Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Asriati
"ABSTRAK
Kondisi dan situasi pasar internasional pada saat ini diwarnai dengan situasi yang sangat kompetitif dengan tingkat persaingan yang tinggi terutama untuk rute-rute yang dianggap menguntungkan dan mulai berkembang seperti kawasan Asia Pasifik. Situasi dan kondisi lingkungan yang memberi peluang dan sekaligus ancaman ini menuntut perusahaan penerbangan melakukan suatu strategi yang efektif dan efisien sebagai usaha terobosan dan pembenahan diri agar memiliki kemampuan untuk unggui dalam bersaing.
Dalam keseluruhan proses penyusunan dan implementasi strategi, kemampuan sumber daya manusia sangat dituntut karena merupakan unsur pencetus dan penggerak. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangkitkan keunggulan bersaing adalah memelihara keunikan artinya seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan suatu produk atau jasa yang berbeda sehingga tidak mudah ditiru oleh pesamg. Dalam industri jasa penerbangan unsur sumber daya manusia ini telah diakui sebagai unsur keunikarr yang sangat diutamakan kaTena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap peniruan. Keunggulan bersaing dalam hal sumber daya manusia inilah yang merupakan salah satu tujuan pembinaan pegawai di PT Garuda Indonesia.
Pertanyaan mendasar mengapa seseorang tertarik untuk bekerja atau tetap bertahan bekerja di suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal penghasilannya sebagai imbalan sumbang karyanya terhadap perusahaan. Dewasa ini imbalan merupakan komponen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Imbalan bukan hanya diperlukan sebagai alat untuk memelihara, mempertahankan pegawai tetapi juga sebagai motor penggerak motivasi dan etos kerja pegawai dan sangat berperan dalam membentuk citra yang positif terhadap masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pengetahuan tentang seberapa jauh PT Garuda Indonesia sudah memenuhi kebutuhan dan harapan karyawannya serta seberapa jauh persepsi karyawan terhadap imbalan yang diberikan dan bagaimana tingkat kesesuaian keadilan (equity) dalam pemberian imbalan dengan tingkat kebutuhan, keseimbangan antara imbalan kelompok pegawai yang satu dengan yang lain dan kondisi imbalan di pasar tenaga kerja, terutama perusahaan sejenis merupakan masukan yang berharga bagi PT Garuda Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya manusianya terutama untuk penyusunan strategi imbalan yang berlaku saat ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Direktorat Teknik PT Garuda Indonesia terhadap 139 responden dengan mempergunakan metode pengumpulan data kwesioner beberapa hal dapat ditemukan antara lain faktor-faktor keadilan yang dianggap kritikal, faktor-faktor yang menyangkut posisi imbaian yang diberikan PT Garuda Indonesia diatara perusahaan lain yang sejenis dan faktor-faktor imbalan yang telah memenuhi harapan karyawan.
Terdapat lima faktor kritikal keadilan yang dipandang paling menonjol yakni, gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan menabung; gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan rekreasi; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai dengan tingkat gaji dari perusahaan lain yang sejenis; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk biaya menyekolahkan anak di sekolah yang baik dan gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan primer. Kelima faktor ini menunjukkan bahwa karyawan cenderung berpendapat gaji yang diberikan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masing-masing individu dan bukan sebagai faktor-faktor yang berupa pengalaman kerja, prestasi kerja, tingkat jabatan, tingkat pendidikan, risiko kerja , keuntungan perusahaan dan kesesuaian dengan rekan di unit kerja lain dan di perusahaan lain yang sejenis. Seyogyanya dengan munculnya kelima faktor kritikal diatas, PT Garuda Indonesia perlu mengadakan peninjauan terhadap sistem imbalan dan menempatkan imbalan sebagai alat pemacu produktivitas dan prestasi kerja yang efektif.
Komponen imbalan berupa fasiiitas konsesi tiket dan hotel, fasilitas kesehatan dan tunjangan karya, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling memenuhi harapan karyawan. Dengan munculnya komponen tersebut sebagai komponen yang paling memenuhr harapan maka seyogyanya PT Garuda Indonesia melakukan tindakan pemeliharaan agar tetap dapat menempatkannya sebagai salah satu competitive advantage perusahaan. Berbeda halnya dengan ketiga komponen diatas Tunjangan Hari Tua/Pensiun, Sumbangan Pendidikan, Gaji Pokok dan Fasilitas Olah raga dan sent, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling belum memenuhi harapan karyawan. Tunjangan Hari Tua/Pensiun dan Gaji Pokok merupakan dua hal yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu seyogyanya PT Garuda Indonesia memberi perhatian yang serius pada penetapan gaji pokok karyawannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan meninjau kembali formulasi perhitungan pensiun yang akan diterima.
Walaupun tidak terlepas adanya proses pembandingan dengan perusahaan penerbangan asing yang seringkali mengadakan kerjasama dengan Direktorat Teknik, dalam hal kesesuaian keadilan dengan kondisi pasar tenaga kerja di industri jasa penerbangan, hal yang menarik adalah munculnya tingkat ketidaksesuaian yang tinggi dari imbalan diantara perusahaan lain yang sejenis. Ketidaksesuaian ini memiliki keterkaitan yang cukup signifikan dengan tingkat pendidikan dan lamanya masa kerja dan akan merupakan masalah perusahaan di kemudian hari mengingat telah diselenggarakannya beberapa program pendidikan tinggi dengan beberapa pihak dalam rangka peningkatan kwalitas sumber daya manusianya. Seyogyanya PT Garuda Indonesia meninjau kembali struktur dan sistem imbalannya dan menetapkan sistem imbalan yang cukup kompetitif yang didasarkan pada harga yang berlaku di pasar tenaga kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rostiani
"Dalam perkembangannya hampir semua lapisan masyarakat telah menuangkan wasiat dalam bentuk akta autentik. Pemberian wasiat adalah hak seseorang sebelum meninggal dunia untuk memberikan hak miliknya kepada orang lain dan pelaksanaannya setelah yang berwasiat meninggal dunia. Namum pelaksanaan wasiat autentik tidak selalu berjalan dengan baik, pada kenyataannya sering terjadi silang sengketa antara pihak ahii waris karena ada pihak yang merasa dirugikan atas pemberian wasiat pewaris hanya kepada seorang atau sebagian ahli waris atas sebagian atau seluruh harta peninggalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hak opsi dapat diterapkan pewaris dalam pemberian wasiat autentik dan memahami akibat hukum yang timbul dari pemberian wasiat autentik kepada sebagian ahli waris atas sebagian atau seluruh harta warisan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan bersifat yuridis normatif dengan tinjauan terhadap hukum kewarisan Islam di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dan analisa dilakukan secara kualitatif dengan menganalisis al-Qur'an dan al-Hadist serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan akibat pemberian wasiat autentik kepada sebagian ahli waris atas sebagian besar atau seluruh harta peninggalan pewaris guna mengetahui kesesuaian peraturan dengan kenyataan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hak opsi tidak dapat diterapkan atau dilaksanakan oleh pewaris yang beragama Islam. Namun bukan berarti pewaris yang tunduk pada hukum Islam tidak dapat membuat wasiat dalam bentuk akta autentik dihadapan Notaris. Hukum Islam khususnya dalam aturan hukum kewarisan pada dasarnya tidak melarang wasiat dibuat dalam bentuk lisan atau tertulis baik dalam akta dibawah tangan atau akta autentik. Sedangkan dalam pemberian wasiat kepada sebagian ahli waris atas sebagian atau seluruh harta warisan diharuskan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari ahli waris lainnya. Oleh karena itu seseorang yang ingin memberikan suatu wasiat hendaknya mengetahui kaidah-¬kaidah yang berlaku dalam berwasiat, sehingga dalam pelaksanaannya tidak merugikan pihak ahli waris yang berhak mendapatkan warisan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam hukum kewarisan Islam di Indonesia.

In this modern age, almost every society has transferred their inheritance will in the form of authentic will of testament. An inheritance will can be defined as passing on wealth upon the death of an individual to a legal heir. However, the practice of the authentic will of testament does not always accordingly work. In reality, there have been several cases of disputes between the legal heirs because one feel hampered that the other receive bigger portion or all of the inheritance. The purpose of this research is to discover whether or not the inheritance recipient has any option rights in the authentic will of testament and to understand the legal impacts caused by the authentic will of testament that given to the parties involved. This thesis is juridical normative literature research based on the inheritance laws of Islam in Indonesia. The data that were used are secondary data with a qualitative analysis on al-Qur'an, al-Hadist and regulations related to the practice of authentic will of testament. The end result of this research was that option rights cannot be applied by Islamic heirs, but it does not mean that Islamic heirs cannot make a legal will of testament by creating an authentic or non authentic legal document in front of a notary, as the Islamic law does not prohibits an inheritance will to be documented literally or verbally non authentic or authentically. Thus, the passing on wealth inheritance to a legal heir should be approved by all of its legal heirs beforehand, therefore the heir-giver must know all the rules and regulations concerning inheritance will in order to create a well environment between heirs based the inheritance laws of Islam in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T 02320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kaswara
"ABSTRAK
Manajemen pendapatan merupakan cara memaksimumkan pendapatan dengan
mengalokasikan persediaan tempat duduk untuk suatu penerbangan. Dengan tujuan
maksimalisasi pendapatan diharapkan keuntungan pada suatu penerbangan akan
maksimum. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya untuk setiap penerbangan (biaya
piiot, awak kabin, bahan bakar, pendaratan dan navigasi) adalah tetap.
Dengan sistem manajemen pendapatan, diharapkan tidak akan terjadi alokasi
yang berlebihan pada kelas tarif potongan. Berarti sistem manajemen pendapatan
harus membatasi pemesanan pada kelas tarif potongan (terjadi beberapa hari jauh
sebelum waktu keberangkatan). Penolakan tersebut berdasarkan harapan adanya
pemesanan pada kelas tarif tinggi (terjadi dekat waktu keberangkatan), meskipun
masih terdapat kursi yang kosong.
Dalam sistem manajemen pendapatan dikenal 4 (empat) metode optimasi
alokasi kapasitas tempat duduk, yaitu:
1. Metode deterministik dengan alokasi partisi.
2. Metode deterministik dengan alokasi nested.
3. Metode probabilistik dengan alokasi partisi.
4. Metode probabilistik dengan alokasi nested.
Sistem pesan tempat (=reservation system) mempunyai hubungan yang erat
dengan sistem manajemen pendapatan, dalam hal:
1. Memberikan informasi pemesanan untuk setiap penerbangan.
2. Sarana penyimpanan data (=data bank).
3. Sarana yang menghubungkan pelanggan dengan perusahaan penerbangan.
4. Sarana untuk pengawasan dan pengambilan keputusan.
Permasalahan lain yang berhubungan dengan manajemen pendapatan adalah:
Kebijaksanaan penmanfaatan dan pembatasan pembelian (= purchase restriction).
Kebijaksanaan pemesanan lebih (= overbooking policy).
Tingkat ketidak-hadiran (no-show rate).
Pemesanan secara berkelompok (= group booking).
Metode peramalan permintaan ( demand forecasting).
Berikut ¡ni merupakan faktor penunjang implementasi sistem manajemen
pendapatan di PT Garuda Indonesia:
Memungkinkan segmentasi pasar, sehingga kebijaksanaan diferensiasi harga dapat
dilakukan.
Komputerisasi sistem pesan tempat yang ada, mempunyai kemampuan bagi
implementasi sistem manajemen pendapatan.
Program manajemen pendapatan telah dituangkan ke dalam rencana korporasi,
rencana bisnis dan rencana fungsi.
Telah dibentuk organisasi yang bertanggung-jawab pada implementasi manajemen
pendapatan.
Struktur rute yang bervariasi dan yang satu penerbangan (= single leg),
penerbangan lanjutan melalui stasion utama (= hub) dan penerbangan gabungan
(= interline).
Kemampuan personil berdasarkan pelatihan dan pendidikan yang telah diterima.
Banyak paket perangkat lunak sistem manajemen pendapatan.
Berikut ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan:
Masih kurangnya riset pasar yang dapat mendukung keputusan diferensiasi harga
dan banyaknya kelas tarif potongan.
Belum ada pemasukan data pemesanan pada sub-class di dalam sistem pesan
tempat.
Belum ada prosedur dalam pengawasan dan evaluasi posisi pemesanan, penentuan
batas pemesanan lebih, pemasukan data pemesanan dan penumpang yang
terangkut pada setiap sub-class.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Batara
"Di dalam dunia usaha penerbangan, penyiapan pesawat dengan kriteria laik terbang, bersih, nyaman dan tepat waktu sudah merupakan Core-Product yang tidak dapat ditawar lagi. Modal dasar terse but harus dimiliki oleh setiap perusahaan penerbangan hila ingin tetap berada dalam persaingan usaha penerbangan. Para pelanggan jasa angkutan udara sudah terbiasa dengan pelayanan dengan kriteria tersebut. Ketidak mampuan suatu perusahaan penerbangan dalam menyediakan Core-Product terse but mengakibatkan turunnya kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan mengurangi minat mereka terhadap jasa layanan yang kita tawarkan.
Divisi Teknik PT Garuda Indonesia, adalah unit dalam tubuh organisasi perusahaan yang berfungsi menyiapkan pesawat dengan kriteria di atas melalui kegiatan perawatan pesawat. Untuk mencapai fungsi tersebut Divisi Teknik haruslah memiliki suatu konsep dan sistim perawatan yang jelas dan mendukung ke arah pencapaian fungsinya. Konsep dan sistim perawatan tadi diwujudkan dalam bentuk sistim dan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi /PPP atau Production Planning & Control /PPC yang baik.
Pada intinya makalah ini berisi suatu analisa terhadap sis tim, fungsi, dan organisasi Perencanaan & Pengendalian Produksi yang diterapkan di Dinas Perawatan Pesawat, salah satu dinas pada Divisi Teknik yang menyediakan produk akhir (pesawat siap pakai), dalam melaksanakan kegiatan perawatannya. Melalui suatu telaah kepustakaan yang bersumber dari berbagai buku manajemen produksi dan Handbook khusus PPP suatu organisasi perawatan pesawat, dihasilkan suatu sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal.
Sistim PPP yang dianggap ideal merupakan hasil interaksi komponen-komponen: perencanaan & strategi perusahaan, perencanaan bisnis, perencanaan produk dan pasar, perencanaan keuangan, perencanaan agregat, perencanaan sumber daya, jadwal produk utama, perencanaan kapasitas kasar, perencanaan material, perencanaan kapasitas terinci dan pengendalian produksi, dim ana fungsi PPP yang dianggap ideal meliputi :
- Peramalan Produksi
- Metoda & Standar Produksi
- Perencanaan Material
- Perencanaan Fasilitas & Peralatan
- Pengendalian & Penjadwalan Produksi
- Analisa Prestasi Produksi
dan tipe organisasi fungsi PPP dibedakan atas :
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Sentralisasi secara fungsional, desentralisasi secara fisik
- Sebagian sentralisasi dan sebagian desentralisasi
- Matriks
Dengan keadaan sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal seperti
tersebut di atas, maka dilakukan analisa dengan hasil :
- Sistim PPP yang ada saat ini di Divisi Teknik khususnya Dinas Perawatan Pesawat masih mengikuti sistim/model PPP yang dianggap ideal dan interaksi dari komponen sistim secara vertikal/hirarkis menunjukkan persamaan dengan model idealnya. Kekurangan yang cukup menyolok dalam sistim PPP yang sedang berjalan adalah tidak adanya perencanaan jangka menengah.
- Dari ke tujuh fungsi PPP ideal, hanya Analisa Prestasi Produksi yang belum berjalan, enam yang lainnya telah berjalan meskipun belum optimal.
- Tipe organisasi fungsi PPP mengikuti tipe desentralisasi untuk tingkat divisi, dan sentralisasi untuk tingkat dinas.
Dari hasil analisa tersebut di atas, solusi yang penulis ajukan adalah :
- Memperbaiki sistim PPP yang ada sekarang dengan menambahkan perencanaan jangka menengah dengan periode 0 -1 tahun, sebagai jembatan antara perencanaan jangka panjang dan pendek.
- Menambahkan fungsi PPP yang berjalan sekarang dengan Analisa Prestasi Produksi, mengikuti konsep analisa yang dilakukan oleh International Air Transport Association, dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi PPP lainnya antara lain melakukan perencanaan sumber daya manusia, material dan peralatan berdasarkan kerangka waktujangka panjang, menengah dan pendek.
- Organisasi fungsi PPP dalam Din as Perawatan Pesawat memiliki karakteristik, fungsi perencanaan yang tersentralisasi dan fungsi pengendalian yang terdesentralisasi ke unit-unit produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Esther Refina
"ABSTRAK
Sejak tahun 1990-an mulai banyak perusahaan yang menerapkan sistem empowerment untuk menggantikan pendekatan sistem production line yang dirasa kurang efektif untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat di lingkungan bisnis. Banyak perusahaan jasa ternama di dunia yang menerapkan sistem ini kepada karyawannya seperti British Airways, United Airlines, Hotel Hilton dan lain sebagainya.
PT Garuda Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan internasional berusaha menerapkan layanan prima (service excellence) kepada penumpang untuk mengantisipasi persaingan dengan perusahaan penerbangan domestik dan asing lainnya. Dalam hal ini, peran karyawan lini depan cukup besar dalam membentuk persepsi penumpang mengenai tingkat kualitas pelayanan perusahaan. Dalam situasi di lapangan, seringkali karyawan lini depan merasa terhambat ruang geraknya dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk menyenangkan hati penumpang maupu untuk mengatasi keluhan penumpang dikarenakan adanya batasan prosedur yang mengikat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian bagaimana tanggapan dan persepsi karyawan lini depan mengenai kondisi pelayanan perusahaan sekarang ini dan bagamana tanggapan mereka apabila diberi empowerment dalam pelaksanan kerja mereka.
Dari hasil penelitian penulis terhadap kuesioner yang dibagikan kepada karyawan lini depan , ternyata mendapat sambutan positif apabila empowerment diberlakukan kepada mereka . Walaupun demikian disadari juga bahwa banyak kendala dan kekurangan baik dari sisi perusahaan maupun dari sisi karyawan sendiri untuk mendukung pelaksanaan sistem ini agar berhasil dan efektif. Karena itu apabila perusahaan ingin benar-benar menerapkannya, perlu dipikirkan secara mendalam dilihat dari beberapa hal yaitu penyampaian informasi kepada karyawan, pemberian penghargaan, pelatihan maupun batasan wewenang yang dapat diberikan kepada karyawan. Semua ini untuk keberhasilan perusahaan dalam meraih keunggulan bersaing terutama di dunia penerbangan internasional."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuty Marliati
"ABSTRAK
Revolusi dalam bidang turisme, telekomunikasi dan transportasi yang merupakan
ciri transisi ekonomi pada abad XXI nanti serta akan dengan diberlakukannya AFTA
2000, akan berdampak langsung terhadap perusahaan nasional Indonesia. Perusahaan
penerbangan Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN harus siap memposisikan
dirinya ditengah ketatnya kompetisi dalam jasa penerbangan baik di domestik dan
intemasional. Dampak dari globalisasi ini akan sangat besar, khususnya dalam hal
pendapatan dan pangsa pasar. Unit pemasaran sebagai salah satu unit pendapatan di
Garuda Indonesia merupakan unit yang paling berkepentingan dalam upaya
mempertahankan posisi pendapatan dan pangsa pasar setelah masuknya pesaing
pesaing baru nanti.
Kunci sukses pemasaran adalah membuat perencanaan pemasaran yang tepat dan
efektif sesual dengan kondisi yang dimiliki perusahaan serta tanggap terhadap perubahan
situasi yang teij adj. Perencanaan pemasaran sangat penting artinya untuk setiap
operasional bisnis dan untuk mengefektiÍkan serta mengefisienkan program pemasaran
dan produk balk berupa barang maupun jasa. Dengan membuat perencanaan
pemasaran, kita dapat melihat dengan jelas arah yang akan dituju serta apa yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Perencanaan pemasaran yang dibuat oleh bagian pemasaran merupakan
salah satu dari 4 macam perencanaan yaitu perencanaan korporat, perencanaan keuangan.,
perencanaan pemasaran, dan perencanaan armada yang dibuat oleh bagian
pemasaran untuk mendukung perencanaan lainnya dalam pemsahaan.
Dalam operasi penerbangan internasionalnya, area South West Pacific adalah
salah satu area yang dilayani oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia,
yang meliputi kota kota: Darwin, Cairns, Melaide, Melbourne, Perth, Sydney, Brisbane
dan Auckland di Selandia Baru. Dengan menggunakan jenis pesawat Airbus 300-600
untuk wilayah Australia dan DC 10 untuk Selandia Barn serta menggunakan kota
Denpasar sebagai pusat persinggahannya, rute ini menyumbang rata rata sebesar 8,3
% dan total pendapatan Garuda Indonesia (antara tahun 1990-1993).
Dengan kontribusi tersebut, rute South West Pasifik sangat potensial untuk
dikembangkan. Didukung oleh armada baru yaitu Airbus 300-600, frekuensi yang
banyak, pelayanan yang berkualitas serta tarif tiket yang kompetitif area ini diharapkan
akan mampu menyumbang pendapatan yang lebih besar lagi kepada Garuda. Dengan
membuat perencanaan pemasaran yang efektif dibarapkan program program pemasaran
akan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan perusahaan.
Proses pembuatan perencanaan pemasaran adalah dengan membuat analisis
terhadap situasi yang meliputi perkiraan terhadap permintaan, faktor demografi,
kondisi bisnis dan ekonomi, serta politik dan peraturan. Keadaan lingkungan umum
yang harus diperhatikan adalah keadaan keuangan, kebijaksanaan pemerintah, serta
media. Keadaan pesaing juga harus dianalisis kekuatan maupun kelemahannya baik
pesaing utama maupun pesaing potensial. Setelah menganalisis situasi baik eksternal
maupun internal, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar dan menemukan
masalah dan peluang. Tujuan,target pemasaran dan strategi pemasaran adalah
langkah berikutnya yang barus dianalisis.
Kendala kendala yang dihadapi dalain pembuataia perencanaan pemasaran
adalah kurangnya inforinasi yang lengkap, baik daii internal maupun eksternal.
Dukungan data dan informasi daii pihak yang berkepentingan sangat membantu sekali,
tenitania untuk data eksternaiPereflcaflaafl pemasaran untuk area South West Pacific
yang ttlah dibuat dihrapkan dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan pemasaran untuk area area lainnya."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prim Kemal S. Suparta
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puthut Tri Prasetyo
"Analisa atau kajian budayahklim keselamatan dan kesehatan kerja (k3) berawal dilakukan setelah peristiwa peledakan reaktor nukiir Chemobyl di UniSovyet, tahun 1986. Analisa budaya/ildim k3 tersebut berlanjut hingga saat ini tidak hanya dilakukan oleh para ahli keselamatan saja, melainkan juga kepada para ahli dari berbagai disiplin ilmu lain yang terkait sepcrti psikologi, sosial, teknlk, dan budaya. Dali lanjutan analisa/kajian tersebut menjadikan budayaflklim keselamatan dan kesehatan kenja (k3) sebuah paradigma baru yang sangat panting didalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kelja di tempat ke1ja. Melihat begitu pentingnya peranan budaya/Iklim kgselamatan dan kesehatan kerja untuk ada dan sejauhmana keberadaannya bila dikaitkan dcngan PT. Garuda Indonesia sebagai perusahaan komersial penerbangan yang tentunya mcmiliki tingkat resiko tinggi didalam pengelolaan operasi penerbangan, maka dipcrlukan Suatu penelitian analisa terhadap profil budaya/iklim keselamatan dan kesehatan kerja yang ada. Tujuan penelirian ini secara umum'untuk mendapatkan profil/gambaran budaya/iklim kcselamatan dan kesehaian kerja di Dinas Perencanaan dan Kontrol Operasi Penerbangan pada Dircktorat Operasi PT.Garuda. Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah survei, dengan populasi penelitian diambil dari sernna karyawan di Dinas Perencanaan dan Kontrol Operasi Penerbangan denan pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling Pengurnpulan data menghasillcan data primer dan data selcunder yang dilakukan dengan menyebarkan angket (dara utama), wawancara individu (data pendukung), dan pengamatan (data pendukung). Jumlah sampel kaceluruhan yang terlcumpul baik dari data utama (angket) dan data pendukung (wawancara) adalah 115 responden. Pengolahan data berpedoman pada Sajeay Climate Measurement User Guide and Toalkir, 2000, dari The Ojfshore Safety Division of The HSE - The Brilish Heallh Safegv Commission. Penyajian data berupa kuantitatif dan kualitatif dengan analisa proiil budayafmklim k3 pada seluruh responder; pada golongaru/jabatan manajer, golong@abatan non-manajer, dan pada tiga unit/suhdinas di operalions control centre, flighl dispatch centre, dan crew scheduling.
Hasil penelitian dan kesimpulan mendapatkan profil budaya/iklim keselarnatan dan keschatan kerja di Dinas Perencanaan dan Kontrol Opcrasi Penerbangan menunjukkan ada nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kerja yang tampak menonjol sekali yakni keselamatan sebagai kebutuhan utama pribadi dan keutamaan keselamatan di organisasi/pemsahazm Selain itu ada nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kerja yang tampak kurang menonjol sekali yalcni apresiasi pribadi terhadap resiko kerja komunikasi keselamatan, dan keterlibatan. Apabila dilihat secara konteks pn`badi, anggota kelompok dan anggota organisasi, nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kexja pada individu tersebut didalam uji statistik tampak tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan p > 0,05 , yang artinya niiai-nilai k3 individu baik secara. konteks pn'badi, anggota kelompok maupun anggota organisasi menunjukkan nilai-nilai |43 yang relatif sama menonjol. Hasil keseluruhan nilai-nilai pro51 _ubudayafddim k3 tersebut temyata tidak berbeda jauh baik pada golongan/jabatanl manajer, non-manajer, dan pada tiga unit/subdinas di operations control centre,j7ight dispatch cenlre, dancrew scheduling Saran yang diperlukan dad hasil kesimpulan penelitian ini adalah perlu dibudayakan kembali nilai-nilai keselamatan dan kesehatan kelja (Safety Value) baik melalui pendidikan dan latihan serta perlunya membentuk integrasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan ketja (SMK3) tcrpadu dengan sistem keselamatan penerbangan yang sudah ada.

HSE has been intensively explored after the explosion of Chernobyl nuclear reactor, Sovyet in 1986. It is been conducted until now not only by safety scientists but also involve others related science such as psychology, social, technic, and culture. The research has made HSE a new and important paradigm in managing health, safety and environment at workplace. Considering the importance role of HSE and its relation with PT_Gamda Indonesia as a commercial flight enterprise which has high risk level in managing operation therefore a research to a culture prolile / HSE has to be conducted. The aim of the research generally is to get profile I protile picture / HSE at Flight Planning and .Control Department - Operation Directorate PT.Garuda Indonesia. ?
The type of the research is a survey, with population of all of the employee of Flight Planning and Control Department, by using sampling random proportional method. Primary and seoondair data are acquired by distributing a questionnaire (primary data), individual interview (supporting data), and monitoring (supporting data), The total number of primary data (questionnaire) and supporting data interview) is 115 respondents. Data processing is based on Sqfegv Climaie Meamremen! User Guide and Toolkit 2000, &om The Ofshore Sqfety Division of The HSE - The British Health and Safety Commission. Data presentation takes the form of quantitative and qualitative with cultural proiile analysis / HSE on all respondent at managerial level, non managerial level and three units at operation control center, flight dispatch center, and crew scheduling.
The result of t.he research pictures the cultural profile / HSE at Flight Planning and Control Department shows that there is a domination of safety and health value which is safety as private main needs and safety in company. Beside them there is health and safety value which are less importance, Le. personal appreciation to workplace, safety communication, and involvement. Looking it as a individual context, group members, and organization members, the value of HSE on individual in statistical test shows no dilterences with row >0,05 which means the value of individual HSE in individual context, group members and organintion members show the domination of HSE. value. The total value of cultural profile / HSE has nearly no diference on managerial level, non managerial level and three units at operation control center, flight dispatch center, crew scheduling.
Suggestion as an outcome of this research is the need of preservation of HSE value through education and training, and formation of HSE management system integration with the existing safety system.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Franciscus
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan adalah perusahaan yang padat modal, teknonolgi dan karya yang menjual jasa untuk penumpang dan barang. Untuk meridukung kelancaran operasi penerbangan diperlukan dukungan pengadaan suku cadang yang efektif dan efisien.
Keputusan ? keputusan pengadaan yang dilakukan suatu manajemen pembelian mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, untuk itu diperlukan manajer pembelian profesional yang dapat mengantisipasi peruhahan lingkungan eksternal maupun operasi setiap saat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Selain kemampuan identifikasi peluang dan ancaman seorang manajer pembelian juga harus mampu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan melakukan analisa faktor internal perusahaan dan perilaku organisasi.
Analisa untuk identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikenal dengan analisa SWOT. Dan analisa swot dapat ditentukan strategi pembelian yang diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang dan memperkecil kelemahan dan ancaman dengan memperhatikan misi dan sasaran perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>