Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jefta Ch. Widyaatmaja
"Perilaku bullying secara verbal kerap kali dilakukan oleh para siswa dalam komunitas sekolah. Jika perilaku bullying secara verbal ini terus dibiarkan terjadi, maka dapat membawa hal-hal yang negatif baik bagi pelaku maupun korban. Lembaga sekolah seharusnya tidak hanya menekankan hal kecerdasan secara intelektual saja tetapi juga kecerdasan sosial. Karena itu, perilaku bullying secara verbal inipun perlu untuk dieliminasi sehingga secara sosial akan terjadi persahabatan yang akrab antar siswa.
Perilaku bullying secara verbal ini diketahui ada dan terjadi berdasarkan baseline yang dilakukan baik melalui survey (angket) maupun diskusi. Adapun teori yang digunakan dalam intervensi ini adalah teori kognisi dan Strategi reeducative.
Kekhasan pendekatan ini adalah para siswa yang memandang bahwa perilaku bullying secara verbal ini sebagai hal yang biasa diubah kognisinya melalui tiga tahapan yaitu mencairkan nilai-nilai lama, mengemba igkan nilai nilai baru, dan membekukan kembali nilai-nilai bare. Pada setiap tahapan dilakukan program-program intervensi. Pada tahapan mencairkan nilai-nilai lama dilakukan program intervensi yang berupa : Diskusi Kelompok balk dengan guru maupun dengan siswa. Pada tahapan mengembangkan nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Memberikan pemahaaman tentang persahabatan melalui radio sekolah, para siswa membuat karangan singkat tentang persahabatan, dan diskusi kelompok dengan para siswa. Pada tahapan membekukan kembali nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Diskusi kelompok dengan para siswa dan pelatihan tentang berkomunikasi yang sehat dalam persahabatan.
Hasilnya adalah kebiasaan untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kata yang berkonotasi seksual dalam segala bentuknya dapat dikurangi (hanya gosip yang masih belum dapat dikurangi). Juga terwujud kondisi yang kondusif antara kelas 10 dan 11 tahun pelajaran 2004/2005, di mana mereka dapat melakukan kegiatan olah raga bersama (bermain basket) dan belajar bersama (matematika, fisika, dan kimia) di bandingkan sebelum program intervensi dilakukan di mana para siswa kelas 10 tidak mau bergaul dengan para siswa kelas 11."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Fitrianto
"Penelitian ini ingin mengetahui hubungan trait kepribadian terhadap perilaku bullying. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe non experimental dan field study. Seluruh partisipan sebanyak 152 orang dengan rentang usia remaja madya. Ada dua alat ukur yang digunakan, yaitu alat ukur trait kepribadian NEO PI dari Costa dan McCrae (1992) dan alat ukur bullying yang merupakan modifikasi alat ukur bullying dari Astari (2008). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, sedangkan analisis hasil dilakukan dengan menggunakan metode statistik.
Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil adalah regresi berganda. Perhitungan regresi berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Trait kepribadian memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku bullying; (2) Domain trait agreeableness dan openness memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perilaku bullying.

This study would like to re veal the correlation of trait pe rsonality and bullying behavior.This is quantitative non experimental type and field study re search. All 152 participants are middle adolescent. There are two scales use d, trait personality scales NEO PI from Costa a nd McCrae and bullying scales modified from Astari (2008). Data from this research collected by questionnaires and analyzed using statistic method.
Statistic technique to analyze data using multiple regression. Computation of multiple regression show that: (1) Trait persona lity has a significant correlation with bullying behavior; (2). Doma in trait agreeableness a nd openness has the most significant contribution with bullying behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.2 FAJ h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Citahariasmi Heniono
"Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara persepsi individu mengenai dinamika kelompok yang berupa kohesivitas dengan perilaku bullying individu sebagai bagian dari kelompok tersebut Kohesivitas adalah dinamika kelompok menekankan keakraban, kesetiaan, kebanggaan, dan komitmen masingmasing anggota kelompok terhadap kelompoknya. Bullying merupakan suatu bentuk agresi yang banyak teijadi di lingkungan sekolah. Responden yang berjumlah 312 orang pada penelitian ini berasal dari dua sekolah di Jakarta Barat. Pengukuran terhadap dua variabel menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dimana alat ukur kohesivitas dirancang oleh peneliti berdasarkan pemahaman terhadap konstruk tersebut sementara alat ukur bullying diadaptasi dari alat ukur yang sudah ada. Berdasarkan hasil penghitungan dengan metode Regresi, didapatkan indeks korelasi sebesar 0.166 dengan signifikansi 0.035 (p < 0.05), yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi individu mengenai kohesivitas pada kelompoknya dengan perilaku bullying seseorang. Lebih spesifik lagi diketahui bahwa kohesivitas di antara teman yang berbeda angkatanlah yang lebih berkontribusi terhadap munculnya perilaku bullying responden.

This research is conducted to find out whether the perception of cohesiveness correlates with bullying behavior among high school students in West Jakarta. Cohesiveness is one of the group dynamics that focused on getting along, loyalty, pride, and commitment among its members. Bullying is one form of aggressiveness that happens a lot in high school. The 312 respondents are taken from two high schools in West Jakarta. The measurement is done by a questionnaire which the cohesiveness instrument was designed by researcher based on the understanding to its construct while the bullying instrument was adapted from one available instrument. The result is conducted by Regression method that shows index of correlation 0.166 with significance of 0.035 (p < 0.05). It means that there is a significance correlation between the perceptions of group cohesiveness with bullying behavior among the respondents. More specifically, it is the cohesiveness between different classes that contributes to the bullying behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sopacua, Willem
"Bullying adalah fenomena sosial yang sangat mempengaruhi siswa di sekolah. Hampir setlap sekolah masih melihat bullying sebagai suatu tradisi dimana senior merasa memiliki kuasa, populer dan memiliki sikap tidak toleran dan bersahabat. Kondisi ini memacu tim intervensi untuk melakukan program intervensi bagi sekolah dengan kategori Guru, Orang Tua dan Siswa.
Program Sababat (Kasih Sayang, Harmoni, Baik budi dan Tanggung jawab) adalah program intervensi yang di lakukan dalam rangka mengurangi perilaku bulllying di sekolah. Program sahabat ini dimaksudkan supaya siswa sendiri menyadari dirinya sebagai aset berharga bagi kebidupan hari depan. Siswa adalah agen perubahan. Program sahabat ini bertujuan juga untuk membentuk nilai-nilai sahabat yang akan dimiliki oleh siswa untuk membangun pertemanan, persahabatan yang akrab dan toleran. Perilaku bullying harus ditangani secara sistematik yang melibatkan semua elemen sekolah seperti Guru, Orangtua dan siswa. Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab melakukan tugas pembinaan, pendidikan dan pendampingan harus melihat bullying sehagai hal yang harus mendapat perorangan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu peneliti dan tim intervensi merasa perlu untuk membantu sekolah melalui program sababat dalam rangka mengurangi perilaku bullying disekolah.
Baseline studi dalam upaya mendapat gambaran tentang masalah bullying disekolah dilakukan melalui observasi, wawancara. Workshop dan diskusi dalam kelompok. Hasil baseline menunjukkan bahwa ternyata perllaku bullying ada pada SMA Z. Hasil intervens menunjukkao bahwa program sahabat yang dilakukan oleh tim intervensi mendapat tanggapan positif dari sekolah seperti : Guru, Orangtua dan slswa. Pada kategori siswa perilaku bullying pun berkurang. Oleh karena itu harapan peneliti dan tim intervensi adalah supaya Program Sahabat ini terus ditindaklanjuti dan ditingkatkan dalam upaya menghilangkan perilaku bullying di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponny Retno Astuti
"Pembentukan support network beberapa tahun terakhir ini menjadi sarana komunikasi yang dipandang cukup efektif untuk menghimpun kelompok masyarakat dan berbagai kalangan. Bagi mereka, sarana komunikasi seperti ini merupakan tempat yang dapat menyalurkan kepentingannya menuju tujuan kolektif yang sudah disepakati bersama.
Oleh karena fungsinya yang sangat membantu memperkuat potensi penggunanya, maka peneliti dalam studi intervensi sosial untuk menanggulangi masalah bullying di SMA XO, menggunakan support network sebagai instrumen intervensi untuk memberdayakan peran orang tua. Berdasarkan studi preliminary berupa studi pustaka dan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti dan tim intervensi, peneliti merasa perlu untuk menggunakan pendekatan Transtheorelical Model of Behavioral Change (TTM) sebagai model intervensi. Pendekatan ini mempunyai lima tahap perubahan untuk rneningkatkan kesadaran orangtua agar berperan-serta menanggulangi bullying. Lima tahap perubahan ini adalah Precontenplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintenance. Indikator yang diperlukan individu untuk mencapai setiap tahap adalah motivasi, performa, harapan, nilai dan proses perubahannya.
Dalam hal perubahan nilai, peneliti merasa perlu untuk memberikan alat lain yaitu program SAHABAT. Program ini dimaksudkan sebagai referensi bagi orangtua untuk meningkatkan kesadaran memahami bullying melalui pembaruan nilai-nilai persahabatan yang barmaids dan bertanggungjawab dan pengorganisasian diri dalam jaringan orangtua.
Melalui pengenalan tahap perubahan, pemanfaatan support network dan program SAHABAT sebagai referensi, maka diharapkan orangtua sebagai kelompok target menyadari dan mampu berperan-serta menanggulangi masalah bullying di SMA xo.
Sementara itu studi baseline dilakukan melalui serangkaian observasi, wawancara, dialog, lobby, diskusi dan workshop. Dalam studi ini dengan menggunakan alat ukur I atas ditemukan bahwa kesadaran orangtua untuk berperanĀ¬serta menanggulangi bullying di SMA XO rendah. Oleh karena itu peneliti memerlukan upaya pendekatan yang cermat dan mudah diterima kelompok target orangtua. Dernikian pula dalam workshop gabungan yang terdiri dari orangtua, guru clan siswa, peneliti hares melakukan teknik pelatihan yang memberi kesadaran positif, menarik hati, berbasis riset dengan bahasa sederhana dan praktis.
Hasil intervensi ini adalah munculnya motivasi yang kuat dari orangtua untuk berperan-serta menanggulangi bullying dan terbentuknya tim kerja dan jaringan orangtua bersama guru dan siswa dengan usulan, kampanye "No More Senoritas", "Hari Babas Marah", "Asih, Asuh & Asah" dan program kerja yang disetujui Kepala sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuarita Yudhistira. author
"Bullying terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Langdon & Prable, 2008). Hasil-hasil studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian bullying di SMA.Kejadian bullying paling banyak memberikan pengaruh kepada siswa yang berperan sebagai bystander (Hazler, 1996 dalam Comitee for Children, 2005).Salah satu tipe dari bystander adalah outsider. Sementara itu, menurut Frisen dkk (2007) salah satu faktor menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying terhadap orang lain adalah kurangnya respek.
Penelitian ini berusaha melihat hubungan respek dan peran outsider dalam perilaku bullying pada siswa SMA.Partisipan dari penelitian ini berjumlah 178 orang yang berasal dari dua sekolah yang berbeda (sekolah negeri dan swasta). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungna negatif yang signifikan antara respek dengan peran outsider. Selain itu, juga ditemukan perbedaan mean yang signifikan pada respek antara partisipan yang tergolong outsider dan bukan outsider. Hasil yang signifikan ini dapat dijelaskan melalui komponen karakter.

Bullying happens at every level of education, from primary school to university (Langdon & Prable, 2008). The results of previous studies also shows that there is an increase of bullying incidence in high school level. The impact of bullying mostly happens to students who act as bystander (Hazler, 1996 in Comitee for Children, 2005). One of the types of bystander is outsider.Meanwhile, according to Frisen et al (2007) one of the factors causing a person to bully others is the lack of respect.
This study is aimed to look at the correlation between respect and the role of outsider in bullying behavior among high school students. Participants of this research were 178 students who came from two different schools (public and private schools). Results of this study indicate that there is a significant negative correlation between the respect to the role of outsider. In addition, this study also found a significant difference of mean of respect between the participants who had role as outsider with participants who had role as non-outsider. This significant results can be explained by the character components.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Shafa Mutiara Putri
"Parental verbal abuse atau kekerasan verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak merupakan kekerasan yang paling banyak dilaporkan dan prevalensinya mengalami peningkatan. Kekerasan verbal pada anak dapat memberikan dampak negatif seperti rendah diri, perilaku bermasalah, perilaku agresif, dan perilaku viktimisasi. Oleh sebab itu, peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara parental verbal abuse terhadap perilaku bullying pada anak usia 13-17 tahun di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional pada 122 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data dengan metode cluster sampling dengan meminta responden mengisi kuesioner Verbal Abuse Questionnaire (VAQ) dan Olweus Bully/Victim Questionnaire-Revised (OBVQ-R). Data menunjukan anak yang mengalami parental verbal abuse tingkat tinggi banyak yang terlibat bullying (16,4%). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara parental verbal abuse terhadap perilaku bullying anak (p=0,000). Peneliti menyarankan perlu adanya intervensi pencegahan dan penanganan bullying yang dilakukan dengan kerja sama antara orang tua, pihak sekolah, dan tenaga profesional.

Parental verbal abuse or verbal violence perpetrated by parents against children is the most frequently reported type of violence and its prevalence is increasing. verbal abuse in children can have negative impacts such as low self-esteem, problematic behavior, and victimization/bullying behavior. Therefore, researchers aim to identify the relationship between parental verbal abuse and bullying behavior in children aged 13-17 years in Depok City. This study used a cross sectional approach on 122 respondents who met the inclusion criteria. Data were collected using a cluster sampling method by asking respondents to fill out a Verbal Abuse Questionnaire (VAQ) and Olweus Bully/Victim QuestionnaireRevised (OBVQ-R). The data shows that many children who experience high levels of verbal abuse are involved in bullying (16.4%). The results of the study show that there is a significant relationship between parental verbal abuse behavior and children's bullying behavior (p=0.000). Researchers suggest the need for preventive interventions and bullying management involving collaboration among parents, schools, and professionals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Halim
"ABSTRAK
Perundungan dengan bentuk senioritas masih terjadi di SMA XYZ Jakarta. Hal ini menimbulkan ketegangan siswa junior ketika berinteraksi dengan senior. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan empati kepada siswa untuk meningkatkan perilaku prososial dalam upaya menurunkan perundungan di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen. Intervensi dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan dengan pendekatan whole school approach. Hasil Wilcoxon signed-ranks test menunjukkan keterampilan empati meningkat secara signifikan setelah pemberian intervensi. Pemberian pelatihan keterampilan empati secara signifikan mendorong peningkatan perilaku prososial siswa. Diharapkan dengan meningkatnya perilaku prososial di sekolah, tingkat perundungan akan menurun

ABSTRACT
Bullying in a form of intimidation that junior peers receive from their seniors are still happening in XYZ High School. This raises the pressure for junior students when interacting with seniors. This study aims to provide empathetic skills training in students to improve prosocial behavior in an effort to reduce bullying in schools. This research is a quantitative research with experimental design. Interventions are presented with a training method applying an approach based on a whole school approach. Analysis used a Wilcoxon signed ranks that showed students 39 empathetical skills increased significantly after intervention of program was delivered. Empathy skills training significantly encourages student rsquo s prosocial behavior. The increased prosocial behaviour are expected to decrease bullying behaviour within XYZ High School in Jakarta."
2018
T51336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Pratiningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bullying dan school well-being pada siswa SMA di Jakarta. Bullying adalah perbuatan yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih secara sistematis dan terencana terhadap satu orang atau lebih dengan tujuan untuk menyakiti, dan menimbulkan dampak fisik dan atau psikologis serta dipersepsikan akan berulang dan dirasakan mengancam oleh korban. Sementara school well-being didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap diri mereka sendiri dan hubungannya dengan lingkungan sekolah, di mana individu tersebut dapat memuaskan aspek having, loving, dan being. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 579 siswa dari kelas XI yang berada pada rentang usia 14 tahun hingga 19 tahun. Kedua alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari alat ukur yang telah digunakan sebelumnya oleh peneliti lain. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi pearson didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,167 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,01). Ini berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara bullying dan school well-being pada siswa SMA di Jakarta. Dengan kata lain, semakin sering siswa mengalami bullying, baik dalam bentuk verbal, relasional, dan fisik , maka akan semakin negatif penilaian siswa terhadap sekolahnya dalam memenuhi aspek having. loving, dan being. Mayoritas partisipan ini mengalami perilaku bullying dalam bentuk verbal dan memiliki penilaian school well-being yang tinggi pada aspek being.

ABSTRACT
This study aims to find out correlation between bullying and school wellbeing at the high school students in Jakarta. Bullying is an act which is an imbalance of power, committed by one person or more in a systematic, planned for one person or more in order to hurt. The physical and or psychological impact of this action will be repeated all over again and the perceived threat felt by the victims. The school well-being defined as one's assessment of their own self and its relationship with the school environment, where individuals are able to satisfy aspects of having, loving, and being. Participants in this study are 579 students of class XI, who are in the age range 14 years to 19 years. The measurement used in this study is the adapted from previously used measuring instrument. Result from Pearson correlation coefficient is -0,167 with 0,000 (p < 0,01). This means that there is a significantly negative relationship between bullying and school well-being at the high school students in Jakarta. The majority of these participants experienced verbal bullying behavior and have higher school assessment of well-being on the aspect of being."
2010
S3613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>