Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atmiroseva
"Orientasi pasar merupakan salah satu konsep dalam penemuan strategi perusahaan. Berbagai literatur menunjukkan bahwa orientasi pasar merupakan salah satu kunci kesuksesan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan daya saingnya. Orientasi pasar telah dianggap sebagai suatu tindakan yang penting bagi perusahan, apabila perusahaan ingin sukses di dalam industrinya. Walaupun demikian, untuk berorientasi terhadap pasar, perusahaan membutuhkan lebih banyak biaya dan pengeluaran. Meskipun berbagai literatur memberikan pendapat positif tentang orientasi pasar perusahaan, timbul suatu pertanyaan mengenai apakah menjadi perusahaan berorientasi pasar akan memberikan kinerja yang lebih baik, terutama untuk konteks lingkungan bisnis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja yang dihasilkan, dalam koteks lingkungan bisnis di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan responden manajer madya dari masing-masing perusahaan. Pengukuran tingkat orientasi pasar dilakukan dengan menggunakan skala MARKOR, yang dikembangkan oleh Ajay Kohli dan Bernard Jaworski. Secara garis besar, skala pengukuran tingkat orientasi pasar tersebut dikembangkan berdasarkan tiga karakteristik utama dari perusahaan berorientasi pasar, yaitu perolehan informasi (generation of market f intelligence), penyebaran informasi pasar dalam perusahaan (dissemination of information) dan responsivitas perusahaan terhadap pasar. Tingkat orientasi perusahaan diukur berdasarkan seberapa jauh perusahaan melakukan ketiga aktivitas orientasi pasar tadi. Pengukuran kinerja dilakukan dengan metode pengukuran subyektif. Dalam hal ini, responden sebagai wakil dari perusahaan diminta untuk memberikan penilaian terhadap kinerja perusahaan masing-masing. Penggunaan metode pengukuran subyektif dimaksudkan untuk mengatasi kendala kesulitan dalam memperoleh informasi mengenai kondisi internal perusahaan, termasuk di dalamnya kinerja. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan, ROA, tingkat penjualan, market share, kepuasan dan loyalitas konsumen, serta tingkat kesuksesan dalam peluncuran produk baru. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara tingkat orientasi pasar dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil uji korelasi, perusahaan dengan tingkat orientasi pasar yang lebih tinggi memiliki kinerja yang lebih baik. Korelasi yang signifikan tampak untuk kinerja secara keseluruhan, ROA, tingkat penjualan, kepuasan, loyalitas konsumen dan kesuksesan dalam peluncuran produk baru. Untuk korelasi dengan market share, tidak tampak adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan hasil analisa regresi multivariat antara dimensi-dimensi orientasi pasar perusahaan dengan kinerja keseluruhan menunjukkan bahwa responsivitas perusahaan memegang penman yang tinggi dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kuat-lemahnya korelasi antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja keseluruhan dipengaruhi oleh adanya moderating factor, yaitu kondisi faktor eksternal * dari lingkungan perusahaan. Dalam hal ini, tingkat kompetisi, selera konsumen yang berubah-ubah serta perubahan teknologi yang cepat menyebabkan semakin tingginya korelasi antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja yang dihasilkan. Sedangkan dalam lingkungan bisnis dan teknologi yang statis, kompetisi yang tidak terlalu ketat menyebabkan orientasi pasar memiliki korelasi yang lemah terhadap kinerja perusahaan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar perusahaan akan memberikan kinerja yang baik. Walaupun demikian, untuk kondisi lingkungan tertentu, orientasi pasar tidak begitu berkaitan dengan kinerja perusahaan. Namun kondisi pasar berkembang secara drastis, ditandai dengan kompetisi yang semakin ketat, konsumen dan teknologi yang semakin sering berubah-ubah. Karena itu, hasil penelitian menyimpulkan bahwa akan lebih baik bagi perusahaan untuk berorientasi terhadap pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Novalia
"Orientasi pasar bagi perusahaan merupakan suatu keharusan untuk bertahan hidup di lingkungan yang dinamis dan penuh dengan persaingan. Keberhasilan usaha pada perusahaan ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya karena pemasaran merupakan kunci keberhasilan usaha perusahaan. Melalui produk yang dapat dijualnya, perusahaan dapat menjamin kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya dan berkembang. Konsumen akan terus setia dengan beragam inovasi produk yang diberikan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek positif pada orientasi pasar terhadap kecepatan inovasi dan kinerja produk baru. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode penelitian single cross sectional dengan variabel independen orientasi pasar dan kecepatan inovasi serta variabel dependen kinerja produk baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara kecepatan inovasi terhadap kinerja produk baru. Konsumen cenderung melihat latar belakang perusahaan PT.Maspion daripada inovasi produknya.

Market orientation is a necessary for companies to survive in a dynamic and full of competition in business environment. Successfully company's business is determined by the success of its marketing because marketing is the key to reach success of the company's business. Through a product that can be sold, the company can guarantee the life or preserve the stability of their business and to evolve. Consumers will continue to be loyal to a variety of innovative products provided by the company. This study aimed to examine the positive effects of market orientation on innovation speed and new product performance. This type of research is a descriptive with single cross sectional methods. Independent variable in this study is market orientation and dependent variables in this study are innovation speed and new product performance. The results showed that there was no influence on innovation speed toward new product performance. Consumers tend to look at the background of PT.Maspion than product innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"many studies have proved that market orientation has an influence on marketing performance, but it is considered a market orientation is not sufficient to improve marketing performance. Market orientation will able able to improve marketing performance when combined with organizational learning, but the role of organizational learning in the convert market orientation into marketing performance is unclear. By integrating variables of organizational learning as a single entity - market orientation-organizational learning - innovation, competitive advantage marketing performance in a study as one is expected to clarify the role of learning in the convert market orientation into marketing performance has been deemed not clear."
JUEKBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noven Kusuma Nugraheni
"Globalisasi pasar telah menghadirkan banyak tantangan bagi para pengusaha sehingga persaingan tidak hanya terjadi di pasar domestik tetapi telah merambah lingkup internasional. Fakta tersebut telah mendorong perkembangan ilmu pemasaran dalam mengarahkan strategi perusahaan ke strategi orientasi pasar, baik yang bersifat responsif maupun proaktif. Minimnya studi tentang orientasi pasar pada UMKM yang mana merupakan salah satu sumber penyokong perekonomian negara, mendorong peneliti untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar pada UMKM Kerajinan di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2013. Teknik analisis menggunakan metode SEM dengan menyertakan turbulensi lingkungan sebagai variabel moderasi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa UMKM Kerajinan di Yogyakarta masih memiliki pemahaman yang kurang akan orientasi pasar. Sebagai akibatnya, performa inovasi produk UMKM Kerajinan di Yogyakarta masih belum mencapai hasil yang baik.

Market globalization has presented many challenges for entrepreneurs so that competition occurs not only in domestic market but also has penetrated the international sphere. This fact has encouraged the development of marketing in the company's strategy to market orientation strategy, whether responsive or proactive market orientation. Few studies on market orientation in SMEs which is one source of the country's economy advocates, encouraged researcher to determine the impact of market orientation on SMEs of Craft industry in Yogyakarta. This study began on February until June 2013. Data analysis technique used was SEM method and included environmental turbulence as moderating variable. Conclusion of this research is that SMEs of Craft industry in Yogyakarta are still lack of understanding about market orientation. As the consequences, the product innovation performance of SMEs of Craft industry in Yogyakarta is not well-achieved yet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi
"Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 81/99, yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000, Khususnya tentang pengaturan pembatasan kadar nikotin 1,5 mg dan tar 20 mg dalam setiap batang rokok, akan lebih meramaikan pasar rokok di Indonesia, khususnya segmen rokok rendah tar dan nikotin, di mana akan meningkatkan persaingan antar sesama produsen (merek) yang jumlahnya terus bertambah.
Perkembangan industri rokok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin, di mana permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin telah meningkat sampai tahun 2000 lalu, mencapai sekitar 10% dari total konsumsi rokok kretek yang berjumlah 199 milyar batang.
Oleh karena itu, produsen rokok harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, agar dapat memenangkan persaingan. Dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, Produsen perlu melakukan positioning dan segmentasi, untuk mengetahui bagaimana konsumen menerima berbagai alternatif rokok rendah tar dan nikotin yang ada, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Selanjutnya, karakteristik demografi konsumen apakah yang berpengaruh pada konsumen dalam memilih produk yang akan menjadi umpan balik bagi produsen untuk menentukan strategi pemasaran. Dalam kaitan, perlu dilakukan pengamatan dan analisa pasar untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan perokok, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi pada pelanggan (market oriented).
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka penulis mencoba meneliti masalah mengenai analisis segmentasi, target pasar dan postioning konsumen rokok rendah tar dan nikotin di Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan segmentasi benefit berdasarkan atribut yang dipentingkan konsumen dari produk rokok rendah tar dan nikotin, menjelaskan target pasar dituju yang dianggap mewakili suatu segmen tertentu dari profit segmen terbentuk, serta untuk melihat kedekatan persepsi sembilan merek rokok rendah tar dan nikotin di benak konsumen yang dikaitkan dengan peta posisi persaingan.
Penelitian menggunakan sampel perokok rendah tar dan nikotin yang berada di wilayah Jakarta. Penarikan sampel dilakukan secara convinience sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yang disebarkan langsung kepada responden, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengelompokan segmentasi benefit digunakan bantuan program Cluster dan Case V. Sedangkan untuk mengetahui profil segmen, digunakan program Crosstab dari SPSS, sedangkan untuk peta posisi persaingan digunakan program Kyst dari MDS.
Hasil penelitian, menghasilkan tiga segmen. Segmen pertama, terdapat 60 responden (30%). Segmen kedua, dengan 92 responden (45%), Sedangkan segmen ketiga, dengan 48 responden (24%). Masing-masing segmen memiliki atribut utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rokok. Suatu atribut dikatakan penting, jika skala Thurstonenya melebihi nilai 1.5. Segmen 1, lebih mementingkan atribut berturut turut : peformance (3.38), image (3.36), time & energy cost (3.05), style (2.89), reliability (2.47), durability (2,31) dan feature (2.26). Segmen 2, lebih mementingkan atribut performance (3.85), image (3.83), feature (3.14) style (3.13), reliability (2.86), durability (2.40) dan anal/ability (1.87). Segmen 3, lebih mementingkan atribut performance (3.07), image (3.03), feature (2.85), reliability (2.85), availability (2.34), durability (2.31) dan time & energy cost (1.84).
Target segmen yang dipilih adalah segmen 2 (46%), dengan profil segmen sebagai berikut: pria dengan usia 20-30 tahun dan di atas 30 tahun, pendidikan S1/D3, pendapatan di atas satu juta rupiah per bulan, menyukai rokok kretek, dengan rata-rata konsumsi lebih dari 10 batang per Hari, memiliki perilaku pembelian cenderung membeli produk yang terekam/terlintas dalam pikiran, memiliki hobi berolah raga dan menonton pagelaran musik, suka nonton tv, terutama acara jaringan tv swasta lama (RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve dan TPI), suka membaca majalah/tabloid olah raga/hobi/politik (Otomotif, Bola, Adil) dan majalah wanita (Nova, Gadis, Femina).
Analisis peta posisi persaingan menunjukkan, bahwa jarak antara A Mild dan LA Lights sangat dekat, dibanding Star Mild, sehingga kedua merek tersebut menurut konsumen banyak memiliki kesamaan, di mana persaingan antara keduanya sangat ketat. Kansas Light dan Dunhill Light jaraknya cukup dekat, sehingga persaingan antara keduanya juga terjadi. Kansas Light, Pall Mall Light dan Marlboro Light, jarak ketiganya juga dekat, berarti konsumen menganggap bahwa ketiganya cukup mirip dan adanya persaingan satu sama lain. Sedangkan Bentoel Mild, jaraknya berjauhan dengan merek lain, serta memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh merek rokok rendah tar dan nikotin lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hexa Riandi
"Merek sebuah produk dewasa ini telah berkembang menjadi sebuah konsep yang dipercaya dapat menghasilkan banyak keuntungan bagi produsennya. Harga premium, loyalitas konsumen, kemudahan mengembangkan merek dan sebagainya merupakan sebagian contoh dari kelebihan sebuah merek yang telah berhasil. Pembentukan sebuah merek biasanya diwujudkan dengan cara mengiklankan merek yang bersangkutan melalui media massa. Merek yang semakin terkenal dipercaya akan memperbesar pangsa pasar dari produk tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, kepercayaan produsen bahwa sebuah merek mempunyai nilai yang akan membawa kepada laba yang diraih jika mampu membentuk sebuah merek yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekuitas merek mempunyai hubungan dengan belanja iklan, pangsa pasar dan perceived price. Penelitian dilakukan terhadap enam merek dari susu ibu harnil, yaitu: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Laktamil, Nutricia Bunda dan Prenagen. Untuk mengukur ekuitas merek digunakan model dari Walfried Lassar et. al (1995), yang terbagi menjadi lima komponen yaitu : performa, citra sosial, nilai, kepercayaan dan keterikatan/emosi.
Metode penelitian ini adalah secara kuantitatif dengan pengambilan data secara deskriptif dan pada jangka waktu Agustus-September 2003. Sampel yang diambil adalah ibu-ibu hamil yang ada di Jakarta yang mengkonsumsi susu ibu hamil sebanyak 184 responden. Selain itu juga digunakan data sekunder untuk data belanja iklan dari AC Nielsen (2003) dan data pangsa pasar dari CIC (2003). Pengumpulan data harga secara aktual juga dilakukan dengan melakukan survey harga ke supermarket. Untuk mengetahui perceived price digunakan teknik Price Sensitivity Meter.
Ternyata hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara belanja iklan dengan ekuitas merek dari susu ibu hamil yang diteliti. Selain itu korelasi positif juga terbukti ada antara ekuitas merek yang tinggi dengan pangsa pasar yang diraih. Namun pada penelitian ini tidak terbukti adanya korelasi antara ekuitas merek dengan perceived price.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa belanja iklan terbukti mempunyai korelasi dengan ekuitas merek. Demikian pula dengan ekuitas merek terbukti mempunyai korelasi dengan pangsa pasar. Namun temyata ekuitas rnerek tidak mempunyai korelasi dengan perceived price. Saran dari penelitian ini adalah pengukuran ekuitas merek sebaiknya dilakukan dalam periode waktu tertentu secara teratur.

Nowadays brand became an important concept that can generate a lot of advantage for the producers. Premium price, consumer loyalty, easier brand extension are several example of successful brand. A brand building is usually implemented through advertising. It is believed that more famous brand could increase the market share of the product. This has been the background of the research. Producer?s belief that a brand has some value can determine the profit if could build a strong brand.
The purpose of this research is examines the correlation between the brand equity with advertising budget, market share and perceived price. There are six brands as the object this research, i. e.: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Lactamil, Nutricia Bunda and Prenagen. This research use measuring brand equity model from Walfiied Lassar et. al (1995), that divided to tive component, there are: performance, social image, value, trustwortiness and attachment.
Brand equity data is collected through quantitative research conducted in August-September 2003. The respondent is pregnant mother that consume milk for pregnant mother in Jakarta. Advertising data is derived for AC Nielsen (2003) and market share data from CIC (2003). Price data take through survey in supermarkets. Perceived price measured by Price Sensitivity Meter technique.
The result of this research revealed that there is a positive correlation between advertising budget and the brand equity of the milk for pregnant mother being researched. Positive correlation also occurs between the high brand equity and achieved market share. However, there is no correlation between brand equity and perceived price.
The conclusions drawn from the research are first, advertising budget correlates with brand equity. Second, that brand equity correlates with market share. Third, brand equity does not correlate with perceived price. Based on the research, it is suggested that the measurement of the brand equity should be carried out regularly within one certain period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widiati K.
"Prospek bisnis jasa perawatan dan perbaikan mesin sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor permodalan, seperti internal maupun eksternal ekonomi, dan politik. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan ekonomi dan politik akhir-akhir ini, menyebabkan adanya penurunan dalam memperoleh laba dan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dalam situasi krisis ekonomi yang dapat dilakukan perusahaan adalah bagaimana aktivitas bisnisnya bertahan.
Di samping mempertahankan aktivitas bisnisnya, PT. Tugas Sarana Teknik merencanakan mengembangkan pangsa pasar jasa perawatan dan perbaikan mesin. Sehingga jika situasi ekonomi negara telah pulih, perusahaan dapat melaksanakan pengembangan pangsa pasarnya.
PT. Tugas Sarana Teknik (PT. TST) menghadapi berbagai masalah, antara lain mengalami penurunan dalam memperoleh laba, ketatnya persaingan pada bisnis jasa perawatan dan perbaikan mesin.
Perusahaan Motoren Turbinen Union (MTU) yang merupakan perusahaan yang menjadi mitra usaha PT. TST menanamkan investasinya lebih besar pada perusahaan PT. Antakusuma Inti Rajasa (PT. AIR). Perusahaan yang menjadi pesaing PT. TST. Di samping itu status Authorized Workshop MTU dan tenaga ahlinya dipindahkan dart PT. TST ke PT. AIR oleh MTU. Untuk itu PT. Tugas Sarana Teknik perlu mampersiapkan suatu strategi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menganalisis penulis monggunakan analisis SWOT (Strength. Weakness, Opportunity. Threat) untuk membobot setiap faktor. Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing PT. Tugas Sarana Teknik digunakan General Electric Matrix.
Analisis SWOT menunjukkan kekuatan bisnis jasa perbaikan dan perawatan mesin PT. Tugas Sarana Teknik terletak pada citra, reputasi, kualitas pelayanan. sarta loyalitas pelanggan, sedangkan daya tarik bisnis PT. TST terletak antara lain pada kebijakan pemerintah, tersedianya banyak calon tenaga ahli di dekat perusahaan.
Dari analisis SWOT dan GE matrix diperoleh posisi bersaing PT. TST, yaitu area atau sal GE Matrix yang bersifat grow and build yang strategi alternatifnya yaitu strategi integrasi horizontal. Hal itu berarti PT. TST perlu memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain dengan tujuan meningkatkan jenis produk dan jasa, memperluas pasar, fasilitas produksi maupun teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal seperti akuisisi, joint venture dengan perusahaan lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Prasetyo Utomo
"Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan berupa analisis SWOT untuk menyusun merencanakan strategi marketing, mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap beresiko dan dapat mempengaruhi keberhasilan/kegagalan strategi tersebut dan memformulasikan suatu model manajemen strategi dan manajemen resiko yang efektif yang dapat membantu pemegang keputusan untuk menentukan strategi marketing.
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara studi pustaka, wawancara dan kuesioner pada 20 manajer PT. VSL Indonesia, data market proyek yang ada 4 tahun terakhir, trend market, market proyek kedepan yang teridentifikasi, pertumbuhan Jasa konstruksi (persentage market jasa konstruksi) dari informasi brosur, maupun kuisioner, dan literatur.
Hasil penelitian ini dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal SWOT secara detail maka strategi yang lepat untuk diterapkan di PT VSL adalah : Market Penetration, Market Development, Product Development dan Backward Integration.
Dari hasil analisa beberapa faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan / kegagalan strategi marketing, antara lain: Kekuatan Tawar Pembeli dan Persaingan antar Perusahaan berupa tuntutan janji, tepat waktu, informasi approach /network, harga kompetitif kualitas unggul, enginering support, dukungan-finasial.memiliki prohabilitas yang tinggi dan akan berpengaruh kepada kinerja perusahaan secara umum, dengan metode korelasi Pearson menggunakan Software SPSS 11.0 dimana implementasinya strategi yang dikelompokkan menjadi dua faktor yang paling dominan dalam persaingan yaitu kekuatan tawar pembeli dan persaingan antar perusahaan.
Model regresi yang dihasilkan adalah :Y= 4,300 - 0,334 X1 + 0,239 X2.
Dari hasil penelitian lain (resiko) dengan menggunakan metoda AHP menggunakan software windows excel, juga mengungkapkan disamping faktor-faktor yang berpengaruh terhadap analisis strategi bersaing, terdapat 4 faktor-faktor dominan lainnya yang juga perlu diperhitungkan, antara lain: bahan bakar, pertumbuhan industri, hambatan kompetitor untuk mengundurkan diri dari bisnis ini cukup tinggi.

The objectives of the study are to identify the external and internal factors of SWOT analysis to plan the marketing strategy, to identify the risk factors which influence the successful/failure of the strategy, and formulate the effective management strategic model and risk management to help the decision makers to decide the marketing strategy.
The research method using literature review, interviews and questionnaires to 20 managers of PT. VSL Indonesia, market project data from the last 4 years, market trend, identified future projects, and growth of construction industry.
The result of SWOT analysis is to implement Market Penetration, Market Development, Product Development and Backward Integration. The factors affecting the successful and failure of strategy are the Power of Buyer and The Industry Competitiveness consists of the keeping promise. On time information approach, competitive price, premium quality, engineering support, financial support.
Regression model from the analysis V = 4,300 - 0,334 X1 + 0,239 X2.
From the risk factor using Al-IP method there are four other factors, which should be considered; raw material, industry growth, high competitor barrier to exit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Taufik Rakhman
"Latar belakang penelitian ini adalah Prosound Records sebagai salah satu perusahaan rekaman yang hanya bermain di wilayah lokal tidak lagi hanya bersaing dengan perusahaan rekaman lokal saja, namun juga dengan perusahan rekaman yang bergabung dengan label internasional. Untuk itu dituntut sebuah strategi promosi yang baik dalam perencanaan, desain dan pelaksanaan sehingga album yang dirilis sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus (case study) dengan tipe penelitian 2 yaitu desain kasus single - multi unit analisis. Yang menjadi objek atau kasus adalah album Malam Pertama-Rossa dan album NaFF-NaFF yang keduanya dirilis oleh Prosound Records dalam waktu hampir bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi Prosound Records mulai dari masa sebelum edar (pra rilis), masa edar (rilis) hingga masa sesudah edar (pasca rills) pada album Malam Pertama-Rossa dan abum NaFF-NaFF, dengan mengevaluasi input yaitu menganalisis permasalahan yang dihadapi perusahaan dari data yang diperoleh perusahaan, mengevaluasi perencanaan dan desain straegi promosi, mengevaluasi pelaksanaan strategi promosi dan mengevaluasi sejauh mana tingkat kesesuaian antara perencanaan dan desain dengan pelaksanaan sebuah strategi promosi.
Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai direktur utama, direktur dan manajer promosi yang menjadi sumber informasi utama, sumber data sekunder diambil dari dokumentasi perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan: meskipun ada persaingan dalam bisnis rekaman, namun sebuah perencanaan dan desain dari sebuah strategi promosi sebaiknya sesuai dengan pelaksanaan kegiatan promosinya. Setiap album yang akan dirilis memiliki keunggulan yang berbeda sehingga dalam merencanakan dan mendesain strategi promosinya disesuaikan dengan karakteristik album tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: dan informasi yang berhasil dikumpulkan, Prosound Records melakukan perencanaan dan desain dalam strategi promosinya ditiap album yang akan dirilis yang telah disesuaikan dengan karakteristiknya. Namun pada pelaksanaan strategi promosi tersebut tidak selalu sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan didesain terlebih dahulu. Hal ini biasanya disebabkan faktor diluar Prosound Records, masyarakat sebagai konsumen masih percaya pada 'the singer not the sow' dimana faktor penyanyi sebagai figur masih sangat berperan,Dalam melakukan kegiatan perecanaan, desain dan pelaksanaan sebuah strategi promosi selain dilakukan secara efektif dan efisien juga diperlukan faktor-faktor lain seperti peka terhadap lingkungan yang dinamis dan inovasi dalam berpromosi.

Evaluation of Planning, Design and Implementation of Promotion Strategic at Recording Company (Case Study: Promotion Strategic Prosound Records on the Malam Pertama album-Rossa and NaFF album NaFF)The research background is Prosound as one of recording company that the business just in the local area not only gets the competition from the other local recording company but also with the international label. A good promotion strategic in the planning, design and implementation from the album will be released.
The study was carried out by employing case study design as, single case deigns-multiple units of analysis. The cases under study are Malam Petama album by Rossa and NaFF album by NaFF. Both of them released by Prosound Records almost at the same time.
The general research objective is to understand promotion activities of Prosound Records from before release era, release era until after release era by input evaluation which encompasses: problem analysis from data obtained from the company, evaluation of promotion program design and evaluation of its implementation
The data collection was conducted interview with the president director of Prosound Records, Director and Promotion Manager. In addition secondary data was collected.
The research findings indicate despite considerable competition with the other album from the other recoding company, promotion division must have a promotion strategic in the planning, design and its implementation. Because of album is the unique product, the promotion division should have the product well-known.
The research concludes that information obtained from Prosound Records, in the planning, design and implementation from the album will be released, promotion division do the different way depending on characteristic the album and the singer. Effective, efficient and innovative are needed in the promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayman Husni Kamal
"[ABTRAK
Rebranding adalah sebuah strategi marketing yang lumrah dilakukan oleh
banyak perusahaan, terutama saat ada situasi dimana sebuah perusahaan diakuisisi
oleh perusahaan lainya. Dalam situasi tersebut strategi rebranding menjadi sangat
penting untuk diterapkan demi mendapatkan kepercayaan konsumen untuk terus
menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam penelitian ini, dapat
dilihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen
dengan keinginan pembelian. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan
pada proses rebranding terlihat dari sikap skeptis dan resistensi terhadap
perubahan yang membentuk brand attitude seseorang. Dalam penelitian ini,
hubungan yang ditimbulkan antara sikap skeptis dan resistensi dapat dibuktikan
dan bersifat positif. Rasa keingintahuan menjadi faktor penting untuk
mempengaruhi tingkat resistensi. Pada penelitian ini terlihat hubungan yang
signifikan dan bersifat negatif antara rasa keingintahuan seseorang dengan
resistensi yang dimiliki. Pada akhirnya, resistensi akan mempengaruhi sikap yang
dimiliki oleh seorang konsumen pada saat rebranding terjadi. Dari sikap yang
dimiliki oleh seseorang tersebut, terbentuk tingkat keinginan pembelian yang
tinggi pada sebuah merek.

ABSTRACT
Rebranding is a common marketing strategy undertaken by many
companies, especially when there is a situation where a company acquired by
other companies such as merger and acquisition. In such a situation, it becomes
very important for a rebranding strategy to be applied correctly in order to obtain
the trust of consumers to continue to use the product or service being offered and
develop a favorable attitude towards brand. In this study, there are factors that will
affect the level of consumer trust and purchase intention. Factors that influence
the level of trust will be shown and driven by skepticism and resistance to change
that will shape a customers's brand attitude. In this study, the relationship arising
between skepticism and resistance can be proven positive. Curiosity becomes an
important factor to influence the level of resistance. The study shows, there is a
significant relationship between curiosity and resistance and the relationship is
negative. It means the more curiosity shown by the customer, the less resistance
he or she will have toward a brand that undergoes changes. In the end, resistance
will affect the attitude towards brand when undergoes rebranding process. This
attitude will proved center reason why a customer use the service in the website
and generates transaction in the future.;Rebranding is a common marketing strategy undertaken by many
companies, especially when there is a situation where a company acquired by
other companies such as merger and acquisition. In such a situation, it becomes
very important for a rebranding strategy to be applied correctly in order to obtain
the trust of consumers to continue to use the product or service being offered and
develop a favorable attitude towards brand. In this study, there are factors that will
affect the level of consumer trust and purchase intention. Factors that influence
the level of trust will be shown and driven by skepticism and resistance to change
that will shape a customers's brand attitude. In this study, the relationship arising
between skepticism and resistance can be proven positive. Curiosity becomes an
important factor to influence the level of resistance. The study shows, there is a
significant relationship between curiosity and resistance and the relationship is
negative. It means the more curiosity shown by the customer, the less resistance
he or she will have toward a brand that undergoes changes. In the end, resistance
will affect the attitude towards brand when undergoes rebranding process. This
attitude will proved center reason why a customer use the service in the website
and generates transaction in the future., Rebranding is a common marketing strategy undertaken by many
companies, especially when there is a situation where a company acquired by
other companies such as merger and acquisition. In such a situation, it becomes
very important for a rebranding strategy to be applied correctly in order to obtain
the trust of consumers to continue to use the product or service being offered and
develop a favorable attitude towards brand. In this study, there are factors that will
affect the level of consumer trust and purchase intention. Factors that influence
the level of trust will be shown and driven by skepticism and resistance to change
that will shape a customers's brand attitude. In this study, the relationship arising
between skepticism and resistance can be proven positive. Curiosity becomes an
important factor to influence the level of resistance. The study shows, there is a
significant relationship between curiosity and resistance and the relationship is
negative. It means the more curiosity shown by the customer, the less resistance
he or she will have toward a brand that undergoes changes. In the end, resistance
will affect the attitude towards brand when undergoes rebranding process. This
attitude will proved center reason why a customer use the service in the website
and generates transaction in the future.]"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>