Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Herbert Rudolf
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan (korelasi) Pelatihan, Motivasi Kerja, Budaya Kerja terhadap Produktivitas Kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan industri garmen PT. Yuditya Mitra Usaha, di mana penelitian ini ini bertujuan untuk membuktikan adanya : (a). Hubungan pelatihan ISO 9002 dengan produktivitas kerja, (b). hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja, (c). hubungan Budaya Kerja dengan Produktivitas Kerja, (d). seberapa kuat hubungan Pelatihan, Motivasi Kerja, Budaya Kerja secara bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja. Untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel di atas dalam penelitian ini dilakukan penyebaran daftar pernyataan (kuesioner) kepada 48 orang responden yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah umum. Dalam menganalisis data digunakan:
1). Analisis korelasi parsial
2). Analisis korelasi sederhana
3). Analisis regresi sederhana
4). Analisis regresi berganda dan analisis stepwise
5). Analisis sumbangan relatif dan efektif.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifrkan antara variabel pelatihan (X1) dengan produktivitas kerjanya sebesar (r1y - 23) sebesar 0,6109.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X2) dengan produktivitas kerja (r2y -13) sebesar 0,5338.
3_ Terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Kerja (X3) dengan produktivitas kerja (r3y - 12) sebesar 0,5018.
4. Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama sebesar 0,946.
Dari hasil analisis korelasi ganda diperoleh harga R = 0,946 dan R2 = 0,849,hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pelatihan, motivasi kerja, budaya kerja dengan produktivitas kerja. Akan tetapi dalam analisis stepwise bahwa motivasi kerja memberikan kontribusi yang deminan terhadap peningkatan produktivitas kerja yaitu sebesat 76,4% dan pelatihan memberikan kontribusi 9,1% serta budaya kerja 3,9%. Begitu juga jika kita lihat pada sumbangan efektif variabel pelatihan, motivasi kerja dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja. Sumbangan ketiga variabel independen sebesar 89,40 persen terhadap produktivitas kerja, di mana sumbangan pelatihan 28,63 persen, motivasi kerja sebesar 32,09 persen, dan budaya kerja sebesar 28,86 persen terhadap produktivitas kerja.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyaningsih Restina Murod
"Penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi dan juga harapan dari setiap individu karena dengan adanya penilaian kinerja, maka setiap individu merasa bahwa hasil usaha atau hasil kerja kerasnya dihargai oleh perusahaan. Penghargaan atas prestasi kerja tersebut dapat menjadi umpan balik atas kinerjanya dan dapat mendorong semangat kerja untuk menjadi lebih optimal dan antusias untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi pada penilaian kinerja dengan motivasi kerja dan persepsi pada produktivitas kerjanya sendiri di Perusahaan AJB Bumiputera 1912.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan kantor pusat pada perusahaan tersebut yang dipilih secara acak sebanyak 100 responden yang keseluruhannya adalah karyawan yang ada di Kantor Pusat Jakarta.
Teknik pengumpulan data menggunakan data primer melalui angket/ kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden dengan menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program statistik SPSS, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui analisis korelasi dan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi karyawan pada penilaian kinerja dengan motivasi kerja karyawan dan koefisien korelasi sebesar 0,372, dan terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja karyawan dengan persepsi karyawan pada produktivitas kerja dan koefisien korelasi sebesar 0,701. Sementara itu, antara persepsi karyawan pada penilaian kinerja dan motivasi kerja karyawan secara bersama-sama juga mempunyai hubungan yang signifikan dan ditunjukan dengan korelasi sebesar 0,751.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penilaian kinerja mempunyai hubungan dengan motivasi kerja karyawan dan ternyata dengan meningkatnya motivasi kerja karyawan, maka produktivitas kerjanya juga meningkat. Oleh karena itu, maka berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar didalam melakukan penilaian kinerja karyawan agar lebih memperhatikan kaitan penilaian kinerja dengan motivasi kerja karyawan sehingga produktivitas kerja karyawan menjadi meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Eddy Marhan Jaya
"Keberhasilan suatu organisasi di dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari keberadaan sumber daya manusia yang berinteraksi di dalamnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari bagaimana cara seorang pemimpin di dalam menggalang kerjasama dengan bawahannya, sejauh mana di dalam kepemimpinannya tersebut dapat menggerakkan dan mempengaruhi serta memotivasi bawahan sehingga para pegawai/bawahannya dengan kesadaran dan rasa tanggung jawabnya akan bekerja dengan produktif,dan kondisi ini selanjutnya tentu saja akan mendukung percepatan didalam pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. Pemahaman di atas mendorong minat penulis untuk menelitinya secara seksama apakah faktor kepemirnpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Iingkungan Pemerintah Daerah kabupaten Muara Enim? dan di antara variabel tersebut variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja PNS? Penelitian ini menggunakan deskriptif bersifat korelasional dengan pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran angket kepada para responden/sampel terpilih dari populasi yang ada dibuat dengan skala likert dengan pilihan ganda. Populasi penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai unsur pimpinan/pejabat struktural dan unsur staf di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim. Sampel diambil secara acak dari dalam Iingkup tujuh unit kerja yang diasumsikan cukup representatif. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antar variabel tersebut, dari data fapangan yang didapat kemudian dihitung dengan analisis kuantitatif dengan cara statistik, didapat hasil kesimpulan sebagai berikut:
1. Adanya hubungan yang signifkan antara kepemimpinan dengan produktivitas kerja pegawai dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.403, dimana nilai ini menunjukkan dalam katagori hubungan positif/dapat digunakan. Berarti apabila kepemimpinan ditingkatkan maka produktivitas kerja akan meningkat.
2. Adanya hubungan yang signifikan antara motivasi dengan produktivitas kerja pegawai dengan nilai korelasi ( r ) sebesar 0.515, dimana nilai menunjukkan dalam katagori hubungan positif/dapat digunakan. Berarti apabila motvasi kerja ditingkatkan maka produktivitas kerja akan meningkat.
3. Motivasi kerja merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai dibanding faktor kepemimpinan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka untuk meningkatkan produktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim, perlu ditingkatkan kembali strategi untuk mendorong produktivitas kerja pegawai, baik dari unsur kepemimpinannya sendiri selaku motivator dan terutama sekali dari unsur pendorong motivasi kerja bagi bawahan, baik dengan pendekatan kelompok maupun perorangan yang bersifat material maupun non material yang dianggap paling kuat/dominan yang dapat mendongkrak motivasinya dari masing-masing bawahan tersebut sehingga dengan demikian akan timbul kemauan yang akan mendorong meningkatkan produktivitas kerjanya. Di samping itu perlunya ditanamkan bentuk penyadaran kembali sikap PNS itu sendiri yang harus konsisten dengan komitmennya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang harus diwujudkannya dalam bentuk hasil kerja yang produktif.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endah Utami
"Pembangunan Kota Jakarta merupakan keterpaduan berbagai sektor, salah satunya adalah pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan tugas pokok Dinas Pertamanan propinsi DKI Jakarta. Hasil yang optimal dapat tercapai sesuai yang diharapkan bila dilakukan dengan efektif dan efisien. Kurangnya motivasi dan kurangnya pembinaan atas togas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab dari setiap pelaksana tugas merupakan hal-hal perlu dicermati. Berangkat dari pengamatan itulah penulis mengangkat topik ini sebagai topik penelitian. Adapun pokok permasalahan dari topik penelitian ini adalah mencari hubungan antara variabel motivasi berprestasi, variable pembinaan dan variabel efektifitas kerja.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mencari adanya hubungan antara variabel motivasi berprestasi, variabel pembinaan dan variabel efektifitas kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan analisis dengan mempergunakan teknis analisa statistik, maka dapat dikemukakan bahwa memang terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel motivasi berprestasi, variabel pembinaan,dan variabel efektifitas kerja. Secara signifikan dari perhitungan data statistik diperoleh hasilnya adalah sebagai berikut: koefisien korelasi untuk hubungan motivasi berprestasi dengan efektifitas kerja adalah sebesar 0,376, koefisien korelasi untuk hubungan pembinaan dengan efektifitas kerja adalah sebesar 0,444, koefisien korelasi untuk hubungan motivasi dan pembinaan secara bersama-sama dengan efektifitas kerja adalah sebesar 0,556. Selanjutnya masing-masing r kerja tersebut dibandingkan dengan r tabel untuk uji signifikansinya terhadap sampel, kemudian untuk uji signifikan agar dapat berlaku bagi seluruh populasi digunakan t - test dan F-test, selanjutnya dihitung koefisien determinasinya untuk mengetahui kategori interpertasinya serta perhitungan dengan regresi liner untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variable. Dan perhitungan-perhitungan tersebut seluruhnya mendapatkan hasil yang signifikan dan positif, dengan demikian hipotesa serta pertanyaan penelitian dapat diterima dan positif.
Selanjutnya saran untuk meningkatkan efektifitas melalui motivasi berprestasi dan pembinaan adalah dengan memberlakukan sistem reward dan punishment secara konsisten dan meningkatkan pembinaan melalui pendidikan dan latihan di dalam maupun di luar unit kerja sesuai dengan bidang tugas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutaryo
"Kinerja instruktur merupakan faktor yang diperlukan untuk melaksanakan peranan profesi instruktur secara optimal. Maka mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada kondisi yang maksimal adalah prioritas kebijaksanaan bagi setiap pengelola latihan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengarui kinerja, namun dan beberapa faktor tersebut dalam hal ini kinerja hanya ditinjau dari faktor pelatihan instruktur dan budaya organisasi sejauh mana hubungan antara pelatihan dan budaya organisasi dengan kinerja instruktur karena banyaknya pelatihan yang di berikan kepada instruktur, bukan merupakan jaminan bahwa kinerja akan menjadi baik. Masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor lain tersebut, yang di teliti disini adalah budaya organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif yang kuat, baik pelatihan maupun budaya organisasi, terhadap kinerja instruktur atas hasil penelitihan tersebut maka untuk meningkatkan kinerja instruktur dapat di lakukan dapat di lakukan dengan memberikan pelatihan kepada instruktur maupun dengan meningkatkan budaya organisasi pada unit kerja yang bersangkutan.
Yaitu dengan cara menciptakan hubungan yang kondusif antara pihak manajemen dengan instruktur, menyangkut nilai-nilai ; kebiasaan kerja yang balk dan sal ing mengerti yang di sepakati bersama antara para pegawai atau instruktur dengan pihak menejemen.
Dengan deinikian maka, dengan di berikan pelatihan yang memadai sesuai dengan kompetensi instruktur, dan didukung dengan budaya organisasi yang kondusif, sehingga kualitas kinerja akan dapat dipertahankan, dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan peran dan profesionalisme instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel, Mercy
"Menghadapi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kondisi perekonomian dunia yang tidak pasti, maka tidak ada pilihan lain setiap organisasi harus dapat melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Tujuannya adalah agar lingkungan organisasi dapat unggul dalam daya saing, baik di pasar domestik maupun pasar global. Masalah produktivitas sebenarnya merupakan salah satu fokus utama permasalahan sumber daya manusia karena di dalamnya sudah meliputi efisiensi, efektivitas, dan kualitas sesuai yang dihasilkan oleh manusia sebagai sumber yang berdaya.
Untuk pencapaian produktivitas kerja yang tinggi dan berkualitas, maka organisasi harus memiliki budaya organisasi dan kepemimpinan yang kuat punya daya respon yang tinggi terhadap kecenderungan perubahan global agar organisasi selalu tampil kompetitif. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dan kepemimpinan dengan produktivitas kerja pemeriksa paten pada Direktorat Paten.
Populasi penelitian adalah seluruh pemeriksa paten yang berjumlah 58 orang dan kelompok pimpinan yang berjumlah 5 orang, dengan teknik pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner dalam bentuk angket berjumlah 55 sampel responden. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS for Windows. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel Y dan X.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis statistik, maka terdapat hubungan budaya organisasi dengan produktivitas kerja adalah positif dengan koefisien korelasi 0,408 dengan demikian kategori interpretasinya adalah tergolong sedang. Artinya terdapat hubungan antara variabel budaya organisasi dengan variabel produktivitas yang menunjukkan adanya korelasi yang tergolong sedang, positif dan signifikan antara kedua variabel sehingga menguatnya nilai-nilai budaya organisasi pada Direktorat Paten mempunyai pengaruh yang tergolong sedang terhadap peningkatan produktivitas kerja pemeriksa paten pada Direktorat Paten tersebut.
Hubungan variabel kepemimpinan dengan produktivitas kerja adalah positif dengan koefisien korelasi 0,373 dengan demikian kategori interpretasinya adaiah termasuk kategori rendah. Artinya terdapat hubungan antara variabel kepemimpinan dengan variabel produktivitas kerja pemeriksa paten yang menunjukkan adanya korelasi yang tergolong rendah, positif dan signifikan antara kedua variabel sehingga nilai-nilai kepemimpinan pada Direktorat Paten mempunyai pengaruh yang tergolong rendah terhadap peningkatan produktivitas kerja pemeriksa paten pada Direktorat Paten.
Hubungan budaya organisasi dan kepemimpinan secara bersama-sama dengan produktivitas kerja adalah positif dengan koefisien korelasi 0,409 dengan demikian kategori interpretasinya adalah tergolong sedang. Artinya terdapat hubungan antara variabel budaya organisasi dengan variabel produktivitas kerja yang menunjukkan adanya korelasi yang tergolong sedang, positif dan signifikan antara kedua variabel sehingga menguatnya nilai-nilai budaya organisasi dan nilai-nilai kepemimpinan pada Direktorat Paten mempunyai pengaruh yang tergolong sedang terhadap peningkatan produktivitas kerja pemeriksa paten pada Direktorat Paten tersebut.
Untuk budaya organisasi perlu memperhatikan inisiatif individu, kebersamaan, dukungan dari manajemen, pola komunikasi, budaya belajar, dan kontrol dari pimpinan, sehingga dapat mengujudkan suatu budaya organisasi Direktorat Paten yang kuat dan mampu meningkatkan produktivitas kerja pemeriksa paten.
Untuk kepemimpinan perlu memperhatikan gaya kepemimpinan yang memiliki kemampuan mengarahkan, kemampuan sebagai agen perubahan, kemampuan sebagai juru bicara, kemampuan membimbing, kemampuan memimpin, pengambitan keputusan, pemberian motivasi, dan cara berkomunikasi untuk mengujudkan nilai-nlai budaya organisasi dan kepemimpinan yang kuat sehingga mampu meningkatkan produktivitas pemeriksa paten.
Untuk produktivitas kerja perlu memperhatikan budaya organisasi dan kepemimpinan supaya dapat tercapai tindakan yang konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa tanggung jawab, cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu menyelesaikan pekerjaan, dapat menyesuaikan diri, mempunyai kontribusi positif dan mempunyai potensi, dengan demikian akan terdapat hubungan yang sangat kuat antara budaya organisasi dan kepemimpinan dengan produktivitas kerja pemeriksa paten, sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas kerja pemeriksa paten."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Balai Latihan Kerja (BLK) adalah lembaga pelatihan di bawah Departemen Tenaga Kerja yang mempunyai fungsi dan peranan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pelatihan ketrampilan. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya BLK didukung oleh instruktur, tinggi atau rendahnya kinerja instruktur akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kinerja BLK.
Menyadari hal tersebut Depnaker berusaha meningkatkan kinerja instruktur melalui jalur pendidikan formal dan training serta berbagai upaya peningkatan motivasi kerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dengan kinerja instruktur BLK di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelational, dimana populasi penelitian adalah instruktur BLK di Jawa Tengah, sedangkan sampel ditarik secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan instrumen penelitian tentang motivasi kerja dikembangkan berdasarkan teori dua faktor (The Motivation-Hygiene Theory), sedang kinerja instruktur dikembangkan dari pedoman penilaian kinerja instruktur (Ditjen Binalattas Depnaker). Selanjutnya untuk analisis data digunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat hubungan yang' signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja instruktur, meskipun pengalaman training dan motivasi kerja telah dikontrol.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman training dengan kinerja instruktur, meskipun tingkat pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol.
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja instruktur (variabel tingkat pendidikan dan pengalaman training dikontrol) dan hubungannya menjadi signifikan jika kedua variabel bebas tersebut tidak dikontrol.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja instruktur.
5. Tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dapat memprediksi variasi kinerja instruktur sebesar 46,884 persen.
6. Tingkat pendidikan memberikan sumbangan efektif lebih besar dalam menjelaskan kinerja instruktur (30,657 persen) dibanding pengalaman training (9,363 persen) dan motivasi kerja (6,864 persen).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar instruktur diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi, instruktur yang pengalaman trainingnya masih kurang perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi yang ada di dunia kerja. Faktor-faktor motivator dan pemelihara perlu diperbaiki, dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mendorong meningkatkan motivasi kerja instruktur. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja instruktur agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dan menambah variabel-variabel bebas lain sebagai prediktor, disamping pendekatan kuantitatif kiranya perlu juga dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ance Adriani
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Wanita dan produktivitas kerja telah meningkat kepentingannya di Indonesia beriringan dengan jurnlah pekerja wanita. Kesehatan sangat menentukan peningkatan produktivitas kerja. Hb merupakan parameter terhadap terjadinya anemia, sehingga Hb merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja wanita. Telah dilakukan penelitian kros-seksional terhadap 125 orang tenaga kerja wanita (nakerwan) yang bekerja pada bagian potong perapihan di pabrik sepatu, Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, asupan makanan dengan metode tanya ulang (recall) 2 x 24 jam dan tes laboratorium. Variabel bebas adalah umur, perkawinan, pengetahuan gizi, lama kerja, gaji, poly makan, hemoglobin, kalori, karbohidrat, protein, zat besi, cacing dan waktu kerja efektif (WKE), sedangkan variabel tergantung adalah produktivitas kerja.
Hasil dan kesimpulan : Prevalensi anemia pada nakerwan 62,4 %. Hasil penelitian menunjukkan Hb rata-rata di tempat kerja 11,24 g %, + 1,35. Didapat hubungan antara anemia dengan asupan: kalori, karbohidrat, protein, zat besi dan infeksi cacing. Waktu Kerja Efektif path nakerwan mempunyai rerata 65,62 %. Nakerwan yang mempunyai WKE > 65 % adalah 63 orang (54 %) dari 125 orang. Hasil produksi rata-rata seluruh pekerja dalam 8 jam kerja adalah 341,82 pasang + 68,68. Analisis regresi multivariat didapat hemoglobin dan zat besi merupakan faktor determinan terhadap produktivitas kerja.

ABSTRACT
A Study on the Relationship between Anemia on the Female Workers Performance in the Trimming Departement of Shoes Factory, Tangerang, 1998Scope and Methodology : Contribution of female labors has been increased rapidly in Indonesia. Blood haemoglobine was considered as one of the relevant factors of female productivity. A cross sectional study was conducted to find out the relationship between anemia and productivity of 125 female workers, who worked in the trimming department of shoes factory, Tangerang. The data was collected by interview, physical examination, food intake recall 2 x 24 hours and laboratory of the haemoglobine and the stool. Independent variables were: age, marriage, a knowledge of nutrition, duration of work, wages per month, food patterns, haemoglobine, calories, carbohydrat, protein, iron intake, infection of worms and effective working hours, dependent variable was working productivity.
Results and conclusion : The prevalens rate of anemia was 62.4 %. The average value of haemoglobine value 11.24 g% + 1.35. It was found that there was a significant relation among anemia with food patterns, calory, carbohydrate, protein and iron intake with worm infection. The average of effective working hours (EWH) females productivity was 65,62%, EWH > 65 % was 63 females workers (54 %) from 125 persons. The average working productivity for 8 hours was 341.82 pair + 68.68. Multivariate regression analysis showed that haemoglobine and iron intake as a determinant of working productivity;A Study on the Relationship between Anemia on the Female Workers Performance in the Trimming Departement of Shoes Factory, Tangerang, 1998Scope and Methodology : Contribution of female labors has been increased rapidly in Indonesia. Blood haemoglobine was considered as one of the relevant factors of female productivity. A cross sectional study was conducted to find out the relationship between anemia and productivity of 125 female workers, who worked in the trimming department of shoes factory, Tangerang. The data was collected by interview, physical examination, food intake recall 2 x 24 hours and laboratory of the haemoglobine and the stool. Independent variables were: age, marriage, a knowledge of nutrition, duration of work, wages per month, food patterns, haemoglobine, calories, carbohydrat, protein, iron intake, infection of worms and effective working hours, dependent variable was working productivity.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Sri Ambarwati
"Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan kesehatan dirumah sakit adalah faktor kualitas pelayanan keperawatan. Upaya untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan dengan digunakannya Standar Asuhan Keperawatan.
Dari data angket pelayanan keperawatan di RS. Setia Mitra, yang menyatakan sedang 9% dan yang kurang 4%. Juga keluhan dari Staf Medis mengenai ketidakmampuan beberapa perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor karakteristik perawat hubunganannya dengan prestasi kerja dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang pemasangan infus, balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter.
Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian diskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional secara kuantitatif. Pengambilan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara dan pengamatan langsung terhadap kegiatan tindakan keperawatan, data sekunder didapatkan dari pengumpulan data-data terkait.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 25 perawat. Analisa data terdiri dari analisa data univariat serta bivariat dengan tabulasi silang dan Chi Square.
Hasil yang diperoleh adalah karakteristik perawat sebagian besar berpendidikan SPK, belum pernah mengikuti pendidikan tambahan, mempunyai masa kerja singkat, berumur muda dan belum menikah. Perawat dengan pendidikan lebih tinggi dan pernah mendapatkan pendidikan tambahan lebih baik dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Dalam uji Chi Square didapatkan hubungan bermakna antara karakteristik lama kerja perawat dengan tindakan pembuatan EKG dan pemasangan kateter ; umur perawat dengan tindakan balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter ; status pernikahan perawat dengan tindakan pemasangan infus dan balans cairan ; tanggung jawab/jabatan dengan tindakan balans cairan, pembuatan EKG dan pemasangan kateter.
Saran untuk R.S. Setia Mitra adalah meningkatkan pengetahuan/ketrampilan perawat, mengikut sertakan dalam pendidikan program khusus D-III keperawatan, melengkapi dan mensosialisasikan Standar Asuhan Keperawatan, mengisi formasi kepala ruangan serta mengupayakan rekruitment yang lebih selektif.

Analyzing the Relationship Between the Nurse Characteristic Aspects and Her Work Performance in Carryng Out Caring Activities in the Vip and Lantai Bawah Hospital Ward at the Setia Mitra Hospital in South JakartaOne of the aspects influencing the success of a hospital's health care is its nursing care service' quality. An effort to assure such quality is the introduction of the Nursing Care Training Standard.
In a questionnaire regarding the Setia Mitra Hospital's nursing care, nine percent (9%) of the respondents said it is "acceptable" and four percent (4%) "insufficient". In addition, the Medical Staff complaints about the lack of skill of some nurses in carrying out their duties.
This research has the objective to identify characteristic aspects of the nurse in correlation with her work performance in carrying out nursing activities such as putting in an infusion, balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter.
This kind of research is both analytical and descriptive, conducted by a quantitatively cross sectional approach. Recording the primary data is conducted by interviews and directly monitoring the nursing activities, the complementary data have been obtained by collecting them.
Twenty five (25) nurses are the respondents in this research. The data analysis includes both uni and bivariat data analysis with cross tabulation as well as Chi Square.
The result attained forms the nurses' aptitude. A great part of them attended the vocational education, they have never had additional education, have short employment, are young of age and unmarried.
Nurses with a higher education and who once had received additional education are better in carrying out their nursing duties. The Chi Square test reveals significant correlations between the characteristic of the time span required by a nurse in order to make an ECG and insert a catheter; her age and balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter; her matrimonial status and putting in an infusion and balancing the liquid, making an ECG and inserting a catheter.
A suggestion to the Setia Mitra Hospital is to improve the nurse' knowledge/ skill, participation in education programs especially the 3 -year Diploma Program for Nursing, completion and socialization of the Nursing Care Training Standard in addition, filling the room supervisor's position as well as being more selective.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wewe Anggreaningsih
"The Relationship Between Training and Compensation With Employees' Quality of Work at PT. Bumi Hasta MuktiIn order to survive within the global business competition, company is expected to be able to sustain or even attempt to enhance the quality of the company. Many methods had been conducted by the company with the goal to winning the company from that competition and one method amongst them is through optimizing the human resources.
The main objective of this research is to understand the training condition, compensation and the employees' quality of work at PT. Bumi Hasta Mukti, and to analyze the connection between the training and compensation towards the employee's quality of work_ in order to face the competition in the future, it is therefore expected to carry out some improvements in a way to increase the quality of the employees.
The foundation of the theories used by the writer is based from the human resources expertise in relation to training, compensation, and employees' quality of work. This writing is then supported by combining the definition from each of the expertise.
The method of data gathering in this thesis is done through the combination of interview, observation and questionnaire whereas the investigation method is achieved through descriptive and explorations methods.
From this research, it is therefore concluded that there is a positive correlation between training and compensation with the employees' quality of work such that the effect of the training and non-financial compensation towards the employees' quality of work is very significant, whereas the effect of financial compensation will provide a non-significant end.
xii + 109 Pages + 13 Tables + 1 Picture + 8 Attachments
Literatures : 43 Books + 5 Articles"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>