Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsono
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kurikulum pendidikan (X) terhadap kinerja prajurit Komando TNI Angkatan Udara (Y) di Skadron 461 Paskhas Halim Perdanakusuma Jakarta serta untuk mengkaji dan mengungkap upaya-upaya perbaikan kurikulum pendidikan Komando guna menunjang kinerja atau penugasan yang diberikan kepada prajurit Komando TNI Angkatan Udara dan kontribusi basil didik lembaga pendidikan TNI Angkatan Udara terhadap Ketahanan Nasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey menggunakan kuesioner untuk menjaring persepsi prajurit Komando TNI Angkatan Udara sebanyak 60 orang sebagai responden. Disamping itu, untuk mengumpulkan data digunakan juga teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan metode statistik korelasi dan regresi sederhana.
Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kurikulum pendidikan terhadap kinerja prajurit Komando TNI Angkatan Udara dengan F hitung sebesar 101,123 dan persamaan regresi linearnya adalah Y' = 35,081 + 0,574X. Kedua, Penyeienggaraan kurikulum pendidikan Komando TM Angkatan Udara selama ini termasuk dalam kategori "cukup baik" dan implikasinya: perlu upaya-upaya penyempurnaan terutama terhadap variabel-variabel kurikulum pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Dapat juga dilakukan studi banding dengan negara-negara lain atau pengiriman prajurit TNI Angkatan Udara untuk mengikuti pendidikan di luar negeri. Di samping itu, perlu diupayakan peningkatan anggaran dan artisipasi terhadap berbagai ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan NKRI yang mungkin timbul di masa depan. Ketiga, Kontribusi hasil didik lembaga pendidikan TNT AU (prajurit TNI AU) terhadap Ketahanan Nasional terlihat dari berbagai pengabdiannya dalam wujud pelaksanaan tugas-tugas sejalan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak kelahirannya tahun 1946 sampai sekarang.
Hasil penelitian ini di.harapkan bermanfaat sebagai bahan masukan khususnya dalam pembuatan kebijakan tentang kurikulum pendidikan Komando TNI Angkatan Udara dan dalam mengadakan kajian lebih lanjut tentang Ketahanan Nasional.

The objectives of this research use to test the influences of training curriculum (X) upon Indonesian Air Force Commandos (Y) performance in 461 Squadron Air Special Force Halim Perdanakusuma Jakarta and also to study and reveal curriculum development efforts of Commando training to support their performance and the contribution of educational institution outcomes for National Resilience.
This research adopted survey method with questionaire to get information from 60 responders of Air Special Force personelIs. Further more, observation, interviews and the documentation study were used for data collecting. Sample of research was determined by random sampling technique and analysed with simple regression and statistical correlation method.
Finding of the research: the first, there are positive and significant influences of training curriculum upon Indonesian Air Force Commandos performance with FcaIculation equal to 101,123 and its linear regression equation is Y' = 35,081 + 4,574X. The second, implementation of Commando training curriculum of Indonesian Air Force is categorized as "good enough", therefore there should be development of training curriculum components such as training objectives, materials, teaching-learning process, and evaluation. Comparative study with other countries and overseas training for Air Force personells are also beneficial beside there should budget increase and anticipation of various threats endangering the Republic of Indonesia. The third, contribution of Indonesian Air Force training institution outcomes can be seen from their duties devoted to this country since 1946.
The outcomes of the research hopefully is advantageous as input for Commando training curriculum development and further study on National Resilience.
"
2004
T14908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sani Riyadi
"Pendidikan Sekkau merupakan pendidikan pengembangan umum tingkat awal bagi Perwira TNI Angkatan Udara. Tujuan pendidikan ini untuk membekali Perwira TNI AU terpilih agar memiliki kemampuan dasar staf dan komando, sehingga dapat bertugas pada jabatan staf dan komando di satuan dasar TNI AU. Tesis ini meneliti tentang pendidikan Sekkau di masa depan untuk meningkatkan ketahanan nasional dengan tiga tujuan penelitian, yaitu : 1) Mendeskripsikan dan menganalisa proses pendidikan Sekkau yang ada sekarang. 2) Mengestimasi pendidikan Sekkau di masa depan. 3) Membuat skenario pendidikan Sekkau masa 2004-2014. Dalam mengestimasi pendidikan Sekkau di masa depan mengacu pada enam kriteria yaitu, kriteria kurikulum, pengajar, siswa, fasilitas pendidikan, administrasi, dan iptek.
Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisa proses pendidikan Sekkau saat ini adalah Tabel Distribusi Frekwensi Relatif. Untuk mengestimasi dan membuat skenario pendidikan Sekkau di masa depan, digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Input utama untuk data primer adalah persepsi seseorang yang ekspert dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Sekkau.
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa, secara kumulatif tingkat persetujuan responden terhadap pendidikan yang ada sekarang sebesar 73%. Skenario yang perlu diterapkan guna mewujudkan pendidikan Sekkau di masa depan untuk meningkatkan ketahanan nasional, mengacu pada rencana prioritas sebagai berikut : a) Alternatifiskenario pertama adalah Status Quo (sedikit perubahan dari masa sekarang) merupakan prioritas pilihan dominan dengan nilai 0,337. b) Altematiflskenario kedua adalah Orientasi Kemampuan Staf merupakan prioritas pilihan kedua dengan nilai 0,159. c) Aitematifl skenario ketiga adalah Orientasi Kemampuan Operasi merupakan prioritas pilihan ketiga dengan nilai 0,125.

Sekkau as general development education for the Officers of Indonesian Air Force. The objective of this program is to produce Officers selected, so they have ability and skill to do job on i ground staff and command duty in Indonesian Air Force services. This thesis analyze the Sekkau education program in the future to increase the National Resistance. There are three research objectives include, 1) Desribe and analyze Sekkau education program at this moment. 2) Estimate Sekkau education program in the future. 3) Design scenario Sekkau education program for 2004 - 2014 period. To estimate Sekkau education program in the future based on six criterias such as curriculum, teacher, student, education facility, administration, and science and technology.
Research Method to describe and analyze Sekkau education program at this moment using Table of Relative Frequency Distribution. While to estimate and design scenario Sekkau education program in the future using method of Analytical Hierarchy Process (AHP). The main input to primary data from expert respondens who understand about Sekkau education program.
In accordance with result processing data, shows that agreement responder for Sekkau education program at this moment get score 73%. While alternative scenario for Sekkau education program in the future that able to increase National Resilience, based on priority plane as follow : a) First alternative scenario is Status Quo (gradual change from this moment condition) get score 0,337. b) Second alternative scenario is Orientation of Staff Ability with score 0,159. c) Third alternative scenario is Orientation of Operation Ability with score 0,125.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suharto
"TNI Angkatan Udara sebagai kekuatan militer mempunyai tugas pokok menjaga kedaulatan negara di dirgantara. Dalam pengembangan kualitas sumber daya manusianya dilakukan dengan berbagai cara, termasuk kegiatan diktat. Hasil belajar dalam dilklat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kurikulum dan motivasi peserta diktat.
Tesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dan kuat pengaruh kurikulum IPISD dan motivasi peserta diklat baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kualitas hasil belajar siswa teknisi pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara, dan variabel mana yang lebih besar pengaruhnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survai dengan unit analisis para. peserta diktat Bintara Teknik Pesawat Terbang TNI Angkatan Udara di Skadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung yang berjumlah 240 orang. Jumlah sampel penelitian ditetapkan 30 orang dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Penelitian menggunakan tiga buah instrumen yang berbentuk angket untuk mengukur ketiga variabel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan teknik regresi, baik secara regresi sederhana maupun regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dari kurikulum dan motivasi peserta diktat terhadap kualitas hasil belajar siswa Bintara Teknisi pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Secara regresi sederhana besarnya pengaruh kurikulum terhadap kualitas hasil belajar adalah 0,468 dengan kekuatan pengaruh sebesar 32,3%. Adapun besamya pengaruh motivasi terhadap kualitas hasil belajar secara regresi sederhana adalah 0,457 ,dengan kekuatan pengaruh sebesar 47%. Sedangkan secara regresi berganda, kedua variabel babas yaitu kurikulum dan motivasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif, dengan masing-masing besamya pengaruh adalah 0,185 dan 0,363. Variasi kedua variabel tersebut menjelaskan variasi kualitas basil belajar siswa Bintara Teknik pesawat terbang TNT AU sebesar 50,1 %.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lembaga diktat "Skadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung" memberikan kontribusi terhadap ketahanan nasional, hal tersebut berdasarkan pads tingkat pencapaian tujuan diktat dalam mengembang,kan kualitas sumber daya manusia TNI AU sebagai unsur kekuatan nasional, dimana kualitas hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 60% baik dan 40% sangat baik. Untuk mencapai kualitas hasil diktat yang lebih optimal, maka dalam penerapan kurikulum harus lebih menekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama: efisiensi, keefektifan, relevansi, dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Disamping itu, peningkatan motivasi peserta diktat harus dilakukan baik oleh lembaga diktat dan instruktur maupun oleh para peserta diktat itu sendiri.

Indonesian Air Force as a military power has main responsibilities to maintain the sovereignty of the state in the air. Many ways are conducted to develop the quality of human resource, including education and training (diklat) activities. Learning result in diktat is influenced by some factors, e.g. curriculum and motivation of diklat participants. This research thesis is intended to know what the effects of IPISD curriculum and motivation of diktat participants individually and collectively on the quality of learning result on students of maintenance technical with respect to air force plane, and what variable, which has the biggest effects. Research was conducted by using survey method with analysis unit of "Bintara" diktat participants of Air Force Plane technique in Squadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung in number of 240 persons. Number of research sample was selected 30 persons through technique of simple random sampling. Research applied three instruments i.e. questionnaires to assess those three research variables. Data was analyzed with technique of correlation and regression, in simple regression and double regression.
Research result indicated that there was positive effect of curriculum and motivation of diktat participants on the quality of study result of Bintara student of Air Force Plane maintenance technical individually and collectively. In simple regression, curriculum effect on quality of study result is 0,468 with effect power is 32,3%. Meanwhile, motivation effect on quality of study result in simple regression is 0,457 with effect power is 47%. In double regression, both of free variables i.e. curriculum and motivation have positive effects jointly, with each effect is 0,185 and 0,363. Variation of those two variables explained qualities of study result of Bintara student of Plane Technique i.e. 50,1%.
Research result also indicated that diktat institution of "Squadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung" contribute to national resilience, it is based on the goal accomplishment of diktat in developing quality of human resource of Air Force (TNI AU) as element of national security where quality of student's study result achieved average score i.e. 60% good and 40% excellent. To achieve quality of more optimal result of diktat, therefore, in applying curriculum, it must more emphasize on improving and optimal study activities, especially: efficiency, effective, relevance, and productivity of learning process in achieving a teaching objective. Diktat institution and instructor or participants themselves also should conduct a motivation development of diktat participants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Laksmana
"ABSTRAK. Salah satu tema yang cukup menarik dalam sejarah militer pada masa revolusi adalah terbentuknya suatu lembaga pe_nerbangan militer yang dalam perkembangannya kemudian kita kenal sebagai Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Masalah yang melatarbelakangi terbentuknya lembaga tersebut tidak terlepas dari tuntutan jaman (revolusi) pada masa itu, sehingga merupakan satu paket dari perkembangan sejarah revolusi di Indonesia. Suasana revolusi pada waktu itu menuntut para tokoh mi_liter untuk segera membentuk kekuatan udara dengan fasilitas seadanya dan nyaris tanpa persiapan. Segala daya dan u_paya diarahkan untuk berusaha mempertahankan kemerdekaan dari ancaman dan rongrongan pihak tentara Belanda yang berniat mengembalikan Indonesia sebagai daerah jajahannya. Strategi militer Belanda selain menggunakan kekuatan darat, juga mengandalkan kekuatan udaranya yang terdiri dari pesa_wat-pesawat tempur modern. Selama masa revolusi hampir seluruh wilayah udara Indonesia dapat di katakan dikuasai pesawat-pesawat Belanda. Oleh karena itulah, pembangunan matra udara harus di1e_takkan dalam kerangka nasional. Ide untuk membangun kekuatan udara nasional datang dari mantan mayor KNIL, Oerip Sumohar_djo, yang kemudian memerintahkan Suryadi Suryadarma yang pernah memperoleh pendidikan di Militaire Luchtvaart (ML) KNIL untuk merealisasikannya. Di sadari bahwa pembangunan kekuatan udara tidak dapat di1epaskan dari perkembangan teknologi (pesawat terbang), di samping harus pula didukung oleh tenaga penerbang yang dididik secara khusus, maka pengadaan sarana pendidikan penerbang mutlak dilaksanakan, bahkan harus diprioritaskan walau_pun dalam kondisi kurang menguntungkan. Dengan bormodalkan pesawat-pesawat tua peninggalan Jepang, maka di mulailah pendidikan penerbangan yang unik yang merupakan cikal bakal bagi usaha-usaha pengembangan penerbangan militer dan sipil di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa yang kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, meliputi kompetensi guru, komitmen mengajar, dan efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap efektifitas proses pembelajaran serta implikasinya pada hasil belajar siswa baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey method dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori likert terhadap 60 orang guru SMA di Kota Tasikmalaya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa, efektifitas hasil pembelajaran, kompetensi guru dan komitmen mengajar guru SMA di Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori tinggi dan terdapat pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap hasil belajar siswa melalui efektifitas proses pembelajaran."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Umasih
"Tesis ini sebuah telaah atas perubahan kurikulum sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 1975 sampai dengan 1994. Dalam mengkaji kebijakan nasional bidang pendidikan, menunjukan bahwa ternyata kebijakan tersebut sangat mempengaruhi kurikulum persekolahan baik yang nampak dalam struktur kurikulum maupun materi pelajaran, khususnya pada mata pelajaran Sejarah Indonesia dan Pendidikan Pancasila. Studi ini juga mengkaji proses perubahan kurikulum sejarah SMA tahun 1975, 1984 dan 1994 serta mendeskripsikan berbagai temuan yang menggambarkan hasil implementasi kurikulum tersebut.
Berbagai data yang diperoleh dari penelitian ini mengungkapkan adanya berbagai variabel yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum, salah satunya terkait dengan kebijakan nasional dalam aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya.
Pengaruh dari kebijakan nasional membawa konsekuensi bagi pendidikan sejarah pada struktur kurikulum 1975 tidak ada lagi. Hal ini disebabkan mata pelajaran sejarah merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Para pengembang kurikulum ingin menerapkan model pendidikan di Amerika yang dianggapnya berhasil membawa kemajuan bagi negara tersebut. IPS merupakan terjemahan yang keliru dari social studies. Sebagai bagian dari IPS, sejarah Indonesia diajarkan kepada siswa SMA jurusan IPA hanya pada semester pertama, selebihnya di jurusan IPS dan Budaya yang mendapatkan Sejarah Indonesia dan Sejarah Kebudayan.
Kurikulum 1975, merupakan peletak dasar pertama dalam perkembangan sejarah penyusunan kurikulum Indonesia yang menggunakan teori pendidikan dengan pendekatan sistem. Melalui pendekatan tersebut keterkaitan antara tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi pendidikan sangat jelas. Sejarah sebagai bagian dari IPS, menuntut kreativitas guru dalam mengemas materi sejarah yang berwawasan IPS (Geografi, Ekonomi, Kewargaan Negara) dengan pendekatan sistem tersebut. Namun masuknya sejarah dalam bidang studi IPS membawa akibat yang tidak menguntungkan pada pengajaran sejarah.
Pengajaran sejarah dianggap gagal dalam menumbuhkan kesadaran sejarah, memupuk sikap patriotisme dan nasionalisme siswa serta generasi muda, karena pads kurikulum 1975 tujuan pendidikan sejarah semata-mata membentuk visi keilmuan dan kurang memperhatikan tujuan untuk pembentukan nilai yang tercakup dalam mata pelajaran Sejarah dan Kewargaan Negara.
Sejak diberlakukannya kurikulum 1975 berkembang wacana untuk menelaah kembali pelajaran sejarah. Sejarah harus dikeluarkan dari kelompok IPS, sebab sejarah merupakan bagian dari Pendidikan Humaniora.
Berkembangnya dinamika sosial politik masyarakat ikut mempengaruhi terhadap konstelasi politik nasional saat itu, sebagai akibatnya kebijakan pendidikan yang dimunculkan berkaitan erat untuk memperkokoh ideologi politik dan hegemoni kekuasaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengintervensi kebijakan pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya (kurikulum 1984) posisi sejarah dalam struktur kurikulum memunculkan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1981 Meskipun PSPB bagian dari Pendidikan Pancasila yang berarti bukan pendidikan sejarah, tetapi kebijakan memberikan mata pelajaran tersebut kepada siswa dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, menjadi polemik dan wacana perdebatan di antara para sejarawan dan pendidik sejarah. Menurut para pakar sejarah yang berorientasi akademik (Sartono, Taufik Abdullah, Harsja W. Bachtiar) meniiai nuansa "pendidikan politik" dalam mata pelajaran tersebut begitu besar. Dalam penentuan materi nampak ada usaha untuk membuat "babad" baru, Sepeninggal Nugroho, Menteri (a.i.) J. B. Sumarlin mengambil kebijakan yang lebih fleksibel dalam penerapan mata pelajaran PSPB, tidak lagi secara formal terstruktur.
Pada akhir tahun 1980-an pemerintah Indonesia berhasil membuat Undang - undang No. 2 Tabun 1989 tentang Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional. Atas dasar undang-undang tersebut, persiapan penyempumaan kurikulum persekolahan dimulai. Kurikulum baru tahun 1994 disusun tanpa mata pelajaran PSPB dan Sejarah Indonesia diajarkan kepada siswa SMU selama 9 catur wulan untuk semua jurusan.
Pengembangan kurikulum tidak lagi berdasarkan teori pendidikan dengan pendekatan sistemnya, kurikulum 1994 dikembangkan dengan menggunakan teori kurikulum. Berdasarkan teori tersebut, hubungan antara tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi tidak merupakan sesuatu yang mutlak, tetapi ada fleksibilitas dalam pencapaian tujuan. Satu tujuan dapat dicapai oleh beberapa pokok bahasan atau beberapa sub pokok bahasan.
Filosofi pengembangan kurikulum 1994 adalah dalam rangka memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan kreativitasnya dan memberi penghargaan yang tinggi terhadap profesionalisme guru. Kondisi yang terjadi di lapangan (sekolah) tidak seperti apa yang diharapkan, karena berdasarkan hasil penelitian para pakar, ide pengembangan kurikulum 1994 tidak banyak dimengerti oleh guru karena kurang disosialisasikan. Sebagian besar guru masih pada poly lama, mengajar dengan cara konvensional.
Hal ini bertambah rumit dengan adanya kebijakan Kanwil, dan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) produk MGMP wilayah ikut memberi andil menghambat kreativitas guru. Sejarah sebagai ilmu dan alat pendidikan belum memperoieh titik temu pada tatanan kebijakan pendidikan pemerintah. Sejarah sebagai mata pelajaran yang merangsang kreativitas berfikir dan proses sosialisasi bagi siswa belum dapat terpenuhi. Sejarah tidak hanya mengajarkan fakta, tapi bagaimana guru dapat mengajak siswa berfikir kritis dan rasional, sehingga pelajaran sejarah tetap menarik bagi siswa SMA.

This thesis is a study of the change of histori's curriculum in Senior High School from the year 1975 until 1994. In studying the national policy on educational field, it apparently indicates that the policy greatly influences school curriculum 6081 in the structure of curriculum and in subject matter, especially the subject of Sejarah Indonesia and Pendidikan Pancasila. This study also investigates the process of the change of sejarah curriculum in senior high school year 1975, 1984 and 1994 and also explains various findings describing the result of that curriculum implementation.
Various data which were obtained from this investigation reveals a lot of existing variables which influenced the implementation of curriculum, one of which is concerning with national policy on political, social, economical and cultural aspect.
The influence of national policy brings about consequences that there is no education of history on the strcture curriculum 1975. It is because the subject of history forms a part of social studies (IPS). The curriculum designers want to apply American education model which is considered succesfull in bringing abouth progress for the country. IPS is mistaken translation from social studies. As a part of IPS, Sejarah Indonesia is taught to high school students who take the department of IPA only at the first semester, the rest is in the department of [PS and Budaya which constitute Sejarah Indonesia and Sejarah Kebudayaan.
Curriculum 1975 from the first founder within the history development of Indonesia's curriculum arrangement which is using educational theory by sisthemic approach. By using this approach, the connection between objective, material, learning strategy and evaluation becomes very clear. History as a part of 1PS demands teacher's creativity in conveying history substances which are IPS --oriented (geography, economy, civics) by using that systemic approach. But the disadvantage result on the teaching of history. The teaching of history is considered fail to generate historical awareness, to foter student's as will as young generation patriotic and nationalistic attitude.
Since curriculum 1975 is put into effect, there is a discourse to review the subject of Sejarah that must be excluded from IPS, because history is a part of Humaniora Education,
The development of society's social political dynamic takes part in influencing constellation of national politis at the time, as a result, the emerged educational policy is greatly related with the strengthening of political ideology and power hegemony. It can be done by interferring educational policy. In the next development of curriculum 1984, the position of history in the curriculum structure brings up Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) which is included in Garis-Garis Besar Haluan Negara 1983. Although PSPB is a part of Pendidikan Pancasila which means it is not educational of history, but it becomes polemic and discourse argument among historists and historist education if that subject-matter is given to kindergarten student tell university student. According to academic-oriented history experts (Sartono, Taufik Abdullah, Harsjah W. Bachtiar), the "political education " nuance within thay subject matter is profound. In determining the material, it appears that there is an effort to make new " history". After the death of Nugroho, the minister (a.i) J.B. Sumarlin made the more flexible policy on applying the subject of PSPB, not in structurally formal way.
At the end of 1980s, the Indonesian government succeeded in making laws no.2 year 1989 on the principal of national education system. On the basis of the laws, preparation on the completion of school curriculum began. The new curriculum 1994 is composed without inserting the subject of PSPB, and then Sejarah Indonesia is taught to high school student for 9 Quarter month for all departments.
The philosophy of develoving curriculum 1994 is to give teachers freedom to develop their creativity and give them high reward for their professionalism. What happened in the (school) is not likely to be as expected, since according to the research of the experts, the idea of the development of curriculum 1994 is not well-understood by teachers because it is less-socialized.
Most teachers are still using the old pattern by teaching conventionally. It is getting more difficult with the presence of Kanwil policy and the product of MGMP which take part in hamperring teachers'creativity. Sejarah as a science and educational tool didn't obtain a point on the order of government educational policy. History as a subject matter which stimulates thinking creativity and socialization process for students hasn't been an end meets.
History not only teaches facts but also encourage teachers to how they can make students think critically and rationally, so that the lesson of history keep exciting for high school student."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T9580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nusha Raspati
"Diplomasi TNI Angkatan Laut dilaksanakan oleh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam bentuk operasi, latihan, dan pendidikan bersama dengan negara sahabat, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tools Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) melalui penyebaran kuesioner secara
langsung kepada pelaku yang pernah terlibat di daerah operasi Perairan Natuna Utara dengan tujuan untuk meneliti kemampuan preventive diplomacy TNI Angkatan Laut di Laut Cina Selatan dalam rangka mempertahankan stabilitas kawasan Asia Tenggara. Hasil analisis perhitungan hipotesis menunjukkan koefisien determinasi data preventive diplomacy sebesar 0,654 sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan TNI Angkatan Laut
dalam mempertahankan stabilitas kawasan Asia Tenggara sebesar 64,5%. Penelitian ini mengharapkan agar penggunaan operasi yang dilakukan oleh TNI Angkatatan Laut dapat menciptakan peace making dan peace keeping di Laut Cina Selatan guna meningkatkan pengaruh diplomasi preventif terhadap kemampuan menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara."
Jakarta: Seskoal Press, 2020
023.1 JMI 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roekmijati Widaningroem Soemantojo
Jakarta: UI-Press, 2000
PGB 0425
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Rosita
"Asuhan keperawatan bermutu dapat dicapai apabila perawat yang memberikan asuhan keperawatan tersebut memiliki kompetensi dan kewenangan yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan yang sesuai (Nurachmah, 2001). Lebih lanjut Lyndia Hall dan Handerson dalam Marriner-Tomey (1994) menjelaskan bahwa hanya perawat yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi keperawatan yang mampu memberikan asuhan keperawatan profesional, karena mereka telah dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan penyelesaian masalah klien secara mandiri, Tujuan penelitian adalah mengidentitikasi tingkat motivasi mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2002 untuk mcngikuti program pendidikan profesi. Penclitian dilakukan di kampus baru UI Depok dengan jumlah responden 51 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sedcrhana dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Analisa data yang diglmakan adalah distribusi Ii-ekuensi dengan ukuran prosentase/proporsi. Hasil penelitian ini menyimpulkan tingkat motivasi mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2002 untuk mengikuti program profesi adalah tingkat rniotivasi tinggi (56,86%) dan tingkat molivasi rcndah (43,14%). Penelitian ini merekomendasikan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lebih Ianjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk mengikuti program profesi dan kepada pihak FIK UI sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan upaya pcngembangan program pendidikan profesi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5487
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>