Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurani Chandrawati
"This article tries to explain two things. Firstly, the relations between the terrorist movements operating in United States and those working in the region of Southeast Asia. In the search, if is found that the second links itself to the first through the training done in Afghanistan, in the time of Cold War, when the Mujahiddins armed themselves to fight against Sovyet invasion. The spirit of defending Islam was thus imparted from the first to the second. The global war on terrorism fro United States was, consequently, also covering Southeast Asia. Secondly, this paper also tries to] describe the responses from the states in this region in handling the antiterrorism campaign fro United States. The different responses emerge when the Muslim-dominated countries in this region, -, like Indonesia, which also need to consider the domestic political dynamics in accepting United] States' proposals, are compared to those which have a long historical relations in security] cooperation with United States, like Phillipines and Thailand."
2003
GJPI-5-2-Mei2003-60
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Siagian, Tagor
"Tujuan penelitian ini adalah memahami seberapa efektifkah strategi Far Enemy yang diterapkan Al Qaeda dan Jaringannya melawan Amerika Serikat, NATO dan Sekutunya dalam Perang Asimetrik di Afghanistan dan Irak antara 2001-2011. Juga ingin menjelaskan fungsi strategi Perang Gerilyawan Kota dan taktik Swarming dalam penerapan strategi Far Enemy tersebut. Akhirnya, akan dibuktikan apakah dalam terorisme abad modern, kuatnya jaringan kelompok sempalan dan sel teroris, yang didukung penguasaan teknologi informasi, adalah syarat mutlak dalam menerapkan strategi Far Enemy.
Tesis ini memakai metode kwalitatif dengan pembahasan persoalan secara deskriptif analisis. Dilakukan dengan meneliti studi kepustakaan, menganalisa bacaan dalam pengumpulan data dan membandingkan pendapat pro dan kontra dengan hipotesa yang dipilih. Keberhasilan Al Qaeda menerapkan dengan jitu teori perang Sun Tzu, yakni memperlemah kekuatan ekonomi lawan dengan memperpanjang perang, bersumber pada penguasaan terhadap budaya politik Afghanistan, dan sokongan kuat kelompok pemberontak Taliban dan suku Pashtun berdasarkan Pashtunwali Code (Hukum Pashtunwali).

The focus of this study is to understand the effectiveness of the Far Enemy strategy to Al Qaeda and its network in the asimetric war against United States, NATO and allies in Afghanistan and Irak, 2001-2011. It will also explain the choice of Urban Guerrilla Warfare and its Swarming tactic by Al Qaeda. In the end, we can come to the assumption of the importance of information technology and political culture dominance by a strong network to apply the Far Enemy strategy in modern terrorism.
This research used qualitative methods with analytical descriptive analysis. Referring to the Art of War theory by Sun Tzu, Al Qaeda has shown its capability of prolonging the war in Afghanistan and Irak, to weaken its opponents economy and human resources. Such dominance over the conflict owes much to the Pashtunwali Code, which is honored by the Taliban and Pashtun tribe.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30929
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Astri Anindita
"Penelitian ini berfokus pada peran imigrasi Indonesia di forum ASEAN dalam rangka penanggulangan terorisme di kawasan Asia Tenggara. Dalam penelitian ini akan menggambarkan kerjasama yang telah dilakukan imigrasi Indonesia di forum ASEAN dan menemukan kendala-kendala yang menyebabkan kerjasama belum berhasil dengan baik.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Metode yang digunakan adalahdengan wawancara dan studi kepustakaan. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teorimengenai Hubungan Internasional yang menganalisis kerjasama internasional yang terjalin dan teori Ketahanan Nasional yang menggambarkan bagaimanakah kerjasama internasional dapat mempengaruhi ketahanan nasional.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : imigrasi Indonesia mempunyai peran dalam menangani masalah penanggulangan terorisme di kawasan Asia Tenggara walaupun bersifat tidak langsung, beberapa kerjasama telah terjalin dengan negara lain namun kurang berjalan dengan maksimal karena terbentur beberapa kendala.

This study focuses on the role of immigration in Indonesia ASEAN forum in order to counter-terrorism in Southeast Asia. In this study will describe the collaboration that Indonesian immigration in ASEAN forum and find the constraints that lead to cooperation has not been successful.
This study is a descriptive qualitative research design. The method used was to interview and study of literature. The theory is used to analyze the theory of International Relations who analyze international cooperation that exists and National Resilience theory that describes how international cooperation can affect national security.
From the results, it can be concluded that: Indonesian immigration has a role in dealing with counter-terrorism in Southeast Asia though indirect, some cooperation has been established with other countries but less run with the maximum due to hit some obstacles.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"On terrorism and Indonesian legal instruments to fight from terror attacks"
Depok: Matapena, 2004
363.325 TER (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Triwahyuni
"Tesis ini menganalisa fenomena melalui perspektif realis yang berpendapat bahwa negara hanya memiliki sedikit pilihan dalam mengartikan kepentingan nasionalnya, karena adanya sistem internasional yang mempengaruhinya. Kepentingan itu sendiri dilihat dari konteks balance of power, jika tidak maka negara tidak mungkin dapat bertahan (survive). Posisi negara dalam sistem intemasional memperlihatkan bagaimana kepentingan nasional direfleksikan dalam kebijakan luar negerinya. Maka kebijakan negara biasanya mengalami perubahan sesuai dengan kepentingan nasional yang diatur oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Peningakatan kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Tenggara pasca serangan 11 September 2001 yang lalu merupakan gambaran perubahan kebijakan yang diambil AS berdasarkan perkembangan lingkungan internasional yang dialaminya. Dibawah pemerintahan George W. Bush, AS memulai kampanye memerangi terorisme, yang disebutnya sebagai "war against terrorism", kesetiap penjuru dunia, dimana sarang-sarang teroris bersembunyi. Termasuk di Asia Tenggara, dimana Al-Qaeda sebagai kelompok teroris internasional, disinyalir telah menciptakan jaringannya.
Bagaimanapun juga, Asia Tenggara menjadi sangat signifikan karena AS memiliki kepentingan nasional baik dalam bidang ekonomi, politik, dan strategis di kawasan ini. Maraknya gerakan-gerakan anti-Amerika, lemahnya sistem keamanan, serta meningkatnya kasus-kasus terorisme di Asia Tenggara merupakan ancaman atas kepentingan-kepentingan AS tersebut, sehingga peningkatan kehadiran militer di kawasan ini sangat penting bagi AS.
Pentingnya meningkatkan kemampuan militer dalam rangka memberikan jaminan keamanan terhadap setiap warga negara, aset serta instalasinya baik di dalam maupun luar negeri, bahkan lebih luas, menciptakan keamanan dunia menjadi lebih baik merupakan prioritas dalam strategi pertahanan AS (National Security Strategy 2002) yang baru, sebagai respon AS atas peristiwa 1 I September. Dalam strategi pertahanan ini, AS juga menyatakan untuk mendukung pemerintahan yang moderat dan modern khususnya di kawasan yang penganut mayoritas Muslim, untuk menjamin bahwa tidak ada tempat dimana kondisi dan ideologi yang membantu kemajuan perkembangan terorisme.
Oleh karenanya peningkatan kehadiran militer AS secara fisik tidak terlalu pesat, namun secara kualitas, baik dalam bentuk kebijakan, kerjasama serta bantuan yang diberikan AS pasca 11 September kepada Asia Tenggara menjadi signifikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titus Yudho Uly
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang cara para terorisme yang berada di Indonesia
terutama yang berada di kota Solo merekrut para remaja atau orang yang memiliki usia
masih muda untuk masuk dalam jaringannya, faktor-faktor penyebab anak remaja
dengan mudah direkrut, dan peran negara dalam hal memberantas dan memerangi
tindak terorisme di Indonesia. Terorisme adalah ancaman dan bahaya nyata bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Menurut Ezzat Fattah (Nitibaskara, 2002) terorisme
berasal dari kata teror, dalam bahasa latinnya ?terre? yang artinya menakut nakuti.
Remaja direkrut dengan mudah disebabkan adanya ajaran-ajaran sesat dengan dalih
suatu agama tertentu dengan mendapat hadiah surga. Banyak pemikiran-pemikiran sesat
dan destruktif, dijadikan dogma bagi diri teroris. Pemikiran pemikiran tadi dibangun
menjadi sebuah landasan untuk mendirikan negara Islam dan mereka tidak mau turut
berpartisiapasi dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Indonesia merupakan
salah satu negara yang terancam aksi terorisme terbesar di dunia. Aksi terorisme di
Indonesia saat ini dilakukan oleh kelompok kelompok kecil yang tidak berhubungan
secara struktur satu sama lain. Di negara kita selain faktor pendidikan dan kemiskinan
juga menjadi penyebab dengan mudahnya remaja Indonesia direkrutnya. Sebab itu
dalam hal memberantas dan memerangi tindak terorisme di Indonesia diperlukan sinergi
dan kerjasama dari semua pihak karena kejahatan ini berdasarkan idelogi maka perlu
diketahui dari mana ideologi tersebut berasal dan harus segera dinetralisir dengan
pemahaman yang benar bagi seluruh remaja-remaja di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses how the terrorism that are in Indonesia, especially in the
city of Solo recruiting young people or people who have a young age to enter the
network, the factors that cause teenagers to easily recruited, and the role of the state in
terms of combat and combat acts of terrorism in Indonesia. Terrorism is a threat and a
real danger to the lives of people across the world. According to Ezzat Fattah (Nitibaskara, 2002) comes from the terror of terrorism, in Latin 'terre' which means to
scare scare. Actually, the word ' terre ' is used to determine a way to organize, and the
word ' terrorism ' is used to describe a systematic use of terror , especially with the
action set to surrender. Teens were recruited with ease due to the false teachings under
the pretext of a particular religion to receive the gift of heaven . Many thoughts
misguided and destructive, self- made dogma for terrorists. Suicide bombings, jihad,
anti participation, the values of their minds astray. Thought provoking was built into a
foundation to establish an Islamic state and they do not want to participate
berpartisiapasi in building the nation and state of Indonesia.
Indonesia is one country that is threatened by acts of terrorism in the world. Acts of
terrorism in Indonesia is carried out by small groups that are structurally unrelated to
one another . In our country factors other than education and poverty is also a cause
with ease teen Indonesia recruits. Therefore, in terms of combat and combat acts of
terrorism in Indonesia is required synergy and cooperation of all parties for this crime is
based on ideology it is necessary to know where the ideology comes from and must be
neutralized with a true understanding of all teenagers in Indonesia., This thesis discusses how the terrorism that are in Indonesia , especially in the
city of Solo recruiting young people or people who have a young age to enter the
network , the factors that cause teenagers to easily recruited , and the role of the state in
terms of combat and combat acts of terrorism in Indonesia . Terrorism is a threat and a
real danger to the lives of people across the world . According to Ezzat Fattah (
Nitibaskara , 2002) comes from the terror of terrorism , in Latin ' terre ' which means to
scare scare. Actually, the word ' terre ' is used to determine a way to organize , and the
word ' terrorism ' is used to describe a systematic use of terror , especially with the
action set to surrender. Teens were recruited with ease due to the false teachings under
the pretext of a particular religion to receive the gift of heaven . Many thoughts
misguided and destructive , self- made dogma for terrorists . Suicide bombings , jihad ,
anti participation , the values of their minds astray . Thought provoking was built into a
foundation to establish an Islamic state and they do not want to participate
berpartisiapasi in building the nation and state of Indonesia.
Indonesia is one country that is threatened by acts of terrorism in the world. Acts of
terrorism in Indonesia is carried out by small groups that are structurally unrelated to
one another . In our country factors other than education and poverty is also a cause
with ease teen Indonesia recruits . Therefore, in terms of combat and combat acts of
terrorism in Indonesia is required synergy and cooperation of all parties for this crime is
based on ideology it is necessary to know where the ideology comes from and must be
neutralized with a true understanding of all teenagers in Indonesia.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garnijanto Bambang Wahjudi
"Penelitian ini membahas antisipasi ASEAN terhadap terorisme yang terjadi di kawasan ASEAN. Secara lebih khusus menekankan sejauh mana perhatian dan ikatan kerjasama ASEAN telah dilakukan dalam mengantisipasi terorisme internasional di kawasan ASEAN.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana ikatan kerjasama regional ASEAN dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya terorisme internasional? Serta bagaimana reaksi kerjasama regional ASEAN terhadap aksi terorisme internasional di Filipina Selatan pada tahun 2000 dan 2001?
Analisis dilakukan dengan melihat Core Values organisasi ASEAN yaitu tujuan atau cita-cita ASEAN, Threats atau ancaman terhadap Core Values serta Capability ASEAN berupa kerjasama regional ASEAN dalam penanggulangan terorisme internasional.
Di wilayah Filipina bagian Selatan telah terjadi aksi teorisme internasional berupa penculikan dan penyanderaan berbagai warga negara asing di tahun 2000 dan 2001. Pelaku penculikan merupakan warga negara Filipina dan aksi dilakukan di tempat wisata dalam wilayah negara Malaysia. Korban penculikan kemudian dijadikan sandera di wilayah Filipina. Kelompok penculik kemudian mengajukan berbagai tuntutan kepada pemerintah Filipina dengan ancarnan akan membunuh para sandera.
Perilaku kelompok penculik dapat dikelompokkan sebagai tindakan terorisme internasional dan aksi merekapun telah mengganggu ketenangan usaha wisata di wilayah Malaysia. ASEAN sebagai organisasi yang bercita-cita ingin memajukan kesejahteraan dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara sebenarnya telah menjadi tertantang untuk segera dapat menanggulangi ataupun mengantisipasi kejadian semacam ini.
Sebelum aksi terorisme internasional menjadi lebih banyak dan lebih besar serta mengganggu hubungan antar negara anggota ASEAN, maka ikatan kerjasama penanggulangan merupakan jalan keluar pemecahan masalah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hendrijanto
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>