Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saafroedin Bahar
"Memang ada yang khas pada pemberontakan yang berlangsung antara tahun 1958-1961 di Pulau Sumatera dan Sulawesi tersebut. Latar belakang, aksi serta proses penyelesaian pemberontakan yang terjadi pada saat Indonesia mempergunakan Undang-undang Dasar Sementara tahun 1950 tersebut, jauh lebih kompleks dari pemberontakan-pemberontakan lainnya. Jika pemberontakan-pemberontakan lainnya hampir sepenuhnya berkenaan dengan masalah-masalah dalam negeri yang sebagian besar lokal PRRI-Permesta selain berkenaan dengan masalah politik nasional dan menyangkut mantan tokoh-tokoh penting angkatan darat dan politisi di tingkat nasional, juga menyangkut para komandan militer daerah. Selain itu pemberontakan ini mempunyai dimensi internasional dalam perang dingin, dengan keterlibatan operasi intelejin pemerintah Amerika Serikat dalam skala besar melalui Central Intelligence Agency (CIA). Dalam operasi CIA ini juga terlibat pemerintah beberapa negara tetangga saat itu."
1999
JSAM-IV-JanJul1999-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"Setelah lahir Budi Utomo (BU} pada tanggal 20 Mei 1908, yang dari segi sosial-budaya hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur, maka lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1913, beberapa pelajar School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen (STOVIA) asal Sunda mendirikan organisasi sendiri bemama Paguyuban Pasundan. Organisasi ini mula-mula merupakan organisasi social-budaya, akan tetapi kemudian setelah lahir Volksraad berubah menjadi organisasi sosial-politik. Setelah itu, pada tahun belasan dan dua puluhan di berbagai kota besar di Palau Jawa berdiri perkumpulan-perkumpulan serupa yang terbuka bagi orang-orang dari daerah masing-masing, seperti Sarekat Sumatera (SS), Kaum Betawi (KB), Sarekat Ambon (SA), Sarekat Madura (SM), Parsatuan Minahasa (PM) dan lain sebagainya. Sampai awal tahun 1920-an gerakan nasional di Indonesia masih diwamai oleh perkumpulan-perkumpu1an lokal.
Pada tahun 1925 konsep nasionalisme Indonesia yang di dalamnya terkandung ide persatuan nasional, berhasil dirumuskan oleh mahasiswa mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia (PI). Ideologi baru itu akhirnya masuk ke Indonesia baik melalui para bekas anggota PI yang kembali ke tanah air maupun majalahnya yaitu Indonesia Merdeka. Ideologi baru itu terus dipropagandakan oleh para bekas anggota PI yang tergabung dalam kelompok-kelompok studi di antaranya allgemeene Studieclub di Bandung baik lewat rapat-rapat tertutup maupun terbuka. Setelah Partai Nasional Indonesia (PNI) lahir pada tahun 1927, propaganda itu dilakukan oleh partai itu. Sebagai realisasi dari ide persatuan nasional, pada akhir tahun 1927 atas inisiatif PNI didirikan suatu badan federatif partai-partai politik dengan nama Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Adanya perkumpulan-perkumpulan lokal (etnis) yang berwawasan lokal di satu pihak dan ideologi nasionalisme Indonesia yang berwawasan nasional di lain pihak merupakan fenomena yang menarik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perkumpulan lokal, termasuk Paguyuban Pasundan, terpengaruh oleh ideologi baru itu, artinya menerima ideologi baru itu, oleh karena itu perkumpulan itu mau bergabung dalam PPPKI.
Aktivitas Paguyuban Pasuadan di bidang politik dilakukan di luar maupun di dalam dewan-dewan baik di tingkat lokal maupun nasional. Sejak tahun 1927 hingga berakhirnya pemerintah Hindia Belanda, Paguyuban Pasundan ikut ambil bagian dalam perjuangan nasional bersarna-sama perkumpulan lainnya untuk mencapai kemerdekaan Setelah PPPKI mati dan terbentuk badan federasi baru yaitu Gabungan Politik Indonesia (Gapi) pada tahun 1939, Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota. Kegiatan di bidang ekonomi dilakukan dengan mendirikan badan-badan berupa bank, koperasi, dan lumbung padi. Pada tahun 1934 dibentuk NV "Centrale Bank Pasaendan" yang menjalankan pekerjaan bidang perbankan. Koperasi, hampir ada di setiap cabang sedangkan lumbung padi tidak begitu banyak Untuk memirapin badan-badan itu dalam rangka umtuk memperbaiki ekonomi rakyat, tahun 1938 dibentuk Bale Ekonomi Pasundan (BEP).
Kegiatan di bidang sosial dilakukan oleh badan-badannya di antaranya Pasundan Bagian Reclasseering (PBR), Adviesbureau Pasundan, Studiefonds Pasundan, Socialefonds Pasundan, dan Penolong Pengangguran Kaum Ibu (PPKI). Kegiatan di bidang pendidikan dimulai tahun 1922 dengan mendirikan Holland Jnlandsch School (HIS) Pasundan di Tasikmalaya. Untuk n;engurus sekolah-sekolahnya, tahun 1931 dibentuk sebuah badan bernama Bate Pamulangan Pasundan (BPP), yang bertugas mengkoordinasikan, membina, dan mengawasi sekolah-sekolah Pasundan yang tersebar hampir di seluruh Jawa Barat. Selain sekolah-sekolah IES, didirkan juga sekolah-sekolah volkschool, standardschooI, Uitgebreid Lager Onderwijs (ULO), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), handeIschool, kweekschool dan vakschooI. Bale Megan Pasundan (BAP) dibentuk untuk mengatur gedung-gedung sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Singkir Hudijono
"Ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan angkatan kerja disatu tempat dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, menimbulkan mobilitas tenaga kerja. Kajian-kajian yang membahas mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi pada umumnya hanya membahas aspek-aspek yang tampak dari tekanan ekonomi yang menyebabkan mobilitas tersebut. Aspek-aspek yang tampak itu misalnya terbatasnya lapangan kerja di daerah asal dan mudahnya memperoleh uang di daerah tujuan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Kajian ini menjelaskan terjadinya mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi dan kebutuhan akan biaya upacara adat, belis (emas kawin) yang berwujud gading gajah. Harga belis sangat mahal, harus dibayar, karena bila tidak dibayar akan sangat tercela bagi masyarakat setempat sebab menimbulkan "kawin masuk".
Tanjung Bunga di Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu pemasok tenaga kerja (laki-laki) ke Sabah Malaysia Timur. Para pelaku dalam upayanya masuk ke Sabah memilih cara ikut camping (ilegal). Cara ini terlaksana melalui bantuan para calo. Cara ini juga memudahkan berpindah kerja sewaktu-waktu.
Mobilitas penduduk membawa perubahan dalam pola pekerjaan, baik itu yang langsung menghasilkan maupun tidak langsung. Mobilitas ini menimbulkan suatu pola pembagian kerja baru yang menggambarkan adanya peranan yang lebih meningkat dari kaum wanita dalam keluarga, rumah tangga dan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham
"Tesis ini bertujuan memahami ideologi perlawanan buruh dalam konflik perburuhan di pabrik. Peningkatan konflik perburuhan merupakan indikator perubahan ideologi perlawanan buruh dewasa ini jika dibandingkan dengan keadaan di masa lalu. Cara ideologi tersebut diekspresikan bukan saja lebih beragam, tapi juga berbeda sifatnya dari yang digambarkan dalam studi-studi konflik perburuhan selama ini. Bertentangan dengan pandangan yang menekankan lemahnya identitas politik buruh industri manufaktur, tesis ini menunjukkan bahwa perlawanan buruh kini lebih kuat dan radikal sebagaimana ditunjukkan oleh meningkatnya aksi-aksi kolektif buruh akhir-akhir ini. Namun berbeda dari pandangan kaum Mandan, konflik dan perlawanan buruh tidak begitu saja mencerminkan ekspresi kesadaran kelas dan watak revolusioner mereka. Ideologi perlawanan buruh dewasa ini ditentukan oleh strategi ekonomi tiap-tiap individu sehingga lebih bersifat ekanomis-pragmatis daripada kecenderung politis-revolusioner.
Tesis ini menggunakan pendekatan konstruktivis {interpretif) karena memperhatikan pembentukan ideologi dalam kelompok sebagai pendorong terjadinya konflik. Ideologi dilihat sebagai sistem simbolik yang memberi acuan bagi pembentukan kesadaran kolektif dan menjadi pengarah bagi berbagai problem kehidupan. Dalam hal ini, ideologi buruh-buruh anggota FNPBI tidakiah tunggal, karena merupakan hasil dari proses sosial. Ideologi tersebut senantiasa didefinisikan, dinegosiasikan, dan diaktifkan dalam interaksi intrakelompok karena para organiser buruh-buruh dan buruh-buruh mengembangkan orientasi yang berbeda-beda mengenai diri dan tujuannya dalam organisasi. Para aktivis menggunakan aksi-aksi kolektif sebagai sarana pendidikan politik dan penanaman ideologi gerakan dengan tujuan-tujuan yang bersifat politik, sementara buruh-buruh lebih cenderung menggunakannya sebagai sarana untuk memperoleh tujuan-tujuan ekonomi. Dengan demikian, organisasi gagal menjadi pembentuk ideologi dan kesadaran kolektif yang koheren bagi para anggotanya untuk menjadi gerakan sosial yang signifikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
"ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang,
Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber
air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar
belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta
menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut.
Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces
Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The
Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada
tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif
mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan
kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama.
Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di
Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat
material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara
ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan
pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan
demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial
baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap
nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan
masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan
sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan
NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini.
Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa
faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi
(GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan
partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada.
Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini
ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen
dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat.
Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat
dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat
menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat
sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara
konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.

ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang,
Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration
permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the
background, causes, dynamics and processes of their resistance.
This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with
The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational
action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory,
Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group.
The results of study showed that there are two factors causing the rise of
social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material
and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second
reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental
conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a
social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but
also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social
movement character is dominated by, especially the farming community, religious
scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of
this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that
involved in this social movement.
In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is
seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the
organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization,
networking and wide participation and be able to use the existing political
opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this
case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity
among the rural people.
Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be
explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can
be better explain the social movements. Although there a number of good concept,
but it can not be able to explain the case completly and need another theory to
explain it."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulisa Fringka
"Penelitian ini membahas resistensi masyarakat lokal terhadap rencana tambang oleh perusahaan ekstraktif yang difokuskan pada studi konflik, kemudian akan dilihat apakah konflik ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan stratergi studi kasus di Nagari III Koto, Sumatera Barat. Terdapat 12 informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive dan snow ball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh variabel yang menjadi sebab resistensi. Norma dan aturan adat menjadi variabel yang sangat penting sebagai sebab resistensi sekaligus sebagai penentu bentuk resistensi yang dilakukan. Sedikitnya ada tujuh bentuk resistensi yang dilakukan t hingga tujuan gerakan itu dapat tercapai. Selain menjadi sebab dan menentukan bentuk, adat dengan legalitas yang tinggi ternyata juga digunakan sebagai alat dalam melakukan mencapai tujuan resistensi oleh masyarakat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diidentifikasi bahwa resistensi pada masyarakat Nagari III Koto termasuk kedalam bentuk gerakan sosial.

This research discuss about the resistance in local societies against mining corporation by extractive corporate. This study focus in conflict approach which is seen if it can be a social movement or not. This study uses qualitative approach with case study held in Nagari III Koto, West Sumatera. There are twelve informants selected by purposive and snow ball technique. The result of this research shows us that there are seven variables which being the cause of resistance. Norms and customs? tradition are the most important in determining the forms of resistance. At least there is seven forms of resistance which did by actors in the region until it achieved. Highly legal tradition can be used as a tool to reach the goals of resistance in society. Finally, based on this research, resistance in Nagari III Koto's society included as social movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananto Sutyasno Setyaji
"Skripsi ini membahas gagasan pergerakan sosial masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang ditampilkan dalam Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain karya El Hakim. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan struktur formal sastra digunakan untuk mendeskripsikan unsur gagasan dan didukung oleh penelusuran mengenai latar belakang pengarang dan zamannya. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain berisi gagasan-gagasan religius, cinta, cita-cita, kepedulian, dan ketegasan. Gagasan-gagasan tersebut menempatkan El Hakim sebagai pengarang yang berdiri antara propaganda untuk Jepang dan Indonesia.

This thesis analyze social movement ideas of Indonesia people during Japan occupation period which is represented in Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain by El Hakim. This researh uses descriptive analyze approach. The literture formal structure approach uses to describe the idea substance, and supported by investigation of its playwright and period’s background. This research has come up with a decision that Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain contains religious, love, ideals, concern, and firmness. That ideas placed El Hakim as a playwright who stand among propaganda towards Japan and Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sulistyo
"ABSTRAK
Studi ini membuktikan bahwa pemogokan buruh bukan sekedar masalah hukum dan bahkan hubungan kerja. Pemogokan, sebagai bagian dari politik buruh di tempat kerja, merupakan produk dari hubungan-hubungan social, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitarnya atau dengan kata lain sebagai protes komunitas lokal. Pemahaman atas dunia perburuhan industri minyak tidak cukup hanya dengan membayangkan hubungan antara buruh dan pengusaha tetapi juga masyarakat sekitar bahkan negara menempati peran sangat menentukan. Buruh yang bersama-sama mogok memerlukan keberanian, karena mempertaruhkan penghidupannya. Oleh karena itu pemogokan dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa. Dukungan kelompok-kelompok di luar tempat kerja diperlukan karena resiko pemecatan sangat besar. Apabila terjadi konflik antara pengusaha dan buruh, maka terdapat kecenderungan negara memihak pengusaha, karena terdapat ketergantungan ekonomi negara pada pengusaha. Secara koseptual negara terdiri dari seluruh masyarakat, termasuk buruh. Namun dalam sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai masa reformasi mengalami perubahan-perubahan penting yang kontradiktif. Pada masa sebelum kemerdekaan, negara kolonial cenderung berpihak pada pengusaha, meskipun terdapat anggota dewan yang berpihak pada buruh, setelah politik Etis di awal abad 20 bermunculan partai-partai politik pembela l uruh; pada awal kemerdekaan negara merupakan pendukung gerakan t. ruh yang bercirikan dekolonisasi atas keberanaan perusahan asing. Akan tetapi pada masa Orde Baru negara berbalik menjadi pendukung pengusaha asing. Konsekuensinya buruh minyak yang sejak awal kemerdekaan dalam mengatasi masalah hubungan perburuhan terhadap pengusaha mendapat pengawalan negara, kecuali di Sumatra. Pada masa Orde Baru buruh diperlakukan semata-mata hanya sebagai alat produksi. Depolitisasi pekerja terjadi pada masa Orde Baru. Ideologi nasionalisme yang berkembang menjadi penggerak perjuangan buruh di perusahaan asing ditinggalkan digantikan dengan isyu tentang Ilubungan Industrial Pancasila. Karyawan Indonesia dalam perusahaan asing yang diharapkan akan lebih simpati pads nasib buruh pada lapisan bawah, tidak punya pilihan lain kecuali menunjukkan loyalitasnya kepada pengusaha asing. Tidak terdapat satu partai politik dan anggota dewan pun yang menjadi pembela buruh pertambangan minyak dalam mencari keadilan. Perusahaan mendapat pengawalan ABRI, terlindungi oleh sistem peradilan dan kontrak kerja menutup peluang protes terbuka kepada perusahaan asing sebagai kontraktor PERTAMINA. Oleh karena itu buruh subkontraktor dikalahkan dalam pemogokan tahun 1999 dan 2000 oleh VICO, perusahaan minyak multi-nasional di Muara Badak, Kalimantan Timur. Penulisan disertasi ini dilakukan dengan metode penelitian sejarah dan etnografi sejarah. Pendekatan penelitian dan penulisan berdasarkan Grounded Research. Sumber_sumber yang digunakan berupa arsip, pers, dan internet. Wawancara dilakukan tidak hanya kepada para pejabat perusahaan, pihak kecamatan, kepala desa atau kelompok elit desa lainnya, tetapi juga masyarakat kebanyakan. Dalam penelitian disadari perlunya menciptakan situasi obyektivitas. Intervensi ide dihindari agar tidak mempengaruhi jawaban yang diberikan informan."
2005
D1569
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Azzahra
"Manusia seringkali tidak menghuni sendiri, melainkan bisa dengan manusia lainnya dan bahkan hewan peliharaan. Kucing sebagai salah satu jenis hewan peliharaan memiliki siklus aktivitasnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun hidup bersama manusia. Dinamisnya pergerakan dan kebutuhan dari aktivitas kucing ikut mempengaruhi pola gerak dan huni manusia dalam kesehariannya. Pola tersebut berpotensi menghasilkan terjadinya saling-silang antara kedua subjek, sehingga memerlukan adanya adaptasi agar kedua subjek dapat hidup berdampingan di ruang yang sama. Skripsi ini membahas bagaimana manusia beradaptasi secara ruang dengan kucing dalam hunian, melalui runutan sequence dari aktivitas domestik dan mengelompokkannya dalam bentuk-bentuk adaptasi ruang. Adaptasi dilakukan dimulai dari ruang gerak tubuh seperti pergerakan saat bekerja, hingga ruang dan objek secara umum, sehingga dapat mencapai kenyamanan baik untuk manusia juga untuk kucing.

Humans often do not live alone but can be with other humans and even pets. As one type of pet, cats have their activity cycle to meet their life needs, even though they live with humans. The dynamic movements and the needs of the cat's activities also affect the pattern of movement and human habitation in their daily lives. This pattern has the potential to produce crossovers between the two subjects, thus requiring adaptation so that the two subjects can coexist in the same space. This paper discusses how humans adapt spatially to cats in housing through the sequence of domestic activities and classifying them into forms of spatial adaptation. Adaptation is carried out starting from the space for body movement, such as movement during work, to space and objects in general to achieve comfort for humans and cats."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>