Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaenal Arifin
"Telah diteliti air tanah yang diproses dengan Descal A Matic, Yaitu alat Pengolah air magnetik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa lamanya pengolahan air dengan Descal A Matric menurunkan sifat korosifitas air. Adapun endapan air yang dihasilkan berbentuk bubur halus dan dari pengamatan XRD di klasifikasikan ke dalam fase aragonic."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S28136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Anti scale magnetic treatment is a hard water treatment method using magnetic field to prevent (CaCO3) scale formation. This method has along and controversial history due to its unclear result of its mechanism and effectiveness. The results of researches, hypothesis, or explanations given by researchers were still partial and didn't satistfy yet in answering the magnetic phenomenon. There were three mechanisms which were suggested: ion mechanism. particle mechanism and Lorentz force eject. Hard water contain Ca2+ cations , CO3 anions, and CaCO3, particles. Magnetic field eject on CO3 (ion mechanism) modified hydration of ions which suppressed CaC03 precipitation, whereas magnetization CaCO; particle (particle mechanism) supported particles to attract to each other and increased nucleation rate. Both ion and particle mechanism are clearly showed by using static magnetization system, system where water were static to magnetic field Lorentz force caused ion shift in solution and known as by the magnetohydroidinamic phenomenon that forced nucleation of CaCO3. Lorentz force acts on every ions in hard water when it 's moving through applied magnetic field therefore dynamic magnetization system was needed to investigate this phenomenon. Particle mechanism and Lorentz force effect could increase CaCO, particle formation so that reduced concentration of Ca" ions in bulk solution, in the other hand ion mechanisms with its memory effect on CO3 could suppress CaCO, formation. Magnetization followed by deposition and filtration could increase effectiveness of AMT process."
Jurnal Teknologi, 2006
JUTE-20-4-Des2006-292
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Purwanto
"Menara pendingin adalah suatu unit yang dugunakan untuk proses pembuangan dalam sebuah sistem pendingin. Efektivitas thermal adalah suatu variabel yang sangat penting untuk menentukan hasil performa menara pendingin. Timbulnya korosi, lumut, dan presipitasi kerak dapat menghambat perpindahan panas sehingga dapat mengganggu tingkat efektivitas thermal dari menara pendingin tersebut. Bukan hanya mengurangi efektivitas termal saja, namun juga bisa merusak menara pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozonasi terhadap faktor-faktor penghambat tersebut. Proses ozonasi ini diharapkan akan mengurangi pertumbuhan faktor-faktor tersebut. Metode yang dugunakan adalah dengan air pendingin dari basin disirkulasikan dengan sebuah sistem baru. Dalam sistem baru tersebut air dari basin akan disuntikan ozon, lalu air kembali ke basin. Selanjutnya sampel air akan di uji di laboratorium menggunakan metode AAS, Titrimetric, Gravimetric, Spectrophotometric untuk mengetahui kualitas air. Data yang didapat dari laboratorium adalah Ph, Konduktivitas Elektrik, TDS, Ca, Alkalinitas, Mg, Na, Cl. Data tersebut selanjutnya dimasukan kedalam penghitungan menggunakan metode Practical Ozone ScalingIndex dan Langelier Saturation Index untuk mengetahui kualitas air sirkulasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini mununjukan bahwa aplikasi ozon dapat meningkatkan kualitas air dikarenakan TDS dan EC pada air siklus yang digunakan menurun. Jumlah konsentarasi siklus air yang aman digunakan pun meningkat dari 2 siklus menjadi 4 siklus.

cooling tower is a unit that is used for the disposal process in a cooling system. Thermal effectiveness is a very important variable to determine the performance of the cooling tower. The emergence of corrosion, moss, and crustal precipitation can inhibit heat transfer so that it can disrupt the level of thermal effectiveness of the cooling tower. Not only does it reduce thermal effectiveness, but it can also damage the cooling tower. This study aims to determine the effect of ozonation on these inhibiting factors. This ozonation process is expected to reduce the growth of these factors. The method used is with cooling water from the basin circulated with a new system. In the new system water from the basin will be injected with, then the water will return to the basin. Furthermore, water samples will be tested in the laboratory using the AAS, Titrimetric, Gravimetric, Spectrophotometric method to determine water quality. Data obtained from the laboratory are Ph, Electrical Conductivity, TDS, Ca, Alkalinity, Mg, Na, Cl. The data is then entered into the calculation using the Practical Ozone Scaling Index and Langelier Saturation Index method to determine circulating water quality. The results obtained from this study show that the application of ozone can improve water quality because TDS and EC in the cycle water used decrease. The amount of safe water cycle concentration is also increased from 2 cycles to 4 cycles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Aria Wibowo
"Pada umumnya kerak pada sistem cairan terbentuk pada kondisi basa sehingga salah satu metoda pencegahannya adalah dengan menambahkan suatu zat kimia yang bersifat asam secara kontinyu sehingga dapat melarutkan kembali kerak yang terbentuk, yang disebut juga sebagai inhibitor kerak. Monel merupakan salah satu material logam yang digunakan sebagai material pipa injeksi inhibitor kerak. Karena sifat dari inhibitor kerak yang asam, maka perlu diadakan penelitian mengenai laju korosi monel terhadap suatu jenis inhibitor kerak, yaitu Scale treat 5843, agar dapat diketahui apakah monel tersebut dapat digunakan sebagai material pipa injeksi inhibitor kerak jenis tersebut.
Dalam melakukan penelitian untuk mengetahui laju korosi logam monel tersebut dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian komposisi material logam untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam logam monel sebagai material uji, pengukuran pH larutan inhibitor dan pengujian polarisasi dengan menggunakan perangkat CMS-100 tintuk mendapatkan kurva polarisasi Tafel dan mengetahui laju korosi monel.
Dari penelitian didapatkan bahwa material sampel adalah jenis Monel K-500 yang memiliki kandungan Ni sekitar 62% dan Cu sekitar 33%, sementara larutan inhibitor kerak yang di gunakan termasuk jenis larutan asam yang pH-nya berkisar antara 4-5. Dengan kandungan Ni dan Cu yang cukup tinggi, logam monel tersebut memiliki ketahanan korosi yang tinggi terhadap larutan inhibitor kerak Scale Treat 5843. Dari pengujian polarisasi yang dilakukan didapat bahwa nilai laju korosi logam monel relatif sangat rendah dimana pada konsentrasi inhibitor kerak 100% volume, 25% volume, dan 14,3% volume laju korosinya secara berurutan adalah 1,747 mpy, 0,763 mpy dan 0,695 mpy sehingga logam monel tersebut dapat digunakan sebagai material pipa injeksi untuk inhibitor kerak Scale Treat 5843.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
06 Sak p-2
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rainanda Muhammad Ajnannadhif
"Menara pendingin adalah suatu unit yang dugunakan untuk proses pembuangan dalam sebuah sistem pendingin. Efektivitas thermal adalah suatu variabel yang sangat penting untuk menentukan hasil performa menara pendingin. Timbulnya korosi, lumut, dan presipitasi kerak dapat menghambat perpindahan panas sehingga dapat mengganggu tingkat efektivitas thermal dari menara pendingin tersebut. Bukan hanya mengurangi efektivitas termal saja, namun juga bisa merusak menara pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozonasi terhadap faktor-faktor penghambat tersebut. Proses ozonasi ini diharapkan akan mengurangin pertumbuhan faktor-faktor tersebut. Metode yang dugunakan adalah dengan air pendingin dari basin disirkulasikan dengan sebuah ssstem baru. Dalam sistem baru tersebut air dari basin akan disuntikan ozon, lalu air kembali ke basin. Selanjutnya sampel air akan di uji di laboratorium menggunakan metode AAS, Titrimetric, Gravimetric, Spectrophotometric untuk mengetahui kualitas air. Data yang didapat dari laboratorium adalah PH, SO4, Konduktivitas Elektrik, Fe, TDS, Ca, Alkalinity, Mg, Na, Cl. Data tersebut selanjutnya dimasukan kedalam penghitungan menggunakan metode Practical Ozone ScalingIndex dan Langelier Saturation Index untuk mengetahui kualitas air sirkulasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini mununjukan bahwa aplikasi ozon dapat meningkatkan kualitas air dikarenakan TDS dan EC pada air siklus yang digunakan menurun. Jumlah konsentarasi siklus air yang aman digunakan pun meningkat 2 kali lipat.

A cooling tower is a unit that is used for the disposal process in a cooling system. Thermal
effectiveness is a very important variable to determine the performance of the cooling
tower. The emergence of corrosion, moss, and crustal precipitation can inhibit heat
transfer so that it can disrupt the level of thermal effectiveness of the cooling tower. Not
only does it reduce thermal effectiveness, but it can also damage the cooling tower. This
study aims to determine the effect of ozonation on these inhibiting factors. This ozonation
process is expected to reduce the growth of these factors. The method used is with cooling
water from the basin circulated with a new system. In the new system water from the
basin will be injected with, then the water will return to the basin. Furthermore, water
samples will be tested in the laboratory using the AAS, Titrimetric, Gravimetric,
Spectrophotometric method to determine water quality. Data obtained from the laboratory
are PH, SO4, Electrical Conductivity, Fe, TDS, Ca, Alkalinity, Mg, Na, Cl. The data is
then entered into the calculation using the Practical Ozone Scaling Index and Langelier
Saturation Index method to determine circulating water quality. The results obtained from
this study show that the application of ozone can improve water quality because TDS and
EC in the cycle water used decrease. The amount of safe water cycle concentration is also
increased twice
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frengki Nur Fariya Pratama
"Beringin dianggap oleh masyarakat Jawa sebagai pohon yang mistis sehingga tidak boleh diperlakukan secara sembarangan. Mistifikasi pohon ini muncul dari karakteristik yang dimiliki, yaitu batangnya yang besar, tingginya yang bisa mencapai 30 meter, daunnya yang lebat, dan akarnya yang menonjol keluar dari tanah. Tapi dibalik mistifikasi pohon beringin, ternyata pohon jenis ficus ini memiliki beragam fungsi yang berkaitan dengan kelestarian ekologi. Fungsi-fungsi itu meliputi konservasi air tanah, pencegahan longsor, hingga lokasi interaksi biotik yang kompleks, dimana terjadi simbiosis mutualisme antar spesies sehingga membentuk hubungan ekologi yang harmonis yang berdampak positif bagi lingkungan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan antropologi budaya digunakan untuk mengkaji mistifikasi masyarakat Jawa terhadap pohon beringin, sebagai upaya konservasi lingkungan"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2022
900 JSB 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mastuti
"Pemanfaatan sumber panas bumi sebagai pembangkit listrik mungkin sudah tidak asing lagi. Sistem ini memanfaatkan energi panas bumi untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Salah satu teknologi yang memiliki pengolahan panas bumi terdapat di Dieng, Jawa Tengah. Teknologi pengolahan panas bumi ini melibatkan fluida panas bumi. Fluida panas bumi ini mengandung berbagai spesi terlarut berupa silika, besi, aluminium, natrium, kalium, magnesium dan lainnya.
Kelarutan silika meningkat dengan naiknya temperatur. Temperatur yang relatif lebih rendah akan menyebabkan kelarutannya mengecil dan menyebabkan terjadinya pengendapan. Dengan seiring waktu endapan tadi dapat mengeras dan menimbulnya kerak silika. Kerak yang sudah terbentuk akan sulit untuk ditangani, baik dengan mekanisme fisik ataupun secara kimiawi. Oleh karena itu dicari cara mencegah terbentuknya kerak silika dengan menggunakan inhibitor ataupun polimer pendispersi.
Metode analisa yang digunakan adalah UV-Visibel Spektrofotometri, AAS, FT-IR, dan X-RD. Dalam penelitian ini dicoba untuk menyelidiki pengaruh penambahan asam akrilat dan kombinasi asam akrilat dengan asam borat dengan variasi pH. Dari data diperoleh penurunan jumlah benih kerak silika. Asam borat beraksi dengan silika membentuk silika borat yang larut dalam air, sedangkan asam akrilat yang manjadi polimer menghambat benih kerak silika dengan cara dispersi. Untuk melihat pembentukan polimer asam akrilat dianalisa dengan FT-IR.
Diteliti pula pengaruh penambahan logam aluminium dan besi pada variasi pH yaitu pH 3, 7 dan 9. Hasil yang diperoleh pada kondisi asam logam aluminium mampu menurunkan jumlah benih kerak silika yang terbentuk dan pada kondisi basa menambah jumlah benih kerak silika yang terbentuk. Sedangkan besi selalu menambah jumlah benih kerak silika atau menurunkan kelarutan. Untuk analisa kerak yang terbentuk pada pipa dianalisa dengan X-RD. Kata kunci : silika, silica scaling, polimer asam akrilat, silikoborat, alumino silikat, besi silikat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>