Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romeo Yanto Esyam
"ABSTRAK
China sebagai salah satu negara produsen penghasil barang yang sangat produktif dan murah mulai mencoba melakukan penetrasi dibidang otomotif dengan memproduksi motor murah di Indonesia dibawah label perusahaan Tossa. Pada awalnya Tossa melabeli produksi motornya dengan merek-merek variant Honda seperti Supra X dan Karisma yang telah terdaftar terlebih dahulu. Teguran dan keberatan dari pihak Honda dilayangkan kepada pihak Tossa untuk segera mengganti merek variant yang telah dipakai tersebut. Namur pihak Tossa menanggapi teguran tersebut dengan cara menghapus huruf `a' pada kata Karisma sehingga merek akhir yang digunakan adalah Krisma. Pihak Honda pun akhirnya melayangkan gugatan kepada pihak Tossa. Alih-alih mendapatkan tanggapan, pihak Tossa malah balik menggugat Honda yang salah menerapkan Merek yang didaftarkan dengan yang digunakan. Gugatan penghapusan atas Merek Honda Karisma yang diajukan oleh pihak Tossa pada awal gugatan di Pengadilan Niaga dikabulkan dengan memerintahkan hapus pendaftaran merek varian Karisma yang ada, namun ditingkat Kasasi tuntutan penghapusan dibatalkan. Pihak Tossa dianggap telah menggunakan merek Karisma dan Krisma yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek-merek varian terkenal Karisma yang terdaftar. Tulisan ini dimaksudkan untuk mentelaah sejauh mana sebuah merek menjadi suatu perdebatan konsepsi serta keterkaitannya dengan teori dan hukum yang berlaku balk menurut perbandingan konsepsi hukum merek yang berlaku saat ini dengan negara-negara maju serta masukan apa yang bisa diberikan untuk perkembangan konsep hukum Merek yang telah ada. Merek sebagai identitas merupakan suatu extra yang mempunyai daya pesona tersendiri sehingga untuk menjaganya perlu tahapan-tahapan perkembangan layaknya seperti individu yang akan menuju dewasa."
2007
T17048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Dilema antara guilt (rasa bersalah) dan shameful (rasa malu) sudah lama menjadi topik menarik di bidang psikologi sosial. Dilema tersebut antara lain muncul dalam pembahasan mengenai kontrol sosial, perilaku sendiri, nilai moral individual, tingkat standar moral, pengaruh lintas budaya serta dalam situasi pendidikan. Diperkirakan pula, salah satu yang lebih berperanan, entah itu aspek guilt atau aspek shameful, akan mempengaruhi pada cara bagaimana memodifikasi perilaku seseorang.
Studi ini menelaah mengenai kecenderungan di sekolah-sekolah menengah umum dalam memodifikasi perilaku siswa yang telah menampilkan perilaku atau tindakan yang dianggap sebagai salah, jahat, tidak tertib atau menyimpang dari norma sosial yang ada. Apakah kalangan guru di sekolah-sekolah tersebut menampilkan kecenderungan mengeksploitasi penghukuman (punishment) atau melakukan tindakan penciptaan rasa malu (shaming) siswa dikaitkan dengan apa yang sudah dilakukan siswa tersebut?
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa metode penghukuman ternyata merupakan satu-satunya cara memodifikasi perilaku yang diterapkan. Dan, temuan lain, diyakini bahwa dengan diberikan hukuman itulah lalu kemudian muncul rasa malu. Temuan ini nampaknya bersesuaian dengan karakter masyarakat Indonesia perihal beroperasinya guilt dan shameful.

Such dilemma between guilt and shameful has been an interesting topic in the field of social psychology since few times ago. That dilemma persists when discussing social control, self-control, individual moral values, moral standard, cross-cultural influence as well as education-related setting. It is predicted, the one which is more influential, whether guilt aspect or shameful aspect, will one way or another influence the way somebody?s behavior can be modified.
This study investigates such tendency which prevails in public schools especially performed by pupils when treating their student?s misconduct. Research question forwarded is whether they exploit punishment or to create shaming feeling towards students who have made nuisances in school.
The result shows method of punishment has been the only way of modifying behavior which is regarded deviant. Other finding, it is believed that, having given such punishment, shameful feeling will follow. This finding is in association with the character of Indonesian society toward the way guilt and shamefull operate."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dirjen Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan HAM, 2006
R 364 IND
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dedyng Wibiyanto Atabay
"Hukum di suatu negara adalah diperuntukkan untuk melindungi warga negaranya dari segala ketidaknyamanan dan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi warga negaranya. Pembangunan nasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh tumpah darah Indonesia dan membentuk manusia seutuhnya baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pelaksanaan pembangunan nasional menjadi terganggu dengan semakin merajalelanya korupsi yang terjadi di seluruh lapisan masyarakat dalam segala bidang yang lambat laun telah menggerogoti hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai karena korupsi telah banyak menyebabkan kerugian keuangan dan perkonomian negara.
Untuk memberikan kejeraan terhadap pelaku korupsi telah ditetapkan pidana penjara yang sangat berat meskipun kurang mempunyai dampak yang menggembirakan. Di samping pidana penjara yang berat pelaku korupsi juga dikenakan pidana tambahan pembayaran uang pengganti. Namun demikian pidana tambahan pembayaran uang pengganti dalam pelaksanaannya masih jauh dari yang diharapkan untuk pengembalian kerugian kerugian keuangan dan perekonomian negara akibat tindak pidana korupsi. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk mengambil peramasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu: "Bagaimana pidana tambahan pembayaran uang pengganti dapat mengembalikan kerugian keuangan dan perekonomian negara akibat tindak pidana korupsi."
Konsep pidana tambahan pembayaran uang pengganti adalah untuk membalas terpidana agar tidak menikmati hasil kejahatannya dan negara dapat memperoleh kembali kerugian yang diderita. Dalam perkembanganya kemudian uang pengganti juga muncul sebagai upaya perlindungan bagi korban kejahatan. Dalam pemidanaan agar dapat memenuhi tujuan pemidanaan yang telah ditetapkan maka dalam pelaksanaannya perlu mengacu pada konsep/ide pidana tersebut (pembayaran uang pengganti).
Pengaturan pidana tambahan pembayaran uang pengganti sering terjadi kontradiktif sehingga perlu dilakukan sinkronisasi agar tidak saling overlapping. Dan untuk menjamin keberadaan asset terpidana sejak ditetapkan sebagai tersangka agar tidak dipindahtangankan kepada pihak lain serta untuk membayaran uang pengganti maka perlu dibuat payung hukum yang menjaminnya.
Sikap seorang penyidik, penuntut umum dan hakim dalam menangani perkara korupsi masih jauh dari harapan di mama masing-masing aparat penegak hukum dalam bekerja hanya terfokus pada tugas dan wewenangnya sendiri tanpa melihat tujuan pemidanaan secara keseluruhan. Akibat hal ini, pada akhirnya menyebabkan tidak dapat dieksekusinya harta benda pelaku tindak pidana korupsi. Untuk mengatasi perlu dilakukan dengan mengoptimalkan upaya penyitaan, meningkatkan profesionalisme aparat penegak hukum, dan melakukan kerja sama yang baik apakah antar aparat penegak hukum, institusi, maupun dengan negara lain.
Dan untuk mengoptimalkan pemberantasan tindak pidana korupsi dan khususnya untuk mengembalikan kerugian keuangan negara perlu dipikirkan untuk membentuk lembaga khusus untuk memburu dan mengurus aset negara dalam perkara korupsi serta segera mempersiapkan format kerja sama internasional dalam pemberantasan korupsi dan pencarian asset terpidana khususnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Hasanah
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Hredaya
"[Penelitian ini merupakan replikasi model penelitian yang dilakukan oleh Boo (2009)
tentang aplikasi ekuitas merek pelanggan terhadap tenpat atau tujuan pariwisata,
dalam penelitian ini, Bali dan Lombok dijadikan tujuan pariwisata yang akan diteliti.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kuantitatif dengan deskriptif, cross
sectional studies. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat dua cara untuk
meningkatkan loyalitas pengunjung dalam bentuk keinginan untuk kembali
berkunjung dan mengatakan hal yang positif terhadap destinasi yang bersangkutan.
Pertama dengan meningkatkan kualitas dalam segi performa dimana itu akan
meningkatkan loyalitas pengunjung. Kedua dengan meningkatkan imej merek
pariwisata dengan memperkaya atau membuat imej yang lebih bervariasi yang
menampilkan berbagai fitur dari destinasi dengan tujuan membuat lebih banyak
pengunjung merasa ada kecocokan antara imej diri sendiri dan imej destinasi dimana
hal tersebut akan menghasilkan loyalitas dari lebih banyak pengunjung.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers., This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer’s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer’s
self-image which will results in loyalty from more consumers.]"
2015
S59322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsari Anindyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand personality terhadap repurchase intention dari konsumen merek pakaian Uniqlo serta dimensi brand personality yang paling berpengaruh terhadap repurchase intention. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 100 responden yang merupakan mahasiswa program sarjana dan vokasi di Universitas Indonesia Depok. Menggunakan factor analysis dan multiple regression untuk menganalisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari empat dimensi brand personality Aaker yang digunakan dalam penelitian yaitu sincerity dan excitement, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention. Sementara itu, competence dan sophistication juga mempunyai pengaruh terhadap repurchase intention, meskipun tidak signifikan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the effect of brand personality towards repurchase intention on the consumers of Uniqlo fashion brand. This research is also aimed to examine which brand personality dimension is the most significant towards repurchase intention. This research applies quantitative approach with purposive sampling technique to 100 respondents who are undergraduate and vocational students of Universitas Indonesia Depok. Using factor analysis and multiple regression to analyze the data, the research findings show that two out of four of Aaker?s brand personality dimensions used in the research, which is sincerity and excitement, have the most significant effects toward repurchase intention. While two other dimensions, competence and sophistication, also have effects toward repurchase intention, albeit not significant."
2015
S59466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beryl Masdiary
"[Nation branding adalah konsep baru yang didefinisikan sebagai campuran elemen
multi-dimensi yang unik dan menunjukkan diferensiasi budaya dan relevansinya untuk semua
khalayak sasaran.Penerapan teknik merek ini terutama dilakukan untuk menghadapi
persaingan global yang sekarang dihadapi oleh negara terutama dalam pasar eksternal.
Kondisi ini menyadarkan negara untuk memperkuat brand mereka dengan tujuan utama
untuk menarik wisatawan, mendorong investasi masuk dan meningkatkan ekspor. Salah
satuupaya pembentukan Nation Branding dapat ditempuh melalui suatu langkah manajemen
brand yaitu corporate branding, yang memungkinkan suatu perusahaan menawarkan produk
atau jasa yang diekspor, menjadi duta Negara tersebut di pasar internasional, sebagai pemain
global.
Penelitian kualitatif ini berupaya untuk menganalisis bagaimana peran corporate
branding dalam pembentukan Nation Branding, dengan studi kasus Service ExcellencePT
Garuda Indonesia. Penelitian ini menggunakanperspektif konsumen internasional melihat
service excellence dari layanan jasa yang diekspor sebagai upaya pembentukan nation
branding.
Dari penelitian ini terlihat bahwa penerapan corporate branding dapat membantu
suatu negara membentuk nation branding, namun masih dibutuhkan upaya jangka panjang
dan konsistensi pesan serta kualitas layanan agar dapat dipahami oleh target konsumen yang
dituju.;Nation branding is a new concept which is defined as a mixture of multi-dimensional
element that is unique and shows the cultural differentiation and relevance for all target
audiences. Application of brand management is mainly done to face the global competition
that now faced by the country, especially in the external market. This condition requires
countries to strengthen their brand with the main objective to attract tourists, encourage
inward investment and boost exports. One of the efforts to establish the Nation Branding can
be reached through corporate branding, which allows a company that offers products or
services exported, be an ambassador of the country in the international market, as a global
player.
This qualitative study seeks to analyze how corporate branding role in the formation
of Nation Branding, with Service Excellence of PT Garuda Indonesia as the case study. This
researchfocuses on international consumer perspective of the exported service as the
formation of nation branding attempts.
Study showed that the application of corporate branding can help a country establish
nation branding, but it still takes a long-term effort and consistency of the message and the
quality of products that can be understood by the intended target consumers., Nation branding is a new concept which is defined as a mixture of multi-dimensional
element that is unique and shows the cultural differentiation and relevance for all target
audiences. Application of brand management is mainly done to face the global competition
that now faced by the country, especially in the external market. This condition requires
countries to strengthen their brand with the main objective to attract tourists, encourage
inward investment and boost exports. One of the efforts to establish the Nation Branding can
be reached through corporate branding, which allows a company that offers products or
services exported, be an ambassador of the country in the international market, as a global
player.
This qualitative study seeks to analyze how corporate branding role in the formation
of Nation Branding, with Service Excellence of PT Garuda Indonesia as the case study. This
researchfocuses on international consumer perspective of the exported service as the
formation of nation branding attempts.
Study showed that the application of corporate branding can help a country establish
nation branding, but it still takes a long-term effort and consistency of the message and the
quality of products that can be understood by the intended target consumers.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mabrur Herzaridano
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh smartwatch product category characteristic yang berada pada SAMSUNG Galaxy Gear terhadap brand extension attitude. Di dalamnya terdapat juga variabel awareness set size, awareness set similarity, dan product category familiarity yang membangun brand extension category attitude. Lebih lanjut lagi, skripsi ini membahas pengaruh brand extension category attitude terhadap brand extension attitude. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa brand extension category attitude, perceived fit, dan brand strength berpengaruh secara signifikan pada brand extension attitude. Pada penelitian ini juga terdapat implikasi manajerial serta saran untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
This study discusses the effect of smartwatch product category characteristic on brand extension attitude that has been applied to SAMSUNG Galaxy Gear case. This study also includes other variables, namely brand extension category characteristics; awareness set size, awareness set similarity, and product category familiarity which affecting brand extension category attitude. Moreover, this study has a result of brand extension category attitude which affecting overall brand extension attitude. This results of this research show that brand extension category attitude, perceived fit and brand strength influence significantly toward brand extension attitude. There are also managerial implications and advices for the next research. "
2015
S59347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novely Siswaningsih
"[Tujuan utama skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi pengguna media sosial, terhadap brand awareness dan purchase intention. Studi kasus dilakukan pada jenis media sosial Instagram, khusus akun NYX Cosmetics (@nyxcosmetics). Penelitian ini diolah dengan software SPSS 20 untuk pretest dan SmartPLS 2 & 3 untuk main test, menggunakan teknik Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa annoyance mempengaruhi brand page commitment secara positif. Lalu, brand page commitment memiliki pengaruh positif terhadap brand awareness tetapi annoyance tidak memiliki pengaruh terhadap brand awareness. Kemudian, brand page commitment dan brand awareness memiliki pengaruh positif terhadap word of mouth, sedangkan annoyance tidak memiliki pengaruh terhadap word of mouth. Brand page commitment, annoyance, brand awareness, dan word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap purchase intention.;The objective of this case is to determine the effect of user interactions in social media on brand awareness and purchase intention. This study involves Instragram account OF NYX Cosmetics (@nyxcosmetics). This research was processed by SPSS 20 software for pretesting and Smart PLS 2 & 3 for main test using Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) technique. The results show annoyance has a positive effect on brand page commitment. Then, brand page commitment has a positive effect on brand awareness, but annoyance has no effect on brand awareness. Brand page commitment and brand awareness have positive effects on word of mouth, and annoyance has no effect on word of mouth. Brand page commitment, annoyance, brand awareness, and word of mouth have positive effects on purchase intention.;The objective of this case is to determine the effect of user interactions in social media on brand awareness and purchase intention. This study involves Instragram account OF NYX Cosmetics (@nyxcosmetics). This research was processed by SPSS 20 software for pretesting and Smart PLS 2 & 3 for main test using Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) technique. The results show annoyance has a positive effect on brand page commitment. Then, brand page commitment has a positive effect on brand awareness, but annoyance has no effect on brand awareness. Brand page commitment and brand awareness have positive effects on word of mouth, and annoyance has no effect on word of mouth. Brand page commitment, annoyance, brand awareness, and word of mouth have positive effects on purchase intention., The objective of this case is to determine the effect of user interactions in social media on brand awareness and purchase intention. This study involves Instragram account OF NYX Cosmetics (@nyxcosmetics). This research was processed by SPSS 20 software for pretesting and Smart PLS 2 & 3 for main test using Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM) technique. The results show annoyance has a positive effect on brand page commitment. Then, brand page commitment has a positive effect on brand awareness, but annoyance has no effect on brand awareness. Brand page commitment and brand awareness have positive effects on word of mouth, and annoyance has no effect on word of mouth. Brand page commitment, annoyance, brand awareness, and word of mouth have positive effects on purchase intention.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>