Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunardi Hadi Atmodjo
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi selama lima tahun terakhir, mempunyai pengaruh yang sangat positif terhadap tingkat pendapatan dari penduduknya dan secara langsung menaikkan kebutuhan aarana transportasi. Salah satu sarana transportasi yang masih dalam jangkauan daya beli kebanyakan penduduk adalah sepeda motor. Keadaan ini terbukti dengan tingkat pertumbuhan penjualan sepeda motor yang tumbuh sekitar 25 - 30% selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini diperkirakan akan meningkat terus, mengingat jumlah penduduk di Indonesia {ke empat terbesar didunia), dan juga tingkat kepadatan kepemilikan sepeda motor (motor cycle density), masih tinggi di Indonesia. Di Indonesia setiap unit sepeda motor digunakan oleh lebih dari 27 penduduk, dibandingkan dengan Malaysia 15 dan Thailand 7.
Dibandingkan dengan industri otomotif lain seperti mobil, sepeda motor mempunyai potensi yang lebih baik untuk pengembangannya. Produksi yang sudah mencapai kurang lebih 1,3 juta unit per tahunnya, hanya diproduksi oleh 5 (lima) merk saja, dibandingkan dengan mobil yang mempunyai pasar sekitar 400.000 unit per tahun diproduksi oleh lebih dari 20 merk. Produksi sepeda pada saat ini sudah memasuki skala ekonomis yang menguntungkan.
Melihat potensi pertumbuhan pasar yang besar dan skala ekonomis yang sudah memadai, pengembangan industri ini sudah harus dilakukan. Hal ini bukannya ditinjau dari segi ekonomis saja, tetapi juga melihat pentingnya pengaruh industri otomotif dalam perekonomian suatu negara. Industri ini mempunyai multiplier effect yang menciptakan hubungan vertikal ke industri lain seperti produsen bahan mentah sampai ke pembuat komponen lokal dan assembler. Pengaruh ini akan sangat mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, alih teknologi dan hal-hal lain yang akan memacu juga pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia relatif baru dibandingkan dengan negara produsen yang lain seperti Jepang, Taiwan. Selain itu penguasaan teknologi juga masih relatif rendah, sehingga semua industri sepeda motor di Indonesia ini masih merupakan Joint venture dengan pemilik teknologi (kebanyakan dari Jepang). Untuk mengembangkan industri yang masih relatif baru ini diperlukan peraturan-peraturan yang bisa memacu perkembangannya.
Pembuatan dan penerapan peraturan cukup sulit mengingat peraturan ini harus bisa mengakomodasikan kepentingan dari semua pihak, baik pihak pemerintah sendiri, produsen lokal, principal brand holder, dan tidak kalah pentingnya adalah konsumen. Diperlukan analisa yang mendalam agar bisa menerapkan peraturan dengan benar supaya tidak merugikan banyak pihak (seperti proteksi berlebihan yang merugikan konsumen, dll)."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Kurnia Togar Pandapotan
"Sepeda motor merupakan moda transportasi paling diminati masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, sepeda motor adalah moda transportasi yang paling pesat pertumbuhannya dibanding moda transportasi lainnya. Baru-baru ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU menilai harga satuan sepeda motor di Indonesia terlalu tinggi. KPPU menduga tingginya harga sepeda motor tersebut merupakan akibat adanya praktik kolusi berupa kartel dan penetapan harga dari para pelaku usaha di industri sepeda motor. Saat ini, industri sepeda motor berstruktur duopoli dengan pangsa terbesar dikuasai Honda dan Yamaha. Struktur pasar yang demikian memudahkan dilakukannya koordinasi antar pelaku usaha untuk mengurangi intensitas persaingan coordinated effect . Selain melihat tren struktur pasar, perlu juga dilakukan analisis mengenai performa dari industri dan kemungkinan adanya perilaku yang bertendensi anti persaingan untuk menilai apakah terdapat dugaan awal kolusi dalam industri sepeda motor di Indonesia. Hal-hal yang dipakai dalam menilai dugaan awal kolusi dalam sebuah industri sering disebut dengan faktor-faktor plus plus factors .

Motorcycle is the type of transportation that attracts most of Indonesian. For several years motorcycle has become fastest growing type of transportation compared with other types. Lately The Commission for the Supervision of Business Competition Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU rates the unit price of motorcycle in Indonesia as too high. KPPU alleges the exorbitant price of motorcycle unit is resulted from the collusion practices likewise cartel and price fixing which conducted by players in motorcycle industry. The sense of such allegation came from the fact that motorcycle industry is dominated only by two major players, Honda and Yamaha, and lies on duopoly structure. Such market structure facilitates the coordinated effect by undertaking business actors to decrease the intensity of competition. Apart from seeing market structure trends, it is also needed to analyze the industry performance and any conduct that can be deemed as anti competition. Such analyses are needed to find whether there is any preliminary allegation regarding collusion in Indonesian motorcycle industry or not. The analyses which used to find such allegation are usually called plus factors ."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"At the moment,there are many kinds of product oil lubrication in the market. In addition,choosing an appropriate quality of oil that suited with the machine performance,we need to known which quality of oil in the market should be used for our motor cycle...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
"Sistem injeksi bahan bakar telah dikembangkan sejak lama. Namun umumnya sistem injeksi bahan bakar tersebut digunakan pada mesin mobil. Penggunaan sistem ini pada mesin sepeda motor dengan silinder tunggal masih belum luas. Dengan penggunaan sistem injeksi bahan bakar, debit bahan bakar dapat dikontrol sesuai dengan parameter mesin seperti putaran mesin, debit udara yang masuk, serta volume bahan bakar untuk setiap siklus, pada semua kondisi mesin. Penelitian sistem injeksi bahan bakar ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi volumetris sistem intake manifold, kebutuhan bahan bakar untuk setiap siklus mesin, dan karakteristik mesin pada setiap kondisi yang diujikan. Penelitian sistem injeksi bahan bakar untuk mesin satu silinder dengan siklus Otto empat langkah, dilakukan pada mesin Honda CB100 dan dilaksanakan di Laboratorium Thermodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Dari uji eksperimen dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik lama buka injector yang sesuai dengan fungsi putaran mesin, dan tekanan intake pada mesin satu silinder. Sedangkan dari hasil penelitian ini menunjukan nilai efisiensi volumetris yang baik dengan desain intake manifold menggunakan hasil simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic).

Fuel Injection System for One Cylinder Motor Cycle Engine. Fuel injection has been developed for many years. But its common application is limited on car?s engine. With many reason fuel injection systems in motorcycle one cylinder engine has not been widely used yet. Fuel Injection System allows the amount of fuel, injected to be controlled appropriate to engine parameters such as engine speed, amount of air inducted to cylinder, temperature, for each cycle, over the entire engine operating conditions. This fuel injection research is done to find out the Volumetric Efficiency of the intake manifold system, the amount of fuel need to be injected for each engine cycle, and the engine characteristics over variation of test conditions. This research based on Honda CB100 engine, at applied thermodynamic Laboratory of Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering University of Indonesia. Experiment data from this research shows the characteristics of injector duration as functions of engine speed, intake pressure, on one cylinder engine and the results of this research shows a good Volumetric Efficiency of the intake manifold designed using CFD (Computational Fluid Dynamic)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Towaf Totok Irawan
"Seperti diketahui sepeda motor adalah alat transportasi yang sedang tumbuh di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat produksi maupun penjualan yang selama ini terjadi. Kondisi ini tentunya akan rnendorong antar pelaku di industri ini untuk saling bersaing dalam merebutkan potensi pasar yang tersedia. Selain itu, situasi ini pun juga dapat mendorong pelaku baru lainnya, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk turut serta memanfaatkan peluang-peluang yang diberikan industri ini.
Kebijakan di industri sepeda motor sejak tahun 1993-2003 telah mengalami beberapa fase perubahan. Pertama, adalah periode penetapan tarif. Periode ini terjadi pada tahun 1993-1994. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan SK No. 114/M/SK/6/1993 tentang penetapan tarif kandungan lokal untuk bahan baku dan komponen industri kendaraan bermotor. Ketentuan Iainnya adalah SK No. 851/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk dan SK No. 852/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk Tambahan di industri kendaraan bermotor. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi dan mengembangkan industri kendaraan bermotor di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah sepeda motor.
Kedua, periode penurunan tarif. Periode ini d1tandai oleh keluarnya beberapa SK Pemerintah seperti SK No. 221/KMK.01/1995, 5K. No. 222/KMK.01/1995 dan SK No. 223/KMK/01/1995. Masing-masing SK tersebut menyangkut rencana penurunan tarif Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan untuk impor kendaraan bermotor, serta tarif Bea Masuk untuk impor bagian dan periengkapan kendaraan bermotor untuk tujuan perakitan dan pembuatan sepeda motor. Munculnya kebijakan ini tidak lain adalah sebagai konsekuensi Iahirnya UU Tahun 1994 tentang Pengesahari Agreement Establishing The World Trade Organization (Lembaran Negara Tahun 1994 No. 57, Tambahan Negara No. 3564).
Ketiga, periode operasionalisasi penurunan tarif. Periode ini berlangsung dari tahun 1996-2003. Dan selama periode ini, tarif mulai diturunkan secara bertahap oleh pemerintah.
Dengan memperhatikan kondisi di atas, tentunya menarik untuk dilihat bagaimana dinamika yang terjadi di industri sepeda motor. Seperti diketahui, industri sepeda motor adalah industri yang memiliki ciri struktur pasar oligopolis. Karena itulah, perlu kiranya dilihat bagaimana kecenderungan konsentrasi pasar dan persaingan di industri ini. Itulah sebabnya, periodesasi kebijakan di atas akan menjadi benchmark untuk melihat kecenderungan tersebut.
Disamping itu, juga dilihat kebijakan investasi yang dilakukan di industri sepeda motor. Hal ini untuk melihat apakah kebijakan ini cenderung memberikan hambatan atau tidak terhadap persaingan usaha di industri ini.
Serdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CR (Concentration Ratio), Hirschman Harfindahi Index dan Comparison Approach, ditemukan hasil pertama, struktur pasar industri sepeda motor berbentuk oligopoli dengan konsentrasi pasar yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan HH1 (Hirschman Harfindahl Index) dari tahun 1993 hingga 2003 yang berada dalam skala 3.400-4.500.
Kedua, konsentrasi pasar industri sepeda motor untuk CR-2 adalah relatif stabil dengan tingkat yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan skala konsentrasi pasar CR-2 antara 75%-81% dan CR-3 antara 94%-98%. Sementara untuk CR-4 konsentrasi pasar stabil pada tingkat yang tinggi, yaitu pada posisi 99%.
Ketiga, dengan tingkat konsentrasi seperti itu, seperti dijelaskan oleh Wihana Kirana Jaya (1993), para oligopolis dapat melakukan koordinasi secara ketat. Dan ini dapat menciptakan perilaku seperti monopolis sejati. Situasi inilah yang sesungguhnya harus dihindari.
Keempat, dengan memperhatikan hasil analisis C-2, CR-4 dan HHI dapat dikatakan bahwa struktur internal kelompok industri ini adalah kelompok asimetris. Sebab, di sini terdapat satu perusahaan yang dominan, yaitu Honda. Menurut Shepherd (1985),"the group's internal structure may influence the outcome. A symmetrical group (all members equal) may behave differently from asymmetrical group (dominated by one firm). Dan dalam hal ini, Honda merupakan pimpinan harga dalam industri ini.
Kelima, menyangkut kebijakan tarif, tidaklah memberikan dampak terhadap peningkatan impor komponen untuk perakitan sepeda. Akan tetapi kebijakan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap transaksi impor sepeda motor silinder 50cc
Keenam, di bidang kebijakan investasi, tidak ada hambatan investasi yang terjadi di sektor industri sepeda motor. Hai itu salah satunya dibuktikan dengan tidak adanya DNI (Daftar Negatif Investasi) di sektor ini seperti termuat dalam Keppres No. 31 Tahun 1995 dan Keppres No. 96 Tahun 2000. Selain itu, jika kita bandingkan tren antara PMDN dan PMA, keduanya jenis investasi ini cenderung saling bersaing.
Dengan memaertimbangkan hasil analis yang diperoleh, maka tentunya pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang dapat mendorong persaingan di industri sepeda motor. Disamping itu, pemerintah juga perlu menggulirkan kebijakan dekonsentrasi pasar. Sebab, analisis di atas menunjukan CR-2 berada pada kisaran 75%-81%, CR-3 94%-98%, dan CR-4 pada posisi 99%. Pemerintah harus lebih deregulatif dalam menciptakan kebijakan tarif, terutama untuk impor kendaraan silinder 50cc
Disamping itu, pemerintah juga perlu memperhatikan rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor. Karena pada kenyataannya terdapat daerah yang tingkat kepadatan sepeda motornya sudah sangat tinggi, seperti misalnya DKI Jakarta, Bali, Sultra dan DIY. Itulah sebabnya, diperlukan kebijakan yang koordinatif dengan pemerintah daerah lainnya agar dapat memperbesar rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor yang ada. Dengan demikian, perlunya distribusi sepeda motor secara seimbang antara satu wilayah dengan wilayah lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indra Taruna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi
"Penelitian ini hendak mengkaji bagaimana pengaruh yang terjadi antara empat komponen yang membentuk sebuah model dalam penelitian "Pengaruh Penciptaan Nilai Pelanggan terhadap Pembentukan Loyalitas Pelanggan pada Produk Sepeda Motor (Studi Terhadap Loyalitas pada Pelanggan Produk Sepeda Motor Honda)" yaitu nilai pelanggan, kepuasan pelanggan, keunggulan bersaing berkelanjutan dan loyalitas pelanggan.
Motor Honda sebagai sebuah produk kendaraan yang telah memasuki pasar Indonesia semenjak tahun 1960-an merupakan produk yang menjadi market leader dalam kategori sepeda motor. Namun di tengah persaingan usaha yang hypercompetion motor Honda saat ini tidak lagi semulus yang lalu dalam melaju di pasar sepeda motor. Meskipun motor Honda saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam memilih sepeda motor, akan tetapi dengan gempuran produk-produk dari pesaing dengan keunggulan beraneka ragam yang ditawarkan, apakab pelanggan akan tetap loyal dengan produk-produk motor Honda? Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan loyalitas pelanggan tersebut?
Penelitian ini akan mencoba menjawab pertanyaan besar tersebut dengan menguji hipotesis dari model penelitian yaitu melihat pengaruh bahwa dengan penciptaan nilai pelanggan, pencapaian kepuasan pelanggan dan membentuk keunggulan bersaing yang berkelanjutan akan membentuk loyalitas pada pelanggan.
Fokus penelitian ini adalah produk sepeda motor Honda dengan sampel para pemilik motor Honda di wilayah Jakarta, Depok dan Bogor dengan jumlah sampel sebesar 210 responden. Dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden, diperoleh data yang selanjutnya diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 11.0. Sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut terlebih dahulu indikator-indikator penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan melihat pada nilai MSA, Loading Factor dan nilai a yang pada akhirnya diperoleh 47 indikator yang tetap dimasukkan dalam proses analisis.
Variabel-variabel penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan metode Factor Analysis dan Linear Regression Analysis dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.0 untuk melihat kekuatan hubungan, pengaruhnya antara indikator dengan variabelnya (measurement model) serta antara variabel dengan variabel lainnya (structural model).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Penciptaan nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap pencapaian kepuasan pelanggan, hal ini juga berarti bahwa kepuasan pelanggan secara signifikan dibentuk oleh nilai pelanggan.
2. Penciptaan nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap pembentukan keunggulan bersaing yang berkelanjutan, hal ini juga berarti bahwa keunggulan bersaing yang berkelanjutan secara signifikan dibentuk oleh nilai pelanggan.
3. Pembentukan keunggulan bersaing yang berkelanjutan berpengaruh positif terhadap pencapaian kepuasan pelanggan, hal ini juga berarti bahwa kepuasan pelanggan secara signifikan dibentuk oleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
4. Penciptaan nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap pembentukan loyalitas pelanggan, hal ini juga berarti bahwa loyalitas pelanggan secara signifikan dibentuk oleh nilai pelanggan.
5. Pencapaian kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap pembentukan loyalitas pelanggan, hal ini juga berarti bahwa loyalitas pelanggan secara signifikan dibentuk oleh kepuasan pelanggan,
6. Pembentukan keunggulan bersaing yang berkelanjutan berpengaruh positif terhadap pembentukan loyalitas pelanggan, hal ini juga berarti loyalitas pelanggan secara signifikan dibentuk oleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwanto Sidik Prabowo
"Industri alat angkut telah menjadi kebutuhan untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, termasuk juga industri Kendaraan Bermotor Roda Dua (KBRD). Sebelum tahun 1999 industri kendaraan bermotor atau otomotif sangat di regulasi dan dilindungi -yang menurut banyak pihak berlebihan-terhadap persaingan usaha yang ideal.
Sebagian karena kehendak internal untuk membangkitkan kembali ekonomi Indonesia dari krisis, sebagian lagi karena desakan IMF dan Bank Dunia, maka pada tahun 1999, melalui kebijakan pemerintah tentang Industri Kendaraan Bermotor Tahun 1999, industri otomotif Indonesia Iebih di buka kepada persaingan. Kebijakan ini memperkenankan perusahaan-perusahaan baru di bidang otomotif, termasuk perusahaan KBRD, untuk berkiprah di Indonesia.
Penelitian dalam tesis ini mengkaji pengaruh kebijakan deregulasi industri KBRD Indonesia -dengan adanya kemudahan entri bagi pelaku baru-pada struktur, kinerja dan persaingan usaha. Dari indikator jumlah produksi, jumlah . penjualan, jumlah tenaga kerja pasca deregulasi menunjukkan adanya kenaikan kinerja industri. Menurut paham aliran Harvard School penghitungan rasio konsentrasi dapat menjadi indikator intensitas persaingan usaha. Indeks pengukuran yang di pakai dalam pene!itan ini adalah CR3 dan Herfindahl Hirschmann Index. Sebagai pelengkap, penelitian ini juga menggunakan studi kasus pada perusahaan entrant dan incumbent untuk dapat rnemberi gambaran yang Iebih jelas mengenai persaingan usaha di industri.
Dari penelitian studi kasus tergambar adanya diferensiasi produk dalam bentuk anggaran ikian atau advertising yang cukup signifikan yang dilakukan oleh incumbent untuk masing-masing varian produknya. Hal ini menjadi hambatan masuk bagi entrant karena dalam pasar yang produknya terdiferensiasi konsumen cenderung akan memilih produk KBRD dengan merek atau brand yang sudah dikenal dan mudah diperoleh balk produk maupun distribusi layanan purna jual, balk suku cadang maupun layanan perbengkelan yang eksklusif merek tertentu saja. Dengan begitu entrant harus melakukan investasi dan promosi yang signifikan besar jika ingin dapat Iebih bersaing. Dalam industri juga terjadi upaya diferensiasi produk dari sisi besaran kapasitas mesin, dari kelas 100-115 cc menjadi kelas 116-125 cc. Demikian juga hal-nya dengan Skala ekonomis dan persyaratan modal atau kapital dan aspek manajemen yang lain. Hal ini ditunjang oleh perilaku strategis incumbent untuk melakukan ekspansi usaha dengan meningkatkan kapasitas produksi dan upaya untuk meningkatkan diferensiasi produk dan jaringan distribusi penjualan dalam memenuhi permintaan pasar.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan-perubahan pada struktur, kinerja dan persaingan usaha di industri Kendaraan Bermotor Roda Dua Indonesia pasca deregulasi. Akan tetapi tren pertumbuhan kinerja industri yang balk tidak dibarengi dengan perubahan indeks konsentrasi yang menurun secara signifikan. Terjadi penurunan indeks CR3 pasca deregulasi yang kecil yaitu 0,80 prosen, sedangkan nilai rata-rata nya adalah 95,98 prosen untuk pra deregulasi dan 96,11 prosen pasca deregulasi. Sementara itu dari nilai Herfindahl Hirschmann Index rata-rata pra deregulasi adalah 3657,92 dan nilai rata-rata pasca deregulasi adalah 3867,78. Dari kedua nilai balk CR3 maupun Herfindahl Hirschmann Index menunjukkan bahwa industri KBRD Indonesia adalah termasuk dalam kategori yang terkonsentrasi tinggi dan asimetris. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pengaruh dari deregulasi perdagangan Iebih cenderung mengarah hanya pada perubahan struktur pasar dari jumlah produsen saja, dimana sebagian besar perusahaan entrant cenderung hanya sebagai produsen perakit atau pedagang saja, ketimbang sebagai produsen manufaktur yang mengembangkan kemampuan desain produk di industri KBRD secara efisien dan terencana-yang antara lain ditunjukkan dengan adanya divisi R&D atau riset dan pengembangan yang berdaya saing dan mempunyai kemampuan manufaktur yang memadai untuk melakukan inovasi terus menerus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>