Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Budi Setianto
"Krisis moneter atau krisis ekonomi yang terjadi saat ini telah mengakibatkan menurunnnya nilai penghasilan masyarakat Indonesia dan meningkatkan biaya operasional rumah sakit. Pelayanan Ambulatory surgery diperkirakan dapat meringankan beban biaya pasien.
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran implikasi pelayanan Ambulatory surgery di sebuah rumah sakit milik BUMN terhadap beban biaya pasien yang akan diperolah melalui simulasi menggunakan metode eksperimental kuasi tipe simulatif dengan desain eksperiman before & after atau one group pretest postest desing melalui 151 sampel (januari 1998 - Mei 1998).
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa penghematan biaya per pasien rata-rata sebesar 26.4%.
Disarankan agar melakukan upaya upaya lainnya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Ambulatory surgery, melakukan efisiendi penggunaan obat, alat dan bahan habis pakai penyesuaian pola dari eksperimental kuasi serta pengusulan adanya kebijakan tentang pelayanan Ambulatory surgery bagi pasien perusahaan."
1999
JMAR-1-2-Jun1999-81
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Setianto
"ABSTRAK
Krisis moneter atau krisis ekonomi yang terjadi saat ini, telah mengakibatkan menurunnya nilai penghasilan masyarakat Indonesia, meningkatnya biaya operasional rumah sakit dan telah mengakibatkan tertundanya ekspansi kapasitas Rumah Sakit Krakatau Steel Cilegon dan 117 menjadi 200 tempat tidur.
Pelayanan Ambulatory Surgery diperkirakan dapat menurunkan kebutuhan tempat tidur, meringankan biaya pasien dan sekaligus mendatangkan peluang pendapatan dari pasien-pasien yang selama ini ditolak.
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran implikasi pelayanan Ambulatory Surgery di Rumah Sakit Krakatau Steel terhadap BOR, aspek finansial dan peluang pendapatan yang akan diperoleh melalui simulasi, menggunakan metode Eksperimental Kuasi tipe Simulatif dengan desain eksperimen Before & After atau One Group Pretest-Posttest Design melalui 151 sampel ( Januari 1998 - Mei 1998 ).
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa terjadi penurunan BOR rata-rata sebanyak 2,83 %, penghematan biaya pasien rata-rata 26,4 %, penurunan pendapatan rumah sakit tetapi cost recovery rate nya > 100 %, peluang pendapatan yang diperoleh oleh Unit Rawat Inap sebesar 1,07 % dari total pendapatan Unit tersebut dan peluang pendapatan Unit Penunjang Diagnostik sebesar 0,5 % dari total pendapatan Unit tersebut.
Disarankan agar melakukan upaya-upaya lainnya untuk mengatasi tingginya BOR, meningkatkan kualitas & kuantitas pelayanan Ambulatory Surgery, melakukan efisiensi penggunaan obat, alat dan bahan habis pakai, penyesuaian pola baru Ambulatory Surgery serta pengusulan adanya kebijakan tentang pelayanan Ambulatory Surgery bagi pasien perusahaan.
Dengan melalui pelayanan Ambulatory Surgery dan upaya-upaya lainnya diharapkan dapat mengurangi masalah yang timbul akibat krisis ekonomi.
Daftar Bacaan 31 (1984 -1998)

ABSTRACT
Monetary crisis or economic crisis has been affecting Asian countries including Indonesia. The crisis has decreased the income value substantially also increased prices medical care resources that lead to higher hospital operational cost. This crisis also has constrained the plan to expand the hospital capacity from 117 to 200 beds.
Based on this crisis, so it must be striven the service can aid to overcome that problem.
It is supposed that Ambulatory Surgery can reduces need for beds, decrease the patient's cost and give the revenue opportunity from refused recent patients.
A Quasi-Experimental Simulative type research which use Before & After or One Group Pretest-Posttest Design aim to gain the illustration of Ambulatory Surgery upon BOR, finance aspect and revenue by inpatient units and ancillary units in Krakatau Steel Hospital through simulation.
The results are, the BOR. reducing in average is 2.83 %, and the patient's cost efficiency in average is 26.4 %. There is a hospital income reducing, but its cost recovery rate is more then 100 %, income opportunity gained by inpatient unit. It is 1.07 % from its total revenue and the ancillary unit opportunity take 0.5 percentage.
Suggest to carry out some other exertions to control BOR., to increase quality and quantity of Ambulatory Surgery service, using medicines and medical consumables efficiently, tariff adjustment and to propose the statement policy of Ambulatory Surgery service for the companies.
In such Ambulatory Surgery with other striving could decrease the crisis problem.
Bibliography: 31 (1984 - 1998).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Diah Redyardani Sutantri
"Kesehatan merupakan hak setiap individu untuk mau dan mampu hidup sehat, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tentu saja menyumbang salah satu faktor keberhasilan dalam pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan terapi pengganti ginjal (TPG) di Indonesia juga menghadapi tantangan dari segi pemerataan pelayanan. Permintaan pelayanan dialisis meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian Penyakit Ginjal Kronis. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 8 tahun 2022 mengatur agar pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir mendapat terapi pengganti ginjal yang merata. Upaya pemerataan pelayanan dialisis ini salah satunya adalah dengan mulai memanfaatkan pelayanan CAPD maka RSUD Kota Bogor perlu melakukan persiapan pelayanan CAPD di instalasi hemodialisa. . Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dan upaya penyelenggaraan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik yang digunakan untuk mengkaji lebih dalam mengenai persiapan dan kesiapan RSUD Kota Bogor dalam memberikan pelayanan CAPD. Sebagian besar instrumen penilaian kesiapan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor berdasarkan PMK no.8 tahun 2022 telah terpenuhi, yaitu sebesasr 81%, namun masih perlu penyiapan sarana dan prasarana serta berkas SPO yang belum terpenuhi agar pelayanan CAPD dapat berjalan. Dengan terpenuhinya persyaratan tersebut maka RSUD Kota Bogor siap memberikan pelayanan CAPD.

Health is the right of every individual to want and be able to live healthily, and utilize health services. The availability of health service facilities certainly contributes to one of the success factors in equitable distribution of health services in Indonesia. Kidney replacement therapy (TPG) services in Indonesia also face challenges in terms of equitable distribution of services. The demand for dialysis services is increasing along with the increasing incidence of Chronic Kidney Disease. The government through Minister of Health Regulation (PMK) No. 8 of 2022 stipulates that patients with end-stage chronic kidney disease receive kidney replacement therapy that is evenly distributed. One of the efforts to equalize dialysis services is by starting to utilize CAPD services, so the Bogor City Hospital needs to prepare for CAPD services at the hemodialysis installation. . The purpose of this study was to analyze the readiness and efforts to provide CAPD services at RSUD Kota Bogor. This type of research is a qualitative research with an analytic descriptive approach that is used to examine more deeply the preparation and readiness of Bogor City Hospital in providing CAPD services.

Most of the CAPD service readiness assessment instruments at Bogor City Hospital based on PMK no. 8 of 2022 have been fulfilled, which is 81%, but it is still necessary to prepare facilities and infrastructure as well as SPO files that have not been fulfilled so that CAPD services can run. With the fulfillment of these requirements, Bogor City Hospital is ready to provide CAPD services."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairuddin
"Bisnis perumahsakitan mengalamj perubahan mendasar berkaitan dengan peningkatan daya saing rumah sakit dalam meraih pangsa pasar pada saat ini dan masa mendatang. Salah satu produk rumah sakit yang sangat berkembang sejak tahu 80-an adalah rawat jalan. Bedah rawat jalan (BRJ) merupakan bagian dari layanan rawat jalan yang saat ini merupakan Iayanan yang terus meningkat karena banyak memberikan keuntungan seperti biaya yang lebih murah, rendahnya tingkat infeksi, berkurangnya kecemasan pasien dan pasien merasa lebih nyaman.
Di Amerika BRJ mencapai 70-75 % dari seluruh pembedahan. Di Indonesia BRJ teiah dilakukan diberbagai rumah sakit tetapi umumnya belum menjadi Iayanan yang terencana baik, hanya merupakan pelayanan baru atau tarnbahan yang diadakan karena adanya kebutuhan dari masyarakat dan belum ada pelaporan tersendiri untuk pelayanan ini. Melihat potensi layanan ini di masa mendatang dan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya pelayanan ini diberikan dilakukan penelitian di RS Haji Jakarla mengingat angka pelayanan BRJ masih rendah dan untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah sakit terutama kamar bedah dalam melaksanakan BRJ.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dukungan manajemen, kesiapan SDM baik dokter maupun perawat, dan kesiapan fasilitas untuk mendukung pelayanan BRJ. Juga dinilai kesiapan kamar bedah melaksanakan pelayanan ini dibandingkan standar yang ada. Peneiitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informasi yang didapat berupa data primer melalui wawancara mendaiam dan observasi dan data sekunder melalui telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan kamar bedah secara umum telah siap melakukan pelayanan BRJ., tetapi dukungan manajemen masih belum maksimal. Dari segi SDM baik perawat dan dokter siap melakukan pelayanan BRJ. Dari fasilitas dan layanan pendukung layak melakukan BRJ. Saran kepada manajemen adalah selain BRJ dicantunkan dalam rencana strategis berikutnya, harus dibuat konsep dan disain BRJ yang biak dan dijabarkan dalam pelaksanaan strategi serta ada evaluasi untuk tindakan koreksi.

The hospital businesses are having a basic changes linked by the increased hospital competition abilities in reaching the market-section nowadays and future. One of the Hospitals products which is very popular since 80's is the ambulatory care. Ambulatory surgery is a part of the ambulatory care programs which is popular because it gives a lot of benefits to the hospital and the patients, such as cheaper , low-infection level, less of anxiety and the patients feels more comfortable.
In United State ambulatory surgery achievement till 70-75 % from whole surgery. ln Indonesia ambulatory surgery have done by various hospital but generally the care not to be good planned, only the new care because the people need the service and not yet different report for the care. Observe the potential this care for future and how the good standar for this practice, had done study at Haji Hospital Jakarta keep in mind ambulatory surgery achievement still low and for observe readiness operathing theater bring about the ambulatory surgery.
The aim of the study is to find out management support, human resources readiness whether nurse or doctor, and facility readiness to support the ambulatory surgery. Operating theater readiness also to be compare with available standard. The study using a qualitative approach, and the information obtained are a primary data from in-depth interview and observation, and secondary data from documents review.
The study found that generally operating theater ready for servicing ambulatory surgery, but management support not yet maximum. From human resources whether nurse or doctor is ready to serve. From facility and service support good too. Suggestion for management is ambulatory surgery persisten included in the strategic planning furthermore and must be made ambulatory surgery concept and design and conversion to the realize strategi and evaluation have to made for corrective action.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T21072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Peristiana
"Penanganan program kesehatan bagi masyakat tidak mampu adalah tanggung jawab Pemerintah. Melalui subsidi diharapkan penanganan tersebut menjadi optimal sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Agar subsidi yang ada tepat, baik secara ukuran kuantitatif maupun kualitatif maka periu dilakukan perhitungan biaya yang rill dan evaluasi terhadap penerimaan subsidi tersebut kepada pihak yang memang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kecukupan subsidi pasien tidak mampu di lnstalasi Rawat Jalan RSUD Koja berdasarkan perhitungan biaya satuan dan bagaimana evaluasi penerimaan subsidi tersebut untuk pasien yang benar-benar tidak mampu (validasi). Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yang pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, pengumpulan data sekunder dan survei lapangan untuk validasi pasien tidak mampu.
Hasil penelitian menyimpulkan besarnya biaya satuan pelayanan rawat jalan untuk pasien tidak mampu adalah sebesar Rp. 104.000,- termasuk biaya obat, yang diperoleh dengan perhitungan analisis biaya Activity Based Costing. Evaluasi ketepatan subsidi kepada Pasien tidak mampu yang berhak menerima dengan kriteria yang telah ditetapkan memiliki validitas ketidakmampuan sebesar 96 %. Sebanyak 4 % sisanya merupakan pasien tidak mampu yang berasal dari luar Jakarta Utara sehingga tidak diperhitungkan.
Untuk mendapatkan angka subsidi yang mencukupi kebutuhan pengobatan pasien tidak mampu maka pemerintah perlu memperhitungkan besar biaya satuan. Dan untuk pelaksanaan prosedur dan ketepatan pemberian subsidi tersebut perlu dilakukan pengawasan dari pihak terkait.
Daftar bacaan : 35

Analysis on Cost Subsidy for the Poor at Ambulatory Care Service unit, Koja General District HospitalProtecting the poor is Government's responsibilities. Implementation of subsidy policy seems to be the important strategy to meet the medical treatment need for the poor effectively. To ensure appropriateness of the subsidy, calculation on the unit cost is needed.
The objective of this study is to obtain information on subsidy for Ambulatory in Unit of Koja General District Hospital based on the unit cost and validation of those who entitled to obtain the subsidy.
The study showed that the cost was Rp. 104.000,- based on Activity Based Costing analysis. It is also confirmed that 96% subsidy provided is distributed to the entitled person. The remaining 4% was dedicated for those who reside outside North Jakarta.
Based on the study result, the Government need to calculate the unit cost of subsidy for the poor. To ensure the appropriateness and sufficient subsidy, control to the subsidy disbursement is needed.
References: 35"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Sutjiawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cholid Yamani
"Waktu tunggu erat hubungannnya dengan kenyamanan dan keamanan pasien; dimana waktu tunggu pasien yang lama dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan perburukan kondisi kesehatan pasien. Penelitian ini merupakan studi kualitatif, dengan mengobservasi waktu tunggu pasien pada saat registrasi dan selama menunggu pelayanan, ketersediaan peralatan pemeriksaan kesehatan, diikuti dengan wawancara dengan direktur klinik dan petugas kesehatan terkait. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan mendekatkan waktu kedatangan pasien dengan waktu pemeriksaan dokter spesialis, untuk mempersingkat waktu tunggu pasien pada unit rawat jalan.

The waiting time is closely related to the comfortability and safety of the patients; where as long waiting time could add to the discomfortability and worsen the health of the patients. This is the qualitative study, observing patients’ waiting time during registration and at the clinic, observing performance of staff at the registration counter and at the clinic, provision off medical equipments, followed by indepth interview targetting the director and relevant clinical staff. Recomendation among others was made for the clinical specialists to adjust the arrival time in order to shorten the patients’ wating time at the outpatient departement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucyanel Arlym
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien, yakni karakteristik pasien dan pelayanan di instalasi rawat jalan. Metode penelitian analitik cross sectional pada 110 pasien rawat jalan. Digunakan analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan uji statistic chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian 64% responden menyatakan puas. Tiga variabel karakteristik yang dominan berhubungan adalah pekenjaan, penghasilan dan pendidikan. Tiga variabel pelayanan di rawat jalan yang dominan berhubungan adalah lingkungan sarana/prasarana di ruang tunggu, pelayanan tenaga perawat di poli dan pelayanan tenaga dokter di ruang periksa. Dari karakteristik pasien didapatkan komunitas yang memerlukan pelayanan berorientasi pelanggan, komunikatif, cepat, tanggap, dan kualitas dan kompetensi pelaksana pelayanan.
Prioritas saran untuk lingkungan sarana/prasana di ruang tunggu lebih memperhatikan kenyamanan ruang tunggu, melengkapi dengan kipas angin/ac, bahan bacaan dan kebersihan wc/toilet, diklat customer care training untuk perawat, kedisiplinan dokier, penjadwalan kunjungan, dan meningkatkan pemasaran rumah sakit.

This Research aims to determine patient satisfaction on service of ambulatory care Installation at Drug Dependence Hospital Jakarta in year 2010 and the factors associated with patient satisfaction, ie, patient characteristics and service in ambulatory care installation. The method of this thesis is cross sectional analytic study on 110 patients that used univariate analysis, bivariate and multivariate analysis. Chi square and logistic regression is used as statistic test.
The research results that 64% respondents who expressed satisfaction. There are three dominant variables of patient characteristics that are related to occupation, income and education. There are three dominant variables of ambulatory services related with satisfaction, that are environmental infrastructure in the waiting room, nursing services, and physician services. By patients characteristics this research informed that requiring community services more customer-oriented, communicative, fast, responsive, and competence and quality of the service implementation.
As Suggestions for waiting room facilities service is to keep waiting room comfortable with air conditioner, the reading materials and sanitary toilets, training for customer care, training for nurses, doctors are more disciplined and stand by at the poly, schedule visiting, and increase hospital marketing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33292
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, K. Chandra
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran, menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik yang terbuat dari fiber optik dipergunakan dalam tindakan bedah radang apendiks, tindakan bedah ini disebut dengan metode laparoskopi apendiks. Efektivitas biaya dari metode laparoskopi apendik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metode apendiktomi yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan radang apendiks.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode bedah radang apendiks yang efektif biaya diantara metode apendiktomi dan laparoskopi apendiks.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2000 di RS MMC Jakarta. Analisa data biaya investasi menggunakan biaya investasi setahun (Annualized Investment Cost). Distribusi biaya rumah sakit dari unit penunjang ke unit produksi, menggunakan metode distribusi ganda. Pada unit produksi penghitungan biaya pelayanan dilakukan dengan dasar proporsi waktu pada masing-masing tindakan atau pemeriksaan. Sedangkan biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut.
Pada penelitian ini untuk mendapatkan biaya satuan aktual bedah radang apendiks, dilakukan penghitungan biaya satuan aktual pemeriksaan darah rutin di patologi anatomi unit laboratorium, foto thorax dan apendikogram pada unit radiologi, apendiktomi dan laparoskopi apendiks di operating theater serta biaya rawat inap pada masing-masing kelas perawatan di unit perawatan lantai VIP RS MMC Jakarta.
Dari penghitungan biaya satuan aktual pelayanan bedah radang apendiks, diketahui bahwa besarnya biaya sangat dipengaruhi oleh biaya ruang rawat inap yang dipergunakan untuk merawat pasca bedah.
Analisa biaya hasil dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : membandingkan biaya satuan aktual metode bedah radang apendiks dan penghitungan simulasi biaya total untuk menentukan besarnya output. Kedua metode penghitungan tersebut menunjukkan bahwa jika pasien dirawat pada ruang rawat super VIP, maka pelayanan bedah radang apendiks dengan metode laparoskopi apendiks Ieblh efektif biaya dibandingkan dengan metode apendiktomi. Sebaliknya jika pasien dirawat pada ruang rawat VIP, kelas-l, kelas-2, atau kelas-3, maka tindakan bedah radang apendiks dengan metode apendiktomi lebih efektif biaya dibandingkan dengan metode laparoskopi apendiks.
Dan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelayanan bedah radang apendiks yang paling efektif biaya adalah metode apendiktomi dan pasien dirawat pada ruang rawat kelas-3, dimana biaya hanya 65,32 % dibandingkan dengan biaya dengan metode laparoskopi apendiks. Sedangkan jika menggunakan ruang rawat super VIP maka tindakan bedah radang apendiks yang efektif biaya adalah metode laparoskopi apendiks, dimana biaya metode apendiktomi sebesar 102,19 % dibandingkan dengan metode laparoskopi apendiics.

The development of technology in the medical equipment, results a new alternative in health care services. Laparoscope's which is made of fiber optic to be used in the abscess appendix surgery and this kind of surgery namely appendices laparoscope's method. Cost Effectiveness of the appendix laparoscope's method need to be research to be compared with appendectomy, the method that commonly applied in the abscess appendix surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method, between appendectomy and appendix laparoscope's in the abscess appendix surgery.
The research made was descriptive, by the usage of secondary data taken in a cross sectional method, in the year 2000 at the MMC Hospital Jakarta The data analysis on the investment cost using an Annualized Investment Cost, hospital cost distribution from supporting unit to production unit using a double distribution method. At the production unit, the cost calculation was done based on time spent in each measure or examination taken. While the Actual Cost is obtained from the calculation of the Total Cost to be divided with the Total Output of the related activity.
In this research to have an actual unit cost of abscess appendix surgery was obtained through a finding on the actual unit cost of the blood routine at pathology unit of the Laboratory Department, thorax and appendecogram at Radiology Department, appendectomy and appendix laparoscope's at the operating theater also the cost of bed services of each class at the Ward Unit third floor of MMC Hospital Jakarta.
By calculating the actual unit cost of abscess appendix surgery was found out that the high or low cost is directly affected by the cost of bed services in the post-operating period.
Cost analysis was made on two (2) ways as follows: compare the actual unit cost of abscess appendix surgery and simulated calculation of the total cost to find the out put. Both methods showing that if the patient is treated at super VIP ward then abscess appendix surgery through appendix laparoscope's method is more cost effective than appendectomy method. On the contrary if the one is treated at VIP ward, Class-I, Class-2 or Class-3, resulting the abscess appendix surgery through appendectomy method will be more cost effective compared with one through laparoscope's appendix method.
The conclusion of this investigation is that the most cost effective on abscess appendix surgery is appendectomy method but the patient is treated at Class-3 ward, where the cost is 65,32 % lower than the cost of laparoscope's appendix method. In case of super VIP ward is applied then the cost effective abscess appendix surgery is laparoscope's appendix method, where the cost of appendectomy method as much as 102,19 % higher than laparoscope's appendix method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>