Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tb. Ace Hasan Syadzily
"Penelitian ini berangkat dari fenomena munculnya kegairahan masyarakat kota yang marak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti majelis zikir, tarekat, pengajian dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Tentu hal ini menarik untuk dikaji lebih jauh, sebab selama ini terdapat asumsi teoritis yang menyatakan bahwa agama dalam kehidupan masyarakat modern mulai ditinggalkan. Namun, justru sebaliknya, secara kasatmata kita menyaksikan sejumlah perkembangan kelompok-kelompok keagamaan yang secara rutin menggelar kegiatan keagamaan. Tokoh-tokoh agama Islam dalam pengajiannya sering didatangi sejumlah orang seperti KH. Abdullah Gymnastiar, Muhammad Arifin Ilham, Ustadz Haryono, dan nama-nama lainnya. Ditambah lagi dengan semakin larisnya bukubuku keagamaan yang bernuansa spiritualitas.
Salah satu kasus yang menurut pandangan penulis menarik adalah kelompok zikir Majelis az-Zikra yang dipimpin oleh Muhammad Arifin Ilham. Ribuan jamaah setiap bulannya menghadiri zikir yang digelarnya secara rutin. Acara ini dihadiri oleh para para jamaah yang beragam latar belakangnya, baik dari kalangan atas, bawah, terdidik, pejabat dan lainnya, hadir tumpah ruah dalam acara zikirnya tersebut.
Gejala sosial yang ditandai dengan kehadiran gerakan dan kelompok keagamaan ini apakah merupakan respon dari situasi sosial-budaya yang menghinggapi kehidupan manusia modern. Karena fenomena-fenomena itu, bukan hanya lahir dari ruang yang kosong, namun juga dipengaruhi faktor-faktor sosial yang melingkupinya. Masalahnya, bagaimana kelompok pengajian dan zikir ini tumbuh dan berkembang di tengah transformasi kehidupan modern? Karena itu, penting untuk mengetahui lebih jelas anatomi kelompok pengajian az-Zikra yang tumbuh dan berkembang di kalangan kelas menengah terdidik di perkotaan secara komprehensif. Penggambaran mengenai kelompok ini akan lebih jelas jika diamati lebih jauh mengenai bagaimana profit dan karakteristik orang-orang yang menjadi pengikut dan jamaah kelompok zikir tersebut. Apakah motif dan kesadaran yang mendorong para pengikut jamaah ini untuk terlibat dalam kelompok zikir ini? Sagaimana pola relasi antar individu maupun kolektif, sehingga jamaah ini mampu membentuk solidaritas untuk mempererat identitas kolektif mereka dalam kelompok zikir itu?
Perspektif teoritis yang mempengaruhi cara memandang dan menganalisis masalah dalam penelitian ini adalah bahwa agama sebagai sistem kebudayaan dijadikan konsepsi dan pengetahuan bagi pengikutnya untuk menafsirkan dan memahami realitas. Agama berisi simbol-simbol suci yang didalamnya berisi tentang nilai-nilai yang mempengaruhi dan mengatur kehidupan manusia (Geertz, 1992). Secara spesifik tindakan dari simbol suci yang secara nyata dapat dianalisis bisa kita lihat dari praktek-praktek ritual keagamaan. Sebab dalam ritual keagamaan itu, sebagaimana yang diungkapkan 1H. Marret, melibatkan emosi dan perasaan sehingga para penganutnya hanyut dalam suasana yang sakral.
Berkembangnya kelompok zikir az-Zikra ini, sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari sisi personalitas Muhammad Arifin Ilham yang khas. Ia tidak menempatkan dirinya dengan sikap `menggurui' dan monolitik, tetapi sebagai individu yang bersama-sama punya keinginan untuk belajar, mencari jalan spiritualitas dan lebih terbuka. Dan yang paling mendasar dari kelompok zikir ini adalah kemampuan Arifin Ilham mengajak para jamaahnya untuk memahami, menghayati dan menciptakan suasana ritual yang melibatkan emosi dan perasaan. Sehingga para pengikutnya terbawa hanyut dalam suasana emosi keagamaan yang tak jarang ratapan dan tangisan mewarnai zikir ini.
Jika melihat dari para jamaah zikir ini, tampak bahwa setiap jamaahnya menunjukkan berlatar belakang masyarakat kota. Paling tidak ada tiga hal yang sangat mendorong mereka untuk berzikir. Pertama, pencarian makna hidup (searching for meaning). Zikir menjadi media transformasi bagi para pengikut jamaah ini untuk menghayati ajaran-ajaran agama. Dalam zikir ini, agama mampu mengintegrasikan maknanya dalam pribadi mas+ng-masing. Kedua, spiritual sebagai katarsia dan obat dari problem psikologis (psycological escape). Ketiga, perdebatan intelektual dan peningkatan wawasan (intelectual exercise). Kelompok zikir ini bukan hanya melakukan aktivitas ritual, namun juga mentransimisikan ajaran-ajaran sebagai orientasi dan pandangan hidup bagi para pengikutnya.
Keberagamaan yang ditawarkan Arifin Ilham sesungguhnya sedikit banyak telah memberikan kontribusi bukan hanya masalah-masalah spiritual, namun juga signifiknasi sosialnya yang eukup besar dalam membentuk ikatan masyarakat yang berlandaskan nilainilai . tersebut. Keberagamaan mempunyai signifikansi sosial yang cukup besar, terutama melawan keterasingan dan hilangnya kesadaran spiritualitas sebagai chi kehidupan urban modem. Ditambah lagi dengan kontribusi lainnya, seperti yang disebut sebelumnya, yaitu membangun kekuatan kohesi sosial (social cohesion), mengelola potensi konflik dalam masyarakat, dan membangun saling kepercayaan (personal trust) antar sesama berbasiskan nilai-nilai keagamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rosana
"ABSTRAK
Penelitian mengenai komunitas epifit telah dilakukan pada cuplikan seluas satu ha di Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMS), Kota Jambi. Data diambil pada bulan Januari sampai Februari 2012. Jumlah seluruh pohon 489 individu, 25 individu yang terdiri atas 10 spesies menjadi inang epifit. Pohon inang yang paling banyak dijumpai adalah Hevea brasilliensis, ada 6 individu. Permukaan kulit Hevea brasiliensis memiliki karakteristik yang kasar dan banyak lekukan atau celah, banyak ditumbuhi epifit dengan jumlah 5 spesies. Epifit yang ditemukan terdiri atas Orchidaceae dan 4 suku tumbuhan paku-pakuan (Polypodiaceae, Aspleniaceae, Nephrolepidaceae dan Davalliaceae). Pyrrosia angustata, Microsorum superficiale, Lecanopteris sinuosa dan Drynaria sparsisora.merupakan spesies yang tercatat dari Polypodiaceae. Sementara itu suku lainnya hanya terdiri atas 1 spesies yaitu Aspleniaceae (Asplenium nidus), Nephrolepidaceae (Nephrolepis biserrata), Davalliaceae (Davallia divaricata) dan Orchidaceae (Dendrobium crumenatum). Spesies yang paling banyak tersebar pada petak pengamatan adalah Asplenium nidus, Pyrrosia angustata, Nephrolepis biserrata, Leconopteris sinuosa, Drynaria sparsisora, Dendrobium crumenatum dan Davallia divaricata. Selain terdapat di 7 petak pengamatan, Asplenium nidus juga menempati 7 spesies spesies pohon inang. Epifit yang memiliki Nilai Unggulan tertinggi adalah Lecanopteris sinuosa. Lima spesies epifit masing-masing terdapat di pangkal batang dan batang, dan empat spesies tercatat pada tajuk pohon.

Abstract
Research on the epiphytic community was performed on a one-hectare sample in Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMS), Kota Jambi. The data were collected on January to February 2012. A total of 489 individual trees was recorded, of which 25 individuals of 10 species were hosts of the epiphytes. The most common host tree was rubber tree, Hevea brasilliensis, totalling 6 individuals. The barks of Hevea brasiliensis trees have rough surfaces with many loopholes, overgrown by epiphytes totalling 5 species. The epiphytes recorded consist of Orchidaceae and four fern families (Polypodiaceae, Aspleniaceae, Nephrolepidaceae and Davalliaceae). Pyrrosia angustata, Microsorum superficiale, Lecanopteris sinuosa and Drynaria sparsisora are the species of Polypodiaceae recorded. Meanwhile, the other families each consists of only one species, i.e., Aspleniaceae (Asplenium nidus), Nephrolepidaceae (Nephrolepis biserrata), Davalliaceae (Davallia divaricata) and Orchidaceae (Dendrobium crumenatum). The species that are distributed in most quadrats are Asplenium nidus, Pyrrosia angustata, Nephrolepis biserrata, Leconopteris sinuosa, Drynaria sparsisora, Dendrobium crumenatum and Davallia divaricata. In addition to its occurrence in seven quadrats, Asplenium nidus inhabited also seven of the ten host-tree species. The epiphyte having the highest Prevalence Value was Lecopteris sinuosa. Five species of epiphytes, respectively, occurred on the bases of trees and tree, and only four species was recorded in the tree crowns."
2012
T31010
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hussaini, Syed Shah Khusro
Delhi: Idarah-i Adabiyat-i Delli, 1983
297.4 HUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibrahim al-Nughaimish
Jakarta: Zaman, 2011
153.68 MUH at (1);153.68 MUH t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Ilham A Hamudy
"Abstract. The Government of Indonesia has enacted Law No. 32 of 2004. It has affirmed that the head of a
sub-district is a local apparatus of district/town, who acquires some of the government authorities from the
district head/mayor. Such guarantee of partial authority is significant. With the authority in his hand, the subdistrict
head is able to set in motion and put in orders for the developments in his territory to be more dynamic,
democratic, and legally-carried out. Nevertheless, the roles of the sub-district head—supposedly to mediate and
overcome problems in society, as stated in the Law No. 5 of 1974—are no longer entirely accommodated in the
Government Regulation No. 19 of 2008 issued by the central government to regulate sub-districts."
Komisi II DPR RI, 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Ekawati
"ABSTRAK
Analisis vegetasi tingkat pohon dan belta di Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMS), Kota jambi dilakukan pada bulan Januari - Februari 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode transek yang dikombinasikan dengan metode petak. Pengamatan dilakukan dengan 100 petak yang masing-masing berukuran 10 x 10 m, yang tersebar secara sistematis pada beberapa transek sehingga luas total 1 hektare. Hasil inventaris pohon diameter > 10 cm tercatat 49 spesies, dari 489 individu pohon dengan total luas bidang dasar 4,46 m2. Tercatat pula untuk tingkat belta sebanyak 50 spesies dengan total luas bidang dasar adalah 0,15 m . Karet (Hevea brasiliensis Mull. Arg.) masih mendominasi pada tingkat pohon, yang diikuti oleh Litsea firma dengan nilai kepentingan (NK) berturut - turut 74,0% dan 59,3%. Kehadiran pohon karet menunjukkan bahwa hutan kota merupakan hutan sekunder. Analisis sebaran spesies membentuk 11 asosiasi yang terbentuk menjadi beberapa subasosiasi. Hasil analisis keanekaragaman komposisi spesies asli pada zona pemanfaatan sedang (ZPS) lebih tinggi dibandingkan dengan zona pemanfaatan rendah (ZPR) yang merupakan zona inti. Sebanyak 43 spesies (47,7%) pohon dengan dbh > 10 cm adalah tanaman asli yang tumbuh secara alami, dan beberapa di antaranya termasuk dalam katgori langka dan dilindungi oleh hukum di Indonesia.

ABSTRACT
Vegetation analysis of tree and sapling components in the Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMSA KotaJambi conducted from January until February 2012. The study used combination of transect and plot method, where 100 plot of 10m x 10m each were spread out systematically along the transect, thus totals I hectare. A total of489 trees (diameter at breast hight, dbh > 10 cm) with total basal area 4,46 m2 comprising 49 species were recorded. The sapling recorded were 50 species consisting of 641 individual, with a total basal area is 0,15 m2. Rubber (Hevea brasiliensis Mull. Arg.) and Litsea flrma are dominants with Importance value 74,0% and 59,3%. The presence of rubber trees indicate that the forest is a secondary forest Analisis of species distribution in trees plot results in 11 species association with several subassositiation. They reveal that zona pemanfaatan sedang (ZPS) diversity the native species composition in ZPS is in higher than in zona pemanfaatan rendah (ZPR). As many as 43 (47,7%) species >10 cm are native plant that grows naturally, some of which are included in the category of rare and protected by the laws of Indonesia.
"
2012
T44104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali, 2008
297.8 URB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanisa
"ABSTRAK
Tumbuhan bawah merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang
memiliki fungsi ekologis yang penting di dalam ekosistem hutan serta potensi
pemanfaatan bagi manusia yaitu sebagai sumber pangan, papan, dan obat-obatan.
Keberadaan tumbuhan bawah seringkali terabaikan sehingga Hutan Kota
Muhammad Sabki (HKMS) belum mempunyai data tentang tumbuhan bawah.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas serta potensi
pemanfaatan tumbuhan bawah di HKMS Kota Jambi. Data dikumpulkan dari
bulan Januari 2012 sampai dengan Februari 2012 dengan menggunakan metode
garis berpetak dalam 100 petak contoh (1 m x 1 m) secara sistematis.
Ditemukan sebanyak 45 famili yang terdiri atas 83 spesies dan 3674 individu.
Nilai Kepentingan tertinggi diperoleh spesies herba Pennisetum purpureum
(71,81%). Kerapatan individu tertinggi ada pada petak pengamatan 61
(209 individu). Spesies dengan nilai frekuensi tertinggi adalah
Melastoma malabathricum (37%). Terdapat asosiasi di antara lima spesies yang
memiliki nilai frekuensi tertinggi. Bentuk hidup (life form) tumbuhan bawah
terbanyak adalah semai pohon (39 spesies). Indeks Keanekaragaman spesies
sebesar 2,49. Komposisi spesies asli Indonesia di Zona Pemanfaatan Sedang
(ZPS) lebih tinggi dari pada di Zona Pemanfaatan Rendah (ZPR). Hasil
wawancara kepada masyarakat sekitar HKMS, pemanfaatan tumbuhan terbanyak
adalah untuk bahan obat-obatan (53 spesies), bahan pangan tambahan
(23 spesies), bahan bangunan dan peralatan rumah tangga (18 spesies), kayu bakar
(15 spesies), tanaman hias (10 spesies), dan kerajinan (7 spesies). Pengukuran
nilai Index of Cultural Significance (ICS) untuk mengetahui potensi pemanfaatan
tumbuhan bawah menurut status pengetahuan masyarakat sekitar HKMS. Nilai
ICS tertinggi diperoleh spesies Tamarindus indica (50) dengan 3 kategori
pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan tambahan, bahan obat-obatan dan kayu
bakar.

Abstract
Understorey plant is a part of forest having important ecological functions
in the forest ecosystem and the potential for human use is as a source of food,
shelter, and medicine. The existence of the plant is often overlooked that HKMS
does not have data on understorey plant. The study aims to analyze the
community structure as well as the potential use of understorey plant in HKMS
Kota Jambi. The data was collected from January 2012 to February 2012 with the
quadrate transect method in 100 sample plots (1 m x 1 m) were systematically.
Found as many as 45 families comprising 83 species and 3674 individuals. High
Importance Value obtained by herbaceous species Pennisetum purpureum
(71,81%). The highest density at plot 61 (209 individuals). The species with the
highest frequency is Melastoma malabathricum (37%). There are five species
forming association. Life form are the largest tree seedlings (39 species). Species
diversity index of 2.49. The native species of Indonesia composition in Zona
Pemanfaatan Sedang (ZPS) is higher than in Zona Pemanfaatan Rendah (ZPR).
The results of interviews to the people around HKMS, most plants use is for
medicinal (53 species), secondary food (23 species), building materials and
household appliances (18 species), firewood (15 species), ornamental plants (10
species), and craft (7 species). The highest Index of Cultural Significance (ICS)
value derived species Tamarindus indica (50) with three using categories, namely
the use of additional food, medicine materials and firewood."
2012
T31829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
Jakarta: INIS, 2002
297.8 ZUL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli
Leiden: INIS, 2002
297.409 ZUL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>