Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Harlan
"Tujuan penelitian ini adalah menentukan besar efek beberapa faktor, yaitu usia ibu, jumlah kehamilan, dan jarak antar kelahiran terhadap kejadian BBLR, Serta menentukan bentuk hubungan antara beberapa faktor tersebut dengan kejadian BBLR.
Sumber data untuk penelitian ini adalah data sekunder Penelitian AKB dengan Teknik Kelahiran Terdahulu di Kabupaten Bogor 1989-1990 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Setelah melalui proses pembersihan, diperoleh data kelahiran hidup tunggal sebanyak 3,869 untuk kelompok ibu primipara dan 8,437 untuk kelompok ibu multipara.
Dari hasil analisis data diperoleh angka estimasi insidens BBLR sebesar 13.2% (95% CI: 12.1-14.2%) untuk keloppok ibu primipara serta 7.92 (95% CI: 7.3-8.42) untuk ke1om§ok ibu multipara. Harga rata-rata tertimbang estimasi insidens BBLR untuk seluruh sampel penelitian ini adalah 9.5% (952 CI: 8.3-10.7%).
Dengan menggunakan model regresi logistik, diadakan penyesuaian dengan beberapa faktor lain, yaitu tingkat pendidikan ibu, fasilitas persalinan, jumlah anak masih hidup, jumlah lahir mati. Serta jenis kelamin bayi. Setelah diadakan penyesuaian, ternyata untuk kelompok ibu primipara ditemukan adanya hubungan non-linear antara faktor usia ibu dengan kejadian BBLR, dengan kategori usia terbaik untuk melahirkan ditinjau dari segi resiko kejadian BBLR adalah 21-25 tahun (addS ratio terhadap kategori usia < 20 tahun: 0.74).
Untuk kelompok ibu multipara juga ditemukan hubungan non-linear antara faktor usia ibu dan jarak antar kelahiran dengan kejadian BBLR, dan antara kedua faktor tersebut terdapat interaksi. Pada kelompok ibu multipara dengan jarak antar kelahiran > 3.00 tahun, kategori usia ibu terbaik untuk melahirkan ditinjau dari segi kejadian BBLR adalah 28-35 tahun (adds ratio terhadap kategori usia < 25 tahun: 0.77).
Dengan adanya pengumpulan data sejenis secara berkelanjutan oleh binas Kesehatan Kabupaten Bogor, diperlukan penelitian lanjutan tentang kejadian BBLR membantu perencanaan serta pelaksanaan program kesehatan tujuan menurunkan insidens BBLR di Kabupaten Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T2763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Preterm low birth weight (PLBW) infants are more likely to die during the neonatal period and PLBW survivors face neurodevelopmental problems, respiratory problems, and congenital anomalies. It is said that the poor periodontal health of the pregnant woman is a potential risk factor of PLBW. This investigation aims to study the oral hygiene and gingival inflammation condition of 2nd and 3rd trimester of pregnancy women and relate to the putative periodontal pathogen bacteriae as the probable cause of PLBW. The plaque index (Pll), calculus index (CI), and bleeding on probing (BOP) of the subjects of
both groups were measured and compared. Maternal infection during pregnancy has been demonstrated to perturb cytokines and hormone- regulated gestation because of the translocation of the infection. The level of gingival cervicular fluid prostaglandin E2 (PG E2), interleukin 1β (lL-1β), lL-6, tumor necrotizing factors a (TNF-a) are usually highly correlated with those in amnion fluid of pregnant women without
bacterial vaginosis (BV) and with intact placental membrane. It is concluded that the periodontal health of pregnant women must be in good condition to prevent the risk of having PLBW still need to be
anticipated due to the presence of the inflammation signs."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Grifit Joiner Da Costa Hornay
"Stunting merupakan salah satu masalah kekurangan gizi kronis yang terjadi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anemia kekurangan zat besi pada ibu saat hamil dapat berisiko terhadap pertumbuhan janin dan dapat berdampak pada berat badan dan panjang badan anak saat lahir. Anak dengan kekurangan gizi kronis lebih rentan menderita infeksi, berisiko mengalami penyakit degeneratif di masa dewasa serta penurunan kapasitas belajar dan prestasi kerja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat anemia ibu saat kehamilan trimester III dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 12-23 bulan di kota Dili.
Metode penelitian dengan desain case control yang dilakukan di lima puskesmas yang berada di kota Dili. Sampel pada penelitian ini berjumlah 180 anak berusia 12-23 bulan dengan 90 balita kasus dan 90 balita kontrol yang dipilih secara acak. Data yang diambil yaitu data anak dan data ibu.
Data anak berupa usia, jenis kelamin, berat badan saat lahir, panjang badan saat lahir, riwayat ASI, asupan energi dan asupan protein, status infeksi berupa diare dan infeksi saluran pernafasan akut. Data ibu berupa usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, jumlah kelahiran anak, tinggi badan ibu, status gizi ibu saat hamil, asupan tablet tambah darah saat hamil dan status anemia saat hamil trimester III yang didapatkan dari buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Terdapat hubungan yang signifikan antara anemia pada trimester ketiga kehamilan (p<0,001, OR 7,18) dan riwayat BBLR (p<0,001, OR 5,39) terhadap kejadian stunting. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol variabel karakteristik yang berpotensi menjadi perancu, yaitu panjang badan lahir anak, LILA ibu saat hamil, asupan protein anak, riwayat infeksi anak, dan pendidikan ibu, jenis kelamin anak kedua hubungan tersebut menjadi tidak signifikan (p=0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa anak dari ibu dengan riwayat anemia pada trimester ketiga kehamilan memiliki risiko 7,18 kali lebih tinggi untuk menjadi stunting dan anak dengan riwayat BBLR memiliki risiko 5,39 lebih tinggi untuk menjadi stunting, namun terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh dalam populasi ini. Meningkatkan promosi kesehatan dan intervensi yang menargetkan wanita dan anak-anak dari prakonsepsi hingga kelahiran sangat dianjurkan untuk mengurangi kasus stunting di Dili.

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem that primarily occurs during the first 1000 days of life. Iron deficiency anemia during pregnancy can pose risks to fetal growth and may impact the weight and length of the child at birth. Children with chronic malnutrition are more susceptible to infections and are at risk of developing degenerative diseases in adulthood, as well as experiencing reduced learning capacity and work performance.
Objectives: to determine the relationship between a history of anemia during the third trimester of pregnancy and low birth weight with the incidence of stunting in children aged 12-23 months in Dili city.
Methods: this study is a case-control design conducted in five health centers in Dili city. The sample consists of 180 children aged 12-23 months, with 90 stunted cases and 90 controls selected randomly. Data collected includes child-related and maternal data. Data analysis includes univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Results : Anemia during the third trimester (P<0.001, OR 7.18) and LBW (P<0.001,OR 5.39) were significantly associated with an increased risk of stunting. After controlling for confounding factors through multivariate analysis, those relationship became non- significant (p>0.05).
Conclusion: Children of mothers who experience anemia in the third trimester of pregnancy are 7.18 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Children with a history of LBW are 5.39 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Other factors likely play a more influential role in the incidence of stunting within this population. Improving the quality of women and children health promotion from pre- conception to childbirth is highly recommended to reduce stunting cases in Dili.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Mardiyana
"Sejak 2012-2015, persentase BBLR tidak menunjukkan penurunan signifikan. Kejadian BBLR di Indonesia merupakan penyebab utama kematian neonatal. Masih tinggiya persentase BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan remaja. Bahkan berdasarkan SDKI 2017 menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Indonesia lebih banyak terjadi pada ibu yang hamil di usia remaja. Sementara itu, berdasarkan hasil SDKI 2002-2017 juga menunjukkan bahwa kehamilan usia remaja lebih banyak terjadi pada pedesaan Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR yang dikhususkan di pedesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan sumber data SDKI 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah WUS yang pernah melahirkan anak lahir hidup dan hanya memiliki 1 anak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja, kunjungan antenatal, suplementasi Fe, dan komplikasi kehamilan. Hasil analisis multivariat juga menunjukkan bahwa ibu yang hamil pada usia 15- 19 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR setelah dikendalikan oleh variabel kunjungan antenatal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kejadian kehamilan usia remaja berpengaruh terhadap kejadian BBLR di pedesaan Indonesia, sehingga diperlukan upaya dari pemerintah untuk dapat menekan angka kehamilan remaja.

From 2012-2015, the percentage of LBW has not shown a significant decrease. LBW in Indonesia is the main cause of neonatal death. One of the most important factors of LBW is adolescent pregnancy. Based on the 2017 IDHS, the incidence of LBW in Indonesia is more prevalent among mothers who become pregnant at the age of adolescent. Meanwhile, the results of the 2002-2017 IDHS show that adolescent pregnancy is more prevalent in rural Indonesia. Therefore, this study aimed to determine the association between adolescent pregnancy and LBW in rural Indonesia. This study used a crosssectional study design using the 2017 IDHS data. The sample in this study is WUS who had given birth and only had 1 child. Based on the results of the analysis, there was an association between LBW and adolescent pregnancy, ANC, Fe supplementation, and pregnancy complications. The results of multivariate analysis showed that mothers who became pregnant at the age of 15-19 years had a greater risk of giving birth to LBW babies after controlling for the variable of ANC. It can be concluded that the incidence of adolescent pregnancy affects the incidence of LBW in rural Indonesia, so government efforts are required to reduce the incidence of adolescent pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rasyidin
"Berat badan lahir rendah (BBLR) BBLR merupakan hal yang sangat penting dalam bidang Kesehatan Masyarakat karena hubungannya yang sangat erat dengan kematian dan morbiditas neonatal dan penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit jantung iskemik, diabetes, dan lain-lain. BBLR adalah bayi dengan berat lahir < 2500 gram. BBLR masih cukup serius di Indonesia dengan prevalensi 11,1% pada tahun 2010. Merokok pasif merupakan isu kesehatan yang cukup penting dan di beberapa penelitian dapat mengakibatkan luaran buruk seperti BBLR. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara Merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun dengan kejadian BBLR di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah BBLR, dan variabel independen utama adalah Merokok pasif, variabel potensial perancu yakni usia ibu saat melahirkan, status sosial ekonomi, pendidikan ibu, keinginan untuk hamil dan paritas. Hasil analisis menunjukan merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun berhubungan lemah dengan BBLR. Anak yang lahir dari ibu merokok pasif memiliki resiko 1,14 (95% CI: 0,94 - 1,38) kali untuk BBLR dibandingkan anak yang lahir dari ibu tidak merokok pasif.

Low is birth weight (LBW) is an important issue in Public Health because of its relevance with neonatal mortality and morbidity and future health risk, such as Hypertension, Ischaemic Heart Disease, Diabetes Mellitus, etc. Low birth weight is baby born with birth weight less than 2500 grams. Low birth weight is still an important problem in Indonesia and its prevalence is 11,1 % in 2010. Passive smoking is also a threat and may cause detrimental outcome such as Low birth weight. The main purpose of this study was to investigate the relationship between passive smoking in mothers aged 15-54 years and low birth weight in Indonesia after controlling of potential confounders. The design of this study was cross-sectional using data from National Basic Health Research 2013. The dependent variable was Low Birth Weight, and the main Independent Variable was mothers aged 15-54 years who passively smoke, potential confunders were maternal age, socioeconomic status, maternal education, pregnancy intention, and Parity. The result was passive smoking in mothers aged 15-54 years was weakly associated with low birth weight. Children born from mothers who passively smoke have 1,14 risk of being low birth weight baby (95% CI: 0,94 - 1,38) compared to their non passive smoker mothers counterpart."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fatimah
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan kondisi dimana bayi lahir dengan berat <2500 gram. BBLR merupakan penyebab utama tingginya kematian neonatal dan faktor peningkatan resiko terjadinya komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada bayi. Berbagai macam faktor resiko diketahui memiliki asosiasi terhadap kejadian BBLR, diantaranya adalah anemia atau kondisi dimana kadar hemoglobin tubuh <11 gr/dL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah di Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini menggunakan desain case-control dengan data rekam medis ibu beserta bayi yang dilahirkan di RSUD dr Soeselo pada tahun 2021 sebanyak 114 sampel (57 kasus, 57 kontrol). Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi-square dengan batas nilai kemaknaan 95%. Dari 114 ibu melahirkan di RSUD dr Soeselo, didapatkan mayoritas ibu berusia 20-35 tahun, memiliki riwayat melahirkan 2-3 kali, memiliki status gizi berlebih dan 54 ibu mengalami anemia. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Usia ibu, riwayat paritas dan status gizi ibu berdasarkan indeks massa tubuh tidak memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah. Sedangkan anemia memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah.

Low birth weight (LBW) is a term to describe newborns with birth weight <2,500 g. It is a risk factor for morbidity and mortality in infants. LBW can increase the risk of short-term and long-term disease complications in infants. Several studies have suggested that maternal anemia (haemoglobin concentration <11 g/dL within the red blood cells) was associated with low birth weight newborns. This study is to determine the association between maternal anemia and low-birth-weight in the district of Tegal. This is a case-control study using 114 samples (57 cases and 57 controls) collected from clinical record data of mothers who delivered their infants at RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal in 2021. The association of anemia and LBW was analyzed using chi square test (degree of convidence 95%). From 114 samples that were studied (in which the majority of them were mothers aged 20-35 years old, mothers who had 2-3 parturitions, and mothers who is overweight and obese), 54 cases of anemia were found. Bivariate analysis showed that anemia has significant association with the case of low-birth-weight newborns (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Maternal anemia was associated with low birth weight. Mother’s age at childbirth, number of parturitions and nutritional status based on body mass index have no association with the case of low birth weight newborns."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahyaningsih
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelahiran BBLR di
RSUD Kabupaten Bekasi. Hal ini berkaitan erat dengan kematian, kesakitan, dan
dampaknya di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini 21 responden. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Analisis univariat menunjukkan hasil
karakteristik bayi meliputi lahir kurang bulan, berat badan rendah, anak pertama,
dan kembar serta karakteristik ibu dengan pendidikan rendah, sosal ekonomi
rendah, terpapar asap rokok, dan inadekuat nutrisi dengan jumlah kelahiran BBLR
21 bayi dalam satu bulan. Untuk meningkatkan kemampuan merawat BBLR
diharapkan sarana dan prasarana dilengkapi, perbaikan sistim rujukan, perawat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

ABSTRACT
The aim of this study was to identify the characteristics of LBW infant and mother
having LBW infant in RSUD Kabupaten Bekasi. It was chosen as it gave effect on
mortality as well as morbidity after giving birth. This study used a simple
descriptive design with total sampling technique. In got the sample, the researcher
took 21 respondents. Moreover, the researcher used questionnaire for getting data.
The univariant analysis of the 21 LBW infant giving births showed that the result
of characteristics were preterm infant, having low weight when she/he was born,
primipara, and twins. Meanwhile, the characteristics of mother having LBW
infant were low educated, low social-economic class, contaminated cigarette on
her pregnancy, and inadequate nutritions. Based on this study, there are some
recommends as follow: 1. Improve the knowledge and the skills of neonate?s
nurse, 2. Simplicity recommendation to management having complete facilities,
and 3. Referral system must be repaired."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Deny Rakhmawati
"ABSTRAK
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan ibu dan janin diantaranya : Preeklamsi, anemia, infeksi, abortus dan kelahiran bayi berat badan lahir rendah. Lembaga Save the Children melaporkan setiap tahun ada 13 juta anak dari ibu dengan kehamilan remaja atau 11% dari seluruh persalinan di dunia. Perawat Spesialis Maternitas mempunyai peran yang sangat strategis untuk mengatasi masalah ibu primipara remaja yang menghadapi persalinan dengan komplikasi Preeklampsi Berat dan kelahiran Bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan mengunakan aplikasi Model Teori Keperawatan Need For Help Wiedenbach Dan Becoming A Mother Mercer.
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk Memberikan gambaran penerapan teori Need For Help Wiedenbach?s dan Becaming A Mother Mercer dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien primipara remaja preeklampsi berat dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah. Model Need For Help sangat tepat diterapkan pada fase akut, dimana pada fase ini klien mengalami perubahan yang signifikan sehingga perlu segera dapat mengatasi masalah fisik dan psikologis. Teori Model Keperawatan Becoming A Mother yang diterapkan pada fase pemeliharaan juga sangat membantu klien dalam menghadapi fase perubahan peran sebagai seorang ibu sehingga bounding attecment dapat tercipta dengan baik.

ABSTRACT
Adolescent pregnancy can impact maternal and fetal health including preeclampsia, anemia, infections, abortion and the birth of low birth weight babies. Save the Children Foundation reports that every year there are 13 million children of teenage mothers, or 11% of all deliveries in the world. A Maternity Nursing Specialist has a very strategic role to overcome the problem of primiparous adolescent mothers who face labor with severe preeclampsia and low birth weight infants birth complications by using the application of Wiedenbach?s Need for Help and Mercer?s Becoming a Mother Theoretical Model of Nursing.
The purpose of this report is to provide an overview of the application of Wiedenbach?s Need for Help and Mercer?s Becoming a Mother Theory in providing nursing care to primiparous adolescent clients with severe preeclampsia and low birth weight infants birth. Need For Help Model was very suitable to be applied in the acute phase, which in this phase the client experienced a significant change so that she needs to be able to overcome the physical and psychological problems. Becoming a Mother Nursing Model Theory applied in the maintenance phase was also greatly assisted the clients in dealing with the phase of change in role as a mother so that the bounding and attachment can be created well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizah Fauziyana Fadly
"Berat badan lahir rendah (BBLR) menjadi penyebab kematian neonatal terbanyak tiap tahunnya di Indonesia, dengan rata-rata kasus BBLR adalah 6,98%, berada di bawah target RPJMN 2015–2019. Beberapa studi menunjukkan kehamilan tidak diinginkan (KTD) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap BBLR. KTD di Indonesia mengalami kenaikan dari 14% (2012) menjadi 15% (2017). KTD harus dapat dicegah, dan mencegahnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, SDGs ke-5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara KTD dengan kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan menggunakan data SDKI 2017. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan dependen serta hubungannya setelah mengontrol variabel kovariat. Didapatkan, ibu dengan KTD memiliki risiko 1,80 kali memiliki bayi BBLR dibanding ibu dengan KTD. Diketahui bahwa terdapat variabel interaksi diantara hubungan variabel KTD dengan BBLR, yaitu variabel indeks kekayaan rumah tangga. Serta terdapat variabel confounder pada hubungan kedua variabel tersebut, yaitu frekuensi ANC. Jika disimpulkan, terdapat hubungan yang signifikan antara KTD dengan kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel kovariat, yaitu indeks kekayaan rumah tangga dan frekuensi ANC.

Low birth weight (LBW) is the most common cause of neonatal death each year in Indonesia, with an average LBW case of 6.98%, which is below the target of the 2015–2019 RPJMN. Several studies have shown unintended pregnancy is a factor that has a significant effect on LBW. Unintended pregnancy in Indonesia has increased from 14% (2012) to 15% (2017). Unintended pregnancy must be prevented aims to improve maternal health, that is the 5th SDGs. This study aims to determine the relationship between unintended pregnancy and the incidence of LBW in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional design and uses data from the 2017 IDHS. Bivariate and multivariate analysis were used to determine the relationship between the independent and dependent variables and the relationship after controlling the covariate variables. It was found that mothers with unintended pregnancy had 1.80 times the risk of having LBW babies compared to mothers with desired pregnancies. It is known that there is an interaction variable between the relationship between unintended pregnancy and LBW, namely the household wealth index. And there is a confounder variable in the relationship between the two variables, namely the ANC frequency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>