Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Harjadi
"ABSTRAK
Keputusan Presiden nomor 38 tahun 1991 tentang unit
swadana dan tatacara pengelolaan keuangannya, yang merupakan
kebijaksanaan nasional dan berlaku umum untuk semua satuan kerja
Pemerintah, oleh Departemen Kesehatan ditindak lanjuti dalam
bentuk kebijaksanaan rumah sakit unit swadana. Pada tahun angga-
ran 1992/1993 Departemen Kesehatan mengusulkan empat rumah sakit
umum miliknya dan sebelas rumah sakit umum Daerah, dikonversi
menjadi unit swadana Pusat dan unit swadana Daerah. Satu diantara
rumah sakit umum Daerah yang diusulkan adalah RSUD Pasar Rebo
Jakarta.
Untuk rumah sakit yang diubah menjadi unit swadana
Pusat, sudah ada kebijaksanaan keuangan dari Menteri Keuangan
yang diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 47 tahun
1992 tentang Penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan unit
swadana Pusat. Kebijaksanaan keuangan ini diharapkan bisa menjadi
pedoman dan menyelesaikan masalah keuangan rumah sakit sebagai unit swadana pusat.
Sampai dengan tesis ini diserahkan, belum ada kebijak-
sanaan keuanuan untuk unit swadana Daerah dari Departemen Dalam
Negeri, walaupun Departemen Keuangan sudah menyerahkan kewena
ngan untuk membuat kebijaksanaan keuangan unit swadana Daerah,
kepada Departemen Dalam Negeri.
Kebijaksanaan keuangan untuk RSUD sebagai unit swadana
Daerah, diharapkan dapat menyelesaikan masalah keuangan RSUD yang
dihadapi saat ini dan dapat mengantisipasi masalah keuangan
potensial yang akan datang.
Dari analisis masalah keuangan RSUD saat ini dihasilkan
: pertama, identifikasi duabelas masalah keuangan dan dua masalah
keuangan potensial ; kedua, sebagian besar penyebab dari masalah
keuangan RSUD bersumber dari kebijaksannan Pemerintah
Pusat/Daerah ; ketiga, sebagian besar masalah keuangan menjadi
selesai dengan berubahnya RSUD menjadi unit swadana Daerah,
sebagian lagi memerlukan dukungan kebijaksanaan lain baik dari
Pusat maupun Daerah dan keempat, masalah keuangan RSUD terkait
erat dengan aspek lain manajemen RSUD.
Berdasarkan analisis ini, disarankan dibuat beberapa
macam kebijaksanaan dari tingkat Pusat maupun Daerah , yang dapat
menyelesaikan masalah keuangan yang ada, melengkapi Keputusan
Presiden dan Menteri Keuangan yang sudah ada. Khusus untuk RSUD
Pasar Rebo disarankan, sambil menunggu kebijaksanaan keuangan
unit swadana Daerah dari Departemen Dalam Negeri, melaksanakan
ujicoba RSUD Pasar Rebo sebagai unit swadana Daerah dengan meng-
gunakan kewenangan Kepala Daerah. Kepala Daerah berdasarkan Undang undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok pokok Pemerintahan
di Daerah, dapat mengatur segala sesuatu kebijaksanaan Pusat yang
belum jelas. Disamping itu berdasarkan Undang undang nomor 11
tahun 1990 tentang susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota
Negara Republik Indonesia Jakarta, dimungkinkan melakukan pengat-
uran tersendiri."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhatman
"Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo selama Uji Coba Unit Swadana Daerah telah menunjukkan peningkatan kinerja termasuk pendapatan, yang mana dapat dinilai deviasi realisasi anggaran terhadap rencana anggaran semakin kecil dari tahun ke tahun anggaran berikutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikaji kegiatan penyusunan anggaran RSUD Pasar Rebo selama Uji Coba Unit Swadana Daerah.
Tujuan penelitian adalah menganalisis kegiatan penyusunan anggaran hingga dikenali kegiatan, faktor-faktor keberhasilan, kekuatan dan kelemahan penyusunan anggaran RSUD Pasar Rebo. Kemudian dapat diberikan saran-saran atas kelemahan yang ada dalam kegiatan penyusunan anggaran tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dan studi kasus pada RSUD Pasar Rebo, sedangkan rancangan penelitian bersifat deskriptif analitik dan data-data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif.
Hasil penelitian dapat diketahui kegiatan penyusunan anggaran yang berbeda antara tahun anggaran 1992/1993 dengan 1993/1994 sampai 199511996, dimana pada tahun anggaran 1992/1993 penyusunan anggaran masih menggunakan cara ICW dengan pendekatan top down sedangkan tahun anggaran 1993/1994 sampai 1995/1996 telah menggunakan cara mirip PPBS dengan pendekatan bottom up. Faktor-faktor keberhasilan dari penyusunan anggaran dapat diketahui pada faktor pimpinan, manajemen, organisasi dan kornitmen staf.
Dalam kesimpulan, dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan terletak pada SDM dan dana sebagai penunjang serta metode yang dipakai. Sebagai saran, perlu pendidikanikursus sistem Accrual Basis pada SDM yang terlibat dalam penyusunan anggaran.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk peningkatan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah.

Pasar Rebo District General Hospital has shown a significant improvement on its performance during the trial of Unit Swadana Daerah, including on its revenue. The deviation between budget realization and budget planning keeps decreasing year after year.
The study aims to analyze the budget planning process, so the planning activities, success factors, strengths and weaknesses can be identified. Further, suggestions to overcome the weaknesses can be given too.
This is an applied study and a case study on Pasar Rebo District General Hospital, with an analytical descriptive design. The data collected were analyzed with a qualitative approach.
The results show that there were different approaches applied in the periods of 1992/1993 and 1993/1994 until 199511996. The ICW method was applied in the 1992/1993 period with top down approach while the PPBS method was applied in the 1993/1994 until 1995/1996 period with bottom up approach. The success factors identified are leadership, management, organization and staff commitment.
As a conclusion it can be said that the key of success depends on human resource, supporting funds, and the method applied. As a suggestion, it is necessary to perform educations and courses about Accrual Basis system for those who involve in the budget planning process.
The results of this study are expected to be useful to improve the District General Hospital services.
Bibliography : 40 (1977-1996)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Rumah Sakit Pemerintah mengalami berbagai tantangan antara lain masalah keterbatasan penyediaan dana operasional. Sementara itu pendapatan yang diperoleh rumah sakit tidak dapat digunakan secara langsung sehingga menyebabkan pelayanan rumah sakit cakupannya rendah, kurang pemerataan dan kurang bermutu.
Adanya Kebijaksanaan Unit Swadana memberikan otonomi bagi instansi Pemerintah untuk menggunakan langsung pendapatan fungsionalnya guna peningkatan dan kelancaran melayani kepentingan masyarakat. Dengan tujuan untuk mengetahui proses implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana Berta dampaknya terhadap pelayanan rumah sakit, maka dilakukan penelitian evaluasi yang merupakan studi kasus di RSUD Tangerang.
Implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit telah dilaksanakan secara bertahap melalui pendekatan legalistik, pendekatan edukatif, pendekatan ekonomi, pendekatan administratif dan telah memberikan dampak yang positif terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas ketenagaan, perbaikan sarana, dan peningkatan pendanaan serta telah dapat meningkatkan cakupan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit perlu dilanjutkan dan diperluas secara selektif pada Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya yang memiliki kondisi internal dan eksternal setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T 1997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulina Putry
"Merupakan langkah tepat yang sangat strategic telah dilakukan Pemerintah DKI Jakarta yang memberikan kesempatan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih untuk beroperasi sebagai unit Swadana. Pemberlakuan RSUD Budhi Asih sebagai unit swadana merupakan salah satu upaya pelaksanaan dari Otonomi Daerah sehingga rumah sakit dapat dikelola secara mandiri dan profesional. Pemberlakuan unit swadana ini telah menempatkan kualitas pelayanan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan rumah sakit lainnya. Kemampuan keuangan, kualitas hidup dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi, menimbulkan adanya tuntutan masyarakat pengguna Layanan kesehatan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan lebihlah yang akan mendapat hati di masyarakat.
Tingginya tuntutan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit, khususnya di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta. mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.
Mengingat banyaknya jenis layanan kesehatan yang diselenggarakan di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta, sementara adanya kendala dan keterbatasan waktu, maka penelitian yang dilakukan sebatas hanya pada unit pelayanan medik rawat inap. Dipilihnya unit pelayanan medik rawat inap, dengan pertimbangan pasien rawat inaplah yang terlama berada di lingkungan rumah sakit.
Faktor-faktor yang diteliti adalah variabel yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan pada unit pelayanan rawat inap. Varibel penelitian tersebut meliputi motivasi kerja dan budaya organisasi sebagai variabel bebas dan kualitas pelayanan sebagai variabel terikat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan teknik korelasi.
Teori yang diajukan dalam penelitian ini yaitu kualitas pelayanan yang diartikan sebagai kemampuan memberikan pelayanan yang berkualitas dengan indikator reliability, responsiveness, assurance, emphathy dan tangible.
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi kerja merupakan faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kualitas pelayan, sedangkan budaya organisasi merupakan faktor kedua yang berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi manajemen dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah Fitriah
"ABSTRAK
Perseroan Terbatas merupakan salah satu bentuk badan usaha yang berbadan hukum berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas di Indonesia. Dalam melakukan segala kegiatannya, Perseroan Terbatas tunduk pada ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku. Mulai dari pendirian hingga pembubaran, semuanya harus sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut. Pengalihan status badan hukum Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pasar Rebo menjadi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo tentunya juga harus tunduk pada ketentuan undang-undang tersebut. Proses pengalihan tersebut sebelumnya harus didahului oleh pembubaran dan likuidasi perseroan untuk menghilangkan status badan hukum yang dimiliki oleh Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pasar Rebo. Namun proses pembubaran dan likuidasi tersebut tidak dilaksanakan hingga selesai oleh Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pasar Rebo. Hal itulah yang kemudian menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini. Skripsi ini membahas pembubaran, likuidasi, serta pengakhiran status badan hukum perseroan ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Skripsi ini juga membahas mengenai dampak yang timbul sebagai akibat dari pengalihan status rumah sakit tersebut.

ABSTRACT
Limited Liability Company is one of business entity incorporated under the Law of Limited Liability Company in Indonesia. In conducting all their activities, the Companies subject to the provisions of Limited Liability Company Act applies. Starting from the establishment until the dissolution, everything should be in accordance with the provisions of the legislation. The transfer of legal entity status of PT Rumah Sakit Pasar Rebo into Technical Implementation Unit of RSUD Pasar Rebo must be subjected to the provisions of the law. The transfer process previously must be preceded by the dissolution and liquidation of the company to eliminate the status of legal entity which is owned by PT Rumah Sakit Pasar Rebo. However, the process of dissolution and liquidation is not completed by PT Rumah Sakit Pasar Rebo. This thesis discusses the dissolution, liquidation, and termination liability legal entity in terms of legislation and regulations. This thesis also discusses the impacts that arise as a result of the transfer status of the hospital. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S280
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ilhamsyah
"Penelitian Analisis Kualitas Jasa Pada Pelayanan Kesehatan di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2003 sampai dengan Juni 2003. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan dilihat dari dimensi: Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Disamping itu penelitian ini juga ingin mengetahui faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo.
Tidak semua pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Pasar Rebo yang diteliti, tapi hanya dibatasi pada unit pelayanan rawat jalan (poliklinik) saja. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap pengguna jasa layanan kesehatan di poliklinik RSUD Pasar Rebo tersebut. Kualitas diukur atas dasar kinerja pelayanan dan harapan dari pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo. Kinerja diukur dari persepsi pengguna jasa layanan kesehatan mengenai layanan yang telah mereka terima, sedangkan harapan diukur dari anggapan pengguna jasa layanan kesehatan tentang idealnya suatu pelayanan kesehatan. Tingkat kepuasan pengguna jasa diukur berdasarkan: mean skor dan persentase tingkat kepuasan dari 120 orang responden yang diambil secara acak memakai teknik pengambilan sampel aksidental, dengan mempergunakan model pengukuran kualitas jasa SERVQUAL yang terdiri dari dimensi tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Dimensidimensi itu kemudian dijabarkan menjadi 22 indikator variabel berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Dari data yang diperoleh dilakukan analisis reliabilitas, validitas, tingkat kepuasan, dan analisis faktor dengan mempergunakan SPSS 11,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 indikator variabel yang digunakan, hanya 20 indikator yang reliabel dan valid untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian diperoleh rata-rata tingkat kepuasan untuk masing-masing dimensi sebesar: -0,7222 (tangibility); -0,8700 (reliability); -0,8528 (responsiveness); -0,7375 (assurance); dan -0,5433 (empathy). Kalau dilihat dari masing masing indikator variabel, hasil tertiriggi berdasarkan mean skor adalah sebesar -0,23 yaitu indikator variabel Q14 (Persuasif) dengan tingkat kepuasan sebesar 94,04%. Sedangkan tingkat kepuasan terendah adalah indikator variabel Q17 (dukungan terhadap petugas) dengan mean skor sebesar -1,13 dan tingkat kepuasan sebesar 74,94%.Dari hasil analisis faktor yang dilakukan terhadap 20 indikator variabel, terbentuk 6 faktor utama yang menjadi pertimbangan pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo. Pembentukan faktor-faktor tersebut juga didasarkan atas angka eigenvalues, dimana kriteria pemilihan banyaknya faktor yang terbentuk adalah faktor yang memiliki nilai eigennya lebih dari 1. Keenam faktor yang terbentuk dengan urutan persentase varian data masing-masing faktor adalah sebagai berikut: (1) faktor memahami pelanggan (29,300%); (2) faktor ketepatan dan keandalan layanan (9,446%); (3) faktor komunikasi (6,893%); (4) faktor kenyataan fisik (6,520%); (5) faktor profesionalisme petugas (5,526%); dan (6) faktor hubungan baik (5,150%).
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan agar pihak pengelola (management) RSUD Pasar Rebo lebih memperhatikan dan memahami keinginan pasien yang membutuhkan layanan kesehatan dalam meningkatkan kinerja pelayanannya, karena belum ada satupun dari indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini memberikan hasil yang memuaskan pengguna jasa. Penelitian untuk mengukur kualitas layanan kesehatan di rumah sakit ini harus dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu, sebab persepsi dari pengguna jasa suatu layanan akan terus berubah. Disamping itu perlu juga dilakukan penelitian serupa pada rumah sakit-rumah sakit yang dikelola oleh swasta, agar dapat memberikan perbandingan kualitas yang diberikan berdasarkan persepsi pengguna jasa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zilka Ilmi
"ABSTRAK
Nama : Zilka IlmiProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Analisis Nilai Fire Load sebagai Acuan Proteksi Kebakaran di RumahSakit Umum Daerah Pasar Rebo Tahun 2018Fire load merupakan jumlah energi yang dilepaskan seluruh material pada saat terjadikebakaran dalam suatu ruangan. Keparahan akibat kebakaran akan meningkat jika fireload bangunan lebih besar. Bangunan rumah sakit merupakan salah satu gedung yangmemiliki risiko tinggi terjadi kebakaran. Beberapa kegiatan perawatan medis di ICU,ruang operasi dan ruangan terapi pasien tertentu juga melibatkan peralatan dan hal-halyang kompleks yang dapat menyebabkan timbulnya kebakaran. Untuk menjamintingkat keandalan serta keselamatan bangunan maka perlu dilakukan pengelolaanbahaya kebakaran dengan baik dan terencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisnilai fire load sebagai acuan proteksi kebakaran di RSUD Pasar Rebo. Penelitian inimenggunakan metode penelitian deskriptif dan komparatif dengan membandingkankondisi pada objek penelitian dengan hasil survei terdahulu. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai rata ndash; rata fire load density ruang ICU dan kamar operasiadalah 210,968MJ/m2. Hasil pengukuran ini masih dalam rentang fractile 80 padasurvey yang dilakukan oleh Eurocode1 pada tipe kamar di rumah sakit. Nilai ini beradadalam nilai yang aman. Nilai fire load tidak bisa dijadikan acuan tingginya tingkat firerisk. Untuk mengetahui fire risk perlu memperhitungkan ventilasi dan fire ignition nya.Dari hasil penelitian, disarankan sebaiknya pihak rumah sakit melakukan perbaikanterhadap sistem proteksi kebakaran dan sarana evakuasi agar dapat diandalkan jikaterjadi kebakaran sehingga mampu mengurangi risiko bahaya kebakaran.Kata Kunci : Fire load, sistem proteksi, rumah sakit

ABSTRACT
Name Zilka IlmiDepartment Occupational Safety and HealthJudul The Analysis of Fire Load Value as Fire Protection at RSUD PasarRebo in 2018Fire load is the total of energy which is released throughout from the material duringfire in a room. The fire severity will increase while the fire load of building is higher.The hospital is one of buildings that having high fire risk. Some activities in the ICUand operating room has equipment and complex things that can cause a fire. Toguarantee the level of reliability and safety of buildings, its necessary to manage of firehazards well and planned. The aim of this study was to analyze fire load value asprotection fire at RSUD Pasar Rebo. This study was descriptive study and comparativeby comparing the conditions in the object of research with the results of previoussurveys. The result of this study showed that the average of fire load density value inICU and operating room was 210,968 MJ m2. This value is still in fractile range of 80 in a survey by Eurocode 1. It means that value is in safe value. Fire load value can notbe used as fire risk level. Take into account the ventilation and fire ignition for calculatethe fire risk. Therefore, the management should improvements the fire protectionsystem and evacuation facilities to be reliable during fire so as to reduce the risk of firehazards.Keywords Fire load, protection system, hospital"
2018
T51399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djarot Pambengkas
"RSUD Pasar Rebo terpilih menjadi salah satu rumah sakit daerah yang akan dikonversikan menjadi Rumah Sakit Unit Swadana. Unit Swadana menurut Keputusan Presiden No.38 tahun 1991 adalah satuan kerja tertentu dari Instansi Pemerintah yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung. Sehingga dapat dijelaskan disini bahwa untuk biaya operasional suatu organisasi/satuan kerja yang dikonversikan menjadi Unit Swadana dari hasil penerimaan/pendapatannya sendiri yang didapatkan dari imbalan/penjualan jasa/barang yang dihasilkan oleh organisasi/instansi tersebut. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana kita bisa membuat perencanaan pendapatan yang "baik", dalam arti yang tidak terlalu jauh melesetnya dari kenyataan nantinya. Karena operasional unit swadana sangat tergantung dari pendapatan fungsionalnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model peramalan yang dapat dipergunakan untuk membantu dalam membuat perencanaan pendapatan RSUD Pasar Rebo sebagai Unit Swadana. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan analisa trend. Ruang lingkup penelitian adalah pusat-pusat pendapatan (revenue center) RSUD Pasar Rebo, tetapi karena terlalu luas, maka hanya dibatasi pada peramalan di poli umum, dengan tujuan sebagai contoh awal pencarian model peramalan yang cocok untuk poli umum, dimana cara-cara pencarian model untuk poli lain bisa mempergunakan cara yang dipakai pada penelitian ini. Dengan berasumsi bahwa produk rumah sakit identik dengan produk industri, maka pada penelitian ini model-model peramalan yang dipakai adalah model peramalan untuk industri barang.
Data yang dipakai adalah data kunjungan poli umum dari tahun kunjungan 1985 sampai dengan tahun 1991, dan dibagi dalam data kuartal. Dari data ini kemudian dibuat grafik trend kunjungan, dan hasilnya jelas terlihat mempunyai trend naik. Model peramalan yang dipilih adalah model peramalan yang sederhana yaitu: model peramalan semi average dan model peramalan least square ( tinier dan kuadratis), dengan varibel bebasnya hanya satu yaitu waktu. Sedangkan untuk memilih salah satu model maka dilakukan pengujian ketepatan metode/model peramalan tersebut diatas dengan berbagai cara yaitu : membandingkan nilai tengah kesalahan (Mean Error), nilai tengah kesalahan absolut (Mean Absolute Error), nilai tengah persentase kesalahan (Mean Procentage Error), nilai tengah persentase kesalahan absolut (Mean Absolute Procentage Error), dan Statistik U (Theil).
Dari hasil pemakaian model untuk peramalan sampai pengujian masing-masing model/metode peramalan maka model peramalan yang cocok untuk poli umum adalan model peramalan least square linier. Tetapi ternyata bila hasil peramalan kunjungan poli umum dengan mempergunakan model least square linier ini dibandingkan dengan hasil kunjungan yang sesungguhnya (kunjungan tahun 1992) masih cukup besar perbedaannya. Mengapa ?
Ternyata ada yang dilupakan pada penelitian ini, yaitu yang diteliti adalah suatu deret berkala dan model peramalan yang dipakai adalah peramalan trend, dimana harus dipenuhi dahulu syarat peramalan trend yaitu bahwa tidak ada korelasi dan banyak sedikitnya pola dari deret berkala yang diteliti. Sehingga pada penelitian ini pemeriksaan atau pengujian autokorelasi dan banyak sedikitnya pola deret berkala dilakukan sesudah dipilih model/metode peramalannya. Untuk pengujian banyak sedikitnya pola deret dipakai pengujian autokorelasi (Auto-r) dan untuk mencari ada tidaknya korelasi kesalahan peramalan dipakai Statistik Durbin-Watson. Dari hasil pengujian ini memang ternyata deret berkala yang diteliti mempunyai banyak pola dan juga mempunyai korelasi kesalahan pada peramalannya.
Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa sebelum melakukan peramalan suatu data sebaiknya dilihat deret tersebut mempunyai banyak pola atau tidak, karena hasil peramalan pasti kurang baik. Untuk peramalan produk jasa seperti produk rumah sakit, sebaiknya memakai model peramalan multivariat (banyak variabelnya), karena produk jasa ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi Chaidir
"Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila jumlah kunjungan penderita jantung ke rumah sakit baik yang ringan sampai yang berat menunjukkan gejala peningkatan. Rencana pengembangan poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo yang beberapa tahun yang mengalami peningkatan memerlukan beberapa paradigma baru dalam pelayanan pemasaran jantung. Pada penelitian kali ini disusun stretagi pemasaran yang tepat untuk Poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal melalui teknik SWOT analisis. Penyusunan strategi dtlakukan dalam tiga tahap yaitu input stage, yang menganalisis situasi untuk menentukan peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan melalui proses Consensus Decision Making (COM) dengan menggunakan alat Bantu TOWS, IE, BCG, Grand Strategi Matrik.
Berdasarkan analisis tersebut Posisi pelayanan Poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo pada saat ini berada pada posisi future kuadran, Hold Maintain, Stars. Kemudian dengan penyesuaian (matching) antara keempat analisis tersebut diperoleh alternatif strategi yang dianjurkan yakni market penetration, market development dan product development. Strategi yang dipilih sebagai prioritas adalah product development. Startegi yang terpilih sebagai prioritas utama, yakni dengan menggunakan QSPM adalah market penetration.
Strategi pengembangan produk yang pertu dikembangkan dalam operasional adalah sebagai berikut : membentuk divisi pemasaran, mengoptimalkan promosi pelayanan jantung, distribusi ditingkatkan, melengkapi fasilitas Rumah Sakit, pasar sasaran diperjelas dengan pemetaan dan meningkatkan kualitas layanan.

Abstract
The Heart Disease is a kind of disease to make died in indonesia. Therefore make more pasient of it come to the Hospital both usually or emergency. The planning of improvement the heart Policlinic RSUD Pasar Rebo many years ago that is to improve some new paradigms for servicing the heart marketing.
These researches is arranged exactly strategic for heart Policlinic RSUD Pasar Rebo by making balanced external and internal factor through analysis SWOT Technic. The arrangement strategic is done in 3 steps namely, input stage to be analysis situation to make chance and strenght also the weakness thing by Consensus Decision Making (CDM) using TOWS, IE, BCG, Grand Strategic Matrix.
Based of this analysis, the service position of heart policlinic RSUD Pasar Rebo now days is future kuadran position hold Maintain and stars. And then to maching between the fourth analysis got some strategic alternative idest ; Market Penetration, Market Development and Product Development. The chosen strategic is product development. The chosen strategic as priority is to used QSPM market penetration.
The product strategic that must be improved in operational is ; to form marketing devision, making optimal promotion of heart service, to increase distribution, to complete facilities of Hospital, to be clear marketing by cartograpy and quality service increased."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzelly Husnedi
"Dalam Undang-Undang Otonomi Daerah NO. 22 Tahun 1999, kesehatan menempati urutan kedua dan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten atau Kotamadya. Beberapa rumah sakit umum daerah saat ini sedang berupaya mempersiapkan diri menjadi unit swadana. Unit swadana adalah satuan kerja tertentu dari instansi pemerintah yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tahapan perubahan RSUD Karawang menjadi unit swadana dan gambaran tentang perubahan yang dilaksanakan di rumah sakit tersebut sebagai unit swadana.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan enam belas informan. Informan penelitian ini adalah orang-orang di RSUD Karawang yang berkepentingan dan mengetahui dengan baik perubahan RSUD Karawang menjadi unit swadana dan terlibat dalam proses transformasi rumah sakit tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi unit swadana, upaya yang dilakukan oleh RSUD Karawang adalah melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah sebagai stakeholder untuk mendapatkan dukungan, kemudian pengurusan proses administrasi sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 38 Tahun 1991. Disamping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menjadi unit swadana, perubahan organisasi yang dilakukan oleh rumah sakit meliputi perubahan struktural yang terdiri dari perubahan visi, misi, dan strategi, perubahan struktur, perubahan sistem termasuk didalamnya adalah perubahan sistem insentif, sistem komunikasi, dan sistem pengambilan keputusan, serta perubahan kultural, berupa perubahan pola pikir atau nilai-nilai.
Prinsip dasar yang dipakai dalam melakukan perubahan adalah keterbukaan, empowerment, enrichment, bertanggung jawab, peningkatan kesejahteraan karyawan, serta konsistensi terhadap misi dan visi.
Perubahan status rumah sakit menjadi unit swadana merupakan suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan perubahan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.

Study on Transformational Process of Karawang General Hospital as An Autonomous District Hospital.Based on law No.22/1999, health sector is located at the government's second priority which has to be accomplished at regency or municipality level. At present, several district general hospitals are eager to become an autonomous unit. Autonomous unit is a certain work unit of government institution which is given the authority to use its operational income directly.
The objective of this research was to gain complete description about Karawang District General Hospital's transformation process into an autonomous unit and the process of transformation that was performed by the hospital as an autonomous unit.
This research was a qualitative research, which was conducted by in depth interviewing to the sixteen informants from many levels of management.
All of them were the employees of Karawang General Hospital who were involved and had some information about the process of its transformation.
The result showed that Karawang District General Hospital have had made an approach to the district government as the stakeholder of the hospital and fulfilled the administrative requirements regarding to Presidential Decree No. 38/1991. The research also indicated that after becoming an autonomous unit, Karawang District General Hospital obtained organizational transformation that included structural and cultural transformation.
Structural transformation was the form of strategy, vision and mission transformation, structure and system transformation. System transformation itself consisted of incentive, communication and decision making system transformation. Cultural transformation incorporates the way of thinking and values. The transformation principles were transparency, empowerment, enrichment, responsibility, promotion of employee prosperity, and consistency in attempting the mission and vision.
Hospital transformation into an autonomous unit is an opportunity that should be used in obtaining transformation process so that the hospital can promote better quality of healthcare.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>