Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahmuharnis
Jakarta: Republika, 2006
152.4 SYA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syahmuharnis
Jakarta : Republika, 2006
152.4 SYA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kapadia, Mahesh
Jakarta : Pustaka Populer Obor , 2003
611.81 KAP d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alfath Hanifah Megawati
"Fokus dari penelitian pada tesis adalah untuk mengetahui efektivitas keterampilan self-compassion yang diberikan melalui Compassion-focused Therapy (CFT) dalam menurunkan intensitas dorongan melukai diri sendiri, tingkat kritik diri, dan tingkat gejala emosi negatif. Subjek dari penelitian ini dikhususkan pada mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan perilaku melukai diri sendiri dalam rentang satu tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode single group with repeated measurement (ABA Design) dengan n=3. Intervensi CFT diberikan dalam enam sesi individual. Pengukuran kuantitatif dilakukan dalam tiga fase, yaitu fase baseline, fase intervensi, dan fase follow-up (tiga kali pengukuran dilakukan pada masing-masing fase). Fase intervensi dilakukan minimal satu minggu sekali dan fase follow-up pertama dilakukan enam minggu setelah sesi intervensi terakhir dilakukan (interval dua minggu untuk pengukuran selanjutnya di fase follow-up). Hasil dari penelitian ini, CFT terbukti efektif dalam menurunkan intensitas dorongan melukai diri sendiri, tingkat kritik diri, dan tingkat gejala emosi negatif. Perubahan positif ini merupakan hasil dari keterampilan self-compassion yang dipelajari selama sesi intervensi. Keterampilan self-compassion membantu partisipan mengembangkan kesadaran akan diri dan perspektif positif mengenai diri dan kehidupan mereka, serta membantu partisipan untuk menemukan strategi coping emosional yang berbasis compassion untuk meregulasi emosi negatif, mengelola kritik pada diri, dan mengontrol dorongan melukai diri sendiri. Hasil ini diperkuat dengan tidak adanya kemunculan perilaku melukai diri sendiri selama penelitian berlangsung. Rata-rata penurunan dari ketiga variabel penelitian juga dapat dipertahankan sampai dengan pengukuran di fase follow-up.

The focus of the study in this thesis is to find the effectiveness of compassion skills given through Compassion-focused Therapy (CFT) in decreasing intensity of urge to self-injury, level of self-criticism, and level of negative emotional symptoms. The subjects of this study were devoted to University of Indonesia students who committed self-injury in the past one year. This study used single group with repeated measurement method (ABA Design) with n=3. CFT was performed in six individual sessions. The quantitative measurement was conducted in three phase, that is baseline, intervention, dan follow-up (three measurements were conducted in each phase). The intervention phase was performed at least once a week and the first of follow-up phase was conducted six weeks after the last session (interval two weeks for the next measurement in follow-up phase). Result of this study, CFT has proven effective in decreasing intensity of urge to self-injury, level of self-criticism, and level of the symptoms of negative emotion. These positive changes are the result of self-compassion skills learned during the intervention sessions. Self-compassion skills helps the participants to develop their self-awareness dan positive perspective related to themselves and their life, and helps the participants to find compassion-based emosional coping strategy to regulate their negative emotion and self-criticism. These results are confirmed by the absence of self-injury behavior during the study. The mean of decline in the three research variables can also be maintained until measurement in the follow-up phase."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Widariani
"Pendahuluan: Disabilitas fisik yang terjadi pada TNI merupakan masalah yang terjadi pada fisik, dan psikososial. Perubahan fisik yang awalnya memiliki tubuh yang berfungsi dengan sempurna, namun dapat terjadi disabilitas fisik karena adanya tugas kedinasan, hal ini dapat mempengaruhi konsep diri dari citra tubuh, harga diri pada TNI. Gangguan mental emosional dapat terjadi akibat disabilitas fisik, citra tubuh dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disabilitas fisik, citra tubuh dan harga diri dengan gangguan mental emosional. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 75 (total sampling) disabilitas fisik pada TNI yang berada di Pusat Rehabilitasi. Data diambil mengunakan kuesioner Disabilitas fisik, Body Image Scale (BIS), Rosenberg’s selfesteem scale (RSES) dan Self Reporing Quesionnaire (SRQ) – 20. Hasil: Disabilitas fisik sebagian besar termasuk dalam disabilitas fisik tingkat 1 yakni sebanyak 57.3 %, sedangkan disabilitas fisik tingkat 2 sebanyak 40% dan tingkat 3 sebanyak 2,7%. Citra tubuh negatif yang dialami yakni sebanyak 54,7%, sedangkan citra tubuh positif sebanyak 45,3%. Harga diri positif yang dialami yakni sebanyak 80%, sedangkan harga diri negatif sebanyak 20%. Gangguan mental emosional yang dialami yakni sebanyak 46,7%. Karakteristik disabilitas fisik yakni tingkat disabilitas fisik memiliki hubungan yang bermakna terhadap gangguan mental emosional. Citra tubuh memiliki hubungan yang bermakna terhadap gangguan mental emosional dan harga diri juga memiliki hubungan yang bermakna terhadap gangguan mental emosional. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan program pencegahan kejadian gangguan mental emosional

Introduction: Physical disability that occurs in the TNI is a problem that occurs both physically and psychosocially. Physical changes that initially have a body that functions perfectly, but physical disabilities can occur due to official duties, this can affect self-concept of body image, self-esteem in the TNI. Emotional mental disorders can occur due to physical disabilities, body image and self-esteem. This study aims to determine the relationship between physical disability, body image and self-esteem with mental-emotional disorders. Methods: The design of this study uses a correlation research design with quantitative methods and a cross sectional approach. The number of respondents was 75 (total sampling) with physical disabilities in the TNI who were in the Rehabilitation Center. Data were collected using a physical disability questionnaire, Body Image Scale (BIS), Rosenberg's self-esteem scale (RSES) and Self Reporting Questionnaire (SRQ) – 20. Results: Most of the physical disabilities are included in level 1 physical disability, namely 57.3%, while physical disabilities level 2 as much as 40% and level 3 as much as 2.7%. The negative body image experienced was 54.7%, while the positive body image was 45.3%. Positive self-esteem experienced is as much as 80%, while negative self-esteem is as much as 20%. Emotional mental disorders experienced by 46.7%. Characteristics of physical disability, namely the level of physical disability has a significant relationship with mental-emotional disorders. Body image has a significant relationship with emotional mental disorders and self-esteem also has a significant relationship with emotional mental disorders. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing programs to prevent mental emotional disorders."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitah Handayani
"Kemampuan knowledge creation untuk menghasilkan produk intelijen yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan organisasi intelijen keamanan. Organisasi intelijen keamanan Polri (Polisi Republik Indonesia) menarik untuk dikaji, karena kemampuan knowledge creation-nya selama ini. Untuk memahami bagaimana knowledge creation terjadi di organisasi, penelitian ini mengangkat tiga masalah, yaitu: 1) bagaimana pola knowledge creation yang terjadi di dalam organisasi intelijen keamanan Polri; 2) bagaimana karakteristik knowledge creation di dalam organisasi intelijen keamanan Polri; dan 3) bagaimana dari knowledge creation di organisasi intelijen keamanan Polri.
Menggunakan model knowledge creation SECI (Socialization, tempat terjadinya kreasi pengetahuan, penelitian ini memberikan manfaat: 1) pemahaman teoritis tentang karakteristik dan pola-pola proses knowledge creation di organisasi intelijen; dan 2) pengetahuan praktis bagaimana mengelola knowledge creation di dalam organisasi intelijen bagi anggota organisasi dalam pelaksanaan tugas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode systems thinking-system dynamics untuk memahami fenomena kompleksitas dinamik melalui analisis struktur reinforcing & balancing loop.
Penelitian ini menyimpulkan: pertama, pola knowledge creation yang terjadi di dalam organisasi intelijen keamanan Polri memiliki kekhasan tersendiri, dimana proses SECI terjadi dalam pola umpan balik dan tidak membentuk pola spiral; kedua, knowledge creation organisasi ini memiliki karakteristik yang dominan pada tacit knoweldge, struktur dominan reinforcing loops, dan peran teknologi yang relatif signifikan; ketiga, karakteristik Ba pada proses knowledge creation, terutama tahap sosialisasi dan internalisasi, efektif dilakukan pada saat pelaksanaan tugas di lapangan atau justru di luar kantor.

Knowledge creation capability to produce quality intelligence is the key for successful security organization. Police security intelligence organization (Indonesian Police) is interesting to be studied, because of its knowledge creation capability so far. To understand how knowledge creation occurs in the organization, this study raised three issues, namely: 1) how the patterns of knowledge creation that occurs in the organization of the Polri security intelligence; 2) how the characteristics of knowledge creation in the Polri security intelligence organization; and 3) how the 'Ba' characteristics of the knowledge creation in Polri security intelligence organization.
Using a model of SECI knowledge creation (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) and the concept of 'Ba' or place of the knowledge creation, this study provides the benefits: 1) a theoretical understanding of the characteristics and patterns of knowledge creation process in intelligence organization, and 2) practical knowledge of how to manage knowledge creation in the security intelligence organization for the organization members in the performance of duties by utilizing optimal support of 'Ba' organization. This study used a qualitative approach and systems thinking-system dynamics method for understanding the phenomenon of dynamics complexity by analysing the structure of reinforcing and balancing loops.
The study concluded: first, the pattern of knowledge creation that occurs in Polri security intelligence organization has its own exclusiveness, which SECI process occurs in a pattern of feedback and does not form a spiral pattern; second, knowledge creation in this organization has a dominant characteristic of the tacit knoweldge, dominant structure in reinforcing loops, and a relatively significant role of technology; third, characteristics of Ba in the process of knowledge creation, especially the socialization and internalization, effectively carried out during the implementation of tasks in the field or just outside the office.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1911
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Imparsial, 2006
355.34 EVA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sulistami D.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
153.9 RAT u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baban Sarbana
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002
152.4 BAB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini membahas perkembangan reformasi intelijen di Indonesia pada periode Reformasi (1998-sekarang). Apa saja perubahan yang berlangsung dalam komunitas telik sandi pada era pasca Orde Baru? Bagaimanakah dinamika politik memengaruhi proses reformasi intelijen? Mengapa praktik penyalahgunaan kekuasaan dan politisasi terus berlangsung dalam badan intelijen meski demokratisasi telah berlangsung selama dua dekade lebih? Buku ini berupaya menjawab pelbagai pertanyaan penting tersebut dengan membahas tiga aspek strategis reformasi intelijen, yaitu: relasi presiden dan kepala badan intelijen negara; politisasi serta depolitisasi intelijen, dan; operasi intelijen Indonesia di luar negeri. Karya ini penting untuk dibaca oleh kalangan akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, mahasiswa, dan masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap masa depan demokrasi di Indonesia."
Lengkap +
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
355.34 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>