Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jopie Jusuf
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
332.1 JOP a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
JopieJ usuf
Jakarta: Grmedia Pustaka Utama, 1995
332.7 JOP a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ditalia Adisti
"Masalah stress kerja merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh karyawan Account Officer Bank X PKL yang dapat menjadi faktor penghambat kelancaran pekerjaan sehari-hari. Pada umumnya stress kerja dapat menyebabkan perilaku yang tidak biasa dan tidak fungsional dalam bekerja dan mengarah pada kesehatan mental dan fisik yang lemah. Selain itu stress juga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga dan pads organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah stress kerja, adalah pelaksanaan EAP. EAP (Employee Assistance Program) adalah suatu sarana atau program bantuan yang disediakan organisasi untuk karyawan dan anggota keluarganya dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pekerjaan seperti stress kerja, dan masalah pribadi yang berhubungan dengan keluarga dan perkawinan, hukum, keuangan, kesehatan, atau yang berhubungan dengan emosi, yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas. EAP disediakan dengan cakupan bantuan yang luas; bersifat rahasia; dapat digunakan oleh karyawan dan keluarganya; praktis, dapat dilakukan di dalam kantor dan tidak membutuhkan banyak waktu (short-term counseling); membantu meningkatkan produktivitas dan menghemat biaya tunjangan kesehatan; dan tidak dipungut biaya. Dengan adanya usulan rancangan pengadaan EAP di Bank X PKL ini, karyawan Account Officer akan dapat terbantu menyelesaikan masalah pekerjaan dan masalah pribadi, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Program EAP ini akan berjalan dengan lancar apabila didukung penuh oleh manajemen puncak dan dilakukan promosi program dan edukasi yang terus menerus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Patria Syahputra
"Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk melihat pengaruh dari pengimplementasian kebijakan pembentukan Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Pemerintah mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam rangka melaksanakan Reformasi Administrasi Perpajakan yang bertujuan untuk memperbaiki pelayanan perpajakan yang ada terhadap Wajib Pajak. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap tiga pihak yaitu Account Representative, Petugas Pajak dan Wajib Pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Rebo.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak dari pengimplementasian kebijakan pembetukan Account Representative dapat memberikan dampak positif bagi pihak Account Representative yang bekerja, Petugas Pajak yang berhubungan dengan Account Representative dan pihak Wajib Pajak yang dilayani oleh Account Representative. Diharapkan karya akhir ini dapat dijadikan referensi bagi pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam pelayanan dalam perpajakan.

The research's objectives is to see the effect from the Account Representative policy implementation establishment on Tax Office Pratama. The Government implemented the policy to manage Tax Administration Reform that aims to fix the tax service for Tax Payers. The research done with questionaire that's been distributed to three party specifically to Account Representative, Tax Officer and Tax Payers on Tax Office Pratama Jakarta Pasar Rebo.
The research result conclude that the effect of Account Representative Policy Implementation Establishment provide positive impact to Account Representative work there, Tax Officer that has been working with Account Representative and Tax Payers that has been serviced by Account Representative. Hope this research become a reference for Government to repair and improve the quality of service in taxation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31453
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Nawangsih
"ABSTRAK
PT Bank Pacific (PT BP) adalah salah satu Bank Umum Swasta Nasional yang sedang berusaha meningkatkan usahanya guna menghadapi persaingan dalam dunia perbankan dewasa ini sehubungan dengan hal tersebut PT BP mulai menerapkan konsep pemasaran dalam seluruh aktifitas kegiatan usahanya. Dalam penerapan konsep pemasaran tersebut, PT BP menganut Relationship Banking, di mana dalam Relationship Banking ini yang lebih ditekankan adalah terjadinya hubungan jangka panjang dengan para nasabah. Untuk itu PT BP memusatkan kegiatannya pada Bagian Pemasaran (Group Marketing) yang memiliki personil-personil dengan tugas mencari nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang telah .ada serta menjalin hubungan dengan para nasabah tersebut. Personil-personil itu disebut sebagai account officer yang merupakan ujung tombak dalam keberhasilan perusahaan, karena para account officer ini lah yang turun ke lapangan untuk mendapatkan informasi pemasaran untuk selanjutnya disampaikan kepada Direksi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah in gin menggambarkan tentang kedudukan account officer PT BP dalam pemasaran dan perannya sebagai ujung tombak dalam memasarkan jasa-jasa perbankan PT BP. Berkaitan dengan tujuan tersebut maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan, maka terlihat bahwa account officer mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat, dalam hal ini account officer melakukan dua fungsi, yaitu fungsi membeli dan fungsi menjual dana, ditambah dengan terciptanya hubungan jangka panjang dengan nasabah. Dalam melakukan pekerjaannya account officer dituntut untuk mempunyai pengetahuan tentang berbagai bidang yang berkaitan dengan fungsinya, seperti akuntansi, keuangan,. hukum, ·psikologi, ekonomi makro dan mikro. Ada satu kelemahan yang dimiliki oleh account officer PT BP, yaitu kurang menguasai pengetahuan tentang produk, sehingga menimbulkan kesenjangan antara Bagian Marketing dengan .Bagian Operasi. Selain itu · terlihat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh account officer dalam menjalankan tugasnya, yaitu tidak adanya segmentasi dalam melayani nasabah dan kecilnya wewenang yang diberikan kepada account officer. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arista Akbar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi berprestasi bawahan pada tenaga kerja di bidang pemasaran pada bank XYZ divisi Kredit Mikro di area Cilegon. Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam wawancara, diketahui bahwa motivasi berprestasi para tenaga kerja di bidang pemasaran masih perlu ditingkatkan dan kepemimpinan dari atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, maka peneliti melakukan pengujian statistik melalui uji korelasi antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi. Alat ukur kepemimpinan yang digunakan adalah Leadership Practices Inventory (LPI) yang telah diuji coba dengan koefisien reliabilitas 0,98 dan validitas seluruh item diatas 0,2. Sementara alat ukur Motivasi Berprestasi Sales (MBS) memiliki koefisien reliabilitas 0,976 dan kelesuruhan item memiliki validitas diatas 0,2.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan dengan motivasi berprestasi dengan korelasi sebesar 0.000 dengan l.o.s 0.05. Diketahui lebih lanjut dimensi perilaku kepemimpinan enabling others to act menjadi pengaruh paling besar dengan korelasi 0.000 dengan l.o.s 0.05. Oleh karena itu, peneliti merancang intervensi untuk meningkatkan kemampuan enabling others to act untuk para atasan dari tenaga kerja pemasaran tersebut. Hasil perhitungan uji signifikansi pada evaluasi level pengetahuan menunjukkan nilai t -15,811 dengan signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test. Hal ini juga memperlihatkan peningkatan pengetahuan. Diharapkan intervensi ini dapat meningkatkan kemampuan atasan agar dapat memacu motivasi berprestasi para tenaga kerja pemasaran di Bank XYZ divisi Kredit Mikro area Cilegon.

This study was conducted to find out relationship between leadership behavior and subordinate need for achievement as sales in XYZ bank Micro Credit Division in Cilegon Area. Based on initial data that were obtained from interviews, researcher found that subordinate need for achievement still need to improve and leadership behavior are assumed to affect need for achievement. To know wether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between leadership and need for achievement. Leadership instrument that used in this research is leadership Leadership Practices Inventory (LPI), which has been tested with a reliability coefficient of 0.98 and validity of all items above 0.2. While Sales Achievement Motivation measuring instrument has a reliability coefficient of 0.976 and validity of all items also above 0.2.
The results showed that there is a significant and positive correlation between leadership and need for achievement in correlation 0.000 with l.o.s 0.05. Futher result, the most significant impact of the leadership challenge dimention is the 'enabling others to act' dimention in correlation 0.000. with l.o.s 0.05. Therefore, the intervention in this study was designed to increase sales Leader's enabling others to act skill. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge with t score -15,811 and significantcy 0,000. Accordingly, this intervention is expected to improve leader's skill taht impact subordinate's need for motivation in XYZ Bank Micro Credit Division in Cilegon Area.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafina Karima
"Lembaga perbankan merupakan inti keuangan di suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menumpan dana yang dimilikinya. Salah satu kegiatan bank yaitu menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Pemberian kredit harus dilandasi dengan prinsip kehati-hatian serta prinsip mengenal nasabah. Dalam pemberian kredit, bank rentan akan tindak-tindak pidana di bidang perbankan baik yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan maupun peraturan lainnya di luar Undang-Undang Perbankan. Tulisan ini membahas mengenai tanggung jawab Head Corporate Legal Officer dalam pemberian kredit dengan mengambil contoh kasus pemberian kredit oleh PT Bank Century Tbk. Pokok permasalahan tersebut dipecahkan menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu meliputi studi kepustakaan dan wawancara yang menghasilkan kesimpulan bahwa dalam kasus ini terjadi ketidaksesuaian antara praktik dengan peraturan pemberian kredit di PT Bank Century Tbk, serta tidak adanya tanggung jawab Head Corporate Legal Officer dalam kasus pemberian kredit tersebut sehingga Head Corporate Legal Officer PT Bank Century Tbk tidak dapat dijerat dengan Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-Undang Perbankan.

Banking institutions is one of the primary financial establishments of a State. Bank as a financial institution manages the funds of many prime entities including individuals, businesses, and even governmental agencies. One of the fundamental activities of banking institutions are channeling funds to the public in the form of credit. In giving credit, banks abide by the principles of responsible lending which includes the Precautionary Principle and the Know Your Customer Principle. In lending, banks are vulnerable to crimes in both the regulated banking sector governed by the Banking Act and other legislation outside of the Banking Act. This paper discusses the responsibilities of Head Corporate Legal Officer in the provision of credit by taking an example case of lending as done by PT Bank Century Tbk. This paper assesses the issue using normative juridical research methods that include literature review and interviews that lead to the conclusion that in this case there is a discrepancy between the regulatory practices of credit at PT Bank Century Tbk, and an absence of obligation by the Head of Corporate Legal Officer in the case of credit lending resulting in the conclusion that the Head of Corporate Legal Officer of PT Bank Century Tbk should not have been found guilty by Article 49 paragraph (2) letter b of the Banking Act."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi Purnomo; Agus Mugayad Shah
"ABSTRAK
Salah satu kegiatan utama sebuah bank adalah menyalur
kan dana ke masyarakat dalarn bentuk kredit. Proses pengambi
lan keputusan pemberian kredit terutama kredit investasi
perlu dilakukan secara tepat dan cepat. Untuk itu diperlukan
dukungan sistem informasi manajemen yang dapat mempermudah
dan memperlancar pengambilan keputusan pemberian kredit.
Pengambilan keputusan pemberian kredit pada Bank
International Indonesia (BII) melibatkan beberapa pihak yaitu
pemohon kredit, Account Officer, Team Leader, Kepala Cabang,
Kantor Pusat. Pemohon kredit mengajukan berkas permohonannya
kepada pihak BII yang diterima oleh Account Officer. Account
Officer kemudian melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen
dan kewajaran data?data yang tercantum dalam dokumen permoho
nan. Setelah dokumen lengkap dan telah dilakukan pemeriksaan
atas kewajaran data maka Account officer melakukan analisis
terhadap berkas permohonan yang hasilnya dituangkan kedalam
memorandum permohonan kredit. Selanjutnya memoramdum dan
berkas permohonan ini diserahkan kepada Team Leader yang akan
mereview dan melakukan approval. Team Leader kemudiari akan
meryampaikan ke Kepala Cabang untuk dilakukan analisis dan
approval dan sej.anjutnya bila lingkup kredit merupakan
lingkup Kantor Pusat maka selanjutnys dilakukan analiSiS dan
approval oleh Kantor Pusat.
Analisis terhadap pemrosesan permohonan kredit menun
Jukkan beberapa kelemahan sebagai berikut :
- Tidak adanya petuniuk tertulis tentang dokumen apa yang
harus diserahkafl sebagai berkas permohonan kredit. Hal ini
menyebabkan berkas dokurnen yang diajukan kadangkala tidak
lengkap yang berarti memperlambat pemrosesan permohonan
kredit.
- Account Officer sebagai Analis rnelakukan kontak langsung
dengan peniohon kredit sehingga dapat tercipta huburigan
psikologis yang dapat mempengaruhi analisis.
- Rantai pernrosesan pezuberian kredit bertambah panjang
dengan adanya Review dan Approval oleh Team Leader.
Sebenarnya fungsi ini dapat dihilangkan sehingga hasil
analisis Account Officer disampaikan langsung ke Kepala
Cabang.
- Untuk menganibil keputusan dalain bal pemberian kredit
digunakan data yang dimiliki oleh masing?masing level
manajemen secara terpisah dan belum ada keterpaduan data
- Apabila permohonan kredit disetujui maka pemohon kredit
dipanggil untuk menandatarigani perjanjian kredit tanpa
adanys Surat Persetujuan K.redit yang merupakan dasar bagi
pemohon kredit untuk melakukan perianjian kredit.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut diperlu
kan suatu alternatif disain yang dapat memperbaiki sistem
pengambilan keputusafl pemberian kredit.
Alternatif disain yang disarankan mengandung beberapa
hal sehagai berikut :
- perlu dibuat petunjuk tertulis tentang dokumen yang harus
ada dalam berkas permohonan kredit agar pemohon dapat
rnempersiapkan din untuk melengkapi dokumen.
- Fungsi Team Leader dalam review dan approval jhilangkan
agar rantai pemrosesan dapat dipersingkat.
Perlunya Penyidik Kredit yang memeriksa kelengkapan doku
men dan kewajaran data yang tertera dalam dokurnen sehingga
Account Officer hanya melakukan analisis dan tidak perlu
mengadakan kontak langsung dengan pemohon kredit.
Àpabila permohonan kredit disetujui maka perlu dibuat
Surat Persetujuan Kredit yang disampaikan kepada pemohon
kredit agar pemohon mengetahuí syarat-syarat dan ketentuan
kredit.
Data yang terebar pada Account Officer Kepala Cabang,
Kantor Pusab sebaiknya dipadukan agar tersedia suatu bank
data yang lengkap dan Departemen Teknologi dapat menangani
keterpaduari data ini untuk selanjutnya dibentuk suatu
database dalai» sistein informasi yang berhasis komputer.
Alternatif disain yang disarankan masih perlu pengujiari lebih larijut dalam tahap implementasi."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurniawan
"Kredit mikro adalah kredit yang terbukti reliable dalam kondisi perekonomian apapun. Namun demikian, pemberian kredit tersebut tidak luput dari risiko kredit. Bank yang mengelola portofolio kredit mikro membutuhkan sistem manajemen risiko dan penggunaan model yang tepat untuk mengukur risiko kredit dari portofolio tersebut. Karena dengan begitu, bank, dapat secara terukur menyediakan kebutuhan modal minimum yang diperlukan untuk mencover risiko kredit yang dihadapinya. Dan berdasarkan karakteristiknya, risiko kredit mikro sangat cocok diukur dengan menggunakan metode Credit Risk+, dimana metode tersebut sangat cocok dengan karakteristik portofolio kredit yang besar dengan skala kredit yang kecil.

Micro credit was a credit that proven reliable at any economic conditions. However, this credit will not miss the credit risk. Banks that manage micro credit portfolio needs risk management system and utilize the appropriate model to measure the credit risk. Because then, the bank can provide the minimum capital requirements needed to cover credit risk it faces. And based on the characteristics, micro credit risk was suitable to be measured by Credit Risk+ method, where the method was suitable with the characteristics of a large credit portfolio with smallscale credit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27309
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Prabowo
"Tantangan yang sering dihadapi pada pemberian kredit tanpa agunan untuk usaha kecil adalah penyeleksian calon debitur, di mana usaha kecil umumnya belum memiliki laporan keuangan seperti halnya perusahaan yang sudah berskala besar. Hal ini juga dialami oleh salah satu bank swasta asing terbesar untuk usaha kecil di Indonesia yang memiliki jumlah kredit macet yang cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri, sehingga perlu dievaluasi penyebab kegagalan produk agar dapat diperbaiki ke depannya. Pada penelitian ini dilakukan analisis kegagalan kredit tanpa agunan untuk usaha kecil dilihat dari segi requirement spesifikasi calon debitur, seleksi calon debitur, dan penagihan. Metode TOPSIS digunakan untuk membandingkan hasil akhir seleksi berdasarkan variabel¬variabel yang dirasa penting bagi bank dalam penyeleksian calon debiturnya.

The challenge often faced in providing unsecured loans for small business is the selection of borrowers, in which small businesses generally do not have financial statements as companies that have a large scale and well established. This case has also been experienced by one of the largest multinational private bank in Indonesia which had a number of bad loans that was a much higher compared to the industry's average. Therefore, this research wanted to evaluate the cause of the failure of the business installment product so that can be improved in the future. In this research, failure analysis of unsecured loan for small businesses will be discussed in terms of specification requirements of borrowers, the selection of borrowers, and billing. TOPSIS method is used to compare the end result of selection based on variables that are important for banks in the selection of borrowers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>