Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sopacua, Willem
"Bullying adalah fenomena sosial yang sangat mempengaruhi siswa di sekolah. Hampir setlap sekolah masih melihat bullying sebagai suatu tradisi dimana senior merasa memiliki kuasa, populer dan memiliki sikap tidak toleran dan bersahabat. Kondisi ini memacu tim intervensi untuk melakukan program intervensi bagi sekolah dengan kategori Guru, Orang Tua dan Siswa.
Program Sababat (Kasih Sayang, Harmoni, Baik budi dan Tanggung jawab) adalah program intervensi yang di lakukan dalam rangka mengurangi perilaku bulllying di sekolah. Program sahabat ini dimaksudkan supaya siswa sendiri menyadari dirinya sebagai aset berharga bagi kebidupan hari depan. Siswa adalah agen perubahan. Program sahabat ini bertujuan juga untuk membentuk nilai-nilai sahabat yang akan dimiliki oleh siswa untuk membangun pertemanan, persahabatan yang akrab dan toleran. Perilaku bullying harus ditangani secara sistematik yang melibatkan semua elemen sekolah seperti Guru, Orangtua dan siswa. Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab melakukan tugas pembinaan, pendidikan dan pendampingan harus melihat bullying sehagai hal yang harus mendapat perorangan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu peneliti dan tim intervensi merasa perlu untuk membantu sekolah melalui program sababat dalam rangka mengurangi perilaku bullying disekolah.
Baseline studi dalam upaya mendapat gambaran tentang masalah bullying disekolah dilakukan melalui observasi, wawancara. Workshop dan diskusi dalam kelompok. Hasil baseline menunjukkan bahwa ternyata perllaku bullying ada pada SMA Z. Hasil intervens menunjukkao bahwa program sahabat yang dilakukan oleh tim intervensi mendapat tanggapan positif dari sekolah seperti : Guru, Orangtua dan slswa. Pada kategori siswa perilaku bullying pun berkurang. Oleh karena itu harapan peneliti dan tim intervensi adalah supaya Program Sahabat ini terus ditindaklanjuti dan ditingkatkan dalam upaya menghilangkan perilaku bullying di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefta Ch. Widyaatmaja
"Perilaku bullying secara verbal kerap kali dilakukan oleh para siswa dalam komunitas sekolah. Jika perilaku bullying secara verbal ini terus dibiarkan terjadi, maka dapat membawa hal-hal yang negatif baik bagi pelaku maupun korban. Lembaga sekolah seharusnya tidak hanya menekankan hal kecerdasan secara intelektual saja tetapi juga kecerdasan sosial. Karena itu, perilaku bullying secara verbal inipun perlu untuk dieliminasi sehingga secara sosial akan terjadi persahabatan yang akrab antar siswa.
Perilaku bullying secara verbal ini diketahui ada dan terjadi berdasarkan baseline yang dilakukan baik melalui survey (angket) maupun diskusi. Adapun teori yang digunakan dalam intervensi ini adalah teori kognisi dan Strategi reeducative.
Kekhasan pendekatan ini adalah para siswa yang memandang bahwa perilaku bullying secara verbal ini sebagai hal yang biasa diubah kognisinya melalui tiga tahapan yaitu mencairkan nilai-nilai lama, mengemba igkan nilai nilai baru, dan membekukan kembali nilai-nilai bare. Pada setiap tahapan dilakukan program-program intervensi. Pada tahapan mencairkan nilai-nilai lama dilakukan program intervensi yang berupa : Diskusi Kelompok balk dengan guru maupun dengan siswa. Pada tahapan mengembangkan nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Memberikan pemahaaman tentang persahabatan melalui radio sekolah, para siswa membuat karangan singkat tentang persahabatan, dan diskusi kelompok dengan para siswa. Pada tahapan membekukan kembali nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Diskusi kelompok dengan para siswa dan pelatihan tentang berkomunikasi yang sehat dalam persahabatan.
Hasilnya adalah kebiasaan untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kata yang berkonotasi seksual dalam segala bentuknya dapat dikurangi (hanya gosip yang masih belum dapat dikurangi). Juga terwujud kondisi yang kondusif antara kelas 10 dan 11 tahun pelajaran 2004/2005, di mana mereka dapat melakukan kegiatan olah raga bersama (bermain basket) dan belajar bersama (matematika, fisika, dan kimia) di bandingkan sebelum program intervensi dilakukan di mana para siswa kelas 10 tidak mau bergaul dengan para siswa kelas 11."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponny Retno Astuti
"Pembentukan support network beberapa tahun terakhir ini menjadi sarana komunikasi yang dipandang cukup efektif untuk menghimpun kelompok masyarakat dan berbagai kalangan. Bagi mereka, sarana komunikasi seperti ini merupakan tempat yang dapat menyalurkan kepentingannya menuju tujuan kolektif yang sudah disepakati bersama.
Oleh karena fungsinya yang sangat membantu memperkuat potensi penggunanya, maka peneliti dalam studi intervensi sosial untuk menanggulangi masalah bullying di SMA XO, menggunakan support network sebagai instrumen intervensi untuk memberdayakan peran orang tua. Berdasarkan studi preliminary berupa studi pustaka dan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti dan tim intervensi, peneliti merasa perlu untuk menggunakan pendekatan Transtheorelical Model of Behavioral Change (TTM) sebagai model intervensi. Pendekatan ini mempunyai lima tahap perubahan untuk rneningkatkan kesadaran orangtua agar berperan-serta menanggulangi bullying. Lima tahap perubahan ini adalah Precontenplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintenance. Indikator yang diperlukan individu untuk mencapai setiap tahap adalah motivasi, performa, harapan, nilai dan proses perubahannya.
Dalam hal perubahan nilai, peneliti merasa perlu untuk memberikan alat lain yaitu program SAHABAT. Program ini dimaksudkan sebagai referensi bagi orangtua untuk meningkatkan kesadaran memahami bullying melalui pembaruan nilai-nilai persahabatan yang barmaids dan bertanggungjawab dan pengorganisasian diri dalam jaringan orangtua.
Melalui pengenalan tahap perubahan, pemanfaatan support network dan program SAHABAT sebagai referensi, maka diharapkan orangtua sebagai kelompok target menyadari dan mampu berperan-serta menanggulangi masalah bullying di SMA xo.
Sementara itu studi baseline dilakukan melalui serangkaian observasi, wawancara, dialog, lobby, diskusi dan workshop. Dalam studi ini dengan menggunakan alat ukur I atas ditemukan bahwa kesadaran orangtua untuk berperan¬serta menanggulangi bullying di SMA XO rendah. Oleh karena itu peneliti memerlukan upaya pendekatan yang cermat dan mudah diterima kelompok target orangtua. Dernikian pula dalam workshop gabungan yang terdiri dari orangtua, guru clan siswa, peneliti hares melakukan teknik pelatihan yang memberi kesadaran positif, menarik hati, berbasis riset dengan bahasa sederhana dan praktis.
Hasil intervensi ini adalah munculnya motivasi yang kuat dari orangtua untuk berperan-serta menanggulangi bullying dan terbentuknya tim kerja dan jaringan orangtua bersama guru dan siswa dengan usulan, kampanye "No More Senoritas", "Hari Babas Marah", "Asih, Asuh & Asah" dan program kerja yang disetujui Kepala sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waraouw, Maria Maud Magdalena Theresia
"Kekerasan di sekolah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) sering terjadi terutama di sekolah setingkat SMA (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). Kejadian kejadian seperti perilaku pemalakan, "gencet-gencetan", "senioritas", mewarnai kehidupan interaksi sosial remaja di SMA, dan hal ini dapat terjadi di antara para murid, maupun antara guru dan murid.
Untuk mengatasi persoalan sosial seperti bullying, perlu penanganan menyeluruh dan sistematis menyentuh akarnya agar efektif dalam mengurangi bullying. Artinya dalam intervensi bullying maka baik pihak murid, orang tua maupun guru harus sama-sama dilibatkan dalam upaya menurunkan tingkat bullying di institusi tsb. Intervensi di SMA XS dilakukan dengan melibatkan ke tiga pihak tsb, dan yang menjadi laporan tugas akhir ini adalah intervensi yang melibatkan pihak guru.
Untuk mendapatkan data obyektif tentang gambaran bullying di SMA XS dilakukan studi base-line menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif yaitu melalui kuesioner, focus group discussion, wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan adalah antara lain konfirnnasi tentang beberapa perilaku guru yang dicirikan sebagai bullying (McEvoy, 2005) Ciri-ciri perilakunya dapat dikategorikan sebagai bullying (Olweus, 1993; Rigby, 1996) karena seringkali memiliki niat untuk menyakiti, dilakukan oleh mereka yang secara struktural lebih berkuasa terhadap mereka yang lebih lemah. Aksi yang dilakukan untuk mendapat kepuasan atau kesenangan ini dipersepsi korban akan berulang.
Sebagai upaya intervensi mula-mula dilakukan strategi persuasi untuk membawa sekelompok guru ke dalam diskusi kelompok. Tujuannya agar guru bisa merasakan sendiri apa yang akan dilakukan dalam pelatihan khusus guru tentang pengurangan aksi bullying melalui "membangun komunitas berdasarkan program SAHABAT di sekolah XS". Mengajar orang dewasa membutuhkan strategi yang berbeda.
Untuk itu digunakan experiential learning (Kolb, 1984) sebagai bagian dari modul. Namun ternyata teknik ini memancing perilaku yang defensif dari pihak guru sehingga diputuskan untuk menggunakan pendekatan appreciative inquiry (Cooperrider &Whitney, 1999, Whitney & Trosten Bloom, 2003, Bushe, 2001). Teknik ini dilandasi oleh pendekatan psikologi positif, di mana guru di ajak untuk meletakkan masalah di luar dirinya, dalam membahas penyelesaian yang diinginkan. Appreciative Inqury juga dipilih karena singkat, mudah, dan menyenangkan sehingga pada saat teknik ini digunakan untuk membahas masalah tidak nampak rasa capai yang tergambar dalam raut peserta diskusi kelompok.
Hasil dari intervensi ini adalah perubahan pemahaman dan pihak guru, dan perubahan sikap dari defensif menjadi kornitmen untuk ikut serta dalam upaya mengurangi bullying di SMA XS.

Violence in schools that can be categorized as bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) is more frequent in high school nowadays (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). This could be any forms of aggression such as teasing, oppressing, act of social exclusion and seniority were part of student's life at school, specifically high school students. Bullying act was practiced between peers and there also teachers bully students (McEvoy, 2005).
In an attempt toward developing school intervention to curb bullying, it is believed that a holistic and systemic approach will be more effective as an approach. That means all of the school community members will take their part to contribute actively in reducing bullying. Intervention in reducing bullying act in the high school SMA XS will be studied, and intervention in an effort to enhance teacher's awareness on the impact of bullying toward the victim, teacher's part will be specifically presented on this report.
In order to have a perspective about bullying in SMA XS baseline study had been conducted. Quantitative and qualitative method had been developed in the questionnaires and employed through survey on students' perspectives. To have a thorough and deep understanding of the essence of the problem, the other tools for qualitative research e.g. focus group discussion, interviewing and observation had been exercised.
Results shown and confirmed that some forms of bullying that had impact on the student-teacher relationships were practiced by teachers (McEvoy, 2005). The characteristics of the acts categorized as bullying (O1weus,1993; Rigby, 1996) includes an initial desire to hurt which is done so by the one who has power or structurally in a high position toward those that weak, physically, psychologically. The act which perceived by the victim threatening had been done so for enjoyment of the bully.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LP3ES, 2006
303.482 KEB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shahnaz Khalila Najlana
"Skripsi ini membahas perundungan di kalangan pelajar Korea Selatan dan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perundungan dapat terjadi di kalangan pelajar Korea dan hubungannya dengan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menghasilkan data berupa data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perundungan di kalangan pelajar Korea terjadi akibat beberapa faktor, seperti faktor individu, keluarga, teman, dan pendidikan, serta berhubungan dengan memudarnya nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea, seperti harmoni, jeong, dan woori. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang pelajar dan menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya perundungan di kalangan pelajar Korea. Perundungan tersebut kemudian menyebabkan memudarnya nilai- nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea.

The focus of this study is the bullying culture in South Korean students and the declining collectivism values in the education institution. The purpose of this study is to know how bullying can happen in Korean students and its relation with the declining collectivism values in the education institution. This study is a qualitative research and yield descriptive data. The result of this study shows that bullying in Korean student circle happens because of several factors such as personal, family, peer group, and education factors, and there is a relation with declining collectivism values in education institution, such as harmony, jeong, and woori. The conclusion of this study is the education system has an important role in developing student’s character and become one of the most important factor causing bullying in Korean students. Later, bullying is causing the decline of collectivism values in education institution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Alumni, 1983
303.372 PER ;303.372 PER (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Pratiwi
"Artikel ini membahas tentang majalah Sahabat, sebuah majalah anak-anak Islam yang terbit di Jakarta pada tahun 1979. Sahabat diterbitkan oleh Media Sahabat di bawah naungan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Pada tahun itu, belum ada majalah Islam untuk anak-anak. Kemunculan Sahabat sebagai majalah anak yang bernuansa islami dapat dilihat dari isi rubrik-rubrik yang dimuat dalam majalah tersebut. Dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman, Sahabat terbit dengan memuat rubrik-rubrik yang membahas tentang akidah, ibadah, dan akhlak. Ketiga nilai tersebut dapat dilihat melalui rubrik keluarga fajar keluarga muslim, belajar agama, dan cerita pendek. Selain itu, kisah-kisah Nabi, para sahabat, dan tokoh-tokoh pejuang Islam juga muncul dalam majalah Sahabat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah, yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber penelitian ini adalah majalah Sahabat, arsip, surat kabar, dan buku penunjang lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemunculan Sahabat menjadi salah satu alternatif bacaan bagi anak-anak muslim. Dengan adanya majalah Sahabat, anak-anak muslim di Indonesia dapat memperoleh pengetahuan tentang keislaman.

This article discusses Sahabat magazine, an Islamic children's magazine published in Jakarta in 1979. Sahabat was published by Media Sahabat under the auspices of the Indonesian Islamic Da'wah Council (DDII). In that year, there was no Islamic magazine for children. The emergence of Sahabat as a children's magazine with Islamic nuances can be seen from the contents of the rubrics published in the magazine. In spreading Islamic values, Sahabat is published by containing rubrics that discuss creed, worship, and morals. These three values can be seen through the rubrics of the fajar Muslim family, learning religion, and short stories. In addition, stories of the Prophet, the Companions, and Islamic warriors also appear in Sahabat magazine. This research was conducted using the historical method, namely topic selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources of this research are Sahabat magazine, archives, newspapers, and other supporting books. The results of this study show that the emergence of Sahabat magazine became one of the reading alternatives for Muslim children. With the existence of Sahabat magazine, Muslim children in Indonesia can gain knowledge about Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dairisena Arsela
"Bullying merupakan perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan seseorang ataupun sekelompok orang secara sengaja, sistematis, berulang, dan terus menerus untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang (Rigby, 2008). Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Barat menunjukkan bahwa sikap remaja yang setuju terhadap perilaku bullying menjadi prediktor penyebab terjadinya perilaku bullying. Sikap seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sikap remaja terhadap perilaku bullying saat SMA di kota maju. Partisipan dalam penelitian ini adalah 500 remaja yang berasal dari kota maju. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Bullying Survey yang dikembangkan dari alat ukur sikap terhadap bullying oleh Swearer dan Cary (2003). Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 86% partisipan memiliki sikap yang tidak setuju terhadap perilaku bullying di sekolah, dimana ketidaksetujuan tersebut cenderung pada sikap netral. Sementara itu, sebanyak 65,3 % remaja di kota maju mengaku pernah terlibat dalam perilaku bullying di sekolah, baik sebagai pelaku, korban, maupun saksi. Sebagian besar partisipan adalah saksi, karena peneliti tidak secara khusus memetakan peran dalam bullying sehingga hasil penelitian ini menunjukkan sikap yang tidak setuju terhadap perilaku bullying.

Bullying is a systematic abuse of power did by person or group of people to hurts someone or group of people deliberately, repetitively, and continually (Rigby, 2008). Earlier research showed that youth attitudes that agreed toward bullying behavior to be a predictor of bullying behavior. An attitude is influenced by the environment where someone lives. The present study investigated to assess 500 adolescent (aged 18-21) attitudes toward bullying behavior of urban high school. In this study used Bullying Survey questionnaire were adapted from Swearer and Cary (2003). Results from the study indicate that 86% of adolescent attitudes in the urban high school did not agreed toward bullying behavior at school, but inclined to neutral attitude. In contrast 65,3 % adolescent in the urban high school have an experienced of bullying. Most of the participants were bystander, because researcher did not divide specifically about role in bullying, so this research indicated that they were disagree with bullying."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>