Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulardi
"Dalam tesis ini dibahas respon dinamis system kontrol pasif yang terdiri dari system isolasi dan tangki air sebagai redaman pada struktur gedung tahan gempa.
Model dibuat dengan tiga derajat kebebasan (three-degree-of freedom) yang terdiri dari system isolasi, struktur gedung, dan air dalam tangki. Pergerakan air dan struktur gedung berinteraksi dengan menggunakan model yang diberikan oleh Housner (1963).
Struktur gedung dimodelkan sebagai portal yang masing-masing nodal mempunyai tiga derajat kebebasan (3DOF), air yang bergerak apabila terjadi gempa secara alami akan mempunyai pergerakan yang berlawanan dengan arah datangnya gempa, dan system isolasi keduanya merupakan system kontrol pasif.
Analisa yang dilakukan pada struktur gedung dengan tangki air dalam keadaan penuh, kosong dan dicoba berapakah isi air dalam tangki yang optimum untuk mendapatkan respon dinamis yang paling efektif.
Hasil anlisa dengan menggunakan system kontrol ini terhadap momen guling, gaya geser, dan simpangan maksimum apabila dibandingkan dengan struktur gedung dasar terjepit dan tanpa tangki air ternyata sangat efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Purnama Sari
"Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang menimbulkan kerugian yang sangat besar di dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk dapat meningkatkan kemampuan struktur dalam menerima beban gempa. Salah satu cara mengurangi energi gempa yang diterima oleh struktur yaitu dengan menggunakan sistem base isolation. Sistem ini memisahkan gedung dengan tanah sehingga mencegah ditransfernya sebagian gerakan horizontal dari tanah akibat beban gempa ke struktur bangunan.
Pada penelitian ini, base isolation menggunakan Low Damping Rubber Bearing yang digunakan sebagai peredam respon struktur. Sistem ini digunakan pada struktur bangunan bertingkat 5 lantai yang dianalisa secara linier dengan variasi beban gempa. Nilai kekakuan dari base isolation diambil dari nilai kekakuan struktur pada lantai di atas base isolation. Beban harmonik berupa percepatan berbentuk sinus dengan frekuensi dan amplitudo yang ditentukan, digunakan untuk pengecekan terhadap ketepatan kerja program yang dibuat. Dengan menggunakan program MATLAB akan didapatkan nilai perpindahan dari struktur awal dan struktur dengan base isolation akibat setiap beban gempa yang diberikan.
Dari hasil perbandingan ini, dapat dievaluasi keefektifan penggunaan sistem base isolation pada struktur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur yang menggunakan base isolation memiliki displascement yang sangat besar dibagian base isolation, sedangkan story drift yang terjadi pada lantai-lantai di atasnya kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa base isolation dapat meredam respon struktur dari beban gempa. Sistem base isolation yang paling efektif digunakan pada studi kasus ini adalah base isolation yang memiliki nilai kekakuan seper lima puluh kekakuan pada lantai di atasnya.

Earthquake is one of natural disaster that caused huge loss. There are many researches that have been discovered and developed to strengthening the capability of structure when received the earthquake forces. One of the researches is base isolation system. This system separate the building and the ground motion, so that prevent the transfer of the ground motion by earthquake to upper structure.
In this research, low damping rubber bearing is used as a damper of structural response. This system is applied in five-story building which analyzed linearly with some earthquake load. The stiffness of the base isolation is similar with the floor stiffness above the base isolation system. A harmonic load sine-shaped form of the acceleration with specified frequency and amplitudo, is used to check the accuracy of the program. Matlab program can obtain the displacement of the fixed-base structure and the isolated structure due to earthquake loads.
The result of this comparison, can be evaluated effectiveness of the use of base isolation on the structure. The result shows that the base isolated structure have a very large displacement at the base isolation, while the story drift that occurred on the above floors is very small. So it can be concluded that the base isolation structure can be muted response from the burden of the earthquake. The effective base isolation that used in this research is the base isolation which stiffness is 2% from the floor above.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arrianto Suwandi
"ABSTRAK
Gempa bumi merupakan gejala fisik yang disebabkan oleh fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Karena itu, usaha untuk meminimisasi bencana kerusakan yang ditimbulkannya terus berkembang mulai dari perencanaan bangunan tahan gempa yang mengandalkan kekakuan dan kekuatan struktur, sampai kemudian kepada sistim kontrol getaran yang diterapkan pada struktur.
Sistim kontrol getaran ini dapat berupa sistem kontrol pasif, sistem kontrol aktif ataupun sistem kontrol hibrid. Konsep dari sistem kontrol pasif adalah dengan merubah karakteristik dari struktur sehingga responnya menjadi lebih baik. Berbeda dengan kontrol pasif, sistem kontrol aktif mereduksi respons struktur dengan menerapkan gaya kontrol luar atau dengan membentuk gaya dalam yang bekerja dalam struktur. Gabungan dari kedua sistem ini merupakan sistem kontrol hibrid.
Salah satu dari sistem kontrol hibrid adalah Active Mass Damper. Sistem kontrol ini memberikan sebuah massa yang cukup besar yang diletakkan pada bagian atas struktur dan pada massa ini diterapkan gaya kontrol yang bekerja. Dalam sistem loop tertutup, gaya kontrol ini dihubungkan dengan respons balik struktur sebagai input untuk algoritma sistem kontrol. Namun untuk menjamin kestabilan dari sistem kontrol terhadap gaya gempa yang kuat, nilai saturasi diperkenalkan dalam metode kontrol velocity feedback. Batas saturasi ini harus dipilih sesuai dengan besar reduksi respons yang diperlukan untuk tercapai sesuai dengan kemampuan dari alat.
Tugas akhir ini menyelidiki performance dari algoritma dengan nonlinear velocity feedback yang diterapkan pada portal geser 8 tingkat dengan Active Mass Damper dibawah percepatan gempa dengan karakteristik gempa El-Centro. Studi ini memfokuskan ke dalam analisa parameter yang menunjukkan kontribusi dari setiap parameter kepada kontrol struktur. Parameter yang akan dievaluasi adalah massa, dan kekakuan dari Active Mass Damper, gaya kontrol saturasi, rasio redaman, dan lokasi sensor kedua (lokasi sensor pertama ada di bagian atas dari Active Mass Damper).
Untuk studi ini, simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan fasilitas Simulink dari program MATLAB dengan menggunakan Metode integrasi Runge - Kutta orde 4.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem kontrol active mass damper dengan non-linear velocity feedback memberikan efektifitas pengontrolan yang cukup baik bila struktur terkena beban gempa dengan karakteristik seperti gempa El Centre, hal ini ditandai dengan reduksi displacement max di lantai ke-8 yang dihasilkan sistem kontrol aktif terhadap struktur tanpa kontrol sebesar 46% dan nilai DRF antara 5% - 47%.

"
2000
S34944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurencius Sutedja
"Dalam upaya mereduksi gaya gempa yang diterima oleh struktur, banyak cara yang telah diteliti dan dikembangkan. Salah satunya adalah sistem base isolation. Sistem ini menggunakan prinsip pengendalian periode getar alami struktur menjauhi periode getar predominan gempa yang terjadi agar percepatan gempa yang diterima oleh struktur dapat direduksi seoptimal mungkin. Base isolator yang digunakan dalam penelitian ini adalah LRB (Lead Rubber Bearing). Base isolator ini dipasang pada struktur beton bertulang 8 lantai dengan dinding geser. Struktur dianalisa secara analisa riwayat waktu terhadap gempa EL-Centro dan Sinusoidal dengan variasi posisi dinding geser, penempatan base isolator, periode getar base isolator dan periode getar predominan gempa. Berdasarkan simulasi parameter diatas, akan dibandingkan perilaku dan respon struktur tersiolasi dengan struktur jepit, yang mencakup periode getar alami struktur dan partisipasi massa, gaya geser tingkat, simpangan, rasio simpangan, percepatan total dan gaya dalam balok serta kolom. Dari hasil perbandingan ini, akan dievaluasi efektifitas base isolator pada struktur yang sejenis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem ini akan bekerja efektif bila base isolator dipasang pada seluruh perletakan. Pengaruh isolasi ini juga memberikan perubahan yang sebanding dengan gaya geser tingkat, percepatan dan gaya dalam balok serta kolom yang terjadi. Isolasi pada sebagian perletakan struktur akan sangat tidak efektif dibandingkan dengan isolasi pada seluruh perletakan struktur jepit. Namun isolasi sebagian cukup efektif dalam mereduksi pengaruh rotasi struktur akibat adanya eksentrisitas antara pusat massa dan pusat kekakuan struktur. Karakteristik base isolator yang efektif adalah tipe isolator yang mempu menjauhkan periode getar alami struktur keluar dari periode getar predominan gempa sehingga percepatan gempa yang masuk ke struktur menjadi kecil.

To reduce the eathquake forces in structure, there are many researches that have been discovered and developed. One of the researches is base isolation system. This system lengthens fundamental period of structure from predominant period of the earthquake subjected to the structure. Therefore structural responses can be reduced optimally. The isolator used in this research is LRB (Lead Rubber Rearing). The isolator is installed on base of 8-story shear wall + frame in concrete structure. Structural analysis is based on time history procedure with El-Centro and Sinusoidal earthquake accelerations, where shear wall an isolator position, isolator period and earthquake predominant period are varied. Those parameters are studied to evaluate and to compare the behavior and responses of the isolated structure with the fixed base structure. Structural behavior and responses to be investigated consist of structural period, mass participation, shear story, displacement, drift, total acceleration and member force. The comparation shows the effectiveness of isolation system in kind of structure. The result shows that base isolation system is very effective if it is installed at the whole supports of the structure. Effectiveness of that system to reduce structural responses such as shear story, total acceleration and member force has the same effect. Partially isolated structure shows less effective result than fully isolated one. However partially isolated structure is quite effective in reducing rotational effect due to eccentricity of center of mass and rigidity. The most effective isolator characteristic is that one which can lengthen fundamental period of structure away from predominant period of earthquake acceleration. Therefore, the acceleration subjected to the structure decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulat Abdi Pitoyo
"Ada beberapa metode kontrol struktur dalam perencanaan struktur tahan gempa, salah satunya adalah sistem base isolation yang merupakan teknologi yang relatif baru di Indonesia. Dengan menggunakan base isolation, efek gempa akan direduksi melalui sistem yang fleksibel dan teredam. Fleksibilitas base isolation akan memperbesar periode struktur sehingga menjauhi periode getar predominan gempa dan redaman akan memperkecil amplitude respon struktur terhadap beban gempa. Untuk mengetahui kineria base isolation, penelitian dilakukan dalam 3 variasi. Variasi pertama merupakan variasi ketinggian struktur dengan menggunakan struktur beraturan 4, 6, dan 8 lantai serta menggunakan struktur tidak beraturan 8 lantai dengan loncatan bidang muka dari lantai 2, 4, dan 6 lantai. Variasi kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik base isolation terhadap kinerjanya. Kekakuan horizontal dari Base isolation yang digunakan divariasikan sehingga menghasilkan periode isolator 1,5-3 detik. Sedangkan variasi ketiga merupakan variasi periode gempa dari 0,6-1,4 detik dengan menggunakan gempa sinusoidal. Dalam setiap variasi, perilaku dan respon struktur terisolasi dibandingkan dengan struktur terjepit. Perilaku dan respon struktur yang dianalisa meliputi: pola getar dan periode getar struktur, gaya geser tingkat, rasio simpangan antar tingkat, lendutan, percepatan total, dan gaya dalam elemen struktur.
Dari hasil analisa, terlihat bahwa respon struktur terhadap beban gempa bumi dapat direduksi dengan memperbesar periode getar alami struktur sehingga menjauhi periode getar predominan gempa dan memperbesar redaman struktur. Base isolation cukup efektif dalam memperbesar periode getar alami struktur, khususnya struktur yang pendek. Efektivitas base isolation semakin berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian struktur karena periode struktur bertambah besar dengan bertambahnya ketinggian struktur. Struktur dengan bentuk yang berbeda namun memiliki periode yang hampir sama, jika menggunakan base isolation dengan karakteristik yang sama akan memiliki efektivitas yang hampir sama. Karakteristik base isolation mempengaruhi efektivitasnya. Semakin fleksibel base isolation yang digunakan maka akan semakin besar periode struktur terisolasinya sehingga kinerjanya semakin baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1983
693. 852 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indradana Ardian
"Dewasa ini, kebutuhan kondisi udara yang nyaman merupakan hal yang mutlak yang diinginkan mayoritas orang. Untuk mencapai itu diperlukan suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkondisikan udara agar menjadi nyaman dengan menggunakan peralatan sistem Air Conditioner. Pada aplikasi di gedunggedung, memerlukan kapasitas Air Conditioner yang besar, sehingga dalam pendistribusian udara dingin perlu pengaturan yang lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang peralatan untuk mengatur pendistribusian udara dingin dengan volume damper. Parameter pengaturan adalah nilai suhu set point dan nilai suhu terukur oleh sensor SHT 11. Sensor SHT 11 merupakan sensor dengan output digital dan dilengkapi pengukuran kelembaban udara. Pembacaan sensor akan diolah oleh mikrokontroler, untuk dibandingkan dengan nilai set point. Selama nilai suhu set point belum dicapai oleh sistem, maka volume damper akan membuka, jika nilai set point suhu tercapai maka mikrokontroler akan memerintahkan volume damper menutup. Setelah proses ini, metode bukaan volume damper adalah secara prosentase untuk setiap kenaikan suhunya. Jika terjadi kenaikan suhu, setelah set point tercapai, maka volume damper akan membuka 25% untuk setiap kenaikan 1 derajat suhu, begitu seterusnya. Jika kenaikan suhu sudah melebihi 4 derajat, maka volume damper akan membuka full 100%. Hasil dari penelitian, menunjukkan bahwa prototipe peralatan dapat bekerja dengan baik, dan respon suhu dari sensor SHT11 dapat sesuai dengan suhu yang sesungguhnya.

Nowadays, most of people need good quality of air condition. In order to obtain this condition, equipment called Air Conditioner System is required. Large capacity of air conditioner system is built for building application. The system requires efficient control mechanism to distribute air flow. In this final project, a prototype of air distribution control system has been developed. Volume damper is used as actuator. Temperature of room has been utilized as control parameter. The temperature is measured by a type of temperature sensor SHT 11, and the result is compared to set point. SHT 11 has output digital and equipped with humidity measurement. The gap between sensed temperature and set point has been feed to microcontroller. If the sensed temperature above set point, volume damper will be open, and if the sensed temperature achieved set point, volume damper will be closed. The openness of volume damper is proportional to temperature gap. Each 1oC of temperature gap, volume damper will be opened 25 % of full-open. From test results, the developed prototype has worked well and the SHT11 has shown sufficient measurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51348
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Hambali
"Gempa bumi dapat menimbulkan kerugian material yang cukup signifikan. Besar kecilnya kerugian material yang terjadi ditentukan oleh intensìtas gempa itu sendiri, kualitas struktur bangunan, kondisi geoteknik dimana bangunan berada dan nilai ekonomis dari bangunan-bangunan di daerah yang terkena gempa. Pada tahun 2000 di sebuah seminar Professor MT Zen pakar gempa bumi dan Institut Teknologi Bandung memperlihatkan kemungkinan bagaimana suatu gempa dangkal di Selat Sunda dapat menimbulkan kerugian material yang besar di propinsi Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta:
Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian jika gempa terjadi adalah dengan mengalihkan risiko kemungkinan kerugian ke perusahaan asuransi berupa penutupan asuransi kerugian atas risiko gempa bumi. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) pada tahun 1996 telah mengeluarkan Polis Standar Gempa Bumi Indonesia dimana penutupan nsiko gempa bumi dilakukan secara tersendiri dan tidak berhubungan dengan risiko kebakaran pada umumnya. Selain itu DM juga telah mengeluarkan daftar tarip premi untuk risíko kerusakan akibat gempa bumi. Salah satu kegunaan dengan adanya daftar tarip premi ini, bahwa daftar tarip premi dimaksud dapat dijadikan acuan perusahaan asurunsi dalam penentuan tarip. DAI juga mengharapkan adanya daftar tersebut dapat menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar perusahaan asuransi serta standardisasi syarat-syarat pertanggungan. Sebelum tahun 1996 banyak perusahaan asuransi memberikan cuma - cuina penutupan risiko gempa sebagai perluasan dan penutupan risiko kebakaran sebegai dampak dari persarngan bisnis asuransi kerugian dalam memperebutkan market share yang lebih besar.
Dengan menggunakan dasar-dasar (teori probabilitas bersyarat), fungsi eksponential Possion sebagai penyederhanaan periode ulang suatu gempa merusak dan tabel-tabel yang disiapkan oleh Prof. Whitman dkk dari MIT (Massachusets Institute of Technology) sebagai penyederhanaan tingkat rata-rata kerusakan yang timbul di suatu bangunan akibat adanya sebuah gempa merusak, dan dengan data gempa merusak yang diperoleh dari Pusat Gempa Nasional Sub Bidang Analisa Geofisika Badan Meeorologi dan Geofisika, dapat ditentukan faktor frekuensi rata rata terjadinya gempa merusak dan faktor severity kerusakan rata-rata.
Kajian juga hanya dilakukan untuk wilayah 3 dan 4 menurut Peraturan Perancanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983 mengingat di wilayuh 3 dan 4 tersebut terletak kota-kota yang memiIiki gedung-gedung dengan nilai ekonomis tinngi yang berarti memiliki tingkat potensi kerugian yang tinggi pula. Expected toss yang terjadi dapat ditentukan setelah faktor frekuensi rata-rata gempa besar terjadi dan faktor kerusakan rata-rata (severIty) di suatu bangunan akibat adanya sebuah gempa diketahui, Expected Loss merupakari hasil perkaIian antara faktor frekuensi dan faktor severly. Berdasafkan hash perhitungan penulis diperoleh tarip premi untuk wilayah 3 dan 4 yang tidak terlalu berbeda dngan tarip yang dikeluarkan DAI tanpa menggunakan loading factor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Fendy
"Dermaga merupakan salah satu komponen yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu daerah, dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar secara ekonomis jika mengalami kerusakan. Salah satu tipe dermaga yang banyak ditemui di Indonesia adalah dermaga tipe pile supported wharf, yaitu dermaga yang di dukung oleh tiang pancang. Salah satu alternatif desain dermaga yang sedang berkembang adalah dengan mempergunakan sistem sesimic isolation, yang diharapkan mampu memberikan performa yang lebih baik dari dermaga konvensional. Penelitian ini bertujuan antara lain mempelajari performa dermaga seismic isolation terhadap gaya statik dan dinamiknya, mengetahui korelasi antara dimensi dermaga, bentuk dermaga (irregular/ regular), dan seberapa besar penggunaan seismic isolation dapat menghemat material tiang pancang.
Metode penelitian yang dipergunakan berupa analisa model Finite Element 3 dimensi, dimana untuk sistem seismic isolation dipergunakan tipe LRB (Lead Rubber Bearing). Model yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu model konvensional dan seismic isolation, dimana masing-masing divariasikan menjadi bentuk reguler dan irregular, kemudian divariasikan terhadap rasio Panjang/lebar, dengan total 18 variasi model. Dimana dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan sistem seismic isolation mampu menghemat material tiang pancang sebesar 21% dan efektif pada dermaga dengan rasio panjang/lebar yang tinggi maupun dengan bentuk irregular.

Wharf structure is an important element in the economic activity of a society, it could cause a huge economic loss when its damaged and cannot be operated. Pile supported wharf is one of wharf variant that often found in Indonesia, this wharf is a deck (usually from concrete) supported by several piles. One of the alternative designs that has been emerging is the seismic isolation system, which expected to perform and give better results compared to the conventional wharf design. The objectives of this research are to study the seismic isolated wharf performance with its dynamic and static force, to study the correlation between the dimension/configuration and seismic isolation usage, and to study how much savings can be done (in terms of pile material) with seismic isolation system.
The research method used is a 3D finite element modeling, which uses LRB (Lead Rubber Bearing) type isolator as the seismic isolation mechanism. The models are classified into 2 groups, seismic isolated and conventional. Each group are varied into regular and irregular configuration, and also varied with the dimension ratio, with total 18 variation models. From this research, it is shown that the usage seismic isolation system can be used to save 21 % pile material, and that seismic isolation system gives a better result when applied on wharf that has high length/width dimension and/or irregular configuration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>