Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Moersid
"Masalah penelitian ini adalah relasi antara ruang, ritual, dan pemaknaan konsep kekuasaan oleh pendukung kultur Keraton Surakarta Hadiningrat Tujuan penelitian adalah mendeskripsilcan pemaknaan masyarakat di lingkungan keraton Surakarta Hadiningmt tentang ritual Tingalandalem Jumenengan. Selain itu juga dibuat deskripsl dari orientasi pelaksanaan ritual di dalam ruang pada saat ritual berlangsung. Setelah itu dibuat analisis struktur relasi antara ruang, ritual dan kedudukan raja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Metode pengumpulan data penelitian adalah wawancara mendalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi.
Temuan-temuan penelitian ini, yaitu (1) lokasi ritual yaitu pendapa Sasana Sewaka diteguhkan kesakralannya dengan tarian sakral Bedhaya Ketawang dan poros simbol kekuasaan yang berpusat di raja. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Ossenbruggen (1916), von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Anderson (l99O), (2) ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningmt merupakan sebuah upaya penguatan kekumsaan spiritual. Pada saat dimana konscp bins negara yang diterapkan kini hanya tinggal dalam artian simholik,karena Keraton Surakarta Hadiningrat kini tak lagi mcmpunyai kekuatan politik danbirokratis dalam konteks nasional, dcngan sendirinya raja hanya menjadi penguasa dalam aspek spiritual. Sebagaj kompensasinya, kekuasaan yang pudar harus diteguhkan melaiui ritual yang dilaKukan secara siklikal, (3) upaya penegasan KeKuasaan absolut, tunggal, dan tidak terbagi dinyatakan dalam ritual Tingalandalem Jumengan. Konsep ini disimbolisasikan dengan ungkapan ?Ngendi ana Surya Kembar tak ada dua matahari menerangi dunia, hanya ada satu yaitu raja yang duduk di tahta dhampar kencana. Kekuasaan merupakan esensi utama ritual Tingalandalem Jumenengan. Ritual ini menlpakan legitimasi kekuasaan raja dan menegaskan bahwa kekuasaan tidak terbagi, tunggal dan tidak ada dua penguasa.
Temuan penelitian ini menguatKan pendapat von Heine-Geldem (1982), Moertono (1985), dan Andemon (1990), (4) hadimya ruang temporal simbolik dalam hubungarmya dengan gerakan tarian salcral Beclhaya Ketawang menunjukkan adanya konsep ritual yang ?meruang?, yaitu mampu membentuk dan memberi makna pada ruang, menyatakan kekuasaan, mengkomunikasikan informasi dan menyimpan sistem-sistem nilai. Temuan penelitian ini ntienguatkan pendapat Mangunwijaya (1992) dan Rapoport (1979), (5) Ritual Tingalandalem Jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningrat menunjukkau adanya relasi antara Ruang, Ritual dan Konsep Kekuasaan. Struktur Ruang, tak bisa dipisahkan dari strulctur Ritual dan struktur Konsep Kekuasaau. Temuan penelitian ini menguatkan pendapat Lévi-Strauss (1963)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yulia Vonny
"Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia sehingga tak jarang diselenggarakan sebuah perayaan untuk mengenang peristiwa tersebut. Indonesia kaya akan beragam suku dengan ritual adatnya masing-masing, termasuk dalam upacara pernikahan tradisional. Bagaimana ritual adat berlangsung tentu tak terlepas dari ruang yang mengakomodasi proses pelaksanaannya. Di sinilah ritual adat berperan dalam menciptakan setting dan desain khusus pada interior ruang pernikahan. Setting dan kualitas ruang yang terbentuk pun akhirnya mempengaruhi kualitas ritualnya. Batak Toba sebagai salah satu suku di Indonesia memiliki ritual adat pernikahan yang unik dan berbeda. Bagaimana perbedaan dan keunikan ritual adat pernikahan suku Batak Toba mempengaruhi ruang pernikahannya akan dibahas pada skripsi ini.

Marriage is one of important things in human life, so made some ceremony to commemorate marriage is not uncommon nowadays. Indonesia has many tribes with their special ritual, including in traditional wedding ceremony. How do the ritual take place would not be separated from the place which accomodate the process. This is where the traditional ritual play a role in creating the special setting and design of the interior of place. Setting and quality of place that is formed also affect the quality of ritual. Batak Toba as one tribe in Indonesia has unique and different wedding ritual. How do the uniqueness and differences of the wedding ritual affect the place will be discussed in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Haryu Arlia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The space between building are meaning as areas opened can to accsess by the people, and usually be located between buildings. The space between building in this case, to be interesting because inside can to carried out of activity public characteristic in community scale limited. At first glance the space between building is a public space are property with communal by community or country facility in the interest of the space. But reality its not it. Some spaces between building is personal property. Fieldes the usually to purpose for sport, the majority is personal property and not yet to use and than to let use by the public and some times its make use of, untill definition of public space in this case not only the space for public society, but to carried out by self supporting people. This research are characteristic of eksploratif with use fenomenologic-hermenitic approach in the architecture and ethnografic. It can be concluded, the research shows that the fenomena of the space between building as the public space still to exploration as a general fenomena from the open space. The public space will be seen are meaning at the moment of ritual adat, like as: seren taun, ngadegkeun imah, hajat sasih, etc. In outside moments its, so the public space like as loosing clear function. The public space just to mean as the public space usual for the people activity every day. This research to give contribution for development research about of genius local and will be enrich instruction of vernacular architecture. In the praxiss, this research can to use in the design of public space Sundanese contemporer, like as: restaurant, , café, etc. "
710 JIAUPI 8:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Wahyuning Tyas
"Skripsi ini berisi pembahasan tentang kandungan nilai dari makna simbolik Serat Tatacara Keraton yang merupakan bagian dari naskah Serat Abdi Dalem Keraton. Dibuat pada masa kepemimpinan Paku Buwono X. Tatacara yang diungkapkan dalam bentuk simbolik yang diberlakukan untuk para abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat selama bertugas di dalam keraton. Dengan metode teori Hermeneutik penulis melakukan analisis untuk mengungkap makna simbolik dan kandungan nilai di dalamnya, berdasarkan teori aktivitas sosial. Kandungan makna nilai digolongkan berdasarkan tiga hal: filosofis, religius dan profan. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolik dan kandungan nilai di dalam Serat Tatacara Keraton merupakan kandungan intisari dari kebudayaan Jawa, sebagai kebudayaan yang adiluhung untuk memayu hayuning bawana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lindia Chaerosti
"Keberadaan keraton dalam suatu kerajaan memegang peranan penting, karena keraton selain sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya merupakan pula suatu bangunan inti yang berfungsi sebagai pusat kerajaan sekaligus sebagai pusat kota. Keraton sebagai hasil karya arsitektur masa lampau merupakan obyek yang menarik untuk diteliti. Dibaliknya tersembunyi simbol yang mengisyaratkan kekuasaan dan kesucian seorang raja. Mengingat bangunan keraton atau istana merupakan tempat raja bersemayam, maka tentunya dalam pembuatan keraton disesuaikan dengan kebutuhan dan nilai seorang raja.
Dalam tesisnya yang meneliti Keraton Kasunanan Surakarta, Behrend melihat adanya bentuk yang hampir sama (mirip) dalam tata keraton, antara keraton tersebut dengan Keraton Kasultanan Yogyakarta. Terlihat dari pola pembagian wilayahnya, pola pembagian halamannya dan juga dari bangunan-bangunan yang ada di dalam keraton. Keadaan tersebut menjadi suatu model penelitian dan dasar pemikiran untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang keraton, khususnya pada Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan yang terdapat di Cirebon. Penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi ini pada dasarnya ingin melihat kemungkinan adanya suatu pole tertentu dalam bentuk tata ruang dan tata bangunan keraton, khususnya terhadap keraton-keraton yang ada di Cirebon.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pada prinsipnya kita melihat adanya suatu pola yang sama pada tata ruang dan tata bangunan keraton-keraton di Cirebon, walaupun tidak sama persis dengan keadaan (tata keraton) yang terlihat pada Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Hal itu didasari oleh adanya suatu pemikiran atau konsep mengenai mikrokosmos-makrokosmos dalam masyarakat, serta dipengaruhi oleh tradisi lainnya yang telah berkembang pada masa pra-Islam. Perbedaan dalam tata keraton, antara keraton-keraton di Cirebon yang merupakan peninggalan Kasultanan Cirebon, dengan Keraton Surakarta dan Yogyakarta sebagai peninggalan dinasti Mataram Islam, kemungkinan menunjukkan suatu perbedaan bentuk antara keraton-keraton dari kerajaan pesisir dan pedalaman.
Dari penelitian ini kita juga mendapatkan gambaran tentang bangunan-bangunan yang menjadi bangunan inti sebagai suatu prasyarat sebuah keraton. Fungsi bangunan dan tingkat kepentingannya sangatlah menentukan lokasi atau daerah penempatannya dalam ruang (halaman) keraton.
Bertolak dari hasil penelitian ini, diharapkan akan dilakukan suatu penelitian lebih lanjut terhadap keraton, khususnya pads keraton-keraton yang berada di pesisir dan pedalaman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997
793.3 SOE w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Karina Deapati
"Upacara kematian yang masih ditradisikan, salah satunya dijalankan sebagian masyarakat Toraja yang menganut animisme Alluk Todolo. Dalam tiap peringatan rangkaian kehidupan manusia termasuk upacara kematian, ungkapan makna yang berperan penting adalah ungkapan keruangan. Pelaksanaan ritual upacara kematian yang dilaksanakan melalui simbol-simbol keagamaan membentuk ruang yang memiliki karakter supranatural yang sangat kuat. Sifat, makna, karakter psikis dan/atau bahkan supranatural dari ruang seperti itu terasa jauh lebih kuat dibanding sifat, makna, ataupun karakter fisiknya. Para pelaku ritual, seluruh kerabat yang hadir, dan makhluk bernyawa lainnya menjadi unsur penting yang memaknai pembentukan ruang-ruang berkarakter supranatural untuk mengantar arwah menuju alam kehidupan berikutnya. Makna tersebutlah yang saya sebut sebagai arsitektur.

Death ceremony that has still been run by some of the Torajans, that embrace the animism Alluk Todolo. In every human's rites of passage including death ceremony, expression of meaning that playing important role is spatial expression. Death ceremony that is executed by religious symbols forming space that has a strong supranatural characteristic. That characteristic, meaning, psychical character and/or even supranatural from such space is felt much more than characteristic, meaning, or its physical character. The ritual performer, the relatives, and other animate creatures become the important elements that explain the forming of space with supranatural character to carry the spirit to its next life nature. That's the meaning that I conceive as architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51551
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Alhad
"ABSTRAK
Kebahagiaan atau subjective well-being adalah motivasi utama manusia dalam
kehidupan. Kepribadian dianggap sebagai faktor yang sangat penting mempengaruhi
subjective well-being karena kepribadian menetap pada individu. Five-factor model of
personality adalah salah satu pendekatan dalam teori kepribadian yang terdiri dari
lima trait yaitu neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan
conscientiousness. Penelitian-penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa extraversion
dan neuroticism merupakan trait yang sangat mempengaruhi subjective well-being.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara five-factor model of
personality dengan subjective well-being pada abdi dalem Keraton Kasunanan
Surakarta dan untuk melihat trait yang paling besar pengaruhnya terhadap subjective
well-being. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, ditemukan bahwa five-factor
model of personality memberi kontribusi cukup besar terhadap subjective well-being
yaitu 47.3%. Trait yang secara signifikan mempengaruhi subjective well-being abdi
dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah agreeableness, extraversion,
dan openness to experience

ABSTRACT
Happiness or subjective well-being is considered the most crucial motivation
for individuals in their life. Personality, regarding its stability in individuals, has been
identified as essential factor in investigating subjective well-being. Five-factor model
of personality is one of the approaches in personality theory comprising neuroticism,
extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness. Previous
studies suggest that extraversion and neuroticism are strong predictors for subjective
well-being. This study aims to assess the association between five-factor model of
personality and subjective well-being on abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat, and to identify the most influential trait toward subjective well-being.
The result from multiple regression analysis indicated that 47.3% of subjective wellbeing
was predicted by five-factor model of personality. Agreeableness, extraversion,
and openness to experience appeared to be significantly influential for subjective
well-being on abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat"
2016
T46416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 7(3-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>