Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patria Novary
"Advokat itu merupakan suatu profesi yang terhormat atau officium nobile. Advokat ini juga merupakan suatu profesi yang memiliki peran cukup penting dalam menegakkan keadilan. Namun, hal tersebut ternodai oleh adanya oknum-oknum advokat yang melakukan pelanggaran Kode Etik Advokat khususnya penyuapan. Kenyataan ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui mengapa ada oknum advokat yang melakukan penyuapan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus dengan meneliti beberapa kasus penyuapan yang dilakukan advokat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan lapangan. Studi lapangan dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan dan narasumber.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa advokat itu melakukan penyuapan karena perbuatan itu menguntungkan dirinya, kliennya dan kasusnya. Semua itu memiliki satu tujuan pokok yaitu untuk menambah 'jam terbang'nya. Sebab, sebagaimana diketahui, yang menentukan fee advokat itu adalah `jam terbang' advokat. Maksud dari `jam terbang' ini adalah pengalaman advokat memenangkan perkara atau melakukan perbuatan yang menguntungkan kasus kliennya. Praktik penyuapan ini juga tergantung pada situasi dan kondisi kliennya; permintaan aparat; tindakan organisasi; sanksi profesi. Semua itu didukung oleh kenyataan sulitnya penyuapan itu dibuktikan; adanya kemampuan advokat untuk berkelit dari penyuapan yang dilakukannya serta karena adanya motivasi-motivasi khusus. Tindakan yang diberikan oleh organisasi profesi terhadap anggota yang melakukan penyuapan temyata dapat berupa melindungi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Yeti Prawasti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T38308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dari studi terdahulu yang tidak melihat aspek digitalisasi dalam praktik bersedekah secara online di kalangan Generasi Z. Studi terdahulu menyatakan bahwa Generasi Z melakukan sedekah konvensional dilatari oleh aspek religiusitas dan altruisme. Penelitian ini berpijak pada teori religiusitas dan altruisme. Religiusitas yang dikemukakan oleh Glock & Stark (1996) memfokuskan pada keyakinan, praktik agama, penghayatan, pengetahuan, dan konsekuensi. Sedangkan, Myers (2014) melihat altruisme dari empati, sukarela, dan keinginan untuk membantu. Berpijak pada hal itu, penelitian ini berargumen bahwa religiusitas dan altruisme tetap ada dalam praktik bersedekah online, namun saat ini praktik sedekah online dikemas menjadi lebih kekinian melalui tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan munculnya kepercayaan terhadap platform crowdfunding. Visualisasi, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform crowdfunding dalam kampanye sosial didapatkan dari pengaplikasian digitalisasi. Ketiga aspek tersebut digunakan untuk mendorong sisi religiusitas dan altruisme dari para pendonor ketika melihat tampilan kampanye sosial dalam platform sedekah online. Penelitian ini mengangkat BenihBaik.com sebagai salah suatu platform penggalangan dana online di Indonesia dan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Generasi Z melakukan sedekah online dipicu oleh tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform BenihBaik.com sebagai platform penggalangan dana online.

This research aims to fill the void of previous studies that did not look at the digitalization aspect in the practice of giving alms online among Generation Z. Previous studies stated that Generation Z does conventional give alms based on aspects of religiosity and altruism. This research is based on the theory of religiosity and altruism. Religiosity proposed by Glock & Stark (1996) focuses on beliefs, religious practices, appreciation, knowledge, and consequences. Meanwhile, Myers (2014) sees altruism from empathy, volunteering, and the desire to help. Based on that, this studies argues that religiosity and altruism still exist in the practice of online charity, but now the practice of giving alms online is packaged to be more contemporary through attractive visualization, ease of charity, and the emergence of trust in crowdfunding platforms. Visualization, ease of giving alms, and trust in crowdfunding platforms in social campaigns are obtained from the application of digitalization. These three aspects are used to encourage the religiosity and altruism of donors when viewing the display of social campaigns on online alms platforms. Those research takes BenihBaik.com as one of the online fundraised platforms in Indonesia and uses qualitative methods with data collection techniques in the form of in-depth interviews. The results of this studies show that Generation Z's online charity is triggered by attractive visualizations, ease of charity, and trust in the BenihBaik.com platform as an online fundraised platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinita Susanti
"ABSTRAK
Gejala perjudian memang terjadi pada sebagian mahasiswa Perguruan Tinggi X yang penulis Perjudian yang mereka lakukan melalui Permainan Kartu dan Permainan Billiard. Akibatnya dapat menimbulkan teliti. hal-hal yang negatif, seperti lupa waktu kuliah, lupa. pada kesehatan, menghabiskan uang bagi yang kalah dan ketergantungan psikologis yang berupa keinginan untuk menang ingin main terus serta mengalami waktu waktu yang menegangkan selama permainan. Mahasiswa Perguruan Tinggi X pada umumnya permainan yang dikatakan judi adalah suatu niat dan tujuannya untuk mencari keuntungan. menganggap permainan yang Apa bila niat dan tujuannya bukan untuk mencari walaupun menggunakan taruhan, permainan tersebut bukanlah Namun yang terpikir oleh penulis, pendapat tersebut tidaklah tepat. Pengertian judi menurut penulis adalah suatu permainan yang bersifat keuntungan, judi. untung untungan yang mengandung unsur taruhan, dimana ada pihak yang memperoleh pihak yang dirugikan baik moril maupun Serta jika menunjuk pada KUHP pasal 303 ayat 3 mengenai batasan judi dan pasal 542 ayat 1, KUHP mengenai keuntungan dan materil. ancaman perjudian. Para mahasiswa Perguruan Tinggi X yang bermain judi mempunyai latar belakang yang berbeda beda. Karena alasan alasan tertentu dan kuatnya alasan yang mereka gunakan, serta anggapan mereka bahwa permainan tersebut bukan judi, walaupun menggunakan taruhan, maka permainan judi terus berlangsung. Mereka tidak berhas ZX 1X mengurangi keinginan mereka dalam bermain judi, khususnya Permainan Kartu dan Permainan Billiard. Terus berlangsungnya permainan judi tersebut, karena alasan-alasan mereka lebih dominan dari kesadaran bahwa permainan judi dapat menimbulkan kerugian material dan moril. Sesuai dengan uraian dari Rackless dalam Containmont Theory, dimana adanya faktor faktor penyangga yang terdapat dalam diri seseorang. Dan ternyata alasan alasan tersebut Internal Containment dan Eksternal Contamment dimiliki oleh mahasiswa Perguruan Tinggi yang alasar. lebih kuat dari pada faktor faktor penyangga yang X yang bermain judi. judi mahasiswa Perguruan Tinggi X kelompok intim. Permainan diperoleh melalui proses interaksi dalam Ini memperlihatkan ciri ciri yang diuraikan oleh Sutherland dalam Teori Differential Association."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Helena Nurmariati
"Studi ini bertolak dari ajaran gereja yang menyatakan bahwa perkawinan Katolik secara normatif tidak terceraikan selama hidup. Namun kenyataan menunjukkan bahwa ajaran normatif Gereja itu tidak selamanya sejalan dengan fakta dalam kehidupan seharihari.
Studi ini bertujuan mengidentifikasi tradisi perkawinan Katolik dalam acuan normative dan menguak bagaimanakah dalam praktek sehari-hari perempuan Katolik menjalani perkawinannya. Dari studi ini terungkap resistansi perempuan Katolik ketika di hadapkan pada kenyataan. yaitu pengalaman kekerasan dalam rumah tangga. Dalam memahami persoalan ini dipergunakan pendekatan kualitatif berperspektif feminis, khususnya teori teologi feminis.
Hasil studi menunjukkan bahwa berdasarkan resistansinya perempuan Katolik yang mengalami KDRT dalam perkawinannya ada dua macam kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan resistansi dengan bertahan dalam perkawinannya. Kelompok kedua adalah mereka yang melakukan pemutusan perkawinan. Secara normatif, masyarakat (khususnya komunitas Katolik) memandang bahwa mereka yang memutuskan perkawinan adalah melakukan pelanggaran ajaran Gereja. Namun. situasi perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, telah memaksa dirinya untuk mengambil keputusan secara berbeda untuk menentukan kehidupannya sendiri.
Sementara itu, mereka yang mempertahankan perkawinan dipandang sebagai penganut Gereja yang taat dan terpuji, meskipun dengan konsekuensi mengorbankan dirinya sendiri untuk kepentingan keutuhan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman ajaran Gereja secara harfiah tidak memampukan perempuan Katolik untuk menjadi dirinya sendiri.

Catholic Women against Domestic Violence: Case Study at X Parish, East JakartaThis study is based on the Church's teaching that normatively marriage in Catholic is a life-time holly communion between two people. But in reality this teaching evidently cannot always be followed.
This study is aimed to shed light on marriage traditions in Catholic on normative ground and investigate how Catholic women live their marriage. The study employing qualitative approach with feminist perspective reveals that Catholic women do have some resistance in dealing with domestic violence. Their resistance can be either by means of resuming their marriage or divorce. Bose who maintain their marriage are regarded as good church followers even they have to sacrifice their own interest for the sake of their family. On the other hand, some women who experience domestic violence have been forced to file a divorce even though society (particularly Catholic community) regards them as violating the Church's teaching. The study concludes that factually the Church's teaching have yet to empower women."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safwan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas eksklusi sosial terhadap akses tanah yang melibatkan mantan GAM sebagai aktor pelaku serta korban. Studi kualitatif ini mengangkat studi kasus di Kota Langsa, Aceh Besar dan Aceh Utara. Lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan peta kekuatan politik GAM. Hasil observasi, studi ini membagi kelompok GAM berdasarkan tiga golongan yaitu; elit, menengah dan marginal. Argumentasi tesis ini adalah eksklusi terhadap kalangan marginal mendorong terjadinya eksklusi lain. Eksklusi adalah bentuk adaptasi dengan cara mengeksklusi pihak lain. Studi ini menggunakan pendekatan power of exclusion yang melihat diekslusinya seseorang disebabkan oleh empat power yaitu regulasi, legitimasi, market dan force yang terjadi melalui proses licensed exclusion dan intimates exclusion. Hasil penelitian menunjukan penggunaan kekuasaan elit GAM pasca konflik berdampak terhambatnya kalangan marginal GAM dari pada program land settlement sehingga mendorong munculnya ragam ekskusi yang lebih kompleks pada beberapa daerah. Realisasi program land settlement menunjukkan potensi eksklusi terhadap marginal GAM. Relasi legitimasi dan market dalam intimate exclusion di Langsa menunjukkan cara marginal GAM mengakses tanah melalui
legitimasi solidaritas sesama GAM. Kasus Aceh Besar, relasi force dan legitimasi dalam land reform menunjukkan cara marginal GAM mengokupasi tanah korporasi. Praktik inklusi yaitu upaya marginal GAM mengikutsertakan masyarakat dalam land reform adalah manifestasi dari berkerjanya modal social bonding. Kekuatan lingkungan juga
berkontribusi terhadap tereksklusinya kalangan GAM dari akses tanah. Sedangkan licensed exclusion di kasus Aceh Utara menunjukkan cara jaringan patronese GAM yaitu elit GAM lokal dengan relasi elit GAM di tingkat Pusat yang mengakses tanah melalui regulasi dalam bentuk konsesi.

ABSTRACT
This thesis discusses social exclusion of land access involving former GAM as actors and victims. This qualitative study raises case studies in Langsa City, Aceh Besar and North Aceh. The location of the study was determined based on a map of GAM's political power. Based on observations, this study divides GAM groups into three groups namely; elite, middle and marginal. The argument of this thesis is the exclusion
of marginal groups encourages other exclusions. Exclusion is a form of adaptation by excluding others. This study uses a power of exclusion approach that sees a person's exclusion caused by four powers, namely regulation, legitimacy, market and force that occur through a process of licensed exclusion and intimates exclusion. The results of the study showed that the use of GAM's elite power after the conflict had hampered the marginalization of GAM rather than the land settlement program, which led to the emergence of more complex types of executions in several regions. The realization of the land settlement program shows the potential for exclusion of marginalized GAM. The relation of legitimacy and market in intimate exclusion in Langsa shows how GAM's marginal access to land through legitimacy of solidarity among fellow GAM. The case of Aceh Besar, force relations and legitimacy in land reform shows the marginal ways GAM has occupied corporate land. The practice of inclusion, namely GAM's marginal effort to involve the community in land reform, is a manifestation of the working of social bonding capital. Environmental forces also contribute to the exclusion of GAM from land access. Whereas licensed exclusion in the North Aceh case shows the way GAM's patronese network is the local GAM elite with GAM elite relations at the central level accessing land through regulations in the form of concessions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Rahardja, Author
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>