Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Gibon Group , 2006
385 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ezy Tharmizi Thamsir
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kozin
"In order to reduce the dependency on imported products of railway wheels, efforts have been made to produce it in the country. The manufacture of railway wheels is done through a casting process of raw materials originated from used railway wheels. The results of the casting process requires heat treatment processes to improve the mechanical properties in accordance with the standards. This study has begun with the manufacture of test specimens for chemical composition, tensile strength, hardness and microstructure. It is followed by heat treatment processes namely normalizing, flame hardening and tempering. The normalizing process, at a temperature of 850°C with a holding time of 2 hours followed by cooling in the air, has resulted in tensile strength of 906.1 MPa and hardness of 24 HRC. The flame hardening process at a temperature of 800°C with a holding time of 60 seconds followed by water quenching has resulted in hardness of 57.33 HRC. The tempering process at a temperature of 500°C with a holding time of one hour followed by cooling in the air, has resulted in a final surface hardness of 34 to 37 HRC that complies with the railway standard with effective depth of hardening of 10 mm.

Dalam rangka untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor roda kereta api, maka telah dilakukan usaha untuk membuatnya di dalam negeri. Usaha pembuatan roda kereta api dilakukan melalui proses pengecoran dengan bahan baku dari roda kereta api bekas. Hasil dari proses pengecoran tersebut memerlukan proses perlakuan panas untuk mendapatkan sifat mekanik yang sesuai dengan standar. Penelitian ini diawali dengan pembuatan spesimen untuk pengujian komposisi kimia, kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro. Selanjutnya dilakukan proses perlakuan panas berupa normalizing, flame hardening dan tempering. Proses normalizing dilakukan pada temperatur 850°C, waktu penahanan selama 2 (dua) jam dan didinginkan di udara menghasilkan kekuatan tarik sebesar 906.1 MPa dan kekerasan 24 HRC. Proses flame hardening pada temperatur 800°C, waktu penahanan 60 detik dengan media pendingin air menghasilkan kekerasan permukaan sebesar 58.35 HRC. Proses tempering pada temperatur 500°C, waktu penahanan selama 1 (satu) jam menghasilkan kekerasan antara 34-37 HRC dengan kedalaman pengerasan efektif sebesar 10 mm."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Pranoto
Jakarta: Pusat Lembaga Management, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, 2015
385.095 98 TOT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samosir, Altur
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kurnia
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah kajian sejarah politik dengan mengambil judul Peranan Pemuda Kereta Api dalam Pengambilalihan Kekuasaan Kereta Api dan Pengawalan Perjalanan Presiden RI ke Yogyakarta. Dalam sejarah revolusi Indonesia keberadaan kereta api selalu menjadi catatan menarik para peneliti sejarah. Dalam suatu krisis atau kondisi tidak aman itu, sarana transportasi kereta api selalu menjadi rebutan kepentingan penjajah. Sejak akhir Hindia Belanda sampai dengan masa pendudukan Jepang kereta api menjadi sarana transportasi untuk kepentingan politik dan ekonomi penjajah. Memasuki masa revolusi atau perang kemerdekaan kekuasaan Jepang di bidang kereta api diambil alih menjadi milik RI oleh Pemuda Kereta Api.Pemuda Kereta Api atau barisan pegawai dan pekerja jawatan kereta api yang terbentuk pada masa itu secara spontan telah berhasil secara nyata mengambil alih kekuasaan Jepang di bidang kereta api, selain itu mereka juga berperan penting dalam tugas pemulangan orang Jepang dan APWI dengan menggunakan kereta api, selanjutnya dalam kondisi yang tidak aman, mereka juga memegang andil besar dalam mengawal perjalanan Presiden dan Wakil Presiden ke Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Skripsi ini membahas peristiwa pengambilalihan kekuasaan Jepang di bidang kereta api pada masa awal revolusi di Jakarta dan juga peranan Pemuda Kereta Api selanjutnya. Meskipun fokus kajian terletak di Jakarta, tetapi tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan di pulau Jawa pada umumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah kritis, suatu proses rekonstruksi sejarah masa kini sebagaimana dikatakan 'Bapak Sejarah Kritis,' Leovold von Ranke, yaitu sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya. Penulis juga melakukan wawancara dengan sejumlah takoh Pemuda Kereta Api yang menjadi nara sumbernya.

"
1996
S12198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Lutfia Wardhani
"Stasiun kereta api Kedjaksan Cirebon merupakan salah satu Cagar Budaya yang berasal dari masa kolonial dan dapat diteliti menurut sudut pandang arkeologi industri. Salah satu pengaruh bangsa Belanda pada masa penjajahan di Indonesia adalah pengadaan transportasi kereta api dalam rangka mempelancar eksplosari dan eksploitasi terhadap tanah jajahan. Dengan perkembangan transportasi kereta api, berkembang pula fasilitas pendukungnya, yakni stasiun. Salah satu stasiun kereta api yang didirikan di Jawa Barat adalah Stasiun Kereta Api Kedjaksan Cirebon. Pada kompleks stasiun Kedjaksan Cirebon terdapat beberapa komponen penunjang kegiatan perkeretaapian alat dan bangunan operasional, serta bangunan tempat tinggal pegawai. Berdirinya sebuah stasiun kereta api membawa perubahan terhadap tatanan masyarakat sehingga menghasilkan kelas sosial pekerja. Kelas-kelas sosial tersebut dapat diamati melalui bangunan rumah tinggal dan atribut yang dikenakan.

Kedjaksan Cirebon railway station is one of the heritage from the colonial period and can be studied in terms of the industrial archeology. One of the influences of the Dutch during the colonial era in Indonesia is the provision of railway transportation in order to facilitate the exploration and exploitation of the colonies. With the development of rail transportation, is also developing its supporting facilities, the train station. One of the railway station was established in West Java Kedjaksan Cirebon Railway Station. At the station complex Kedjaksan Cirebon there are several components to support activities which the tools and building railway operations, as well as residential buildings employees. The establishment of a railway station brought changes to the society that produces social class workers. Socialclasses can be observed through the houses and subject attributes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Ambareny
"Industri komponen kendaraan bermotor roda 2 (KBM roda 2) atau sepeda motor memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan mengingat permintaan dan penjualan sepeda motor di Indonesia cukup tinggi, bahkan menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia. Kondisi saat ini terutama untuk industri komponen kendaraan bermotor roda 2 skala kecil dan menengah (IKM), dimana etisiensi dan produktivitasnya masih rendah sehingga kalah bersaing dengan IKM penghasil komponen dari negara pesaing seperti Cina, Thailand, Taiwan, Malaysia, Jepang, dan Iain-Iain. Hal ini ditunjukkan dari masih tingginya produk komponen KBM roda 2 yang masih diimpor. Sementara itu, dalam era globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya agar tetap eksis di pasar global. Untuk ilu perlu adanya suatu strategi yang tepat dalam rangka peningkatan daya saing IKM komponen KBM roda 2 Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan strategi pengembangan IKM komponen KBM roda 2 Indonesia, peran pemerintah dan sektor terkait Iainnya serta menentukan alternatif strategi peningkatan daya saing IKM komponen KBM roda 2 Indonesia. Penentuan strategi ini dilakukan dengan menggunakan teknik pendekatan sistem/identitikasi Iingkungan dan teknik Proses Hirarki Analilik (PHA). Identitikasi Iingkungan meliputi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan teknik PHA meliputi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing menurut Diamond Porter's.
Faktor-faktor penting yang berpengaruh dan perlu dipertimbangkan dalam upaya peningkatan daya saing IKM komponen KBM roda 2 Indonesia berdasarkan urutan prioritasnya adalah faktor kondisi (keterampilan SDM, dukungan teknologi/Iitbang, kondisi permodaIan, dan ketersediaan bahan baku); kebijakan pemerintah (iklim usaha kondusif dan komitmen nasionai); kondisi permintaan (permintaan dalam negeri dan permintaan Iuar negeri); industri terkait & pendukung (industri pemasok bahan baku dan industri perakitan KBM roda 2); strategi, struktur & persaingan (kualitas produk, persaingan industri, informasi pasar, struktur industri dan promosi investasi); dan peluang (adanya blok perdagangan dan era perdagangan bebas). Pelaku yang diharapkan dapat berperan aktif dalam peningkatan daya saing IKM komponen KBM roda 2 Indonesia adalah pemerintah, industri perakitan, IKM komponen, asosiasi, balitbang/universitas, dan Iembaga keuangan/perbankan. Sedangkan urutan prioritas tujuannya adaIah peningkatan daya saing, perluasan pasar dan pengurangan impor.
Alternatif strategi yang diprioritaskan adalah strategi generik keunggulan biaya menyeluruh, yaitu dituntut agar produk komponen KBM roda 2 dapat dijual dengan harga murah dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui efisiensi dan produktivitas yang didukung oleh ketersediaan bahan baku, pengembangan SDM & teknologi, fasilitas modal bagi IKM sehingga bisa tercapai skala ekonomis yang berdampak pada harga yang bersaing Konsekuensi dari penerapan strategi ini adalah perlu modal yang cukup memadai untuk menggunakan teknologi modern dan melakukan inovasi proses produksi agar tidak mudah ditiru oleh pesaing.
Untuk mempercepat tercapainya upaya peningkatan daya saing IKM komponenKBM roda 2, perlu adanya koordinasi dan kerjasama diantara pemerintah dan pihak terkait Iainnya agar tercapai kesepakatan dalam penentuan visi & misi. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam komitmen nasional dengan program aksi Pengembangan Industri Sepeda Motor Nasional yang Didukung oleh lndustri Komponen Lokal yang Tangguh, antara Iain melalui pengembangan SDM, dukungan Iitbang/teknologi, skema kredit khusus bagi IKM, pengadaan bahan baku, insentif tarif & perpajakan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyono
"Penerapan pola pelayanan yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai beberapa perbedaan persepsi pengguna atas kriteria mengenai kepuasan akan pelayanan dan biaya sebagai fungsi pilihan. Filosofi ini akan berusaha melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan prilaku pengguna dan berusaha memenuhinya. Faktor yang digunakan untuk menilai suatu tingkat pelayanan didasarkan atas kriteria kualitas layanan, yaitu; keandalan (tangible), kepercayaan (reliability), kecepatantanggap (responsiveness), empathy clan jaminan (assurance) serta pengalaman (image) dan motivasi. Faktor biaya perjalanan tergantung pada persepsi pengguna atas beberapa kriteria biaya yang dikeluarkan pengguna.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis pemilihan moda angkutan kereta api berdasarkan faktor tingkat pelayanan dan biaya perjalanan dengan kasus pengguna kelas eksekutif (Argo) pada lintas Jawa. Selain itu secara khusus menganalisis karakteristik pengguna, faktor-faktor yang membentuk tingkat pelayanan dan biaya perjalanan-pengguna atas pilihan Responden adalah pengguna dari Jakarta- dengan tujuan Bandung; Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya dengan lokasi pengambilan data di Stasiun Gambir dari tanggal 16 -31 Januari 2003. Dari 285 responders yang terjaring, hanya 226 yang dianggap layak untuk dianalisis dengan komposisi 80% kelas argo dan 20% kelas eksekutif lainnya. Kelompok data terbagi menjadi tiga, (1) 23.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun dengan jenis kelamin perempuan mempunyai persentase lebih besar, dengan pendidrkan akademi (DI, D2, D3) dan bekerja sebagai pegawai swasta, penghasilan kurang dari 1 juta/bulan, dalam setahun lebih dari tiga kali melakukan perjalanan jarak pendek untuk maksud perjalanan dinas. (2) 25.2% pengguna berusia 40 - 50 tahun atau lebih dengan jenis kelamin laki-laki yang lebih besar, berpendidikan akademi dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta yang mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan, dalam setahun satu kali melakukan perjalanan jarak jauh untuk tujuan perjalanan kunjungan keluarga. (3) 50.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun berjenis kelamin laki-laki lebih besar, berpendidikan sarjana (S1, S2, S3) dengan pekerjaan pegawai swasta mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan,. dalam setahun menggunakan kereta api lebih dari tiga kali untuk jarak menegah dengan maksud perjalanan dinas.
Analisis faktor digunakan untuk mereduksi variabel tingkat pelayanan dan biaya perjalanan sebagai fungsi pilihan dengan skala Likert 1 - 5 hasil analisis memberikan 6 faktor yang terbentuk dari 33 variabel. Pengujian keandalan alat ukur menggnnakan skala alpha memberikan hanya 4 faktor yang dapat dijadikan alat ukur dengan nilai alpha- 0.5 yaitu faktor tingkat pelayanan meliputi image, sumber daya manusia, dan waktu pelayanan serta faktor biaya perjalanan. Pada taraf signifikasi 0.05 pilihan pengguna jika kondisi sama (P1) dan berubah (P2) memberikan korelasi 0.605 dan 0.407 dengan model regresi; P1 = 5,75 .10-2 + 0,436(Biaya) +0,393(Image) + 0,141(SDM) + 0,157 (Waktu), dan P2 = 5,75. 10-2 + 0,201(Biaya) +0.285(Image) + 0.133(SDM) + 0.122 (Waktu).
Daftar Pustaka: 25 (1983 - 2002)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>