Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iin Kurnia
"Karsinoma serviks uteri merupakan tumor ganas yang sering ditemukan di Indonesia dan pada umumnya penderita datang dalam keadaan ianjut dimana radioterapi merupakan terapi pilih. Penilaian respon radiasi dapat dipelajari secara klinis maupun secara histopatologik. Secara histopatologik, selama ini penilaian dilakukan secara kasar yaiutu dengan melihat ada tidak sel tumor yang viable. Respon radiasi antara lain dipengaruhi oleh tingkat prolifersi sel, penilaiannya dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain dengan metode Ag NOR. AgNOR merupakan Salah satu cam penilaian proliferasi sel dengan cars menghilung nuclear organizer region (NOR).
Pada penelitian ini nilai AgNOR digunakan untuk melakukan hubungannya dengan derajat respon radiasi secara hisropomlogik. Penghitungan nilai AfNOR dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) rata-rata nilai AgNOR pada nukleus (mAgNOR) dan persentase AgNOR (PAgNOR). Penilaian derajat respon radiasi secara histopalogik dilakukan menurut metode Shimosato yang membuat derajat respon radiasi dari jaringan yang resisten sampai paling sensitif terhadap radiasi dengan gradasi 1A sampai 4C.
Hasil dan kesimpulan, dari 20 kasus karsinoma serviks yang diperiksa, didapatkan 2 kasus dengan derajat respon radiasi 1,5 kasus dengan derajat respon radiasi 4B dan 1 kasus dengan derajat respon radiasi 4C. Karena perbandingan kasus yang tidak seimbang, kasus-kasus ini dikemlompokkan lagi menjadi 2 kelompok yaitu: (1) kelompok denga respon radiasi baik (13 kasus) dan (2) kelompok dengan derajat respon radiasi buruk (7 kasus). Walaupun terlihat kecenderungan nilai mAgNOR yang lebih tinggi ppada kasus dengan derajat respon radiasi lebih tinggi, nilai mAgNOR yang tidak berbeda bermakna pada kelompok-kelompok yang diperiksa, kemungkinan disebabkan karena mAgNOR tidak secara sppesifik mewakili fraksi pertumbuhan yang tinggi sehingga tidak langsung terkait dengan radiosensitifitas jaringan.
Dari penelitian ini ditemukan nilapAgNOR yang lebih tinggi secara bermakna pada kelompok dengan responn radiasi baik debandinglan dengan kelompok dengan derajat respon radiasi buruk (p=0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai pAgNOR lebih spesifik dan ditelti lebih lanjut dengan digabungkan dengan metoda sehic diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk memprediksi respon radiaso karsinogen serviks uteri.

Cervical uterine cancer is one of tlte most common malignant tumors in Indonesia, patients usually presented in an advance stage where radiotherapy is a therapy of choice. Evaluation of radiotherapy is done both clinically and histopathologcally. Ust; histopathologic assessment was done roughly bythe presence of viable tumor cells. Radio response is influenced by cell proliferation rate and the assessment can be done with methods. ie. Ag NOR method. AgNOR is one of cell proliferation marker that cour nuclcolar organizer region (NOR).
In this study, AgNOR counts was used to soc corelation with grade ofhistopathological radiation response. AgNOR counts was carried in 2 wajrs: (1) mean of AgNOR counts in the nuclei (mAgNOR0 and (2) percentag AgNOR (PAgNOR). Evaluation of histopathologic radiation response grade was a following Shimosato that made gradation radiation response from radioresistant to alt radiosensitiv tissue in IA to -1C grade.
Result and conclusion, from 20 cases of Cervical cancer studied based on Shimosato method. 2 cases were of grade 1, 5 cases of grade ZA. l case of grade 5, 2 cases of grade 49., 9 cases of grade 4B and 1 of gade 4C . Due to unequal number of cases in each group, it was grouped into 2 groups, good radiation response. which is iound in 13 cases and (2) poor radiation response a cases. Altough there is higher number mAgNOR counts irt group with higher grade radiation response. It was not statistically significant, most likely because in mAgNOR is specitically representing high growth fraction, therefore was not correlated directly with tis radiosonsitivitly. From this study, it was showed that pAgNOR counts was hit significantly in group with good radiation response compared to group with poor radia response (p=0.05).
The result showed that pAgNOR count is more speciiic, therefore it car used in more research combine with another method make this method will used as one method for the prediction of radiation response in cert-?ical uterine carcinoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T3739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makes, Benyamin
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
S70306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matheus Jorizal
"ABSTRAK
Pada makalah ini akan dikemukakan pengobatan radiasi pada karsinoma prostat, dengan suatu laporan retrospektif pengeobatan radiasi pada pasien yang dikirim ke Unit Radioterapi RSCM/FKUI selama periode Januari 1982 sampai dengan Desember 1986.
Kesimpulannya adalah: (1). Penderita karsinoma prostat yang datang berobat ke Subbagian Radioterapi RSCM/FKUI pada umumnya sudah berada pada stadium lanjut, (2). Limfografi penting bukan saja untuk diagnostik tetapi juga dalam hal penanganan terapi, (3). Pengobatan radiasi yang diberikan pada karsinoma prostat umumnya merupakan radiasi pasca bedah, (3). Perlu disusun protokol pengobatan karsinoma prostat.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivolay Walasi Margret Dachi
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan kanker terbanyak ketiga diderita oleh perempuan dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Tatalaksana kanker serviks stadium lanjut dengan radiasi baik itu radiasi saja maupun kemoradiasi. Overall survival (OS)dan disease free survival (DFS) pada kanker serviks stadium lanjut dengan histologi karsinoma sel skuamosa (KSS) dan adenokarsinoma (AK) berbeda pada beberapa penelitian. Begitu juga dengan terjadinya kekambuhan
Tujuan: (1) Mengetahui OS pada jenis histologi KSS dan AK kanker serviks stadium lanjut (2) Mengetahui DFS kanker serviks stadium lanjut
Metode: Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien kanker serviks stadium IIB hingga IVA dengan histologi KSS dan AK pada tahun 2008 hingga 2013. Pengamatan dilakukan saat subjek pertama kali didiagnosis kanker ovarium hingga terjadi peristiwa hidup, meninggal, atau hilang dari pengamatan dalam waktu 120 bulan.
Hasil: Dari 518 pasien yang memenuhi kriteria, 426 pasien dengan jenis histologi KSS, 92 pasien dengan jenis AK. Hasil dari uji log rank p value=0,07 menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna OS KSS dan AK dengan probabilitas kumulatif 42% pada bulan ke 120 Uji chi square didapati perbedaan bermakna p=0,042 terjadinya relaps pada AK dan KSS sbesar 26,1% dan 16,4%.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan bermakna antara karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma secara overall survival pada kanker serviks stadium lanjut dan terdapat perbedaan bermakna disease free survival pada kedua jenis histologi tersebut.

Background: Cervical cancer is the third most common cancer among women with high morbidity and mortality. Management of advanced stage cervical cancer with radiation be it radiation alone or chemoradiation. Overall survival (OS) and disease free survival (DFS) in advanced cervical cancer with histology of squamous cell carcinoma (KSS) and adenocarcinoma (AK) differ in several studies. Likewise with recurrence Objectives: (1) Knowing OS in the type of histology of SCC and AK in advanced cervical cancer (2) Knowing DFS in advanced cervical cancer
Method: This study used a retrospective cohort using data from medical records of stage IIB to IVA cervical cancer patients with histology of SCC and AK in 2008 to 2013. Observations were made when the subject was first diagnosed with ovarian cancer until a life event, death, or disappear from observation in time 120 months
Results: Of the 518 patients who met the criteria, 426 patients with type of KSS histology, 92 patients with type AK. The results of the log rank test p value = 0.07 showed no significant difference in OS KSS and AK with a cumulative probability of 42% in the 120th month 16.4%.
Conclusion: There was no significant difference OS between SCC and AC in advanced stage of cervical cancer and there were significant differences in disease free survival in the two types of histology"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisda Tenka
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Telah dilakukan studi retrospektif terhadap 20 karsinoma adenoid kistik hasil operasi dari Bagian Patologi Anatomik FKUI / RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo selama 8 tahun (1991-1998) dengan melihat tipe histologik, derajat histologik dan invasi perineural serta melakukan penghitungan AgNOR. Selanjutnya dicari hubungan antara AgNOR dengan tipe histologik, derajat histologik dan invasi perineural karsinoma adenoid kistik kelenjar liur mayor dan minor. Hasil dan kesimpulan : Dari 20 kasus karsinoma adenoid kistik kelenjar liur mayor dan minor, diperoleh 4 kasus dengan satu tipe histologik (20%) dan 16 kasus dengan tipe campuran (80%). Berdasarkan kriteria derajat histologik menurut Szanto dkk didapatkan 6 kasus dengan tumor derajat I (30%), 10 kasus dengan tumor derajat II (50%) dan 4 kasus dengan tumor derajat III (20%). Invasi perineural ditemukan 11 kasus (55%). Nilai AgNOR meningkat berurutan pada tipe tubular, kribriform dan solid. Nilai AgNOR juga meningkat berurutan pada KAK derajat I, Il dan III. Nilai AgNOR menunjukkan perbedaan bermakna antara KAK derajat IIl dengan derajat I dan II. Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara nilai AgNOR dengan lokasi tumor (kelenjar liur mayor dan minor) atau ada tidaknya invasi perineural. Dari penelitian retrospektif ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan bermakna jumlah AgNOR antara tumor derajat III dengan derajat I dan II, sehingga dengan demikian nilai AgNOR dapat digunakan dalam meramalkan prognosis KAK kelenjar liur mayor dan minor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Larasati
"Latar Belakang: HER2 merupakan protoonkogen menjadi dasar pemberian terapi sel target pada adenokarsinoma gaster stadium lanjut. Penelitian hubungan antara gambaran klinis, endoskopi dan histopatologi dengan ekspresi HER2 masih menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian tentang HER2 sebagai prediktor kesintasan juga menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gambaran klinis, endoskopi, histopatologi dengan ekspresi HER2 dan hubungan antara ekspresi HER2 dengan kesintasan dua tahun.
Metode: Penelitian kohort retrospektif pada subyek adenokarsinoma gaster yang baru terdiagnosis, berusia ³ 18 tahun di 4 rumah sakit di Jakarta, berobat dari 2015-2019, memenuhi kriteria inklusi: memiliki rekam medis yang lengkap, hasil pemeriksaan gastroskopi, blok parafin hasil biopsi. Slide biopsi diwarnai dengan pewarnaan imunohistokimia HER2 dan diinterpretasi dengan kriteria ToGA. Analisis statistik deskriptif dan bivariat dengan menggunakan chi square/tes fisher untuk menilai hubungan antara gambaran klinis, endoskopi, dan histopatologi dengan ekspresi HER2. Analisis kesintasan, bivariat dan multivariat dengan Cox-regresi menentukan pengaruh ekspresi HER2 terhadap kesintasan dua tahun.
Hasil: Ekspresi HER2 positif ditemukan pada 12,3% subyek (15 dari 122 subyek). Ekspresi HER2 cenderung lebih tinggi pada metastasis ke hati, klasifikasi Borrman tipe I/II, diferensiasi baik/sedang, tipe intestinal berdasarkan Klasifikasi Lauren memiliki dengan proporsi masing-masing: 17.6% RR(IK95%)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR(IK95%)=1,768(0,670-4,662), 14.3% RR(IK95%)=1,304(0,505-3,363), 13.9% RR(IK95%)=1,389(0,505-3,817).Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun, HR (IK95%)=1,12(0,609-2,058).
Simpulan: Matastasis hati, klasifikasi Borrman, letak tumor, diferensiasi tumor dan klasifikasi Lauren tidak berhubungan bermakna secara statistik terhadap ekspresi HER2. Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun pada adenokarsinoma gaster.

Background: HER2 is a proto-oncogene which important for administering of target cell therapy in advanced gastric adenocarcinoma. Research on clinical, endoscopic, and histopathological features shown conflicting in association with HER2 expression. Studies on HER2 as a predictor of survival still show different results. This study aims to determine association of the clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression and association of HER2 expression with 2-year survival.
Methods: A retrospective cohort study on newly diagnosed gastric adenocarcinoma subjects, aged 18 years old at 4 hospitals in Jakarta, receiving treatment from 2015-2019, meeting the inclusion criteria: having complete medical record, results of gastroscopy examination, and paraffin block tumor biopsy results. The biopsy slides were stained with HER2 immunohistochemical staining and interpreted according to the ToGA criteria. Descriptive and bivariate analysis by using chi-square or fisher's test assessed the relationship between clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression. Survival, bivariate and multivariate analysis with cox regression method were used to determine the effect of HER2 expression on 2-year survival.
Results: Positive HER2 expression was found in 12.3% of subjects (15 of 122 subjects). HER2 expression tends to be higher in metastases to the liver, Borrman classification type I/II, good/moderate differentiation, intestinal type based on Lauren's classification has the respective proportions:17.6% RR (95%CI)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR (95%CI)=1,768 (0,670-4,662), 14.3% RR (95%CI)=1,304 (0,505-3,363), 13.9% RR (95%CI)=1,389 (0,505-3,817). Positive HER2 expression was not associated with 2-year survival with HR (95%CI) =1.12 (0.609-2.058).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Noor Muhammad
"Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) adalah keganasan yang terjadi pada epitel mukosa daerah nasofaring dengan angka kejadian di dunia sekitar 1,2 per 100.000 penduduk. Perkembangan mekanisme penanda molekuler yang berhubungan dengan proliferasi, apoptosis, dan invasi tumor yaitu Ki-67 dan p16, dapat memberikan indikasi tentang tingkat proliferasi sel dan status penghambatan siklus sel.
Metode: Penelitian ini menggunakan disain kohort retrospektif dengan subjek pasien KNF stadium local lanjut yang berobat di RSCM pada periode 2015-2020. Penelusuran data klinis dilakukan bersamaan dengan pewarnaan imunohistokimia p16 dan Ki-67 menggunakan antibodi monoklonal. Ekspresi dihitung secara manual menggunakan piranti imageJ. Analisis hubungan p16 dan Ki-67 terhadap progression-free survival (PFS) 3 tahun menggunakan kurva Kaplan Meier dan uji log rank dengan batas kemaknaan p<0,05.
Hasil: Angka PFS 3 tahun pada subjek sebesar 44% dengan median 29 bulan. Ekspresi p16-negatif dideteksi pada 56 (56,0%) sampel, dan peningkatan ekspresi Ki-67 pada 53 (53,0%) sampel. Kurva Kaplan-Meier menunjukkan PFS 3 tahun untuk p16-negatif yaitu 8,9% (p<0,0001). PFS untuk peningkatan ekspresi Ki-67 11,3% (p<0,0001).
Simpulan: Penelitian ini menunjukkan pasien KNF stadium ocal lanjut dengan peningkatan ekspresi Ki-67 dan p16-negatif memiliki progression-free survival 3 tahun yang lebih rendah.

Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is a malignancy that occurs in the mucosal epithelium of the nasopharyngeal area with a worldwide incidence of around 1.2 per 100,000 population. To date, the development of molecular marker mechanisms, including Ki-67 and p16 which are related to proliferation, apoptosis, and tumor invasion can indicate the level of cell proliferation and status of cell cycle inhibition.
Methods: A retrospective cohort study was conducted in subjects of NPC patients at RSCM from 2015 until 2020. Clinical data was collected from hospital registries, and immunohistochemistry staining of Ki-67 and p16 was perfomed by using monoclonal antibody. The expression of Ki-67 and p16 were calculated manually using the imageJ tool. Association of Ki-67 and p16 expression with 3 years- progression-free survival (PFS) was analyzed using Kaplan Meier with log-rank test p<0.05.
Results: The 3-years PFS in subjects was 44% with a median of 29 months. p16-negative expression was detected in 56 (56,0%) samples, and Ki-67 overexpression in 53 (53,0%) samples. The Kaplan-Meier curve shown the 3-years PFS for p16-negative was 8,9 (p<0,0001). PFS for Ki-67 overexpression was 11,3%, (p<0,0001).
Conclusion: This study shows that locally advanced NPC patients with Ki-67 overexpression and p16-negative have lower 3-year progression-free survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Timotius Benedict Djitro
"Latar Belakang: Kanker serviks merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dari seluruh kasus keganasan di Indonesia. Salah satu penyebab tingginya angka kematian adalah pasien baru mulai mencari pengobatan pada stadium lanjut. Radioterapi tunggal dapat digunakan sebagai tatalaksana kanker serviks stadium lanjut pada pasien yang tidak dapat mentoleransi efek samping kemoterapi. Tetapi, pasien dengan kanker serviks menunjukkan respon yang beragam terhadap radioterapi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara densitas CD8+ TILs pada kanker< serviks dengan respon terhadap radioterapi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol. Kelompok respon radiasi komplet sebagai kasus dan kelompok populasi respon radiasi tidak komplet sebagai kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah pasien yang telah didiagnosis sebagai karsinoma sel skuamosa serviks di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM dari tanggal 1 Januari 2016 hingga 31 Desember 2021, menerima radioterapi definitif di Departemen Onkologi Radiasi RSCM, dan memiliki data respon radioterapi yang lengkap. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Data dianalisis secara statistik untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi respon radiasi.
Hasil: Didapatkan 40 kasus KSS serviks stadium IIIB yang terdiri atas 20 kasus dengan respon radiasi komplet dan 20 kasus dengan respon radiasi tidak komplet. Median densitas CD8+ iTILs pada kelompok yang mengalami respon komplet lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengalami respon komplet (1099 sel/mm2 vs 920,27 sel/mm2, p = 0,035) Nilai titik potong yang direkomendasikan untuk memprediksi respon terhadap radioterapi adalah 959,32 sel/mm2. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara ukuran tumor, derajat diferensiasi, dan keratinisasi terhadap respon terhadap radioterapi.
Kesimpulan: Densitas CD8+ iTILs yang lebih tinggi berhubungan dengan respon terhadap radioterapi pada pasien KSS serviks stadium IIIB.

Background: Cervical cancer is one of the leading causes of death related to malignancies. One of the contributing factor toward this high mortality rate is that patients are usually diagnosed at an already advanced stage. Radiotherapy can be used as a treatment for advanced cervical patients who cannot tolerate the side effects of chemotherapy. However, patients with cervical cancer show mixed responses to radiotherapy.
Objectives: This study aims to assess the association between CD8+ TILs density in advanced stage cervical cancer and its response to radiotherapy.
Methods: This is a case-control study. The study population were patients diagnosed with stage IIIB uterine cervix squamous cell carcinoma at the Department of Anatomical Pathology Faculty of Medicine University of Indonesia (FMUI)/Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) from January 1st, 2016 up to December 31st, 2021, who received definitive radiotherapy at the Department of Radiation Oncology FMUI/CMH, and had complete radiotherapy response data. Patients with complete response are classified as the response group and those with incomplete response are classified as the control group. Sampling is done consecutively. The data were statistically analyzed to assess the factors influencing radiation response.
Results: Forty cases of stage IIIB uterine cervix squamous cell carcinoma were selected, consisting of 20 cases with complete radiation response and 20 cases with incomplete response. The median CD8+ iTILs density in the complete response group was higher than in the incomplete response group (1099 cells/mm2vs 920,27 cells/mm2, p: 0,035). The recommended cut-off point for predicting radiotherapy response was 959,32 cells/mm2. No statistically significant relationship was found between tumor size, degree of differentiation, and keratinization on response to radiotherapy.
Conclusion: Higher CD8+ iTILs density was associated with better response to radiotherapy in stage IIIB uterine cervix squamous cell carcinoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Merlynda Pusvita Dewi
"Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) merupakan jenis keganasan yang paling umum terjadi di wilayah kepala dan leher di Indonesia. Saat ini, terjadi pergeseran paradigma ke konsep tumor microenvironment, yang menekankan pentingnya penanda biologis. Rasio limfosit monosit (RLM) mencerminkan Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TIL) dan Tumor- Associated Macrophages (TAM). Namun, temuan penelitian tentang RLM, TIL CD8, dan TAM CD163 sebagai prediktor untuk Progression-Free Survival (PFS) masih kontroversial. Belum ada penelitian yang menyelidiki hubungan antara marker-marker ini dan PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut dan mengetahui hubungan antara RLM, TIL, dan TAM dengan PFS 3 tahun.
Metode: Studi kohort retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama periode Januari 2015 hingga 2020. Kami menghimpun data mengenai karakteristik demografis pasien, menghitung RLM, dan pewarnaan imunohistokimia untuk TAM CD163 dan TIL CD8 pada blok biopsi jaringan. Analisis penentuan nilai titik potong dilakukan melalui kurva receiver operating curve (ROC) untuk ketiga ini. Setelahnya, kami melakukan analisis terhadap ketiga parameter tersebut terkait PFS 3 tahun dengan menggunakan kurva Kaplan-Meier dan uji log rank. Untuk mengatasi variabel perancu, dilakukan uji Cox Regression.
Hasil: Didapatkan persentase PFS 3 tahun KNF stadium lokal lanjut sebesar 46,7%. Nilai titik potong terbaik untuk RLM, CD163, dan CD8 berturut – turut adalah 1,82, 1,96, dan 47,5%. Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat, didapatkan RLM ≤ 1,82 (aHR 1,785, IK95% 1,057 – 3,018), CD163 ≥196 (aHR 6,126, IK95% 3,382 – 11,097), dan CD8 ≤47,5% (aHR 2,099, IK95% 1,232 – 3,575).
Simpulan: Nilai RLM dan TIL CD8 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang baik, sedangkan TAM CD163 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang buruk pada pasien KNF lokal lanjut.

Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most common malignancy in the head and neck region in Indonesia. Recently, there has been a paradigm shift towards the concept of the tumor microenvironment, emphasizing the significance of biological markers. The lymphocyte-to-monocyte ratio (LMR) reflects Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) and Tumor-Associated Macrophages (TAMs). However, findings on LMR, CD8 TILs, and CD163 TAMs as predictors for Progression-Free Survival (PFS) remain controversial. No study has yet investigated the relationship between these markers and 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC in Indonesia.
Objective: To determine the 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC and to ascertain the relationship between LMR, TILs, and TAMs with 3-year PFS.
Methods: A retrospective cohort study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from January 2015 to 2020. We gathered data on patient demographic characteristics, calculated LMR, and performed immunohistochemical staining for CD163 TAMs and CD8 TILs on tissue biopsy blocks. The determination of cutoff values was performed using receiver operating curve (ROC) analysis for all three. Subsequently, we analyzed these parameters in relation to 3-year PFS using Kaplan-Meier curves and log-rank tests. Cox Regression analysis was conducted to adjust for confounding variables.
Results: The 3-year PFS rate for advanced local-stage NPC was found to be 46.7%. The optimal cutoff values for LMR, CD163, and CD8 were 1.82, 1.96, and 47.5%, respectively. Based on bivariate and multivariate analyses, we found LMR ≤ 1.82 (aHR 1.785, 95% CI 1.057 – 3.018), CD163 ≥196 (aHR 6.126, 95% CI 3.382 – 11.097), and CD8 ≤47.5% (aHR 2.099, 95% CI 1.232 – 3.575).
Conclusion: High LMR and CD8 TIL values are associated with favorable 3-year PFS, while high CD163 TAM values are associated with poor 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarini Hermawan
"ABSTRAK
Frekuensi karsinoma kolorektal tertinggi diantara
karsinoma saluran pencernaan. Sebagian besar pasien
datang pada stadium lanjut. Di Amerika Serikat
(Siluerberg 1981) tercatat 120.000 kasus karsinoma kolorektal
baru, 37.000 diantaranya adalah karsinoma rektum, dengan
perkiraan kematian 8.700 kasus. Perbandingan pria dan wanita
adalah 9:5. Golighsr mencatat bahwa karsinoma ini paling
sering didapatkan pada usia di atas 60 tahun, dan pada usia
kurang dari 30 tahun hanya dijumpai 2,1%.
Di Bagian Bedah RSCM antara Januari 1980 sampai dengan
April 1982, didapatkan bahwa frekuensi karsinoma rektum
tertinggi pada pasien berusia diantara 31-40 tahun, di bawah
usia 30 tahun 17 persen, dan pria dan wanita berbanding
sebagai 27:20.
Untuk lebih mengenal pola penyebaran karsinoma rektum,
diperlukan pengetahuan anatomi daerah rektum dan sekitarnya. Karsinoma rektum akan menyebar melalui lima cara, yaitu
secara perkontinuitatum, limfogen, hematogen, transperitoneal,
dan implantasi (5, 20, 25).
Berbagai pendapat telah diajukan untuk mengobati
karsinoma rektum ini. Pendekatan multidisipliner dikembangkan untuk memilih cara pengobatan, meliputi pengobatan:
pembedahan, radiasi, dan kenoterapi, bahkan kombinasi
cara-cara tersebut (7,8,19,21,22). Walaupun demikian sampai
saat ini masih didapat adanya perbedaan pendapat.
Sejak tahun 1982 di RSCM telah dibuat suatu protokol
penatalaksanaan karsinoma rektum, tetapi penerapan protokol
ini masih jauh dari yang diharapkan.
Pada makalah ini akan dikemukakan pengobatan radiasi pada
karsinoma rektum, dengan suatu laporan retrospektif pengobatan
radiasi pada pasien yang dikirim ke Unit RaHiotarapi RSCH/FKUI
selama periode Januari 1985 sampai dengan Desember 1986."
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>