Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abrar
"Transportasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam segala aktivitas kehidupan rnanusia. Ada berbagai macam jcnis iransportasi dalain icalitas kehidupan manusia. Salah satunya yang diperkenalkan pemerintahan kolonial Belanda dalam kehidupan masyarakat Sumatra Barat adalah kereta api.
Adanya transporiasi keiela api ui Sumatra Barat yang sebelumnya hanya nicngenal jenis alat angkut tradisional, tentu mcmbawa pengaruh tertentu terhadap aktivitas kchidupaii masyarakat Sumatra Barat. Oleh karena itu ada dua pokok permasalahan yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana proses dan perkembangan pembangunan jalan kereta api di Sumatra Barat? Kedua, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Sumatra Barat? Untuk mendapatkan pemahamafi secaia baik pennasalahan ini digunakan teori inovasi sebagaimana diungkapkan Marcel Clement dan teori perkembangan ekonomi seperti yang dijcWf.*m Liudblad. Penelitian ini menempuh tahapan sesuai metode sejarah yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan. Data-data yang digunakan terdiri dari data primer dan sektmder. Data primer meliputi arsip, dokumen, koran, majalah sezaman. Sedangfcan data sekunder terdiri dari buku-buku dan artikel.
Angkutan kereta api iiu scmiiri muncul tidak bisa dilepaskan dari potensi ekonomi yang terdapat di Sumatra Barat. Potensi yang terdapat di wilayah ini tidak saja karena adanya batu bara yang dibutuhkan pada masa itu untuk dunia pelayaran, tetapi juga disebabkan hasil pertanian yang tumbuh menjadi komoditi ekspor. Faktor lainnya yang mempercepat dibangunnya jaringan. laiu lintas kereta api itu adalah kondisi lalu lintas di Sumatra Barat yang masih sederhana dan ditemukannya teknologi kereta api pegunungan. Jalan raya yang ada kurang menguntungkan untuk kepentingan perdagartgan, karena barang-barang yang diperdagangkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke kota Padang sebagai basis ekspor pemerintahan kolonial Belanda.
Dalam membangun jaringan lalu lintas kereta api di Sumatra Barat, dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama tahun 1887-1896 yang mempakan tahap utama dari seluruh rute jaringan lalu lintas kereta api Sumatra Barat. Pada tahap ini pembangunan tertuju kc daerah darek (pedalaman). Tahap kedua tahun 1906-1924 yang dalam pembangunannya merupakan rute tambahan sebagai akibat munculnya sentra ekonomi baru, selain sentra yang telah ada pada tahap pertama, Pembangunan dilaksanakan dengan memberikan kompensasi ganti rugi tanah terhadap tanah rakyat yang digunakan.
Sampai tahun 1910 pemanfaatan angkutan kereta api belum menunjukkan hasil yang maksimal. Setelah itu sejalan dengan makin meningkaifwa jumlan barang yang di ekspor ke pasaran internasional maupun di impor ke pasaran regional
Sumatra Barat dan tingginya mobilhas penduduk yang nampak dari jumlah barang dan penumpang yang dibawa, fungsi ekonomi transportasi kereta api ini meningkat
pesat.
Sejak adanya angkutan kereta api semakin banyak para pemilik modal yang mengembangkan usahanya di Sumatra Barat. Mereka di samping membuka usaha perkebunan, adajuga yang membuka usaha tambang dan pabrik. Kedatangan para investor tersebut ikut mempengaruhi rneningkatnya jumlah ekspor dan impor, juga membuka kesempatan dan lapangan kerja bagi penduduk. Meskipun para pekerja umumnya bekerja sebagai kuli, yang jelas jumlah pekerja meningkat dari waktu ke waktu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Leonard
"Penulisan skripsi ini untuk mengetahui maanfaat pengoperasian bis non-ekonomi Perum DAMRI trayek Jakarta - Medan. Tujuannya untuk memperoleh gambaran kondisi Perum DAMRI dalam melayani trayeknya berdasarkan tingkat permintaan dan penawaran jasa angkutan. load faktor. biaya-biaya eksploitasi dan tarip serta persaingan dengan perusahaan otobis lainnya. Penelitian melalui studi lapangan untuk memperoleh data-data primer dan sekunder sebagai bahan-bahan untuk pembuatan analisa yang diperoleh dari Perum DAMRI dan instansi yang berhubungan jengan bidang-bidang perhubungan darat. Studi kepustakaan sebagai alat bantu dalam melaksanakan analisa. Hasil penelitian menunjukkan. permintaan dan penawaran jasa angkutan Perum DAMRI rendah dan tidak stabil, load faktor rendah yang menunjukkan tingkat pengisian bis dan rit rendah. Biaya biaya eksploitasi, terutama biaya tetap relatif tinggi dibandingan standar yang berlaku. Tetapi, adanya bantuan pemerintah engan pemberian bis dan kredit investasi dengan tingkat bunga yang rendah, menyebabkan harga pokok angkutan Perum DAMRI rendah, sehingga dari segi tarip dapat bersaing. Pasar angkutan bis nonkonomi trayek Jakarta - Medan menyediakan tiga kelas pelayanan dan hampir setiap perusahaan otobis menyediakannya. Sedangkan pelayanan yang diberikan Perum DAHRI terbatas pada satu kelas pelayanan, ini menyebabkan kemampuan merebut pangsa pasar yang lebih besar kurang. Hasil penelitian memberikan kesimpulan sebagai berikut: perum DAMRI kurang mampu bersaing dalam trayek Jakarta - Medan operasi yang dijalankan kurang optimal. Supaya Perum DAMRI tetap bertahan dalam trayek Jakarta Medan, pelayanan harus ditingkatkan dengan operasi yang teratur, jadwal dan rit dilaksanakan dengan tepat, kelaikan bis-bis yang dipergunakan selalu diperhatikan, supaya tidak menunda keberangkatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendy Tulungallo
"Seperti operator di negara lain, Perumka menghadapi masalah defisit anggaran dalam operasionalnya; persaingan dengan moda angkutan lain; dan perubahan status dari Per- Jan ke Per-Um, sehingga strategi bagaimana yang ditempuh agar dampak demand loss, dari peningkatan ongkos, tidak terjadi. Untuk itu, diperlukan alat analisa elastisitas guna mengetahui potensi segmen pasar dan daerah eksploitasi melalui estimasi model regresi time series dengan basis pendapatannya. Terbukti, bahwa secara umum elastisitas permintaannya adalah inelastis baik jenis angkutan dan daerah eksploitasinya. Kemudian terlihat pula berdasar nilai elastisitas permintaan masing-masing vara4bel bebas, angkutan barang lebih peka secara relatif tdrhadap angkutan penumpang di hampir semua daerah eksploitasi. Selain itu, elastisitas silangnya memperlihatkan - untuk semua daerah eksploitasi angkutan penumpang tidak relatif lebih peka dibandingkan angkutan barang. Akhirnya bagaimana mengelola perbedaan misi yang menyerupai koin, artinya dengan nilai elastisitas itu dapat dikaji potensi segmen pasar dan daerah ekploitasi serta misi melaksanakan pembangunan/social good supplied/cross subsidy dapat terlaksana apabila ingin mengurangi defisit melalui peningkatan ongkos yang tanpa diikuti demand loss. Jadi sarannya adalah mengatasi masalah penentuan ongkos agar tercipta persaingan yang alamiah dan adil; bila persaingan harga semakain tajam yang terjadi maka Perumka harus lebih siap mengutamakan (menentukan) qualitas; dan terakhir adalah pengetatan peraturan tentang 'load factor', karena memungkinkan ketetapatan pemilihan jenis usaha berdasarkan pemilihan sarana pengangkutan sesuai dengan kemampuan daya tahan jalan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
WPP 24:1(2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Rahimy
"Daerah muara sungai Jeneberang dari waktu ke waktu memperiihatkan proses perubahan fisik yang sangat dinamis. Proses ini meliputi perubahan garis pantai dan intensitas sedimen pembentuk endapan di sepanjang garis pantainya. Untuk mensimulasikan pengendapan angkutan sedimen perlu dilakukan kalibrasi atas parameter-parameter hidrologi menggunakan perangkat lunak pemodelan numerik dua dimensi. Pemodelan dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Surface Water Modelling System (SMS).
Proses kalibrasi dilakukan melalui dua model yaitu model hidrodinamika dan model angkutan sedimen. Domain komputasi dibentuk mesh dengan jenis elemen triangular quadratic sebanyak 1319 elemen. Data kedalaman batimetri dirubah menjadi elevasi untuk mempermudah perhitungan dan analisa dengan mengambil datum elevasi pada muka air rata-rata (Mean Sea Level) 25 meter. Pada kondisi steady digunakan debit konstan rata-rata sebesar 10 m3/ detik di bagian hulu (inflow). Pada kondisi steady di bagian hilir (head boundary), digunakan elevasi sebesar 26 meter. Proses simulasi pada kondisi unsteady dilakukan dengan menggunakan data aliran debit harian selama tahun 1997 pada bagian hulu (sungai) dan pada bagian hilir (head) berupa fluktuasi elevasi muka air akibat pasang surut.
Pada simulasi awal secara steady masing-masing perubahan parameter tidak berbeda secara signifikan terutama pada grafik elevasi muka air (water surface elevation) yang dihasilkan. Pada kondisi dinamis (unsteady) dengan rentang waktu 24 jam, kalibrasi dilakukan dengan membandingkan perubahan elevasi muka air serta besaran dan arah kecepatan arus dengan hasil pengukuran lapangan. Kalibrasi yang cocok untuk arah kecepatan dihasilkan dari simulasi dengan Viskositas Eddy sekitar 10.000 dan Koefisien Kekasaran Manning antara 0,02-0,03.
Untuk simulasi dengan rentang waktu yang lebih panjang perbedaan nilai viskositas eddy tidak terlalu memberikan perubahan berarti pada proses pengendapan yang tejadi. Sedangkan pada titik-titik tertentu perubahan koefisien Manning cukup berpengaruh. Perubahan debit aliran air, koefisien difusi yang digunakan serta besamya pasokan konsentrasi sedimen tersuspensi sangat mempengaruhi pengendapan di daerah ini. Perubahan amplitudo pasang surut hanya mempengaruhi beberapa titik tertentu di daerah muara.

The Jeneberang estuary has dynamics physical change during the time. Those include coastline changes and sedimentation process along the beach. Calibration of hydrological parameters should be emphasized prior to simulate the two dimension numerical model of sediment transport process in this area. Surface Water Modeling System (SMS) has been used as the model software.
The calibration has been treated for both hydrodynamic and sediment transport model. The computation domain has been built by 1319 triangular quadratic mesh elements based on the bathymetric data from field survey in 1997.
Constant flow rate of 10 m3/sec and water surface elevation of 1 meter above mean sea
level has been used as inflow and head boundary for steady state simulation, respectively. The dynamic simulation using the daily river discharge and tidal water surface elevation during 1997 as both inputs.
There are no significant differentiations between six types of material properties composition on steady state initial condition. The dynamic simulation for 24 hours has been compared to the field survey at the same observation point for water surface elevation, velocity magnitude and velocity vector. The velocity vector shows some significant relation between simulation and field data for material properties of Eddy Viscosity about 10,000 and Manning Roughness Coefficient of 0.02- 0.03.
The sensitivity of model has been tested for longer simulation time by different variables of inflow, suspended sediment concentration, diffusion coefficient and tides amplitude. There are some significant results for above variables except for tides amplitude. The roughness coefficient of Manning affects on different nodes of mesh element.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Widjaja Soetjipto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Krishna Maharatha
"Angka kematian bayi baru lahir saat ini cukup tinggi di Indonesia. Kelahiran yang kurang sempurna yang memerlukan pertolongan segera ke rumah sakit menempatkan pentingnya alat inukubator tranportasi. Hingga saat ini, alat ini cukup mahal harganya. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan rancang bangun "Inkubator Transportasi" dengan target harga yang lebih murah. Metoda yang digunakan dalam rancang bangun produk ini adalah metoda Karl T. Ulrich, dengan tahapan-tahapan yaitu: identifikasi kebutuhan konsumen, penyusunan dan pemilihan konsep desain produk, evaluasi desain, pembuatan prototipe, evaluasi dan pengujian prototipe serta spesifikasi akhir produk. Rancang bangun inkubator transportasi ini meliputi tiga bagian, yaitu: bagian Kompartemen bayi, bagian Heater dan Kontrol, serta bagian Trolly. Prototipe trolly telah terlebih dahulu selesai pembuatannya. Sedangkan prototipe bagian kompartemen bayi dan bagian heater dan kontrol mengalami perbaikan dan perubahan desain. Khusus pada bagian heater dan kontrol perbaikan prototipe I menjadi II disebabkan berat box yang cukup besar dan material yang dipergunakan pada penutup box dan saluran udara panas dapat menyerap panas, sehingga distribusi panas yang seharusnya dapat lebih cepat memanaskan hood banyak yang terbuang. Setelah diperbaiki ternyata prototipe II tidak memenuhi standar pengujian suhu terkontrol. Oleh karena itu dilakukan perubahan desain yang menjadi prototipe III. Pengujian prototipe III heater dan kontrol ini bersamaan dengan pengujian prototipe kompartemen bayi. Pengujian prototipe III heater dan kontrol ini adalah pengujian suhu terkontrol ruang hood untuk mengetahui besar suhu rata-rata di dalam ruang hood untuk kontrol yang berbeda. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa prototipe III heater.

The number of newborn baby is high enough at time in Indonesia. The newborn baby was not perfectly health as soon as need helping to put in transport incubator before it arrived in hospital. Until here, this equipment is expensive. The way out of this problem is design-built up the transport incubator with a specific target to reduce its price. Method of product design and built is following Karl T. Ulrich?s method that has several steps such as: customer needs identification, sketching and choosing concept product design, evaluation of design, built-up the prototype, evaluation and testing of prototype and defined specification product. Design-built up the incubator of this transportation cover three shares, that is: part of baby Compartment, part of Heater and Control, and also part of Trolley. Prototype of Trolley has beforehand finished making. While prototype part of compartment of baby and part of heater and control experience of repair and change design. Shares of heater and control repair of prototype I become II caused by weight of big enough box and the material utilized at cover of hot permeable hot box air-duct and, so that distribution of heat which ought to earn quicker heat hood a lot castaway. After improve; repaired really prototype of II do not fulfill standard of examination of temperature controlled. Therefore made a change by design becoming prototype III. Testing of Prototype III of heater and controlling at the same time with testing of prototype III of baby compartment. Testing of Prototype of III heater and control this is examination of temperature controlled by space of hood to know big of average temperature in space of hood for the different control. From result of testing obtained that prototype III of this heater and controlling fulfills SNI (Standard of Indonesia National) 16-4942-1998."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24633
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanang Tiar Rendra
"This study aims to provide empirical evidence on whether non-toll road construction, as a government investment in the transport infrastructure sector, has an impact on local economic activity at the village level. The motivation for this study stems from the fact that the government has made substantial investments in the National Strategic Project for non-toll road construction amid regional development disparities. This empirical study demonstrates the benefits of road construction, although these benefits have limitations. Using the Difference-in-Differences method and Village Potential (PODES) data from 2006-2021 to measure the impact of non-toll road construction, I find that non-toll roads can reduce travel costs and time to sub-district and district/city government centers. These changes in travel costs and time are expected to enhance local economic activity.

Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empirik apakah pembangunan jalan raya non-tol, yang merupakan investasi pemerintah dalam sektor infrastruktur transportasi mempunyai pengaruh terhadap aktivitas ekonomi lokal tingkat desa. Motivasi dari studi ini didapatkan dari fakta bahwa pemerintah telah berinvestasi cukup besar dalam Proyek Strategi Nasional pembangunan jalan raya non-tol saat terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah. Studi empirik ini membuktikan manfaat dari pembangunan jalan raya, namun manfaat tersebut memiliki batas. Menggunakan metode Difference-in-Differences dan data Potensi Desa (PODES) tahun 2006-2021 dalam mengukur dampak pembangunan jalan raya non-tol, saya menemukan bahwa dengan adanya jalan raya non-tol mampu menurunkan biaya dan waktu perjalanan ke pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten walikota. Perubahan biaya dan waktu perjalanan ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas ekonomi lokal."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Suwandi
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S35952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>