Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Haris
"ABSTRAK
Kabupaten Bima, khususnya terkait dengan lokasi (bukota Kabupaten Bima yang saat ini masih berlokasi di Wilayah Pemerintahan Kota Bima.
Polemik tentang pemindahan ibukota kabupaten Bima masih menjadi wacana yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Kabupaten dan Kota Bima khusus terkait dengan dimana lokasi ibukota Kabupaten Bima harus ditempatkan?
Ibukota sebuah Kabupaten pada dasarnya mempunyai multifungsi antara lain: sebagai Pusat Pemerintahan, Pelayanan Umum, Permukiman, Perdagangan dan Jasa. Melalui berbagai fungsi ini, keterpaduan, keseimbangan dan kesinambungan perkembangan antar-wilayah di Kabupaten Bima serta keserasian antar sektor pembangunan diharapkan dapat diwujudkan.
Penentuan lokasi ibukota bukanlah dilakukan dengan serta merta menunjuk lokasi tertentu, akan tetapi memerlukan kajian dan analisis dari berbagai kriteria dan indikator pertumbuhan dan perkembangan kota balk menyangkut faktor internal, faktor eksternal dan daya dukung lingkungan ibukota baru.
Kelayakan lokasi ibukota sebagai pusat pemerintahan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memungkinkan terjalinnya hubungan efektif antara pemerintah dan masyarakat, mampu mempertimbangkan segala kebutuhan akan ruang, pelayanan, dan aksesibilitas yang prima terhadap kelancaran roda pemerintahan.
Berdasarkan pandangan tentang kecenderungan perkembangan yang dapat diidentifikasi menetapkan beberapa calon lokasi ibukota dan memilih salah satu untuk ditetapkan sebagai ibukota kabupaten.
Analisis sistem kota menggunakan metode skala Guttman dan Likert, dimana akan dinilai segi kependudukan, segi kelengkapan fasilitas dan tingkat aksesibilitas antar wilayah perencanaan, hal ini dilakukan dengan skoring.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (a) berdasarkan kriteria umum pemilihan lokasi ibukota Kabupaten Bima Kecamatan Woha memiliki nilai tertinggi. Dengan demikian kecamatan Woha dipilih sebagai lokasi Ibukota baru kabupaten Bima, (b) berdasarkan kriteria lingkungan alami dan lingkungan sosial kecamatan Bolo memiliki niiai tertinggi sedangkan berdasarkan lingkungan binaan kecamatan Woha memiliki nilai tertinggi, (c) kriteria umum yang digunakan dalam pemilihan ibukota baru tidak mencerminkan dan mempertimbangkan kriteria lingkungan secara komprehensif, (d) ibukota terpilih yang dikaji berdasarkan kriteria umum tidak memenuhi syarat lingkungan khususnya aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Saran: (a) hendaknya pemerintah kabupaten Bima mempertimbangkan kajian daya dukung lingkungan di dalam menentukan ibukota baru selain kecamatan woha, (b) perlu adanya penelitian lanjutan yang mengkaji secara terpadu dan komprehensif dengan mempertimbangkan kriteria lingkungan alami, buatan dan sosial dalam pemilihan ibukota baru.

ABSTRAK
After the enactment of Laws No. 13 year 2002 regarding Establishment of Bima city that takes consequence to The Regency of Bima City, especially related with the its location of Capital City, which is still locating in area of City Government of Bima.
There are some debates among the Bimanese People about the problems of movement of The Capital City of Bima Regency, especially in the question of where is suitable place of the Capital City of Bima Regency.
Actually, The Capital of Regency have some multifunctions, namely; as Center of Government, Public Facilities, Residential Function, as business center and the others services. Based of these functions, people needs to create for the integrity, balance, and continuity in developing inter-district in Regency of Bima, and also the harmony of inter-district development.
Determination of The Capital Location not merely pointed a certain location, but should to study and analysis from many criterias, conditions and indicators for growth and development as a internal and external factors and environmental new city of carrying capacity.
Properness location of capital as a government centre is also taking consideration of factors which support effective relationship between government and community. Beside, the power to accommodate necessities for space, services, and accessibility, for holding the smoothness governmentalin practice.
Last but not least, according to development of opinions and ideas, its will come to final decision that identified from several candidates of capital which select one of them to be The Capital Regency.
City system analysis, according to Guttmann and Likert scale method, which measure demography point, completeness of facilities, and level of planning accessibility inter-district, which will be determined by scoring.
Due to the research finding, so the writer take some conclusion; (a) based on general criteria in selecting Capital location of Bima Regency Capital, in fact that Woha distric has the highest score. Therefore Woha district was selected as new location for Bima Regency Capital, (b) but based on natural and social environment criteria, Bolo District has the highest score. Meanwhile, based on manmade environment Woha District has the highest score, (c) general criteria used in selecting new capital is not represent and consider environmental criteria comprehensively, (d) The capital selected which assess on general criteria is not fulfill environmental requirement especially environmental carrying capacity and the recourse capacity.
Finally, the writer give two suggestions. Firstly, The Government of Bima Regency should consider the assessment of environmental carrying capacity to determine new capital besides Woha District. Secondly, for the further comprehensive and integrated research are needed which consider natural environment.
"
2007
T 17899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Akbar Mustafa
"Industri semen adalah salah satu bidang industri besar yang ada di berbagai wilayah Indonesia, yang mempunyai dampak positif maupun dampak negatif untuk kelestarian lingkungan serta masyarakat yang berada disekitarnya. Industri semen berkelanjutan saat ini adalah suatu konsep yang dilakukan untuk menjadikan industri semen lebih ramah lingkungan dengan mengurangi dampak negatif lingkungan, sosial, ekonomi dari kegiatan pengoperasian industri semen. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis dampak lingkungan fisik dari kegiatan produksi industri semen PT. Conch North Sulawesi Cement. menganalisis dampak sosial dan dampak ekonomi disekitar Kawasan PT. Conch North Sulawesi Cement serta menganalisis upaya yang dapat dilakukan dalam menangani permasalahan lingkungan dan sosial di wilayah industri semen PT Conch North Sulawesi Cement menuju industri semen berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa hingga saat ini kualitas lingkungan di wilayah industri semen masih memebuhi baku mutu kualitas lingkungan sedangkan persepsi masyarakat menilai bahwa industri semen memberikan lebih banyak memberikan dampak negative terhadap sosial ekonomi masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi efektif antara perusahaan, dan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah. Kesimpulan riset ini adalah industri semen di wilayah Kabupaten Boolang memberikan dampak negatif terhadap sosial ekonomi masyarakat sedangkan kualitas lingkungan masih dalam kategori baik sehingga upaya yang dilakukan adalah dalam menangani dampak sosial ekonomi masyarakat.

The cement industry is one of the major industrial fields in various regions in Indonesia that has a positive or negative impact on environmental sustainability and the surrounding communities. The sustainable cement industry is currently a concept implemented to make the cement industry more environmentally friendly by reducing its impact. negative environmental, social, economic consequences of operating the cement industry. The purpose of this research is to analyze the environmental impact of the cement production activities of PT. Conch North Sulawesi Cement. analyzing the socio-economic impacts around the PT. Conch North Sulawesi Cement and analyze the efforts that can be made in addressing environmental and social problems in the cement industry area of PT Conch North Sulawesi Cement towards a sustainable cement industry. The method used in this research is descriptive analysis method and SWOT analysis method. The results showed that up to now the environmental quality in the cement industrial area still meets the environmental quality standards, while the public's perception is that the cement industry has had more negative impacts on the socio-economic community. Efforts that can be made include effective communication between the company and the community, which is facilitated by the government. This research concludes that the cement industry in the district of Boolang has a negative impact on the socio-economy of the community, while the quality of the environment is still in a good category so that efforts are made to address the socio-economic impact of the community."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyan Riga Bajrayuda
"Penelitian ini memproksikan pembangunan ekonomi dan sosial dengan pembangunan manusia untuk menganalisis bagaimana pembangunan manusia berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan lingkungan. Peneliti menggunakan data dari 33 provinsi di Indonesia untuk periode 2013-2020 dengan menggunakan model panel dinamis pendekatan system Generalized Method of Moments (GMM) untuk mengatasi masalah endogenitas. Hasilnya menunjukkan bahwa pembangunan manusia berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan dengan koefisien jangka pendek dan jangka Panjang masing-masing sebesar 1,121 dan 1,373. Penelitian ini menemukan bahwa pembangunan manusia berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan. Berdasarkan temuan tersebut, apabila pemerintah ingin meningkatkan kualitas lingkungan salah satu kebijakan yang bisa dipertimbangkan melalui kebijakan percepatan peningkatan pembangunan manusia

The study proxying economic and social development with human development to analyze how human development contributes to achieving environmental sustainability. The researcher used data from 33 provinces in Indonesia for 2013-2020 using the dynamic panel method with the system Generalized Method of Moments (GMM) approach to address endogeneity problems. The results show that human development impacts environmental quality with short-term and long-term coefficients of 1,121 and 1,373, respectively. This study found that human development contributes positively to environmental sustainability. Based on the findings, when the government wants to improve the quality of the environment, one of the policies that can be considered is accelerating the improvement of human development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Abdullah
"Perusahaan smartphone terkadang mengabaikan pentingnya untuk menerapkan prinsip kelestarian lingkungan pada pengembangan produk mereka. Pertanyaan utama pada skripsi ini adalah bagaimana kelestarian lingkungan berkontribusi terhadap pengembangan produk untuk mencapai keunggulan kompetitif? Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya prinsip kelestarian lingkungan terhadap pengembangan produk untuk perusahaan smartphone yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi mereka. Teori pemangku kepentingan dan pandangan berbasis sumber daya akan digunakan untuk menganalisa dampak dari kelestarian lingkungan pada pengembangan produk dalam beberapa aspek yang dapat memengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan praktik ramah lingkungan, yakni tekanan dari konsumen, tanggung jawab sosial perusahaan, kepatuhan hukum, dan merawat citra dan reputasi perusahaan. Skripsi ini dapat membantu untuk merumuskan tentang bagaimana mempunyai program pengembangan produk yang melestarikan lingkungan dapat membantu perusahaan smartphone untuk mengembangkan keunggulan kompetitif untuk tetap relevan dan kompetitif dalam pasar yang selalu berkembang dan ganas. Skripsi ini berkesimpulan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan kepatuhan hukum meningkatkan kemungkinan untuk perusahaan melakukan kelestarian lingkungan yang menghasilkan inovasi berkelanjutan dan memungkinkan perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif

Smartphone companies sometimes neglect the importance of applying environmental sustainability on their product development. The main question of this research is how does environmental sustainability contribute to product development in order to gain competitive advantage? The purpose of this study is to give a better understanding of the importance of environmental sustainability on product development for the smartphone companies that can result in competitive advantage. The stakeholder theory and the resource-based view will be used to analyze the impact of environmental sustainability on product development on certain aspects that could influence the decision for companies to do environmentally sustainable practices, which are consumer pressure, CSR, legal compliance, and care for image and reputation. This study could help to formulate on why having an environmentally sustainable product development can help smartphone companies develop competitive advantage to stay relevant and competitive in an ever-growing, vicious market. This study concludes that CSR and legal compliance increases environmental sustainability which in return contributes to sustainable innovation and enables companies to gain competitive advantage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hursh, David W.
"Teaching environmental health to children highlights activities and curriculum developed at nine universities in the United States funded by the National Institute of Environmental Health Sciences. The text extends lessons to classroom teachers of all subjects and age levels. "
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2011
e20405653
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudinata Halim
"ABSTRAK
Riset ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan lingkungan hidup pada peningkatan pengetahuan dan sikap sadar lingkungan pada siswa sekolah menengah atas yang bermukim di perkotaan yang berdampingan dengan beberapa industri yang masih aktif beroperasi. Riset ini menggunakan metode quasi experimental, dimana dilakukan observasi terhadap variabel terikat melalui intervensi Pendidikan Lingkungan Hidup PLH dengan tidak menggunakan kelompok kontrol. Riset dilakukan di SMKN 3 Depok yang terletak di daerah perkotaan yang berdampingan dengan beberapa industry yang masih aktif beroperasi. Observasi pertama dilakukan pada pre-test, sebelum uji perubahan yang terjadi setelah intervensi. Dan observasi kedua dilakukan post-test pasca intervensi program pendidikan lingkungan dengan menggunakan instrumen yang sama pada kedua uji tersebut. Pengaruh pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi dihitung dengan menggunakan uji paired sample t-test. Dengan teknik purposive sampling riset ini melibatkan 36 tiga puluh enam orang siswa Kelas XI dari Jurusan Administrasi Perkantoran. Hasil riset menunjukkan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup memberikan pengaruh yang bermakna pada tingkat pengetahuan dan sikap sadar lingkungan siswa SMKN 3 Depok setelah dilakukan intevensi pendidikan lingkungan hidup. Faktor yang berkontribusi pada pengaruh pendidikan lingkungan terhadap pengetahuan dan perilaku sadar lingkungan pada siswa SMKN 3 Depok adalah variabel pengalaman yang pernah mereka alami sebelumnya.

ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the effect of environmental education on the improvement of environmental knowledge and awareness on the high school students living in urban areas where there several industries that are still actively operating. This research use quasi experimental method, where the observation of dependent variable through Environmental Education intervention by not using a control group. The research was conducted at SMKN 3 Depok located in an urban area adjacent to several industries that are still actively operating. The first observation is performed on the pre test, before the test changes that occur after the intervention. And a second observation was made post test post intervention environmental education program using the same instrument on both test. The influence of knowledge and attitude before and after intervention was calculated using paired sample t test. With purposive sampling technique this research involving 36 thirty six students of the 11th Grade of Department of Office Administration. The result of the research shows that Environmental Education has a significant influence on the level of knowledge and environmental conscious of the students of SMKN 3 Depok after partipating in environmental education. The factor that contribute to the effect of environmental knowledge and awareness of the students of SMKN 3 Depok is their experience variable that they have obtained before."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah Wibowo
"ABSTRAK
Pendekatan psikologi lingkungan muncul sebagai protes terhadap pendekatan yang hanya memperhatikan faktor-faktor individual sebagai penyebab dari munculnya masalah-masalah sosiat Selama tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, kontekstualisme makin diperhatikan di beberapa area penelitian psikoIogi. Para psikolog di semua bidang pemusatan utama psikologi melihat adanya kelemahan dan penelitian-penelitian yang tidak memperhatikan konteks, dan menyemkan perlunya penelitian penlaku yang tebih menggunakan pendekatan yang holistik dan memakai dasar ekologis (Stokols, 1987 dalam Stokols & Altman 1987).
Studi tentang penanggulangan sampah di perkotaan ini dilakukan untuk mencari solusi pelsoalan masyarakat dalam menghadapi masalah sampah yang dihasilkan mereka. Psikologi Iingkungan menyediakan peluang untuk meninjau masalah tersebut Iebih mendalam, karena dalam psikologi Iingkungan hubungan perilaku dan Iingkungan dibahas sebagai suatu unit yang saling terkait bukan berdiri sendiri-sendiri.
Asumsi dasar mengenai studi setting perilaku adalah bahwa perilaku manusia tak dapat dipahami secara memadai tanpa mempelajari konteks di mana perilaku tersebut berlangsung. Konsep sering perilaku memberi jawaban terhadap kelemahan-kelemahan dari studi-studi perilaku yang tidak memperhatikan konteks. Studi setting perilaku mengubah analisis yang tadinya bersifat satu arah dan mekanistik menjadi model yang transaksional dan berorientasi konteks.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah menemukan pola perilaku masyarakat yang menentukan tingkat kebersihan Iingkungan perkotaan di mana mereka hidup. Untuk itu dilakukan penelitian dalam kehidupan keseharian penghuni di wilayah dengan kondisi kotor dan bersih.
Peneliti bertindak sebagai primary instrument, mengamati dan mengawasi langsung peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi secara alamiah di perkotaan dengan hidup dan melibatkan diri di antara mereka (Participatory Approach). Melalui pembandingan konstan dan analisis data-data yang muncul pada kondisi lingkungan bersih dan kotor di perkotaan ditemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan yang relevan sehubungan dengan komponen yang membentuk kondisi kebersihan di Iingkungan perkotaan tersebut. Kejelasan mengenai dinamika perilaku kebersihan diperoleh melalui analisis yang mengarah pada 2 proses yang berlangsung secara simultan. Analisis pertama dilakukan pada kejadian-kejadian yang berlangsung sehari-hari yaitu proses interaksi antarorang-orang serta benda-benda di dalam setting (dinamika internal). dan analisis ke-2 mengarah pada proses interaksi antarsistem sosiai yang terkait dengan setting (jaringan kerja).
Melalui Studi ini disimpulkan bahwa pola perilaku kebersihan adalah tindakan kolektif terhadap sampah yang ditampilkan terus-menems oleh orang-orang penghuni yang berada di suatu wilayah. Ada dua bentuk pola perilaku kebersihan (PPK), yaitu PPK X dan PPK Y. PPK X adalah pola perilaku kebersaman yang berdampak lingkungan kotor, sedangkan PPK Y mempakan pola perilaku kebersihan yang berdampak Iingkungan bersih.
Pola perilaku Y mampu bertahan dan berkelanjutan karena di wilayah tersebut terdapat orang-orang yang mampu memimpin dan menggerakkan atau mempengaruhi penghuni lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan tujuan bersama yaitu menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan. Di Iingkungan bersih terdapat kerja sama yang sinergi antara masyarakat dan institusi-institusi yang menangani kebersihan Kota. Lain halnya di lingkungan kotor, hampir tidak ada orang yang memimpin dan mengkoordinir penghuni untuk aktif terlibat dalam memelihara kebersihan lingkungan.
Saran yang dapat disumbangkan dari studi ini sebagai berikut: (1)
Pendidikan yang berorientasi pada lingkungan (proenvironmental behavior) perlu diajarkan dilatih sejak dini. (2) Untuk mengembangkan program kebersihan di suatu wilayah diperlukan kepemimpinan. Perlu ada orang-orang yang mau melaksanakan, mengaiak, menggiatkan warga untuk bersama-sama berperilaku bersih. (3) Sampah sebagai limbah perlu dikelola secara bijak untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan ekosistem (4) Pengelolaan sampah perkotaan harus menggunakan teknologi tepat guna (5) Kebersihan Lingkungan publik menuntut keterlibatan dan partisipasi aktif dari masyarakat penghuni di sekitarnya. (6) Mendukung organisasi-organisasi kemasyarakatan yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan. (7) Dalam rangka menciptakan dan memelihara kebersihan kota, tugas dan kewajiban masyarakat dan berbagai institusi di bidang kebersihan kota, perlu dikoordinir dan dikontrol agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan."
2004
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leitmann, Josef
New York: McGraw-Hill, 1999
307.12 LEI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Lynn, 1954-
Hershey, PA: Information Science Reference, 2016
363.7 WIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"In view of the current multiple crises facing mankind there is a shifl in emphasis from a kmowledge based education to wisdom based education. The fundamental principle of the Wisdom Approach is “to encourage students not only to recall facts and to think critically or creatively about the content of the subjects they learn, but to think wisely about it, too (Halpem, 2001). According to Stemberg’s balance flieory of wisdom students are motivated to learn to balance competing intrapersonal, interpersonal and extra personal interests (Sternberg, 2001).The present paper proposes a teaching model to develop environmental values among students based on the principles of the Wisdom Approach. The Model outlines (a) Focus (b) the Syntax (c) the Social System (d) the Support System and (e) the Evaluative Measures. This paper also reports the results of an experimental tryout of a teaching lesson aimed at developing general and environmental values in the context of teaching English."
EXPLORA 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>