Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismail H.S.
"Dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas harus ditunjang oleh sumber daya manusia dalam hal ini sumber daya tenaga kesehatan (ter masuk tenaga keperawatan) yang memadai dari segi jumlah dan kualitas. Oleh karena itu perlu di analisis dan direncanakan kebutuhannya dengan seksama agar dapat didayagunakan oleh organisasi dalam mencapai tujuan secara efelctif dan efisien.
Kenyataan dilapangan menunjukkan beberapa puskesmas di daerah perkotaan cenderung terkesan mempunyai tenaga keperawatan yang "beriebih" sehingga terkesan kurang efisien dalam pelaksanaan pelayanannya. Bila dilihat rata-rata jumlah tenaga keperawatan yang bekeljia di puskesmas dalarn Provinsi Jambi adalah 18,86 (18 - 19 orang), sedangkan rata-rata jumlah tenaga keparawatan yang bekexja di puskesmas dalam wilayah Kota Jambi 21,95 ( 21 - 22 orang). Di Puskesmas Pakuan Baru terdapat 60 orang tenaga kesehatan diantaranya terdapat 31 orang tenaga keperawatm, hal ini menunjukkan kelebihan bila dibandingkan dengan standar tenaga keperawatan pola ketenagaan puskesmus pada Pelita V Puskesmas dengan tempat tidur yang ditentukan 9 orang. Demilcian pula bila dibandingkan dengan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan SK Mendagri No. 23 tahun 1994 yang berkisar antara 18 - 20 orang.
Penelilian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam beban kerja dan faktor penyebab kelebihan tenaga keperawatan di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi tahun 2001. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk mengetahui beban kerja dan besarnya kelebihan tenaga keperawatan, sedangkan untuk mengetahuifaktor penyebab kelebihan tenaga keperawatan digunakan metoda kualitatif. Data diperoleh dengan teknik observasi langsung kegiatan keperawatan dengan menggunakan Formiat "Work Sampling" di puskesmas, telaah data selamder, dan wawancara men dalam terhadap pejabat yang berwenang menempatkan tenaga kesehatan dilingkungén. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dan Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja tenaga keperawatan di Puskesmas Pakuan Bam ternyata rendah hal ini ditunjukkan oleh jumlah waktu kegiatan keperawatan langsung dan kegiatan keperawatan tidak langsung yang dilakukan tenaga keperawatan masih rendah. Dari segi jumlah, tenaga keperawatan yang ada 31 orang ter nyata kelebihan sebanyak 13 orang. Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa faktor penyebab keiebihan tenaga keperawatan di Puskwesmas Pakuan Baru Kota Jambi karena adanya tenaga titipan/ikut suami dan nota dinas yang sulit untuk ditolak oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Jambi, selain itu proses perencanaan kebutuhan tenaga tingkat puskesmas tidak jelas, hanya berdasarkan usulan staf.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga keperawatan di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi perlu meningkatkan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung tenaga keperawatan dengan jalan mengaktiikan kegiatan Puskesmas Keliling, Perawatan kesehatan masyarakat, dan pengaturan kembali jadual dinas/libur bagi tenaga keperawatan di unit rawat inap. Untuk kelebihan tenaga keperawatan, diharapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi mengusulkan kepada Walikota membuat Surat edaran bahwa di linglcungan Dinas Kesehatan Kota Jambi unmk sementara waktu tidak menerima tenaga keperawatan, dan kelebihan tenaga keperawatan diarahkan untuk pindah ke Rumah' Sakit Umum Raden Mat Taher Jambi yang saat ini masih membutuhkan tenaga keperawatan, serta membatasi pemakaian tenaga honorer. Selanjut nya perlu meningkatkan kemampuan tenaga perencana melalui pendidikan dan pelatihan.

In keeping and increasing Public Health Centre service of excellence human resource to support the effort is a must, it needs a decent consideration in number and quality of the medical staffs (including the nursing staffs). So that the necessity has to be analyzed and planned thoroughly the organization to achieve its objectively and eficiently.
In reality shows that the public health centre in urban areas tend to have excessive? nursing staffs so it seems that the health service is inefficient. The average of nursing staffs numbers in all Jambi Province's Public health centre for 18,86 (18 - 19 personnel), meanwhile the average of nursing staffs in the urban Jambi area is 21,95 (21 - 22 personnel). Public Health Centre of Pakuan Baru has 60 health staffs, 31 of them are the nursing staff's, it shows an excess to compare with the standard of nursing staff's in the pattern of public health centre personnel at the Five Year Plan with beds for 9 staffs. Likewise when it is compared on letter of decision of Minister of Internal Affairs No. 23 year 1994 which is about 18 - 20 staffs.
This research is conducted to End out deeply the cause factor of nursing staffs excess in Pakuan Baru Public Health Centre Jambi City in 2001. The research method used is quantitative to detect the burden and how much is the excess, while the qualitative to detect the cause factors Data collected by direct observation technique of nursing activity with the use of "Work Sampling" method at the public health centre itself; secondary data study, and in deep interview to authorized official of placing the medical staffs surrounding the Health Department of Jambi Province and Health Department of Jambi City.
The result of study shows that the work load of the nursing staffs in Pakuan Baru Public Health Centre is low, it is appointed by the low time of direct nursing activity and the indirect ones which are done by the staffs themselves. From the number, 31 nursing personnel are over for 13. From the in deep interview, it is found that the cause factor of the excessive are the entrusted personnel/ accompanying husband and also official notes which are quite complicated to be refused by the Health Department of Jambi City, in the other hand the planning process of the medical staffs necessity in the level of public health centre is not clear, it is based only from other staffs recommendation.
To increase the nurses productivity in Pakuan Baru Public Health Centre needs to activate by Public Health Centre Out reach program, public health nursing, and rearranging on duty/time off schedule for the nursing personnel in patient unit. For the excessive staffs, it is expected that the head of Health Department of Jambi City to recommend to the Mayor to make circular letters that in the surrounding of Health Department of Jambi City does not accept nursing personnel for a while, and the excess should be to move to Raden Mat Taher Jambi General Hospital which is in need of nursing staff`s, and to limit the recruitment of honorarium employers. In addition to increase the planning staff ability through education and training is indeed necessary.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmanidar Kamaruddin
"Puskesmas merupakan ujung tombak Pelayanan Kesehalan dan sebagai suatu organisasi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, salah satu fungsi tersebut adalah penggerakan pelaksanaan (P2) dan pada pclaksanaannya di Puskesmas dikenal dengan lokakarya mini Puskesmas yang berguna mengevaluasi kegiatan-kegiatan program yang telah dikeijakan bulan lalu, tennasuk P2 TB-Paru dalam penemuan penderita TB-Paru- Untuk dapat meningkatkan cakupan penemuan penderita TB Paru ini, sarana yang cukup strategis adalah membahasnya secara mendalam dalam kegiatan Iokakarya mini Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran atau informasi tcntang evaluasi pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas dalam penemuan penderita TB-Paru di Kota Jambi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena belum ada penelitian serupa sebelumnya, dengan memakai pendekatan sistem meliputi input yaitu jadwal, data cakupan penemuan penderita TB-Pam bulan lalu, hambatan pelaksanaan penemuan penderita TB-Paru bulan lalu, proses pelaksanaan meliputi variabel daftar hadir, agenda/materi rapat, tema pembicaraan, laporan kegiatan penemuan penderita TB-Paru bulan lalu, metode pelaksanaan, analisis hambatan pelaksanaan kegiatan penemuan penderita TB-Paru bulan lalu, mekanisme keljasama antara pihak terkait, pemecahan masalah, perhitungan target cakupan penemuan penderita TB-Paru bulan yang akan datang, notulen rapat serta output berupa rencana keija baru (POA) penemuan penderi ta TB-Paru untuk bulan yang akan datang. Analisis data dilakukan dengan membuat transkrip hasil wawancara, membuat ringkasan data dalam bentuk matriks, mengkategorikan data yang mempunyai karakteristik atau pola yang sama, serta melakukan identifikasi persamaan, perbedaan dan kecenderungan antar variabel dengan melakukan interpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pcngetahuan petugas tentang Lokakarya mini Puskesmas cukup baik sementara untuk program P2 TB-Paru masih bervariasi, masih kurangnya sarana dan prasarana serta penghargaan terhadap petugas. Lokakarya mini Puskesmas telah dilaksanakan setiap bulan dengan tema yang berbeda dan tidak fokus pada kegiatan penemuan penderita TB-Pam saja. Kerjasama diantara petugas belum semuanya berjalan dengan baik, belum optimalnya pelaksanaan Lokakar-ya mini Puskesmas ini sehingga belum dapat menyelesaikan masalah rendahnya penemuan penderita TB-Paru di Kota Jambi serta belum ditindak lanjutinya hasil lokakarya mini Puskesmas ini dalam bentuk pembuatan Rencana Kerja Baru (POA).
Dengan mclihat hasil penelitian di atas perlu bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk menyusun suatu petunjuk teknis tentang Lokakarya Mini Puskesmas, meningkatkan pembinaan, mengadakan pelatihan serta melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Bagi Kepala Puskesmas agar membina kerjasama tim dengan baik atas dasar keterbukaan, saling menghargai dan memperbaiki sistem penyimpanan dokumen.

A Health Center is a Primary Health Service in the grass root level. Health Center is an organization that order management function like "implementation" (P2), known as a ?Lokakarya Mini" (a simple workshop) to evaluate all activities done in last month, including the TB control activities like case finding. To increase the coverage of TB case finding, a simple workshop in the Health Center is required. The objective of this study is to find out the infomation of TB case finding activities conducted in the city of Jambi through the implementation of a simple workshop.
This study was conducted with qualitative method using the following information like time schedule, number of TB cases treated last month, problem arises on case tindi ng for last month. For process of the implementation of activities, the following are studied i.e. absenteism, agenda of the workshop, topic of discussion, TB cases reported for the last month, method of simple workshop implementation, analysis of case finding, the mechanism of collaboration of related units on TB control, to solve the existing problems, problem solving, estimating the total TB cases expected for the next month, minutes of the meeting, and the ?output? of preparing a new plan of action on the expected TB cases to be covered next month. Analysis of existing data made produced the following, a transcript of the result of the interview, a list of information tabulated in a matrix, categorizing data in groups, identified the same group and the different one, and the inclination of variables followed by interpretation of data with reference to the respective theory.
The result indicated that the knowledge of the Health Center staff on the simple workshop of the health center is good enough but it is varied for TB control because of less of availability of equipment and because of lack of rewards. A simple workshop is organized every month with different topics not.only for TB case finding. Lack of cooperation among the Health Center staff makes the Lokakarya Mini (simple workshop) not optimum enough to solve the problem of low TB coverage in Jambi township and because of no follow up taken based on the finding during the last workshop by introducing the plan of action (POA).
According that result the Municipal Health Department of Jambi township should arrange a manual for a simple workshop on TB control, to improve the services, the trainings and to provide the required resources. The head of the Health Center is required to build up a good collaboration of his/her staff based on transparancies, respecting each other, and improving the filing system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dwi Febriansyah
"Perkesmas adalah upaya puskesmas yang merupakan perpaduan antara keperawatan dengan kesehatan masyarakat didukung peran aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh ditujukan pada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan sehingga meningkatkan kesehatan secara optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat puskesmas dengan pelaksanaan perkesmas di Jawa Timur.
Desain penelitian adalah deskriptif korelatif secara croos sectional dengan sampel 48 perawat. Analisis data dengan Chi-Square dan Uji normalitas Saphiro Wilk.
Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan perawat puskesmas dengan pelaksanaan perkesmas p = 0,371; ? = 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat puskesmas agar pelaksanaan lebih optimal seperti pembinaan, kerja sama dengan teman sejawat, pelatihan bagi yang belum pernah serta kebijakan dukungan dinas kesehatan berupa penghargaan dan sanksi jelas seperti jenjang kerja perawat.

Community health care Perkesmas is a service of integrated nursing care and public health which is supported by community rsquo s active cooperation and featuring promotive and preventive services without neglecting curative and rehabilitative services. The service is generally aimed for individual, family, group, and community as a whole through nursing pro ess thus improves their overall well being. The study aimed to identify relationship between health center nurses rsquo s knowledge and implementation of community health care in Eastern Java.
The study design was descriptive correlative with cross sectional approach and total sample of 48 nurses. Chi square and Saphiro Wilk were employed for data analysis purposes. The result indicated that there was no correlation between health center nurse rsquo s knowledge and implementation of community health care p 0,371 0,05.
The result suggested for health center nurses to improve their overall knowledge and skills to optimize the implementation of community health care through community development, cooperation with colleagues, and training for the unexperienced as well as developing supporting policy by health officials such as reward, punishment, and career ladder for nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wakhid
"Latar Belakang: Bencana letusan gunung berapi berdampak pada fisik, psikologis dan sosial budaya. Tujuan:Menganalisis efektivitas model intervensi keperawatan jiwa untuk membangun ketangguhan keluarga dalam mengatasi trauma pasca letusan gunung berapi. Metode: Operational research dengan desain quasy experimental pre-postest with control group design. Penelitian dilakukan di Kabupaten Magelang pada bulan Mei-Juni 2023, terhadap 9 perawat, 40 kader kesehatan jiwa dan 82 keluarga, dipilih secara purposive, menggunakan instrumen Post Traumatic Growth Inventory. Analisis statistik meliputi univariat, bivariat dengan uji independent t-test, dependent t test, chi square, dan General Linear Model Repeated Measure. Hasil: tahap 1 didapatkan 5 tema yaitu respons emosional, kebutuhan perlindungan bagi kelompok rentan, kebutuhan dukungan terkait sumber penghasilan yang hilang, kebutuhan konseling untuk trauma, dan rasa nyaman membantu. Tahap 2 model, modul dan buku kerja hasil dari konsultasi pakar, dan tahap 3 didapatkan model intervensi keperawatan jiwa untuk meningkatkan ketangguhan keluarga dalam mengatasi trauma pasca bencana letusan gunung berapi efektif menurunkan trauma pada keluarga. Simpulan: Model intervensi keperawatan jiwa untuk meningkatkan ketangguhan keluarga dalam mengatasi trauma pasca bencana letusan gunung berapi efektif menurunkan trauma pada keluarga. Saran: Model ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kapasitas perawat puskesmas, kader kesehatan dan keluarga dalam penanganan trauma pasca bencana pada keluarga.

Background: Volcanic eruption disasters have physical, psychological and socio-cultural impacts. Objective: Analyze the effectiveness of the psychiatric nursing intervention model to build family resilience in overcoming trauma after volcanic eruptions. Method: Operational research with a quasi experimental pre-posttest design with control group design. The research was conducted in Magelang Regency in May-June 2023, on 9 nurses, 40 mental health cadres and 82 families, selected purposively, using the Post Traumatic Growth Inventory instrument. Statistical analysis includes univariate, bivariate with independent t-test, dependent t test, chi square, and General Linear Model Repeated Measure. Results: stage 1 found 5 themes, namely emotional responses, protection needs for vulnerable groups, support needs related to lost sources of income, need for counseling for trauma, and comfort in helping. Stage 2 models, modules and workbooks are the results of expert consultations, and stage 3 provides a mental nursing intervention model to increase family resilience in dealing with post-volcanic eruption disaster trauma that is effective in reducing trauma in families. Conclusion: The mental nursing intervention model to increase family resilience in dealing with post-volcanic eruption trauma is effective in reducing family trauma. Suggestion: This model can be applied to increase the capacity of community health center nurses, health cadres and families in handling post-disaster trauma in families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka
"Penelitian ini membahas tentang manajemen program penanggulangan HIV/AIDS di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok tahun 2015. Data dicari menggunakan pedoman wawancara mendalam dengan informan berjumlah enam orang yang berasal dari petugas program penanggulangan HIV/AIDS di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok. Variabel yang diteliti adalah input (petugas HIV/AIDS, dana, sarana, logistik, kebijakan), proses (perencanaan, pengorganisasian, kemitraan, penggerakkan/pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi). Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab tidak tercapainya target pada program penanggulangan HIV/AIDS di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok adalah jumlah tenaga pelaksana kurang, kelancaran pencairan dana sering terlambat, sarana yang dibutuhkan masih belum lengkap, belum baiknya perencanaan di Puskesmas, kurang optimalnya kerja sama dengan mitra yang dekat dengan masyarakat, kurangnya
penggerakkan dari pimpinan, belum optimalnya pengawasan dan evaluasi dari pimpinan.

This study discusses about the management of HIV/AIDS in the health center of Sukmajaya, Depok in 2015. The data are obtained by using the guidelines depth interviews with informants of six people who come from the clerk of HIV/AIDS in health centers Sukmajaya, Depok. The variables observed were from (attendant HIV / AIDS, funds, facilities, logistics, methods), processes (planning, organizing,
partnerships, mobilizing / implementation, monitoring and evaluation). The result of this research showed the cause of the unachieved target HIV/AIDS tackling program at the health center of Sukmajaya, Depok, these failures are caused by lack of number of human resources for example, incomplete infrastructure, Notwell prepared plan, the cooperation which is not optimum with the sociality, the leader who does not lead and monitoring and evaluation are not optimum from
leader.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victorino
"ABSTRAK
Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas di Kota
Depok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 meningkat sebesar 25,56%.
Tingginya serapan dana tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan
cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1). Hasil capaian KN1 di tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 6,11%, sehingga perlu dievaluasi. Penelitian
dilakukan di Dinas Kesehatan dan 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Cipayung,
Puskesmas Cinere, Puskesmas Cilodong dan Puskesmas Tapos dengan metoda
kualitatif dan mempertimbangkan variabel dana serta cakupan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak semua Puskesmas kekurangan sumber daya manusia
dan sarana prasarana dalam mengelola BOK dan program kesehatan anak. Namun,
ketersediaan dana operasional rutin (BOP) untuk melakukan kunjungan luar
gedung relatif terbatas, sehingga Puskesmas mengutamakan dana BOK. Sebelum
pelaksanaan kegiatan, tiap Puskesmas menetapkan rencana pelaksanaan
berdasarkan capaian program tahun sebelumnya dengan melibatkan lintas program
di Puskesmas. Dana BOK dimanfaatkan untuk kunjungan neonatus resiko tinggi,
penyuluhan dan pendataan sasaran oleh kader kesehatan

ABSTRACT
The Health Operational Fund (BOK) to support programs in 2013 in Depok has
increased 25,56% as compared to 2012. This should be followed by an increase in
coverage of the first neonatal visit (KN1). Performance of KN1 in the year 2013
decreased by 6,11%, so it is needed to evaluate the use of BOK. The study was
conducted at the District Health Office level and covering 4 health centers, namely
Cipayung, Cinere, Cilodong and Tapos using qualitative approach and considered
cost and coverage variables. The results showed that there was no shortage on
human resources and facility to manage the Puskesmas Operational funds (BOK)
and neonatal health programs. The availability of routine operational funds (BOP)
is limited so that the health center has been relying on BOK fund to support
outreach programs. Each health center set up Plan of Action based on previous
programs achievement involving various relevant programs. The fund was used for
high risk neonatal visit, counseling and mapping the target by cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Amelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka kunjungan dan angka rujukan di Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat bulan Oktober-Desember Tahun 2014 berdasarkan umur peserta, jenis kelamin, jenis kepesertaan, dan diagnosa penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Puskesmas Kelurahan Gelora memiliki angka kunjungan 17,1% dan angka rujukan 3,1%. Angka kunjungan berdasarkan umur paling banyak adalah kelompok umur 15-57 tahun sebesar 17,4%, jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki sebesar 21,8%, jenis kepesertaan Bukan PPU paling banyak sebesar 33,7%, diagnosis penyakit terbanyak adalah faringitis akut sebanyak 197 kasus. Angka rujukan berdasarkan umur terbanyak kelompok umur ≥58 tahun sebesar 9,4%, jenis kelamin laki-laki paling banyak dirujuk sebesar 3,2%, jenis kepesertaan Bukan Pekerja paling banyak sebesar 14,3%, diagnosa penyakit paling banyak dirujuk adalah Diabetes Melitus Tipe 2. Diharapkan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Pusat meningkatkan monitoring dan evaluasi penatalaksanaan dan pengendalian ke Puskesmas masing-masing.

This research aims to know about the description of visit rate and referral rate in Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat, October-December 2014 based on age, sex, type of membership, and disease diagnosis. The results shows that Puskesmas Kelurahan Gelora has 17,1% visit rate and 3,1% referral rate. Visit rate based on age 15-57 is the most 17,1%, female more than male 21,8%, type of membership Bukan PPU is the most 33,7%, disease diagnosis accute pharyngitis is the most case about 197. Referral rate based on age ≥58 is the most 9,4%, male is the most widely referenced 3,2%, type of membership Bukan Pekerja is the most 14,3%, disease diagnosis Diabetes Mellitus Type 2 is the most widely referenced. Expected BPJS Kesehatan Jakarta Pusat Branch Office increase monitoring and evaluation management and control to every Puskesmas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusril
"Berdasarkan SK Bupati Tanah Datar No. 12/BTD-2004 maka dimulai pelaksanaan Puskesmas Unit Swadana di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat pada bulan Maret 2004, dimana kebijakan ini memberikan kewenangan dalam mengolah pendapatan fungsional secara mandiri untuk membiayai kegiatan operasional dan pemeliharaan serta upaya peningkatan mutu pelayanannya.
Penelitian bersifat Cross Sectional, unit analisis adalah Puskesmas Unit Swadana di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat yaitu Puskesmas Lima Kaum I, Sungayang dan Tanjung Emas.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa dengan kebijakan menjadi unit swadana pendapatan Puskesmas Unit Swadana meningkat cukup tinggi dimana Puskesmas Lima Kaum I tertinggi peningkatan pendapatannya dari Puskesmas Tanjung Emas dan Sungayang.
Pendapatan yang diperoleh sudah dapat menutupi seluruh biaya operasional dan pemeliharaan puskesmas dan bahkan berlebih yang berarti ada cadangan dana yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengernbangkan puskesmas unit swadana lebih baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan nilai Cost Recovery didapatkan Puskesmas Lima Kaum I = 126,38 %, Puskesmas Tanjung Emas 122,01 % dan Puskesmas Sungayang 118,56 %. Namun nilai Cost Recovery ini barulah tahap recovery biaya operasional dan pemeliharaan sedangkan kondisi sebenarnya dengan memperhitung¬kan biaya investasi, gaji dan subsidi lainnya belum diketahui. Sistem pembayaran terbesar secara tunai dan askes/gakin, namun masih ditemukan adanya pembayaran gratis terbanyak di Puskesmas Tanjung Emas.
Penerimaan sebelum swadana terbesar berasal dari retribusi karcis namun setelah menjadi unit swadana sudah hampir berimbang antara pendapatan dari karcis dan pelayanan kesehatan lainnya bahkan di Puskesmas Lima Kaum I penghasilan dari karcis lebih kecil dari penghasilan dari tindakan pelayanan kesehatan lainnya.
Utilisasi pengguna jasa dari retribusi di Puskesmas unit Lima Kaum I berasal dari tindakan medik dasar, konsultasi kesehatan, pengujian kesehatan dan i emakaian ambulance, di Puskesmas Sungayang potensinya dari pemeriksaan dokter gigi dan pertolongan persalinan dan di Puskesmas Tanjung Emas dari pemeriksaan dokter spesialis dan tindakan laboratorium.
Upaya penerimaan Puskesmas dari retribusi bayar setelah pembentukan unit swadana di Puskesmas Lima Kaum I sudah baik tetapi di Puskesmas Sungayang dan Tanjung Emas masih belum maksimal, padahal sebelum swadana puskesmas Lima Kaum I masih belum maksimal upaya penerimaannya.
Kebijakan tarif hanya bersifat makro, tarif secara mikro belum diperbo!ehklan untuk dilaksanakan oleh Puskesmas. Namun dari pentarifan yang ada sudah cukup mendukung pelaksanaan kebijakan swadana yang dilaksanakan.
Persepsi waktu tunggu yang lama masih ditemukan terbanyak pada unit pendaftaran dan obat. Persepsi terhadap biaya pelayanan kesehatan yang dianggap maha! tidak begitu banyak, persepsi mahal terbanyak ditemukan pada pemeriksaan penunjang di Puskesmas Tanjung Emas.
Persepsi terhadap pelayanan petugas sudah balk namun masih ditemukan adanya persepsi kurang baik pada pelayanan petugas terbanyak dibagian pendaftaran di Puskesmas Lima Kaum dan Sungayang.
Persepsi terhadap sikap petugas cukup baik namun masih ditemukan masih ada persepsi pengguna jasa yang tidak puas terhadap sikap petugas terutama di bagian pendaftaran dan obat di Puskesmas Tanjung Emas dan Sungayang.
Kondisi kebersihan dan kenyamanan puskesmas baik, walaupun masih ditemukan tidak nyaman terhadap toilet yang tersedia.
Sebagai suatu kebijakan, pelaksanaan puskesmas unit swadana membawa banyak manfaat bagi pengguna jasa dimana adanya peningkatan mutu pemeriksaan dan pelayanan kesehatan serta mutu obat. Bagi petugas adanya kemendirian dalam perencanaan keuangan dan kemantapan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaannya konsep swadana yang dilaksanakan bukanlah murni swadana melainkan lebih pada upaya pembentukan Puskesmas yang dapat memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasanya. Perlu dikembangkan lebih lanjut karena diharapkan dimana yang akan datang puskesmas swadana merupakan prototipe puskesmas ideal yang dapat memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu bagi masyarakat sehingga memiliki dampak positif yang cukup besar, baik bagi puskesmas maupun bagi masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Klinik swasta di provinsi Bali seharusnya hal tersebut menjadi melayani wisatawan, tanggung jawab pemerintah. Di sisi lain kelayakan ketersediaan Puskesmas Wisata Pantai berdasar sarana dan prasarana termasuk sumber daya manusia dengan pelayanan kesehatan yang tersedia belum diketahui dengan rinci Metode: Analisis Puskesmas kelayakan ini ingin membandingkan Wisata Pantai (PWP) dan Puskesmas Non Wisata Pantai (PNWP) di Provinsi Bali. Data diperoleh dari data sekunder Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes 2011) semua Puskesmas di Provinsi Bali. Dibedakan antara Puskesmas Wisata Pantai dan Puskesmas Non Wisata Pantai, jumlah sampel Puskesmas yang dianalisis sebanyak 114 buah Puskesmas. Variabel penelitian terdiri dari sarana, prasarana, sumber daya manusia serta program pelayanan kesehatan. Analisis dilakukan dengan memberikan nilai (bobot) dari masing-masing variabel, selanjutnya dilakukan skoring masing-masing variabel baik pada Puskesmas Wisata Pantai maupun Puskesmas Non Wisata Pantai. Ditribusi hasil perkalian antara nilai (bobot) dengan skor digunakan untuk mengetahui kelayakan dari masing-masing variabel dengan cara menghitung rerata (x) dan standar deviasi (SD). Perbandingan puskesmas Wisata Pantai dan Puskesmas Non Wisata Pantai dilakukan dengan membedakan rerata (x) masing-masing puskesmas dengan uji beda t-test. Hasil: Tidak ada perbedaan kelayakan antara Puskesmas Wisata Pantai dengan Puskesmas Non Wisata Pantai."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Febrina
"ABSTRAK
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Sebagai salah satu sarana pelayanan kefarmasian, apoteker dituntut untuk memiliki pengetahuan baik dibidang farmasi klinik maupun kemampuan di bidang pengelolaan. Praktek kerja profesi ini bertujuan untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam
praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangundangan dan etika yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memperluas pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi
apoteker di puskesmas, memberi gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Tugas khusus yang diberikan yaitu pembuatan buku panduan yang berjudul Panduan Keamanan Obat Pada Kehamilan dan Laktasi dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai keamanan penggunaan obat pada masa
hamil dan menyusui yang lebih sederhana sesuai dengan Formularium Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk.

ABSTRAK
Community health center or in Indonesian term known as Puskesmas is a health care facility that organizes in health care treatment for community and individual
at first level, having more priority in promotive and preventive treatment. As one of pharmaceutical care facility, pharmacists are required to have good knowledge
in clinical pharmacy and capabilities in management. This profession internship program aims to understand the roles, jobs, and responsibilities of pharmacist in
pharmaceutical care in health center accordance with the provisions of law and ethics and in terms of public health, gain knowledge, skill, attitude, behaviors, and
real experience in pharmaceutical practices at the health center, find strategic ways to develop the role of pharmacist, give a real illustration of any problem that
occurred in pharmaceutical practices, and improve the ability to communicate with other health professionals. Special assignment were done is to make a guidebook entitled Manual Drug Safety in Pregnancy and Lactation, with purpose to provide information about drugs safety during pregnancy and breastfeeding were simpler accordance with Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Formulary.
"
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>