Ditemukan 117197 dokumen yang sesuai dengan query
Roring, Albert P.J.
"Bagaimana sebuah negara yang memiliki latar belakang kesejarahan dinasli beserta tradisinya selama ribuan tahun seperti Cina dapat memiliki sebuah partai komunis yang bahkan kckuasaan dan pengaruhnya tidak kaiah bcsar dibandingkan dengan kaisar-kaisar Cina yang rnernerintah pada masanya?
Setelah jatuhnya kekaisaran Qing pada tahun 1911 Oleh kelompok elit Cina yang menginginkan pembahan sistim pemerintahan, semakin marak pula pemikiran dan gagasan barn muncul di Cina yang akhirnya sampai pada pembentukan Partai Komunis Cina di tahun 1921.
Panai Nasionalis Cina (Kuomintang) yang lcbih dulu lahir tidak pemah mau berbagi kekuasaan dengan PKC bahkan ingin menghancurkan pesaingnya ini. Dari tahun |921 sampai Jepang menginvasi Cina mulai tahun 1931 kekuatan PKC masih di bawah Kuomintang. Namun di antara tahun 1937 sampai 1945 di masa mcrcka melakukan kerja sama melawan Jepang, PKC berhasil merekrut banyak petani melalui pembagian tanah dan pro gram reformasi yang nlereka laksanakan.
Selain keberhasilan program-programnya di daerah pedesaan, PKC juga berhasil menguasai wilayah kunci, yaitu Manchuria yang menjadi basis Jepang selama menginvasi Cina. Di wilayah yang berbatasan dengan Uni Soviet inilah PKC mendapat segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memenangkan pcrang melawan Kuomintang. Keberhasilan PKC juga tidak lepas dari sepak-terjang Uni Soviet di wilayah ini sejak bom atom ke dua Amerika menghantam Nagasaki pada tanggal 9 Agustus tahun 1945."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T6585
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Restu Pratiwi
"
ABSTRAKPada mulanya adalah Sekutu yang menghendaki agar Jepang menyerah dalam Perang Dunia II Amerika, sebagai salah satu anggota Sekutu mempunyai cara sendiri untuk memaksa Jepang menyerah. Maka pertama-tama ia menjadikan Cina, yang sedang berperang dengan Jepang, sebagai sakutu Amerika agar lebih mudah mengalahkan Jepang. Selain itu juga untuk menjaga stabilitas perdamaian di wilayah Asia Pasifik pada pasca perang.
Tetapi Amerika terlalu melibatkan diri dalam urusan dalam negeri Cina. Karena pada saat yang sama di Cina terjadi pe rang saudara antara pihak Nasionalis yang sedang berkuasa dan pihak oposisi, Komunis. Amerika barusaha menengahi konflik tersebut tapi ternyata di lain pihak ia juga terus membantu pihak Nasionalis.
Ketika pihak Nasionalis kalah dan lari ke Pulau Formosa (Taiwan), Chiang Kai-shek, pemimpin Nasionalis menya1ahkan Amerika yang dinilainya tidak memberikan dukungan sepenuhnya. Maka gagallah misi Amerika untuk menjadikan Cina sebagai sekutu dan kekuatan besar di Asia Pasif ik.
"
1990
S12973
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yubil Septian
"Perang Revolusioner Dalam Negeri III adalah salah satu periode penting dalam sejarah Cina modern, khususnya bagi Partai Komunis Cina (PKC).Pada perang inilah mereka dapat mengalahkan Guomindang (Partai Nasionalis Cina) dan menjadi penguasa di Cina. Kemenangan PKC ini disbebabkan oleh banyak faktor. Dari segi militer, kemenangan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, keberhasilan PKC membangun angkatan bersenjata yang kuat. Selain mendapatkan dukungan dari rakyat luas, kekuatan bersenjata ini juga memiliki disiplin dan moral yang tinggi. Kedua, keberhasilan strategi dan taktik perang rakyat PKC menghadapi serangan pasukan Nasionalis. Di smaping kedua faktor di atas, keberhasilan PKC ini dpercepat pula oleh kelemahan militer Guomindang sendiri. Mereka tidak saja memiliki kekuatan bersenjata yang lemah tetapi juga melakukan banyak kesalahan strategi perang. Pada tahun 1949 kekuatan bersenjata PKC berhasil menguasai seluruh daratan Cina. Sebaliknya, Guomindang terpaksa harus menyingkir ke Taiwan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13087
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sukarmiati
"Orang Cina menganggap Manchuria sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Cina. Manchuria terdiri dari beberapa propinsi yang terletak di sebelah timur laut Cina yaitu propinsi Jilin, Heilungjiang dan Liaoning. Propinsi-propinsi tersebut oleh orang barat lebih dikenal dengan nama Manchuria dan merupakan daerah tapal batas antara Cina, Korea (saat itu diduduki oleh Jepang), Jepang dan Rusia sehingga memiliki kedudukan yang sangat strategis. Manchuria memiliki arti yang sangat panting bagi Cina yaitu sebagai garis depan pertahanan Cina terhadap invasi asing yang berasal dari sebelah utara. Sejarah telah menunjukkan bahwa jatuhnya daerah ini dapat membawa akibat yang fatal bagi Cina. Seperti pada jaman dinasti Sung (960 - 1279) Cina diserang oleh bangsa Mongol yang berasal dari sebelah utara,demikian pula pada masa pemerintahan kaisar Rang Xi (1661-1722)dari dinasti tiling Cina diserang oleh Rusia dari sebelah utara. Selain itu negara-negara tetangga Cina di sebelah utara yaitu Jepang dan Rusia merupakan dua negara yang kuat dan agresif pada waktu itu. Kedua Negara itu memiliki kepentingan yang berbeda di Manchuria. Selain itu masing-masing negara ingin memiliki daerah yang subur dan kaya seperti Manchuria, sehingga dapat mengancam keberadaan Cina di daerah Manchuria dan juga mengancam kedudukan Cina sebagai suatu negara yang merdeka. Manchuria merupakan daerah yang subur dan kaya akan mineral sehingga menarik minat bangsa lain untuk menguasainya. Bagi Cina sendiri kesuburan dan kekayaan alam Manchuria merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kelebihan penduduk di Cina. Karena kekayaan dan kesuburan tanahnya itu Manchuria diminati oleh banyak negara dan salah satu diantaranya adalah Jepang. Tujuan dan arti invasi Jepang atas Manchuria berkaitan erat dengan tujuan kebijaksanaan ekspansi tradisional Jepang yang dikenal dengan sebutan _Kebijaksanaan Kontinental yaitu kebijaksanaan ekspansi di daratan Asia dengan tujuan kearah utara untuk menaklukkan Manchuria dan daerah utara Cina melalui Korea, kearah selatan dengan tujuan daerah selatan dan tengah Cina dengan basis operasi di Formosa atau Taiwan. Setelah Jepang menganeksasi Korea pada tahun 1910 maka sasaran aneksasi berikutnya adalah Manchuria. Tahun 1912, 1916 dan 1928 Jepang berusaha membangkitkan gerakan otonomi Manchuria - Mongolia, meskipun usaha Jepang itu gagal tetapi ide untuk menguasai Cina dengan jalan menguasai Manchuria dan Mongolia lebih dahulu terus tumbuh. Dan akhirnya apabila Cina berhasil ditaklukkan, Jepang bermaksud menguasai seluruh dunia. Pada saat yang sama keadaan di dalam negeri Cina sedang mengalami kekacauan. Pengaruh komunis semakin meluas sementara pemerintah nasionalis juga harus menghadapi bencana alam banjirnya sungai Yangzi dan sungai Huai yang menimbulkan korban sebanyak 140.000 orang tenggelam dan 250.000 orang kehilangan tempat tinggalnya. Oleh karena keadaan di dalam negeri Cina yang sedang kacau itulah maka Jepang berkesempatan melancarkan serangan untuk menguasai Manchuria. Pada tanggal .18 September 1931 Jepang melakukan invasi ke Manchuria, kejadian itu dikenal sebagai Peristiua Manchuria. Jepang berdalih bahwa tentara Cina telah menghancurkan beberapa meter rel jalan kereta api, Manchuria selatan sebagaimana dinyatakan dalam buku Yearbook of Manchukuo tahun 1934, hal. 30..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12987
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kurnain Lutfih
"
ABSTRAKPropaganda, merupakan salah satu alat penting dalam perang atau yang di sebut dengan propaganda perang (militer). Perang propaganda ini juga digunakann sebagai. salah satu strategi perang tentara Belanda dengan Indonesia dalam perang kemerdekaan.
Perang tersebut menggunakan sarana propaganda sebagai psikologis dengan harapan untuk rnenurunkan mental lawan dalam bertempur. Aksi propaganda dalam perang kernerdekaan menggunakan juga sarana-sarana baik yang berasal dari media cetak maupun media elektronik dalam hal ini yang sering digunakan adalah radio, penggunaan ini agar propaganda efektif dalam mempengaruhi lawan. Belanda lebih terorganisasi dalam penyelenggaraan perang propaganda dibandingkan dengan pihak. Indonesia. Hal ini dapat di1ihat dengan banyaknya badan-badan propaganda baik yang dilaksanakan oleh rniliter .itu sendiri atau pihak si p i 1 , sedangkan Indonesia lebih banyak dilakukkan oleh perseorangan atau kelompok.
Belanda dan Indonesia sebagai pihak yang bertempur menggunakan propaganda sebagai salah satu a1at perang mempunyai beberapa alasan terutarna dengan melihat kondisi dari. Kedua belah pihak Belanda mel i hat bahwa kurangnya personil militer untuk dapat menguasai seluruh wilayah. Indonesia. Dan juga kurangnya sarana militer lain yang dibutuhkan untuk menjaga daerah-daerah yang telah berhasil dikuasai. Sedangkan Indonesia menggunakan sarana propaganda terutama dengan melihat bahwa kwalitas militer Belanda jauh lehih baik dari yang dimi1ikinya dalam hal ini masalah pesenjataan yang sangat kurang. Perang propaganda ini menjadi menarik karena masing-masing pihak berupaya untuk memperoleh simpati rakyat untuk menutupi kekurangan-kekurangannya.
"
1995
S12256
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tengku Abdul Karim Jakobi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Yayasan Seulawah RI-001, 1998
959.85 TEN a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Irvan Sjafari
"Sejarah Palang Merah Indonesia berkaitan erat dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Peranan yang dimainkan oleh organisasi kemanusiaan ini sama pentingnya dengan peranan yang dimainkan oleh militer (badan-badan perjuangan), para diplomat dan politisi sipil dalam memperjuangkan terbentuknya negara-Indonesia. Hanya saja persoalannya PMI dituntut untuk memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh konvensi Jenewa sebagai organisasi palang merah. Dalam menerapkan standar ganda ini PMI Iebih menunjukan hasilnya untuk tingkat pusat, tetapi untuk tingkat lokal menghadapi berbagai masalah. Gerakan palang merah di keresidenan Malang menghadapi dilema standar ganda tersebut, apakah mereka harus menjadi badan perjuangan atau harus mematuhi konvensi Jenewa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12265
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Didit Dwi Subagio
"Manchuria merupakan gaya hidup bagi Jepang. Selain itu, letak Manchuria sangat strategis untuk menahan serang_]an Komunisme Rusia dan menyerang Cina. Hal terakhir inilah yang di dijadikan alasan Jepang untuk menduduki Manchuria. Manchuria dapat menyediaknn bahan baku untuk Industri Jepang dan sebagai tempat pemasaran hasil-hasil Industrinya. Untuk itu ditempatkanlah satu divisi angkatan darat yang disebut Tentara Kwantung. Tentara Kwantung dengan per_sonil 4.350 orang ini bertanggung jawab dalam mempertahankan daerah-daerah di Manchuria yang menjadi milik Jepang dan melindungi orang Jepang yang berada di sana. Tetapi se_benarnya tidak hanya hal itu saja yang mereka lakukan, mereka menaklukkan daerah-daerah yang abadi Manchuria yang belum ditaklukkan Jepang. Akhirnya Tentara Kwantung barhasil menaklukkan seluruh Manchuria dan mendirikan Negara Manchukuo pada tahun 1932, Tindakan Jepang di Manchuria itu mendapat tantangan dunia internasional. Untuk itu Liga Bangsa-bangsa mengutus Komisi Lytton untuk menangnni kasus ini. Jepang diminta untuk meninggalkan Manchuria, tetapi Jepang monolak dan akhirnya keluar dari Liga Bangsa Bangsa pada tahun 1933."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13701
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Linda Sunarti
"Periode 1945-1949 dalam sejarah Indonesia merupakan periode Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Selama periode ini bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dari usaha Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada awal-awal perjuangannya, bangsa Indonesia selain berjuang dibidang militer untuk mempertahankan eksistensinya, juga berusaha di bidang Diplomasi untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kedaulatannya. Perjuangan Indonesia dalam upaya mendapatkan pengakuan internasional tidaklah mudah. Belanda dan sekutu_nya lama sekali tidak bersedia mengakui Republik Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. O1eh karena itu per_juangan Indonesia di bidang luar negeri (diplomasi) terutama ditujukan pada usaha memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat internasional. Di saat-saat sulit ini India muncul memberikan dukungan penuh bagi bangsa Indonesia. Baik secara langsung maupun tidak, Dukungan moral dan usaha-usaha India di forum internasional, secara tidak langsung mernberikan pengaruh yang besar bagi perjuangan diplomasi Indonesia di dunia interna_sional, antara lain India berhasil membawa Perserikatan Bangsa Bangsa ikut campur untuk ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia -Belanda..Dengan ikut campurnya PBB pada penyeles_aian pertikaian ini secara tidak langsung dunia internasional mulai menaruh perhatian pada apa yang sedang terjadi di Indonesia saat itu. Karena sebelumnya Belanda mengklaim bahwa permasalahannya dengan Indonesia adalah masalah intern Belan_da dengan daerah jajahannya. Selain itu India juga berusaha membentuk opini masayrakat internasional terhadap apa yang terjadi di Indonesia dengan mengadakan konferensi khusus tentang Indonesia pada bulan Januari 1949. Di saat itu India berusaha keras mengangkat masalah Indonesia menjadi masalah internasional dengan menekankan jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat membahayakan perdamaian di Asia khususnya dan dunia. Semua usaha-usaha India ini secara tidak langsung ikut mendorong pengakuan masyarakaat internasional atas kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12359
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Enny D. Nerakusuma
"Alasan penulis menulis Perang Candu Dalam Sejarah Cina adalah karena ingin mengungkapkan keadaan di Cina pada waktu itu, di mana setelah kekalahannya dalam perang tersebut, Cina dipaksa untuk menandatangani perjanjian-perjanjian yang isinya mengharuskan Cina membayar ganti rugi perang serta membuka pelabunan-pelabuhannya bagi bangsa-bangsa asing. Hal ini tentu saja menggoncangkan pemerintah Manzu yang berkuasa di Cina. Pada saat itu, pemerintah Manzu ju_ga sedang berusaha memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang pada umumnya ditimbulkan oleh rakyat yang tidak puas terhadap pemerintahan. Dapat dikatakan pemerintah Manzu ber_juang menghadapi dua masalah yang cukup berat, yaitu di satu pihak terjadinya kekacauan di dalam negeri, di mana rakyat merasa hidup mereka sangat menderita karena adanya beban pa_jak yang semakin berat serta adanya tekanan-tekanan lain o_leh pemerintah Manzu. Semuanya ini mendorong lahirnya pem-berontakan-pemberontakan rakyat, yang terkenal adalah pem_berontakan Taiping. Di lain pihak adanya tekanan-tekanan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12881
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library