Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Asriati
"ABSTRAK
Kondisi dan situasi pasar internasional pada saat ini diwarnai dengan situasi yang sangat kompetitif dengan tingkat persaingan yang tinggi terutama untuk rute-rute yang dianggap menguntungkan dan mulai berkembang seperti kawasan Asia Pasifik. Situasi dan kondisi lingkungan yang memberi peluang dan sekaligus ancaman ini menuntut perusahaan penerbangan melakukan suatu strategi yang efektif dan efisien sebagai usaha terobosan dan pembenahan diri agar memiliki kemampuan untuk unggui dalam bersaing.
Dalam keseluruhan proses penyusunan dan implementasi strategi, kemampuan sumber daya manusia sangat dituntut karena merupakan unsur pencetus dan penggerak. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangkitkan keunggulan bersaing adalah memelihara keunikan artinya seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan suatu produk atau jasa yang berbeda sehingga tidak mudah ditiru oleh pesamg. Dalam industri jasa penerbangan unsur sumber daya manusia ini telah diakui sebagai unsur keunikarr yang sangat diutamakan kaTena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap peniruan. Keunggulan bersaing dalam hal sumber daya manusia inilah yang merupakan salah satu tujuan pembinaan pegawai di PT Garuda Indonesia.
Pertanyaan mendasar mengapa seseorang tertarik untuk bekerja atau tetap bertahan bekerja di suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal penghasilannya sebagai imbalan sumbang karyanya terhadap perusahaan. Dewasa ini imbalan merupakan komponen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Imbalan bukan hanya diperlukan sebagai alat untuk memelihara, mempertahankan pegawai tetapi juga sebagai motor penggerak motivasi dan etos kerja pegawai dan sangat berperan dalam membentuk citra yang positif terhadap masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pengetahuan tentang seberapa jauh PT Garuda Indonesia sudah memenuhi kebutuhan dan harapan karyawannya serta seberapa jauh persepsi karyawan terhadap imbalan yang diberikan dan bagaimana tingkat kesesuaian keadilan (equity) dalam pemberian imbalan dengan tingkat kebutuhan, keseimbangan antara imbalan kelompok pegawai yang satu dengan yang lain dan kondisi imbalan di pasar tenaga kerja, terutama perusahaan sejenis merupakan masukan yang berharga bagi PT Garuda Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya manusianya terutama untuk penyusunan strategi imbalan yang berlaku saat ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Direktorat Teknik PT Garuda Indonesia terhadap 139 responden dengan mempergunakan metode pengumpulan data kwesioner beberapa hal dapat ditemukan antara lain faktor-faktor keadilan yang dianggap kritikal, faktor-faktor yang menyangkut posisi imbaian yang diberikan PT Garuda Indonesia diatara perusahaan lain yang sejenis dan faktor-faktor imbalan yang telah memenuhi harapan karyawan.
Terdapat lima faktor kritikal keadilan yang dipandang paling menonjol yakni, gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan menabung; gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan rekreasi; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai dengan tingkat gaji dari perusahaan lain yang sejenis; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk biaya menyekolahkan anak di sekolah yang baik dan gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan primer. Kelima faktor ini menunjukkan bahwa karyawan cenderung berpendapat gaji yang diberikan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masing-masing individu dan bukan sebagai faktor-faktor yang berupa pengalaman kerja, prestasi kerja, tingkat jabatan, tingkat pendidikan, risiko kerja , keuntungan perusahaan dan kesesuaian dengan rekan di unit kerja lain dan di perusahaan lain yang sejenis. Seyogyanya dengan munculnya kelima faktor kritikal diatas, PT Garuda Indonesia perlu mengadakan peninjauan terhadap sistem imbalan dan menempatkan imbalan sebagai alat pemacu produktivitas dan prestasi kerja yang efektif.
Komponen imbalan berupa fasiiitas konsesi tiket dan hotel, fasilitas kesehatan dan tunjangan karya, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling memenuhi harapan karyawan. Dengan munculnya komponen tersebut sebagai komponen yang paling memenuhr harapan maka seyogyanya PT Garuda Indonesia melakukan tindakan pemeliharaan agar tetap dapat menempatkannya sebagai salah satu competitive advantage perusahaan. Berbeda halnya dengan ketiga komponen diatas Tunjangan Hari Tua/Pensiun, Sumbangan Pendidikan, Gaji Pokok dan Fasilitas Olah raga dan sent, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling belum memenuhi harapan karyawan. Tunjangan Hari Tua/Pensiun dan Gaji Pokok merupakan dua hal yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu seyogyanya PT Garuda Indonesia memberi perhatian yang serius pada penetapan gaji pokok karyawannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan meninjau kembali formulasi perhitungan pensiun yang akan diterima.
Walaupun tidak terlepas adanya proses pembandingan dengan perusahaan penerbangan asing yang seringkali mengadakan kerjasama dengan Direktorat Teknik, dalam hal kesesuaian keadilan dengan kondisi pasar tenaga kerja di industri jasa penerbangan, hal yang menarik adalah munculnya tingkat ketidaksesuaian yang tinggi dari imbalan diantara perusahaan lain yang sejenis. Ketidaksesuaian ini memiliki keterkaitan yang cukup signifikan dengan tingkat pendidikan dan lamanya masa kerja dan akan merupakan masalah perusahaan di kemudian hari mengingat telah diselenggarakannya beberapa program pendidikan tinggi dengan beberapa pihak dalam rangka peningkatan kwalitas sumber daya manusianya. Seyogyanya PT Garuda Indonesia meninjau kembali struktur dan sistem imbalannya dan menetapkan sistem imbalan yang cukup kompetitif yang didasarkan pada harga yang berlaku di pasar tenaga kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kaswara
"ABSTRAK
Manajemen pendapatan merupakan cara memaksimumkan pendapatan dengan
mengalokasikan persediaan tempat duduk untuk suatu penerbangan. Dengan tujuan
maksimalisasi pendapatan diharapkan keuntungan pada suatu penerbangan akan
maksimum. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya untuk setiap penerbangan (biaya
piiot, awak kabin, bahan bakar, pendaratan dan navigasi) adalah tetap.
Dengan sistem manajemen pendapatan, diharapkan tidak akan terjadi alokasi
yang berlebihan pada kelas tarif potongan. Berarti sistem manajemen pendapatan
harus membatasi pemesanan pada kelas tarif potongan (terjadi beberapa hari jauh
sebelum waktu keberangkatan). Penolakan tersebut berdasarkan harapan adanya
pemesanan pada kelas tarif tinggi (terjadi dekat waktu keberangkatan), meskipun
masih terdapat kursi yang kosong.
Dalam sistem manajemen pendapatan dikenal 4 (empat) metode optimasi
alokasi kapasitas tempat duduk, yaitu:
1. Metode deterministik dengan alokasi partisi.
2. Metode deterministik dengan alokasi nested.
3. Metode probabilistik dengan alokasi partisi.
4. Metode probabilistik dengan alokasi nested.
Sistem pesan tempat (=reservation system) mempunyai hubungan yang erat
dengan sistem manajemen pendapatan, dalam hal:
1. Memberikan informasi pemesanan untuk setiap penerbangan.
2. Sarana penyimpanan data (=data bank).
3. Sarana yang menghubungkan pelanggan dengan perusahaan penerbangan.
4. Sarana untuk pengawasan dan pengambilan keputusan.
Permasalahan lain yang berhubungan dengan manajemen pendapatan adalah:
Kebijaksanaan penmanfaatan dan pembatasan pembelian (= purchase restriction).
Kebijaksanaan pemesanan lebih (= overbooking policy).
Tingkat ketidak-hadiran (no-show rate).
Pemesanan secara berkelompok (= group booking).
Metode peramalan permintaan ( demand forecasting).
Berikut ¡ni merupakan faktor penunjang implementasi sistem manajemen
pendapatan di PT Garuda Indonesia:
Memungkinkan segmentasi pasar, sehingga kebijaksanaan diferensiasi harga dapat
dilakukan.
Komputerisasi sistem pesan tempat yang ada, mempunyai kemampuan bagi
implementasi sistem manajemen pendapatan.
Program manajemen pendapatan telah dituangkan ke dalam rencana korporasi,
rencana bisnis dan rencana fungsi.
Telah dibentuk organisasi yang bertanggung-jawab pada implementasi manajemen
pendapatan.
Struktur rute yang bervariasi dan yang satu penerbangan (= single leg),
penerbangan lanjutan melalui stasion utama (= hub) dan penerbangan gabungan
(= interline).
Kemampuan personil berdasarkan pelatihan dan pendidikan yang telah diterima.
Banyak paket perangkat lunak sistem manajemen pendapatan.
Berikut ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan:
Masih kurangnya riset pasar yang dapat mendukung keputusan diferensiasi harga
dan banyaknya kelas tarif potongan.
Belum ada pemasukan data pemesanan pada sub-class di dalam sistem pesan
tempat.
Belum ada prosedur dalam pengawasan dan evaluasi posisi pemesanan, penentuan
batas pemesanan lebih, pemasukan data pemesanan dan penumpang yang
terangkut pada setiap sub-class.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexius Moedjihartono
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Batara
"Di dalam dunia usaha penerbangan, penyiapan pesawat dengan kriteria laik terbang, bersih, nyaman dan tepat waktu sudah merupakan Core-Product yang tidak dapat ditawar lagi. Modal dasar terse but harus dimiliki oleh setiap perusahaan penerbangan hila ingin tetap berada dalam persaingan usaha penerbangan. Para pelanggan jasa angkutan udara sudah terbiasa dengan pelayanan dengan kriteria tersebut. Ketidak mampuan suatu perusahaan penerbangan dalam menyediakan Core-Product terse but mengakibatkan turunnya kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan mengurangi minat mereka terhadap jasa layanan yang kita tawarkan.
Divisi Teknik PT Garuda Indonesia, adalah unit dalam tubuh organisasi perusahaan yang berfungsi menyiapkan pesawat dengan kriteria di atas melalui kegiatan perawatan pesawat. Untuk mencapai fungsi tersebut Divisi Teknik haruslah memiliki suatu konsep dan sistim perawatan yang jelas dan mendukung ke arah pencapaian fungsinya. Konsep dan sistim perawatan tadi diwujudkan dalam bentuk sistim dan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi /PPP atau Production Planning & Control /PPC yang baik.
Pada intinya makalah ini berisi suatu analisa terhadap sis tim, fungsi, dan organisasi Perencanaan & Pengendalian Produksi yang diterapkan di Dinas Perawatan Pesawat, salah satu dinas pada Divisi Teknik yang menyediakan produk akhir (pesawat siap pakai), dalam melaksanakan kegiatan perawatannya. Melalui suatu telaah kepustakaan yang bersumber dari berbagai buku manajemen produksi dan Handbook khusus PPP suatu organisasi perawatan pesawat, dihasilkan suatu sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal.
Sistim PPP yang dianggap ideal merupakan hasil interaksi komponen-komponen: perencanaan & strategi perusahaan, perencanaan bisnis, perencanaan produk dan pasar, perencanaan keuangan, perencanaan agregat, perencanaan sumber daya, jadwal produk utama, perencanaan kapasitas kasar, perencanaan material, perencanaan kapasitas terinci dan pengendalian produksi, dim ana fungsi PPP yang dianggap ideal meliputi :
- Peramalan Produksi
- Metoda & Standar Produksi
- Perencanaan Material
- Perencanaan Fasilitas & Peralatan
- Pengendalian & Penjadwalan Produksi
- Analisa Prestasi Produksi
dan tipe organisasi fungsi PPP dibedakan atas :
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Sentralisasi secara fungsional, desentralisasi secara fisik
- Sebagian sentralisasi dan sebagian desentralisasi
- Matriks
Dengan keadaan sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal seperti
tersebut di atas, maka dilakukan analisa dengan hasil :
- Sistim PPP yang ada saat ini di Divisi Teknik khususnya Dinas Perawatan Pesawat masih mengikuti sistim/model PPP yang dianggap ideal dan interaksi dari komponen sistim secara vertikal/hirarkis menunjukkan persamaan dengan model idealnya. Kekurangan yang cukup menyolok dalam sistim PPP yang sedang berjalan adalah tidak adanya perencanaan jangka menengah.
- Dari ke tujuh fungsi PPP ideal, hanya Analisa Prestasi Produksi yang belum berjalan, enam yang lainnya telah berjalan meskipun belum optimal.
- Tipe organisasi fungsi PPP mengikuti tipe desentralisasi untuk tingkat divisi, dan sentralisasi untuk tingkat dinas.
Dari hasil analisa tersebut di atas, solusi yang penulis ajukan adalah :
- Memperbaiki sistim PPP yang ada sekarang dengan menambahkan perencanaan jangka menengah dengan periode 0 -1 tahun, sebagai jembatan antara perencanaan jangka panjang dan pendek.
- Menambahkan fungsi PPP yang berjalan sekarang dengan Analisa Prestasi Produksi, mengikuti konsep analisa yang dilakukan oleh International Air Transport Association, dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi PPP lainnya antara lain melakukan perencanaan sumber daya manusia, material dan peralatan berdasarkan kerangka waktujangka panjang, menengah dan pendek.
- Organisasi fungsi PPP dalam Din as Perawatan Pesawat memiliki karakteristik, fungsi perencanaan yang tersentralisasi dan fungsi pengendalian yang terdesentralisasi ke unit-unit produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Esther Refina
"ABSTRAK
Sejak tahun 1990-an mulai banyak perusahaan yang menerapkan sistem empowerment untuk menggantikan pendekatan sistem production line yang dirasa kurang efektif untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat di lingkungan bisnis. Banyak perusahaan jasa ternama di dunia yang menerapkan sistem ini kepada karyawannya seperti British Airways, United Airlines, Hotel Hilton dan lain sebagainya.
PT Garuda Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan internasional berusaha menerapkan layanan prima (service excellence) kepada penumpang untuk mengantisipasi persaingan dengan perusahaan penerbangan domestik dan asing lainnya. Dalam hal ini, peran karyawan lini depan cukup besar dalam membentuk persepsi penumpang mengenai tingkat kualitas pelayanan perusahaan. Dalam situasi di lapangan, seringkali karyawan lini depan merasa terhambat ruang geraknya dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk menyenangkan hati penumpang maupu untuk mengatasi keluhan penumpang dikarenakan adanya batasan prosedur yang mengikat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian bagaimana tanggapan dan persepsi karyawan lini depan mengenai kondisi pelayanan perusahaan sekarang ini dan bagamana tanggapan mereka apabila diberi empowerment dalam pelaksanan kerja mereka.
Dari hasil penelitian penulis terhadap kuesioner yang dibagikan kepada karyawan lini depan , ternyata mendapat sambutan positif apabila empowerment diberlakukan kepada mereka . Walaupun demikian disadari juga bahwa banyak kendala dan kekurangan baik dari sisi perusahaan maupun dari sisi karyawan sendiri untuk mendukung pelaksanaan sistem ini agar berhasil dan efektif. Karena itu apabila perusahaan ingin benar-benar menerapkannya, perlu dipikirkan secara mendalam dilihat dari beberapa hal yaitu penyampaian informasi kepada karyawan, pemberian penghargaan, pelatihan maupun batasan wewenang yang dapat diberikan kepada karyawan. Semua ini untuk keberhasilan perusahaan dalam meraih keunggulan bersaing terutama di dunia penerbangan internasional."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuty Marliati
"ABSTRAK
Revolusi dalam bidang turisme, telekomunikasi dan transportasi yang merupakan
ciri transisi ekonomi pada abad XXI nanti serta akan dengan diberlakukannya AFTA
2000, akan berdampak langsung terhadap perusahaan nasional Indonesia. Perusahaan
penerbangan Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN harus siap memposisikan
dirinya ditengah ketatnya kompetisi dalam jasa penerbangan baik di domestik dan
intemasional. Dampak dari globalisasi ini akan sangat besar, khususnya dalam hal
pendapatan dan pangsa pasar. Unit pemasaran sebagai salah satu unit pendapatan di
Garuda Indonesia merupakan unit yang paling berkepentingan dalam upaya
mempertahankan posisi pendapatan dan pangsa pasar setelah masuknya pesaing
pesaing baru nanti.
Kunci sukses pemasaran adalah membuat perencanaan pemasaran yang tepat dan
efektif sesual dengan kondisi yang dimiliki perusahaan serta tanggap terhadap perubahan
situasi yang teij adj. Perencanaan pemasaran sangat penting artinya untuk setiap
operasional bisnis dan untuk mengefektiÍkan serta mengefisienkan program pemasaran
dan produk balk berupa barang maupun jasa. Dengan membuat perencanaan
pemasaran, kita dapat melihat dengan jelas arah yang akan dituju serta apa yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Perencanaan pemasaran yang dibuat oleh bagian pemasaran merupakan
salah satu dari 4 macam perencanaan yaitu perencanaan korporat, perencanaan keuangan.,
perencanaan pemasaran, dan perencanaan armada yang dibuat oleh bagian
pemasaran untuk mendukung perencanaan lainnya dalam pemsahaan.
Dalam operasi penerbangan internasionalnya, area South West Pacific adalah
salah satu area yang dilayani oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia,
yang meliputi kota kota: Darwin, Cairns, Melaide, Melbourne, Perth, Sydney, Brisbane
dan Auckland di Selandia Baru. Dengan menggunakan jenis pesawat Airbus 300-600
untuk wilayah Australia dan DC 10 untuk Selandia Barn serta menggunakan kota
Denpasar sebagai pusat persinggahannya, rute ini menyumbang rata rata sebesar 8,3
% dan total pendapatan Garuda Indonesia (antara tahun 1990-1993).
Dengan kontribusi tersebut, rute South West Pasifik sangat potensial untuk
dikembangkan. Didukung oleh armada baru yaitu Airbus 300-600, frekuensi yang
banyak, pelayanan yang berkualitas serta tarif tiket yang kompetitif area ini diharapkan
akan mampu menyumbang pendapatan yang lebih besar lagi kepada Garuda. Dengan
membuat perencanaan pemasaran yang efektif dibarapkan program program pemasaran
akan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan perusahaan.
Proses pembuatan perencanaan pemasaran adalah dengan membuat analisis
terhadap situasi yang meliputi perkiraan terhadap permintaan, faktor demografi,
kondisi bisnis dan ekonomi, serta politik dan peraturan. Keadaan lingkungan umum
yang harus diperhatikan adalah keadaan keuangan, kebijaksanaan pemerintah, serta
media. Keadaan pesaing juga harus dianalisis kekuatan maupun kelemahannya baik
pesaing utama maupun pesaing potensial. Setelah menganalisis situasi baik eksternal
maupun internal, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar dan menemukan
masalah dan peluang. Tujuan,target pemasaran dan strategi pemasaran adalah
langkah berikutnya yang barus dianalisis.
Kendala kendala yang dihadapi dalain pembuataia perencanaan pemasaran
adalah kurangnya inforinasi yang lengkap, baik daii internal maupun eksternal.
Dukungan data dan informasi daii pihak yang berkepentingan sangat membantu sekali,
tenitania untuk data eksternaiPereflcaflaafl pemasaran untuk area South West Pacific
yang ttlah dibuat dihrapkan dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan pemasaran untuk area area lainnya."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prim Kemal S. Suparta
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gema Dwireka Hakim
"Laporan magang ini berisi mengenai siklus pendapatan dan pencatatan Interline Ticket PT Garuda Indonesia Tbk pada Divisi WAP. PT Garuda Indonesia Tbk merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang transportasi udara yang memiliki beberapa divisi. Salah satunya adalah divisi WAP yang menangani akuntansi pendapatan, yang didalamnya menangani transaksi penjualan interline ticket. Interline ticket itu sendiri adalah transaksi penjualan tiket dalam dunia penerbangan yang melibatkan dua atau lebih maskapai yang berbeda. Siklus pendapatan meliputi pemesanan tiket, pembayaran, pengakuan pendapatan dan pencatatan jurnal. Berdasarkan hasil kerja, pencatatan akuntansi atas penjualan interline ticket sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan siklus pendapatan berjalan dengan efisien.

This internship report contains the Revenue Cycle and and Journal Entries on interline ticket PT Garuda Indonesia Tbk at WAP division. PT Garuda Indonesia Tbk is a service company specializing in air transport has several divisions. One is WAP division, the division that handles revenue accounting, which also handles transactions interline ticket sales. Interline ticket itself is ticket sales transaction in the aviation world that involve two or more different airlines. The revenue cycle includes ticket booking, payment, revenue recognition and journal entries. Based on the results of the work, generally accepted accounting principles in Indonesia and revenue cycle running efficiently."
Depok: Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Franciscus
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan adalah perusahaan yang padat modal, teknonolgi dan karya yang menjual jasa untuk penumpang dan barang. Untuk meridukung kelancaran operasi penerbangan diperlukan dukungan pengadaan suku cadang yang efektif dan efisien.
Keputusan ? keputusan pengadaan yang dilakukan suatu manajemen pembelian mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, untuk itu diperlukan manajer pembelian profesional yang dapat mengantisipasi peruhahan lingkungan eksternal maupun operasi setiap saat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Selain kemampuan identifikasi peluang dan ancaman seorang manajer pembelian juga harus mampu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan melakukan analisa faktor internal perusahaan dan perilaku organisasi.
Analisa untuk identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikenal dengan analisa SWOT. Dan analisa swot dapat ditentukan strategi pembelian yang diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang dan memperkecil kelemahan dan ancaman dengan memperhatikan misi dan sasaran perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>