Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suroso
"Makalah ini bertujuan menggambarkan fenomena return investasi pada saham perusahaan-pemsahaan yang menghadapi financial distress di Bursa Efek Jakarta. Dengan meneliti dan mengkaji return investasi pada saham perusahaan yang mengalami financial distress di Bursa Efek Jakarta yang dilakukan dari tahun 2000 - 2004 diperoleh gambaran probabilitas menderita kerugian investasinya. Dan probabilitasnya menurun sejalan dengan makin panjangnya periode beli simpan yang dipilih. Secara rata-rata probabilitas investor tidak menderita kerugian bila dilakukan dengan strategi beli simpan 12 bulan atau lebih, yaitu antara return positif 11 %-19% per-tahun. Gambaran fenomena ini sedikit lebih rendah dari fenomena return investasi hasil kajian Ramaswami & Moeller 1990), yang besarnya mencapai 28 % per tahun dengan rata-rata periode beli simpan 21,5 bulan"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
MUIN-XXXV-2-Feb2006-7
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rachma Nisita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan utang dalam struktur modal terhadap agency cost pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 yang mengalami financial distress maupun yang tidak mengalami financial distress. Agency cost diukur dengan dua proksi yaitu pertama, rasio biaya penjualan dan administrasi terhadap penjualan dan kedua, interaksi antara jumlah free cash flow dan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penggunaan utang terhadap agency cost antara perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Namun kesimpulan ini hanya didapatkan dengan penggunaan proksi interaksi free cash flow dan tingkat pertumbuhan. Pada subsampel perusahaan yang tidak mengalami financial distress, penggunaan utang terbukti dapat menurunkan agency cost dengan menggunakan rasio biaya penjualan sebagai proksinya. Pada subsampel perusahaan yang mengalami financial distress, tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan utang berpengaruh terhadap agency cost.
This study aims to examine the effect of debt in capital structure to the agency cost of financial distress and nonfinancial distress companies. Agency cost is measured by two proxies: first, the ratio of selling and administrative expenses to sales, and second, the interaction between the amount of free cash flow and company growth rate.
138 manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2010 were used as samples. The results showed that there were differences in the effects of debt used to the agency cost between financial distress and nonfinancial distress companies. However, this finding was only obtained when I use interaction of free cash flow and growth rate as the proxy for agency cost. In the subsample of firms that do not experience financial distress, the use of debt is proven to reduce agency cost by using the ratio of selling and administrative expenses to sales as the proxy. There was no evidence that debt had a significant effect on agency cost in financial distress companies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Rachmawaty
"ABSTRAK
Ekonomi dunia sangat bergantung pada perdagangan dunia dan dengan semakin
globalnya dunia, maka kejadian krisis yang terjadi di suatu negara dapat
mempengaruhi keadaan ekonomi seluruh dunia. Krisis keuangan yang pada
awalnya terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 kemudian menyebar ke
wilayah lain dan menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dunia yang
berkepanjangan. Industri pelayaran sebagai industri pendukung dari perdagangan
dunia, mulai merasakan dampak dari krisis sejak tahun 2008. Ekonomi yang tadinya
booming, menyebabkan banyak perusahaan pelayaran melakukan pengembangan
armada. Akhirnya terjadi krisis ekonomi global, jumlah armada dunia justru berada
pada puncaknya dan dengan ditambah meningkatnya biaya operasional,
memperburuk kondisi keuangan perusahaan-perusahaan pelayaran. Pemilihan PT
Berlian Laju Tanker Tbk sebagai obyek penelitian adalah karena perseroan ini
menghadapi dampak negatif terjadinya krisis pada saat pertumbuhan usaha.
Pertumbuhan yang diharapkan memberikan peningkatan pendapatan perseroan,
dengan terjadinya krisis malah memperburuk keadaan keuangan perseroan dan
perseroan harus menghadapi financial distress. Berbagai strategi dipertimbangkan
dan dilakukan oleh perseroan untuk meminimalisir dampak dari krisis ekonomi.
Pada akhirnya, perseroan mengambil keputusan untuk mempertahankan
kepemilikan perusahaan yang diakuisisi dan melakukan berbagai upaya untuk
restrukturisasi.

ABSTRACT
World economy depends on world trade and world globalization, therefore crisis
occurred in a contry may affect economy condition of the world. Financial crisis
which first occurred in United States of America in 2008, then spreaded into other
area and caused a prolong global financial crisis. Shipping industry as a supporting
services of world trade, was hit by the crisis since end of 2008. Economy which
were booming prior to the crisis, has made shipping companies expanding their
fleet. Therefore, at the time of global financial crisis occurred, number of world
fleet was at its peak and added by increment of operational costs, had worsen
financial condition of shipping companies. The selection of PT Berlian Laju Tanker
Tbk as research object is due to condition that the financial crisis occurred at the
time the company grown its business. Growth that was expected will increase the
company?s revenue, due to the crisis has caused problem to the company and forced
the company to face financial crisis. Various strategies have been considered and
done by the company to minimize loss due to the global financial crisis. At the end,
the company decided to maintain its acquired company while at the same time, the
company tried to restructure its business.;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Financial distress is a condition where firms face difficulties to fulfill debt and facing risk of liquidation. This research provides a critical analysis of factors affecting the risk of financial distress which is represented by the interest coverage ratio. Lower interest coverage ratio will cause higher risk of financial distress. It used panel data regression of 78 manufacturing firms between the 2009-2011 period with a total of 234 observations. Independent variables analyzed were the debt to asset ratio, return on assets, current ratio, firm age, and firm size. Result shows that return on asset, current ratio, and firm age have significant effect on financial distress. It means firms must observe their profitability and liquidity so that firms can lessen the risk of financial distress. Aside from that, older firms tend to have lower risk of financial distress due to higher competitiveness and higher management experience."
TEMEN 9:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Dwi Yulianti
"ABSTRAK
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 menimbulkan dampak yang luas pada perekonomian di Indonesia. Dampak tersebut berpengaruh pada perusahaan-perusahaan publik yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kondisi financial distress sehingga menimbulkan ancaman kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi financial distress dengan menggunakan model regresi logistik. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2017. Penelitian ini menggunakan 235 sampel dan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Cash Flow Margin dan Debt to Equity Ratio memberikan pengaruh positif dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan, sedangkan rasio Return on Asset dan Cash to Current Liabilities memberikan pengaruh negatif dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan. Terdapat 2 rasio keuangan yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu Cash Flow Margin dan Cash to Current Liabilities, sedangkan 2 rasio lainnya yaitu Return on Asset dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Indah
"ABSTRAK
Indonesia sejak paruh kedua tahun 1997 dilanda krisis ekonomi yang diawali dengan
apresiasi nilai dollar yang diikuti dengan kebijakan uang ketat yang dijalankan Pemerintah.
Kondisi dan kebijakan Pemerintah ini , secara umum telah memukul hampir seluruh sektor
bisnis.
Sektor properti adalah salah satu sektor yang mengalami tekanan paling berat. ini
terjadi karena perkembangan sektor
properti sangat tergantung pada pasang surutnya
perekonomian makro Suatu negara . Bila ekonomi makro sedang baik maka bisnis properti
akan memberikan keuntungan yang besar, sebaliknya bila kondisi ekonomi makro sedang
surut maka sektor inilah yang terkena dampak paling berat.
Sebelum terjadinya krisis ekonomi, para pengembang melakukan investasi besar-
besaran di bisnis ini dengan menggunakan sumber dana pinjaman dalam jangka pendek baik
dalam nominal rupiah maupun dalam dollar AS.
Pada saat dollar AS terapresiasi, besarnya dana pinjaman luar negeri dalam dollar AS
memberikan tekanan yang sangat berat pada perusahaan, kondisi ini makin diperburuk dengan
melemahnya kinerja pasar properti dan macetnya kredit-kredit properti. Dampak hal ini adalah
para investor di pasar modal sangat hati-hati untuk mengambil keputusan membeli saham
properti. Akibatnya harga saham properti anjiok sangat rendah. Selain itu kebijakan
pengetatan likuiditas telah mengakibatkan kenaikan suku bunga dan mengharuskan sektor
perbankan untuk sangat selektif dalam pengucuran kredit.
Terjadinya kenaikan suku bunga mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat.
Hal ini karena secara umum pembelian produk properti dilakukan dengan menggunakan kredit
pemilikan rumah (KPR). Kondisi ini penjualan produk propeti menurun tajam
hingga para pengembang mengalam kesulitan untuk mempertahankan arus kas dan
likuiditasnya.
Dalam kondisi ketidakpastian makro ekonomi saat ¡ni tampak bahwa perusahaan
perusahaan dalam industri inì mengalami kondisi financial distress. Hal ini menyebabkan
kinerjanya merosot Sampai titik terendah yang untuk Pemulihannya dibutuhkan waktu. Dengan
kondisi keuangan perusahaan yang kian memburuk mengharuskan manajemen perusahaan
terus mempertahankan diri dari kondisi financial distres. yang mengarah kepada ancaman
kebangkrutan.
Memprediksi terjadinya kebangkrutan menggunakan indikator finansial, dilakukan
dengan menghitung besarnya Z Score (skala kebangkrutan) yang merupakan indikator
terjadinya kebangkrutan perusahaan. Besarnya angka Z tergantung pada kinerja perusahaan
yang dinyatakan dalam rasio keuangan yaitu quick ratio, DER, ROI dan TATO.
Dari hasil analisa kondisi keuangan perusahaan (neraca peniode tahun 1997)
menunjukkan bahwa 50% perusahaan emiten properti memiliki angka Z > 1. Perusahaan
yang memiliki nilai Z besar dapat diinterpretasikan sebagai perusahaan yang mempunyai
kemungkinan yang tinggi untuk terjadinya kebangkrutan.
Mengenali tanda-tanda kebangkrutan merupakan satu upaya yang dapat dilakukan
pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki operasi perusahaan pada pos penjualan,
biaya, laba maupun likuiditas.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harwanto
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang
umum digunakan para analis ekonomi dapat memprediksikan tingkat probabilitas
kebangkrutan. Selain itu dilakukan pengujian dengan mengelompokan BPPN dan Non BPPN
dimana pendekatan yang digunakan bahwa perusahaan-perusahaan yang dalam pengawasan
BPPN diasumsikan mempunyai probabilitas kebangkrutan yang besar dan perusahaan
perusahaan Non BPPN diasumsikan merupakan perusahaan yang sehat yang tentunya
mempunyai probabilitas kebangkrutan yang relatif kecil. Penelitian ini didasarkan pada masa
BPPN mulai mengadakan penyehatan perbankan dimana perusahaan-perusahaan yang menjadi
debitor bank-bank yang bermasalah yaltu pada pertengahan tahun 2000. Hal inilah yang
menjadi tahun dasar pengamatan. Adapun sektor industn yang dipihh untuk penelítian ini
adalah real estate dan properti yang mengalami tekanan pada saat krisis ekonomi di
Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sample adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan yang TPO nya pada tahun 1994 sehingga laporan kcuangannya dapat
digunakan untuk penelitian mulai tahun 1995 s/d tahun 1999.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan (9) rasio
keuangan. Penulis menggunakan raslo keuangan berdasarkan Clyde P. Snckney, dalam
bukwiya Financial Reporting And Statement Analysis - A strategic Perspective, 3? ed 1996.
Variabel independent tersebut terdiri dari:
PROFITABLITY RATIOS: Total Assets Turnover, Rate of Return on Assets.
SHORT TERM LIQUIDITY RATIOS : Current Ratio, Cashflow from Operation to Current Liabillities, Receivables Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio.
LONGTERM SOLVENCY RATIOS : Long Term Debt Total Assets, Debt to Equity Ratio, Cashflow from Operation to Total Liabillities.
Metode statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah Logit Analysis.
Hasil pengujian ini mengliasilkan bahwa rasio-rasio yang dapat membedakan secara
signifikan antara perusahaan-perusabaan yang dibawah pengawasan BPPN dan Non BPPN
adalah tasio Long Term Debt to Total Assets dan Debt to Equity. Adapun probabilitas
kebangkrutan perusahaan baik yang dibawah pengawasan BPPN maupun Non BPPN
mempunyai probabilitas kebangkrutan yang tidak teratur. Disamping itu juga ada juga
perusahaan yaitu Pujiadi & Sons Estate yang secara signifikan mempunyai probabilitas
kebangkrutan dibawah 50%.
Dan keseluruhan basil penelitian mencerminkan bahwa probabilitas kebangkrutan
melanda perusahaan yang berada dalam pengawasan BPPN relative lebih besar bila
dibandingkin dengan perusahaan-perusahaan Non BPPN. Disamping itu juga ada juga
probabilitas kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan Non BPPN dimana disebabkan karena
kondisi krisis ekonomi Indonesia yang melanda sangat dalam sehingga hampir seluruh sektor
usaha mengalami kelesuan dan bahkan kebangkrutan.
"
2002
T2365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharam Angga Pratama
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh Analisis financial distress, size dan book to market terhadap stock return perusahaan. Penelitian dilakukan pada 170 perusahan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2017. Financial distress diukur menggunakan Altman Z-Score. Hasil regresi menggunakan model fixed effect menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh financial distress dan book to market terhadap stock return. Hanya size yang berpengaruh negatif signifikan terhadap stock return.

ABSTRACT
This study aims to investigate the relationship of financial distress risk and the stock returns of financially distressed firms listed on Bursa Efek Indonesia. Non-financial firms listed on BEI are taken from the time-period of 2010-2017. Altman Z-Score ―bankruptcy prediction model‖ is used for the prediction of financial distress risk and forecasted the distress risk firms listed on BEI. The panel data is used to get the empirical findings and showed that the financial distress risk and book-to-market equity effect are statistically insignificant to explain the stock returns of distress firms due to the inefficiency of market. However, size effect is significant in explaining the stock returns of distress firms. The study also reveals that it is important to predict financial distress risk with a better predictor in order to avoid the uncertainties in BEI."
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranynda Niarachma
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate governance terhadap financial distress suatu perusahaan. Secara khusus, penelitian ini membahas corporate governance, yang terdiri dari board independence, CEO ownership, executive director ownership, family ownership, audit committee independent, dan audit committee expertise yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan 16 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (8 perusahaan distress dan 8 perusahaan healthy) selama periode 2007-2010.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan di semua variabel corporate governance dan hanya return on assets (ROA) yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial distress perusahaan sehingga corporate governance belum dapat dijadikan alat ukur untuk mengurangi financial distress perusahaan di Indonesia.

This study examines the impact of corporate governance to financial distress condition of a company. In particular, this study discusses corporate governance, which comprises Board independence, CEO ownership, Executive director ownership, Family ownership, Independent audit committee and Audit committee expertise that could affect the financial condition of a company. This study uses 16 listed companies on Indonesian Stock Exchange (8 distress companies and 8 healthy companies) during the period 2007-2010.
The results of this study, there is no significant impact in all independent variables and only return on assets (ROA) which has a significant impact on company?s financial distress, so that corporate governance can not be used as a measurement to reduce company?s financial distress condition in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Austrisya Arsita Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi prediksi financial distress untuk perusahaan yang tercatat di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah rasio akuntansi dan faktor pasar. Rasio akuntansi yang digunakan berupa profitabilitas, likuiditas, dan leverage, serta dua faktor pasar yang penting yaitu SIZE dan PER. Sampel yang digunakan sebanyak 241 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2017 dan metode regresi logistik digunakan untuk memprediksi financial distress. Perusahaan yang mengalami distress didefinisikan sebagai perusahaan yang telah melaporkan nilai ekuitas negatif selama tiga tahun berturut-turut. Temuan empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel accounting yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas, leverage, dan arus kas berpengaruuh signifikan. Kemudian, SIZE dan PER yang merupakan variabel market juga dinilai memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kemungkinan financial distress.

This research aims to identify the predictors of financial distress for the Indonesian listed firms. Variables used are the accounting and market variables. Financial ratios representing profitability, liquidity, and leverage, as well as two important market factors which are firm’s size (SIZE) and price earnings ratio (PER) . The sample consist of 241 firms listed in Indonesia Stock Exchange stretching from 2008 to 2017 and logit regression is applied to predict financial distress. A distressed firm is defined as a firm that has reported a negative value of equity for three consecutive years. Empirical findings from this study show that accounting variable consisting of profitability, liquidity, leverage, and cash flow ratios are significant. Also, SIZE and PER as market variable is significant in predicting financial distress.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>