Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Kusratmoko
"Karakteristik aliran Cliwung (233 km2) dalam kaitannya dengan distribusi curah hujan telah dikaji dalam upaya untuk melihat pengaruh struktur penggunaan lahan saat ini dalam proses hidrologi. Memanfaatkan data curah hujan dan aliran air untuk periode 5 tahun (1990 - 1994) diperlihatkan bahwa distribusi hujan selama musim angin timur (Juni - September) sampai dengan pancaroba akhir (Oktober - November), terutama didominasi dengan tipe hujan konvektif yang mempengaruhi perbedaan karakteristik aliran tahunan. Sementara distribusi hujan selama musim angin barat (Desember - Maret) memainkan peranan yang tidak signifikan. Hujan konvektif terutama yang terjadi di wilayah hilir mendorong kepada pembentukan aliran langsung yang besar. Struktur penggunaan lahan saat ini khususnya untuk wilayah bagian hilir, emaminkan peranan penting terhadap kejadi tersebut."
2001
JUGE-2-Juli2001-39
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausy Musa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar
"
ABSTRAK
Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat bervariasi,baik dalam sekala ruang maupun waktu. selain berdasarkan ruang dan waktu, curah hujan juga bervariasi dengan nilal rata-ratanya. Perbedaan antara jumish curah hujan atau frekuensi dengan nilai rata-ratnya disebut variabilita. Kajian variabilita hujan dalam ruang lingkup DAS akan lebih bermanfaat bagi manusia, terutama untuk mengetahui hubungan antara klimatologi, hidrologi dan keadaan lokal. Selain itu dari segi praktisnya, informasi mengenal variabilita dinilai penting bagi segi pertanian terutama di wilayah-wilayah yang suplai airnya marjinal, sehingga deviasi hujan yang sedikit saja akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Jawa dan terletak di dua propinsi, yaitu Jawa tengah dan Jawa timur. Dilihat dari jumlahnya, Daerah aliran Bengawan Solo menerima curah hujan yang relatif cukup besar dan dapat dikatakan mencukupi, tetapi curah hüjan yang diterimanya tidak merata dalam arti bervariasi menurut ruang dan waktu.
Adapun permasalahan yang dibahas dalarn tulisan ini adalah : 1. Bagaimana distribusi curah hujan dan frekuensi hari hujan berdasarkan periode bulanan ? 2. Bagaimana variabilita curah hujan dan frekuensi hari hujan pada periode bulanan serta kaitannya dengan nilai rata-ratanya ? (untuk menjawab permasalahan tersebut, dipergunakan kumpulan data hujan dari Regenwaarnemingen th.1916-1940, ketinggian, lereng dan arah angin permukaan. Analisa dilakukan dengan superimpose peta berdasarkan permasalahan yang akan dibahas.
Dari hasil analisa diperoleh hasil sebagai berikut Jumlah curah hujan dan frekuensi hari hujan pada umumnya bertambah besar dengan naiknya ketinggian dan tingkat lereng serta tempat-tempat yang menghadap arah datangnya angin pembawa hujan (eksposure). Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari-Februari di ketinggian >500 m dan lereng > 15 %. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus-September di ketinggian <500 m dan lereng 0-8%. Hal yang sama juga terjadi pada frekuensi hari hujan.
Kaitan antara variabilita curah hujan dan frekuensi dengan nhlai rata-ratanya pada umumnya benbanding terbalik, yaitu jumlah curah hujan dan frekuensi hari hujan rendah cenderung mempunyai nilai variabilita tinggi dan sebaliknya. Nilal variabilita curah hujan dan frekuensi hari hujan tertinggi tenjadi pada bulan Agustus-September dan terendah pada bulan Januari-Februari.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Mahdi
"Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat bervariasi terhadap ketinggian dalam distribusi spasial dan temporalnya. Distribusi curah hujan spasial dan temporal didapatkan dari radar cuaca dan stasiun observasi. Melalui pemetaan spasial dan temporal penelitian ini akan mengungkapkan perbandingan distribusi curah hujan antara radar cuaca dengan stasiun observasi curah hujan terhadap ketinggian.
Hasil pengolahan data menunjukan distribusi curah hujan terbanyak pada ketinggian 500-1.000 mdpl dimana semakin tinggi ketinggian tempat maka distribusi curah hujannya semakin menurun baik dari hasil radar cauca maupun stasiun observasi. Analisis temporal memberikan hasil kesamaan waktu kejadian curah hujan tertinggi dari radar cuaca dan stasiun observasi pada pukul 12:00 sampai 18:00.

Rainfall is one of the climate element that highly variable from elevation in spatial and temporal distribution. The spatial and temporal rainfall distribution obtained from weather radar and observation stations. This research will reveal rainfall distribution comparison between weather radar with rainfall observation station of elevation. Through spatial and temporal mapping of.
The results of data processing shows rainfall distribution at an altitude 500-1.000 meters above sea level where the higher altitude of the distribution of rainfall decreases both from the weather radar and observation stations. Temporal analysis provides results in common occurrence time of the highest rainfall weather radar and weather observation station at 12:00 to 18:00.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper describes the relationship between CG (Cloud to Ground) lightning and the rainfall of Bandung and surrounding area. CG lightning data obtained by Lightning Detector that is able to track low frequency of radio signals from electrical processes lightning discharge which installed in Bandung Geophysics Station. For better resolution, data is limited within a radius of 10 km square of study area. Daily analysis during the year 2009 showed a strong relationships between CG and rainfall (r = 0,62 for CG+; r = 0,51 for CG- and r = 0,59 for total of CG). The electrification process dominated by CG- and the peak of CG occurs at MAM with the 43,6% total of CG and occurs at 15.00-17.00 LT. The mature stage occured after 13.00 LT"
600 JADIR 8:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Selo Sukardi
"Hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting. Menurut Sandy (1985) faktorfaktor
yang mempengaruhi turunnya hujan di suatu tempat adalah
- letak Daerah Konevergensi Antar Tropik (DKAT)
- bentuk medan
- arah hadapan lereng (eksposure)
- arah angin sejajar garis pantai, dan
- jarak perjalanan angin diatas medan datar if—J
Adanya keragaman faktor-faktor tersebut menyebabkan besarnya curah hujan yang
jatuh di muka bumi bervadasi menurut ruang dan waktu. Selain bervariasi menurut
ruang dan waktu,curah hujan juga bervadasi dengan nilai rata-ratanya.Perbedaan
antara jumlah curah hujan dengan nilai rata-ratanya disebut Variabilita
Daerah Aliran Ci Sadane terletak di Propinsi Jawa Barat. Keadaan topografi yang
bervadasi tentunya juga mempengaruhi banyak sedikitnya hujan yang jatuh di
wilayah ini. Bertitik tolak dari hal tersebut, 'maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui variabilita jumlah curah hujan bulanan di DA Ci Sadane serta kaitannya
dengan ketinggian di DAS tersebut.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana distribusi curah hujan berdasarkan periode bulanan di DA Ci
Sadane ?
2. Bagaimana variabilita curah hujan bulanan dan kaitannya dengan ketinggian
wilayah di DA Ci Sadane ?
Data yang digunakan adalah data curah hujan tahun 1917-1941 (Publikasi
Regenwaamemingen 1917-1941).
Metode analisis yang digunakan adalah analisa korelasi peta dibantu dengan grafik,
yaitu antara peta-peta :
1. Peta Ketinggian dengan Peta Curah Hujan Rata-rata Bulanan
2. Peta Ketinggian dengan Peta Variabilita Curah Flujan Bulanan
3. Peta Curah Hujan Rata-rata Bulanan dengan Peta Variabilita Curah Hujan
Bulanan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa :
Wilayah curah hujan tinggi terdapat pada wilayah ketinggian diatas 100 meter.
Wilayah curah hujan rendah terdapat wilayah ketinggian dibawah 100 meter.
Jumlah curah hujan rata-rata bulanan maksimum umumnya jatuh pada bulan
Desember dan Januari dan jumlah curah hujan rata-rata bulanan minimum
umumnya jatuh pada bulan Juli dan Agustus.
Nilai variabilita curah hujan bulanan tinggi umumnya terdapat pada ketinggian di
bawah 100 meter, dan sebaliknya.
Pada bulan Juli - Agustus, wilayah penelitian didominasi oleh distribusi koefisien
variasi sedang atau tinggi, dan sebaliknya pada bulan Desember - Januari, wilayah
penelitian didominasi oleh distribusi koefisien variasi rendah atau sedang.
Wilayah dengan nilai variabilita curah hujan bulanan rendah umumnya memiliki
jumlah curah hujan rata-rata tinggi, dan sebaliknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryatmaning Hany W.
"Perencanaan bangunan-bangmman air yang besar dan bermanfaat bagi umum harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Bangunan air yang efisien dad segi biaya tetapi berfungsi optimum dan tinggi keamanannya membutuhkan pilihan kapasitas yang tepat yang akan ditampung oleh bangunan tersebut, yang diukur dari banyaknya air yang ditampung atau dialirkan melalui bangunan tersebut dalam satuan waktu tertentu.
Intensitas hujan adalah salah satu komponen pengolah data yang diperlukan untuk menentukan kapasitas suatu bangunan air. Intensitas hujan merupakan ukuran banyaknya curah hujan yang jatuh dalam satuan walclu tertenm Penelitian yang sudah umum dilakukan terhadap intensitas hujan adalah padajumlah curah hujan setiap jam dan jumlah curah hujan setiap hari, sementara hubungan antara jumlah curah hujan tahunan dengan jumlah hari hujan tahunan belum banyak diteliti.
Tulisan ini meneliti ada tidaknya hubungan antara jumlah curah hujan tahunan dengan jumlah had hujan tahunan. Penelitian dilakukan dengan metode statistlka terhadap data-data jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta. Data-data yang digunakan diambil dan stasiun-stasiun pengukur curah hujan yang ada di Pulau Jawa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Winarni
"Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat variabel, balk
dalam sekala ruang dan waktu. Selain berdasarkan ruang dan
waktu, curah hujan juga bervariasi dengan nilai rata-ratanya.
Seiisih antara jumiah curah hujan atau frekuensi hari hujan
dengan niiai rata-ratanya disebut variabilita.
Maksud dari penulisan mi ada].ah untuk mengungkapkan gainbaran
variabilita curah hujan dan frekuensi hari hujan dan kaitarinya
dengan nilai rata-rata, serta untuk mengetahui perbandingan
antara kedua variabilita mi di Daerah Aliran Kali
Serayu, Jawa Tengah.
Permasalahan dalani penelitian mi adalah:
1. Bagaitnana distribusi juinlah curah hujan dan frekuensi
hari hujan berdasarkan periode bulanan dan tahunan ?
2. Bagaimana kaitan antara variabilita curah huj
frekuensi hari hujan dengan nhlal rata-rata pada
bulanan dan tahunan ?
3. Bagaimana perbandingan antara variabilita curah
dengan variabiiita frekuensi hari hujan di Daerah
Kali Serayu ?
Metode analisis yang digunakan adaiah anaiisa korelasi peta
dibantu dengan graf 1k, yaitu korelasi peta-peta curah hujan
dan frekuensi hari hujan dengan ketinggian dan variabiiitanya.
Pembuatan graf 1k untuk melihat perbandingan antara
variabilita curah hujan dengan vaniabilita frekuensi han
hujan.
Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa
Wiiayah curah hujan tertinggi dan frekuensi hari hujan tertinggi
terdapat pada ketinggian di atas 100 meter dpi.
Wiiayah curah hujan terendah terdapat pada ketinggian kurang
dari 1000 meter dpi dan pada ketinggian lebih dari 2000
meter dpi di lereng Gunung Prahu-Gunung Sundoro. Sedangkan
wilayah frekuensi hari hujan terendah terdapat pada ketinggian
kurang dari 100 meter dpi. Jumiah curah hujan dan frekuensi hari hujan tertinggi umunrnya jatuh pada bulan
Desember, sebagian pada bulan Januari. Sedangkan jumlah
terendah uinumnya pada bulan Agustus.
Kaitan variabilita curah hujan dan frekuensi hari hujan
dengan nilai rata-rata umumnya berbanding terbalik. Tetapi
ada juga yang berbandthg lurus, seperti di wilayah Titnur DAS
untuk curah hujan tahunan. Dan di wilayah Barat Laut DAS
untuk frekuensi hari hujan bulan Agustus, dan di wilayah
tengah DAS untuk frekuerisi hari hujan tahunan.
Variabilita frekuensi hari hujan umuxnnya lebih rendah dibandingkan
dengart variabilita curáh hujan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Taufik Ibrahim
"Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh distribusi spasial curah hujan terhadap total suspended solid di daerah aliran Ci Lutung, Kabupaten Majalengka. Proses ekstraksi citra Himawari 8 dibutuhkan untuk mengetahui pola distribusi spasial curah hujan ketika kejadian pengambilan sampel. Data Curve Number berupa kelompok hidrologi tanah dan Penggunaan Lahan dibutuhkan untuk memberi bobot tiap-tiap sub DAS yang telah didelineasi untuk karakteristik fisik wilayah. Pola distribusi spasial curah hujan memiliki korelasi kuat dengan konsentrasi TSS yang dihasilkan melalui debit limpasan. Pola Distribusi curah hujan yang variatif di setiap kejadian pengambilan sampel turut menyumbang andil terjadinya fluktuasi nilai konsentrasi total suspended solid dan kekeruhan. Korelasi kuat terdapat pada hubungan antara TSS dengan debit aliran dengan angka koefisien determinasi r2 sebesar 0,84. Sementara korelasi sedang terdapat pada hubungan antara kekeruhan dan TSS dengan angka koefisien determinasi r2 sebesar 0,58.

The study aims to analyze the influence of spatial distribution of rainfall on total suspended solid in Ci Lutung flow area, Majalengka regency. The process of extraction the image of Himawari 8 is needed to know the pattern of spatial distribution of rainfall when the sampling takes place. Data Curve Number in the form of hydrologic soil group and Land Use is needed to give weight of each sub basin that has been diarealized for physical characteristic of region. The spatial distribution pattern of rainfall has a strong correlation with the concentration of TSS generated through runoff discharge. Variable rainfall distribution patterns in each sampling event contributed to the fluctuation of total suspended solid and turbidity concentration. The strong correlation is in the relationship between TSS with runoff discharge with the coefficient of determination r 2 is 0.84. While the correlation in the relationship between turbidity and TSS with the coefficient of determination r2 is 0.58."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedet Hadjarati
"Jumlah curah hujan yang tinggi sering dikaitkan dengan terjadinya bencana banjir dan atau longsor. Dalam hal ini hujan dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan bencana tersebut selain faktor kondisi daerah terjadinya bencana itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dalam penulisan ini ingin diketahui mengenai distribusi hujan dengan jumlah curah tinggi di daerah aliran Ci Manuk. Adapun yang menjadi permasalahan dalam lisan ini ialah: Pertama, bagaimanakah distribusi frekuensi hujan dengan jumlah curah tinggi yang terjadi di daerah aliran Ci Manuk. Kedua, bagaimanakah fluktuasinya dari bulan Januari sampai Desember. Ketiga, apakah ada perbedaan frekuensi hujan dengan jumlah curah tinggi pada tempat-tempat yang mempunai perbedaan ketinggian dan bentuk medan (arah lereng). Untuk menjawab permasalahan tersebut diajukan hipotesa; Pertama frekuensi turunnya hujan dengan jumlah curah tinggi yang tinggi pula terjadi pada tempat-tempat yang mendapatkan curah rata-rata tahunan yang tinggi. Kedua, hujan dengan jumlah curah tinggi terjadi pada bulan-bulan musim penghujan. Ketiga, perbedaan besarnya frekuensi turunnya hujan dengan jumlah curah tinggi dengan ketinggian, dimana semakin tinggi suatu tempat frekuensinya semakin tinggi. Yang dimaksud dengan hujan dengan jumlah curah tinggi adalah, jumlah curah hujan dalam satu hari yang lebih dari 30, 50, 80, 100, 150 dan 200 milimeter. Penetapan ini berdasarkan batasan yang dibuat oleh Byung Kon Lee terhadap keadaan di Korea dimana jika hujan dalam satu hari lebih dari 30 mm kemungkinan menyebabkan banjir, dan lebih dari 50 mm menimbulkan kerusakan akibat banjir. Adapun data hujan yang digunakan adalah periode data tahun 1912 sampai 1941 dan 1971 sampai 1985 dengan catatan hujannya yang ada sama atau lebih dari 5 tahun. Setelah data hujan per hari diklasifikasikan ke dalam kategori lebih dari 30 mm sampai lebih dari 200 mm dan dipetakan, kemudian dikorelasikan (baik dengan metode superiraposed peta maupun dengan korelasi statistik) dengan variabel curah hujan tahunan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>