therefore, it is necessary to formulate strategic recommendations to accelerate social media adoption, especially for tourism villages in Bogor Regency. However, before strategic recommendations can be drawn up, it is necessary to know what factors can influence tourism village managers to adopt social media and its impact. For this purpose, a qualitative study with an embedded single-case studies approach was carried out on eight selected tourism villages in Bogor Regency by applying the maximum variation technique. The research model is built based on a multi-theory perspective in order to provide a comprehensive understanding of the influence of each adoption factor while at the same time ensuring the credibility of the research results. In particular, the TOE framework was employed and complemented by four other innovation adoption theories: DOI, TAM, UTAUT, and Institutional Theory. Research data processing and analysis are carried out through the application of three coding levels: open, axial, and selective, with the help of computer-assisted qualitative data analysis software NVivo 12. The study results validate perceived benefits, perceived risk, perceived compatibility, perceived ease of use, cost, top management support, member capability, financial and IT resources, competitive pressure, customer pressure, and social influence as factors that influence the adoption of social media. The results of further studies identify that the use of social media not only has a positive impact in the form of benefits but can also have a negative impact in the form of risks. However, the tourism village managers believe that the benefits that can be received are more remarkable and significant when compared to the risks they may face."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Sahlan
"Development of self-supporting villages in Indonesia; collection of articles"
Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, 2016
307.762 598 MOH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azaria Kurnia
"Tugas Karya Akhri ini dibuat untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki oleh Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sehubungan dengan terjadinya Pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan di Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sementara ditiadakan dan terjadi keterbatasan sumber daya manusia dalam membuat aktivasi promosi dan kegiatan lainnya. Tujuan utama dari serangkaian strategi komunikasi yang dibuat adalah untuk memasarkan Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dengan melaksanakan strategi humas pemasaran dan pembuatan wisata berbasis pengalaman. Program ini dijalankan dengan metode utama yaitu pembuatan special event yang didukung dengan penguatan hubungan eksternal dan kegiatan promosi. Strategi ini bernama “Nimbrung Girang” berupa festival budaya Betawi yang memberikan kesempatan pada pengunjung untuk membenamkan diri pada pengalaman di destinasi wisata. Pesan kunci dari strategi Humas pemasaran ini adalah Pengalaman Baru dan Seru di Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Program yang dibuat memiliki tiga garis besar, yaitu Memperkuat Kolaborasi dengan Pelaku Wisata, Seniman betawi dan target komunitas lainnya, Memperkuat promosi melalui media sosial dan umbul-umbul, dan membuat Special Event “Nimbrung Girang”. Rangkaian strategi dilaksanakan pada bulan Juni - Desember 2022. Total biaya anggaran adalah Rp791.009.900,00.

The task of this Final Work was created to overcome the problems that the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan has in connection with the Covid-19 pandemic which has caused activities in the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan to be temporarily suspended and there are limited human resources in making promotional activations and other activities. The main purpose of a series of communication strategies made is to market the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. By implementing a marketing public relations strategy and making experience-based tours. This program is carried out using the main method, namely making special events supported by strengthening external relations and promotional activities. This strategy is called "Nimbrung Girang" in the form of a Betawi cultural festival that provides an opportunity for visitors to immerse themselves in the experience of a tourist destination. The key message from this marketing PR strategy is New and Exciting Experiences in the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. The program has three main lines, namely Strengthening Collaboration with Tourism Actors, Betawi Artists and other community targets, Strengthening promotions through social media and banners, and creating a "Nimbrung Girang" Special Event. The series of strategies will be implemented in June - December 2022. The total budget cost is IDR 791,009,900.00."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ueno, Fukuo
Rotterdam: Comparative Asian Studies Programme, 1988
362.9598 UEN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Tatanan demokrasi desa yang berjalan secara alamiah atau yang bisa disebut sebagai kearifan lokal berkembang secara beragam di setiap wilayah di tanah air,yang pada gilirannya mendukung tesis tentang aspek “genuine” dari demokrasi yang dianggap sebagai kekhasan di Indonesia. Beberapa unsur dari substansi denokrasi desa yang dihidupkan dapat dilihat dari lahirnya Badan Permusyawaratan Desa (BPD),pemilihan kepala desa (Pilkades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Penjelasan dan analisis terhadap persoalan-persoalan demokratisasi desa, serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan berdasarkan kearifan-kearifan lokal yang ada di desa dapat dibaca di buku ini."
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI dan Inteligensia Intrans Publishing, 2019
307.762 DEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>