Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elly Nurachmah
"Penelitian fenomenologis ini telah mengkaji aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien pengidap kanker payudara yang tengah mendapatkan pengobatan. Data kualitatif dalam bentuk Catalan lapangan teiah dikumpulkan seiama pelaksanaan am kelompok pendukung. Maksud penelitian ini adalah uniuk mendapatkan pemahaman yang mendalam bagaimana wanita Indonesia yang mengidap kanker payudara merasakan pengalaman yang kompleks, sangat interpersonal, dan dinamis. Latar belakang pemekiran dari penelitian mi didasarkan oleh pengertian bahwa untuk mendapatkon pengetahuan tentang sesuatu akan menjadi sia-sia dan hampir tldak mungkin tanpa menerangkan pengalaman individu bagaimana adanya ketika dialami dan sebagaimana diterangkan oleh individu itu secara langsung (Polit, 1996). Tulisan ini adalah untuk mengkaji dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek (a) fisiologis, (b) keseimbangan psikologis, (c) hubungan klien dengan orang lain, (d) nilai-nilai spiritual, dan (e) kualitas kehidupan keseharian klien. Subyek penelitian terdiri dari 87 wanita dengan diagnosa kanker payudara yang menghadiri kelompok pendukung. Hasil anatisis kualitatif berasal dari analisis isi komentar dan pernyataan subyek selama mengikui kegiatan kelompok pendukung telah mendapaikan lima kalegori thema yaitu: ketidakmampuan fisiologis (physiological incapability) ketidakseimbangan psikologis (psychological disequilibrium), perilaku negatif dalam hubungan social (social relationship misbehavior), disparitas nilai-nilai spiritual (spiritual values disparity), dan kehidupan bersemangat (life of courage). Setiap pernyataan dinilai dan diinterpretasikan menjadi thema, kelompok thema, dan kategori thema. Evaluasi hasil riset telah menunjukkan bahwa partisipasi kelompok dalam kelompok pendukung telah menolong mereka untuk membentuk perasaan positif tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan pasangan hidup dan anggota keluarga lainnya.

The phenomenologicall study explored bio psycho social spiritual aspects of Indonesian women with breast cancer who having therapy. A qualitative data in a form of field note a was obtained during the course of the support group program. The main objective -was to have a deeper and richer understanding on how Indonesian women with breast cancer made sense of an experience that was complex, interpersonal, and dynamic The premise was that gaining knowledge would be impossible without describing human experience as it was lived and as it was defined by the persons themselves (Path The purpose of the study was to explore the impact of breast cancer and its treatment on their (a) physiological :. (h) psychological equilibrium, (c) relationship with others, (d) spiritual values, and quality of daily living. Eighty objects who joined the support group for women with breast cancer participated in the study. The result of qualitative analysis which were extracted from the significant statements and comments made by the subjects during the course of the breast cancer support group program identified five theme categories : physiological incapability, psychological disequilibrium, social relationship misbehavior, spiritual values disparity, and life of courage. Each statement was examined and interpreted in relation Jo themes, theme groups, and theme categories The result of the study concluded that group participation had helped them to have positive feelings about themselves and improved their communication skills with their i and other family members."
1999
JJKI-II-6-Mei1999-186
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Klien dengan kanker payudara dan keluarga karena target pengobatan kanker termasuk
pengobatan kemoterapi bukanlah kesembuhan, namun hanya kontrol memperpanjang
jarak kekambuhan dan kemoterapi terdiri mempunyai efek samping yang dapat merusak
organ vital tubuh dan menimbulkan kebotakan., diare, kulit menghitam, nafsu makan
menurun dan kelemahan. Hal-hal ini menimbulkan stresor tersendiri bayi klien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi. Weisman (1979) mengatakan klien dengan kanker
mengalami periode kecemasan yang berkepanjangan mulai dari penentuan diagnostik
sampai dengan menjalani terapi dikatakan pula 70 % klien.kanker yang menjalani
kemoterapi mengalami stres berat. Sehingga dibutuhkan manuver keperawatan yang
adekuat untuk meminimalkan gangguan psikologis tersebut. Tujuan dari penelitian ini
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan klien kanker
payudara dalam menghadapi kemoterapi baik faktor internal ( pengetahuan, pengalaman
dan pemahaman agama) maupun faktor ekstrenal (dukungan keluarga dan pendapatan).
Penelitian ini dilakukan di RS Kanker Dharmais dengan jenis penelitian studi deskriptif
dan desain penelitian cross sectional. Jumlah responden 15 orang klien kanker payudara
yang sedang menjalani kemoterapi. Dari pengumpulan data demografi, faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan dan tingkat kecemasan data yang didapat diolah dengan
distribusi frekuensi menggunakan sentral tendensi, kemudian diiakukan uji statistik non
parametrik Pearson product moment yaitu untuk menguji hubungan antara faktor
internal dan eksternal terhadap tingkat kecemasan klien kanker payudara dalam
menghadapi kemoterapi dari penelitian didapatkan 100 % responden wanita, 60 %
berpendidikan setingkat sarjana dan 53,33 % berusia 40 - 60 tahun. Dari faktor-faktor
yang berpengaruh ditemukan faktor pengalaman, dukungan keluarga dan pendapatan
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kecemasan. Sedangkan faktor agama
mempunyai hubungan liner dengan kecemasan dan faktor pengetahuan mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan kecemasan klien kanker payudara dalam
menghadapi kemoterapi: Dengan demikian dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan untuk meningkatkan kemampuan perawat mengantisipasi faktor-faktor
yang berpengaruh pada kecemasan klien dalam menghadapi kemoterapi dan mengatasi
cemas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5100
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkie Arthasari
"Adanya kenyataan orangtua menderita penyakit serius merupakan salah satu jenis krisis kehidupan yang dialami anak, terlebih bila penyakit tersebut beresiko terhadap kematian. Penyakit kanker payudara adalah salah satu penyakit kronis yang masih sulit disembuhkan, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada wanita usia 35 sampai 54 tahun. Pandangan umum masih menganggap penyakit ini dapat mengancam kehidupan seseorang. Oleh karenanya disamping memiliki dampak psikologis bagi penderita kanker payudara juga berdampak pada keluarga.
Penyakit serius yang berakibat kematian membawa dampak emosional bagi keluarga, terutama pasangan dan anak. Sejumlah penelitian menemukan adanya dampak emosional dari penyakit kanker payudara terhadap anak. Reaksi emosi yang timbul pada anak disebabkan oleh adanya ketakutan mengenai kematian, adanya perubahan situasi dan gangguan peran serta rutinitas keluarga. Dampak ini tidak terlepas dari tahapan usia anak dan juga jenis kelamin anak. Pada keluarga dengan anak remaja yang masih tinggal di rumah, penyakit serius yang diderita orangtua dapat menyebabkan terhambatnya pencapaian tugas perkembangan dan kebutuhan anak karena anak menjadi terikat dengan keiuarga dan menjadi pengganti peran orangtua yang sakit. Hal ini disebabkan oleh adanya disfungsi peran dari ibu dalam keluarga akibat menderita penyakit serius. Pada keluarga yang memiliki anak perempuan, penyakit kanker payudara yang masih dipandang menurut secara genetik dapat mengakibatkan adanya kecemasan pada anak perempuan akan menderita penyakit yang sama. Disamping itu anak perempuan juga dapat terbebani oteh peran merawat orangtua dimana sampai saat ini dalam masyarakat masih memandang bahwa kewajiban menjadi pelaku rawat dari orangtua adalah kewajiban anak perempuan.
Dampak dari kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara membawa perubahan pada situasi dan tuntutan kehidupan sehari-hari dari anak remaja perempuan. Perubahan situasi dan tuntutan dalam hidup menimbulkan reaksi emosi pada anak dan membutuhkan penyesuaian dari anak. Reaksi emosi dan penyesuaian anak remaja perempuan terhadap kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara tidak terlepas dari faktor pribadi dan faktor lingkungan dari individu.
Secara psikologis penyakit kanker payudara bukan hanya berdampak pada penderita namun juga keluarga, khususnya anak remaja perempuan, oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai dampak dari penyakit kanker payudara terhadap keluarga khususnya anak remaja perempuan. Penelitian ini ingin menelaah mengenai reaksi emosi dan penyesuaian anak remaja perempuan terhadap kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara melalui peninjauan teori Emosi dan Penyesuaian.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Wawancara dilakukan pada responden yang berjumlah 5 orang dengan karakteristik anak perempuan dari penderita kanker payudara yang berada pada tahapan usia remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umumnya anak menampilkan reaksi emosi negatif terhadap kondisi-kondisi yang ditemuinya pada situasi keluanga dengan ibu yang menderita kanker payudara. Terdapat beberapa faktor pribadi dan lingkungan yang berpengaruh pada timbulnya reaksi emosi tersebut. Disamping itu ditemukan adanya usaha penyesuaian responden terhadap perubahan situasi dan tuntutan dimana variasi usaha dan kemampuan responden dalam melakukan penyesuaian dipengaruhi oleh strategi coping yang khas dan masing-masing individu dan adanya faktor yang mendukung dan menghambat usaha penyesuaian pada individu. Mengingat penelitian ini masih merupakan penelitian awal dan bersifat sangat khusus bila ditinjau dari karakteristik responden, maka disarankan untuk melakukan penelitian Ianjutan dan penelitian sejenis dengan karakteristik subjek yang berbeda untuk memperkaya pembahasan mengenai dampak penyakit kanker payudara terhadap keluarga. Pendekatan psikologis dengan bantuan konselor disarankan untuk rnembantu anggota keiuarga dan penderita untuk melakukan proses penyesuaian diri, yaitu agar mampu menerima kenyataan hidup, memperbaiki komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga, memperoleh dukungan sosial dari Iingkungan dan memperoleh informasi selengkap-Iengkapnya mengenai penyakit kanker payudara."
1998
S2041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Melda Tiorina
"Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana persepsi klien kanker payudara setelah tindakan mastektomi. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Sederhana dan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta (RSPP) dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Kepada responden diberikan kuisioner untuk dijawab dan setelah itu dianalisa oleh peneliti.
Hasil pengumpulan dan analisa data diperoleh bahwa Sebagian besar klien yaitu 86,6 % memiliki persepsi yang positif, dimana klien mampu beradaptasi terhadap perubahan untuk melanjutkan kehidupannya, Sedang 13,4 % responden memiliki persepsi negatif sehingga menunjukkan keputusasaan. Dari penelitian tersebut dapat terlihat bahwa klien kanker payudara dengan tindakan Mastektomi dapat mengalami persepsi positif dan persepsi negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5286
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Romaully
"Salah satu tindakan keperawatan mandiri perawat adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Dalam karya Ilmiah ini diterapkan  tindakan keperawatan tersebut kepada klien kanker payudara yang telah bermetastase dan terjadi efusi pleura sehingga klien mengalami sesak, batuk kelelahan. Klien menderita kanker payudara disebabkan karena klien tidak menikah dan telah  berusia 51 tahun. Tindakan yang diberikan dilakukan tiga kali sehari selama lebih kurang 15 menit. Sebelum dan sesudah  melakukan teknik relaksasi nafas dalam klien diukur saturasi oksigennya,dan jumlah pernafasannya. Selama diberikan tindakan  relaksasi nafas dalam ini klien menunjukkan semakin baik tingkat saturasi oksigennya dan  terlihat  perbaikan  pola nafas. Tindakan relaksasi nafas dalam ini dinilai penting untuk dilakukan kepada klien yang mengalami sesak nafas dan kelelahan karena bertujuan untuk memperkuat otot pernafasan,mengurangi kelelahan dan meningkatkan kapasitas vital paru. Tindakan teknik relaksasi nafas dalam ini akan lebih terlihat hasilnya apabila dilakukan murni tanpa intervensi medis seperti pemberian obat-obatan dan dilakukan saat klien dalam kondisi tenang dan kooperatif.

One of the nurse's independent nursing actions is to teach deep breathing relaxation techniques. In this Scientific work is applied nursing actions to clients who have metastasize breast cancer and pleural effusion occurs so that clients experience shortness, cough fatigue. Clients suffering from breast cancer are caused because the client is not married and has 51 years of age. The action given is done three times a day for approximately 15 minutes. Before and after doing breath relaxation techniques in the client measured oxygen saturation, and the amount of breathing. During this breathing relaxation action the client shows the better the oxygen saturation level and the improvement of the breath pattern. This deep breath relaxation action is considered important to do to clients who experience shortness of breath and fatigue as it aims to strengthen the respiratory muscles, reduce fatigue and increase vital capacity of the lung. This deep breath relaxation technique action will be more visible if done purely without medical intervention such as drug delivery and performed when clients are calm and cooperative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Hawari
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
616.994 DAD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indryani Dewy
"Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang umum pada wanita dan menjadi masalah diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Pengetahuan tentang kanker payudara dan motivasi melakukan mamografi berperan penting untuk mendeteksi kelainan pada payudara agar dapat ditemukan sedini mungkin.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi motivasi dan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara sampel berjumlah 90 responden yang melakukan mamografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tehnik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan analisa univariat tentang pengetahuan kanker payudara dan mamografi didapatkan tingkat pengetahuan cukup. Motivasi untuk melakukan mamografi tinggi, alasan melakukan mamografi karena faktor resiko seperti operasi payudara.
Peningkatan pendidikan kesehatan terutama tentang kanker payudara sehingga perempuan termotivasi melakukan mamografi dan penelitian selanjutnya menggunakan desain deskriptif korelasional agar diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi untuk melakukan deteksi dini mamografi.

Breast cancer is the most common cancer in women and became important worldwide issue including in Indonesia. Knowledge of breast cancer and motivation doing mammograph plays crucial role to detect abnormalities at the breast to found out as early as possible.
Methods of descriptive design research used which aimed to identify motivation and knowledge level of breast cancer. The sample were 90 respondents who were checking mammograph at Dharmais Cancer Hospital. The sampling tehnique used consecutive sampling. Data collection using questionnaires.
The result showed univariate analysis knowledge of breast cancer and mammography was moderate and motivation level of doing mammography was high. The reasons doing mammograph because of risk factors example operating history.
Increase health education of breast cancer to make women motivated doing mammograph and it is recommended that the next study would use correlative study to identify relationship between knowledge level and motivation doing mammograph.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42950
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Andrew Jackson
"Pendahuluan: Kanker payudara lokal lanjut merupakan skenario klinis yang amat sering dijumpai di negara berkembang, dimana rekurensi masih menjadi permasalahan. Mastektomi merupakan salah satu terapi utama. Usia, stadium klinis, keterlibatan kelenjar getah bening, tipe histopatologis, grade histopatologis, subtipe tumor merupakan faktor-faktor klinikohistopatologis yang mempengaruhi rekurensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap rekurensi kanker payudara lokal lanjut pasca mastektomi.
Metode: Desain penelitian bersifat analitik potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada semua pasien kanker payudara lokal lanjut yang telah dilakukan mastektomi serta terapi definitif sesuai stadium tumor dan terdapat disease free interval serta dapat diikuti minimal 24 bulan pada periode Januari 2011 - Desember 2012 di RS Dr.Cipto Mangunkusumo.
Hasil: Didapatkan 39 pasien dengan kanker payudara lokal lanjut yang telah dilakukan mastektomi serta terapi definitif dan terdapat disease free interval dengan median follow up 30 bulan. Jumlah rekurensi adalah 7,6%. Pada analisis bivariat ditemukan hubungan bermakna antara jenis histopatologi (p 0,008) dan keterlibatan kelenjar getah bening (p 0,026) dengan rekurensi. Pada analisis multivariat didapati faktor yang paling berpengaruh terhadap rekurensi adalah keterlibatan kelenjar getah bening (p 0,002).
Konklusi: Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya rekurensi kanker payudara lokal lanjut pasca mastektomi adalah kelenjar getah bening positif tumor dengan jumlah lebih dari tiga.

Introduction: Locally advanced breast cancer is clinical scenario that is very common in developing countries where recurrence is still a problem. Mastectomy is one of the primary teraphy. Age, clinical stage, lymph nodes involvement, histopathlogic type, histopatologic grades, tumor subtypes are clinicohystopatoligic factors affecting recurrence. The purpose of this study was to determine the influence of these factors on the recurrence of locally advanced breast cancer after mastectomy.
Methodology: The study design was analytical cross-sectional. Data collection was performed in all patients with locally advanced breast cancer who had performed mastectomy and appropriate definitive therapy according to tumor stage, had disease free interval and can be followed at least 24 month in the period January 2011 - December 2012 at the Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo.
Result: There were 39 patient with locally advanced breast cancer patient who had performed mastectomy as well as definitive therapy, had disease free interval with a median follow-up interval of 30 months. The number of recurrences was 7,6%. In the bivariate analysis found a significant relationship between the hystopathology type (p 0,008), lymph node involvement (p 0,026) with recurrence. In multivariate analysis found that the most influential factor to reccurrence was lymph node involvement (p 0,002).
Conclusion: The most influential factor on the occurrence of locally advanced breast cancer recurrence after mastectomy is tumor positive lymph nodes in an amount greater than three.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sulistiowati
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita dengan
insidens yang terus meningkat serta merupakan penyebab kematian terbanyak
pada perempuan. Pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF merupakan salah satu
penunjang dalam mengidentifikasi, menentukan pengobatan dan prognosis pasien
kanker payudara. Overekspresi c-erbB2 pada kanker payudara, mempunyai
hubungan yang erat dengan ekspresi VEGF. Peningkatan kadar marker ini
mengindikasikan adanya tumor, agresivitas dan prognosis yang jelek pasien
kanker payudara. Selain menggunakan serum, saliva juga merupakan sumber
sampel yang potensial untuk pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF.
Melihat bahwa saliva memiliki potensi sebagai salah satu sumber cairan
tubuh yang dapat digunakan untuk pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF, maka pada
penelitian ini akan dilakukan evaluasi kadar c-erbB2 dan VEGF dalam saliva dan
serum wanita kanker payudara dibandingkan dengan kontrol. Selain itu juga akan
menilai kemungkinan pemanfaatan saliva sebagai sampel alternatif pemeriksaan
biomarker tersebut melalui uji diagnostik.
Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jenis desain
analitik uji diagnostik. Setelah melalui kriteria inklusi dan eksklusi, tercapai 111
subjek yang terdiri dari: 55 subjek kelompok pasien kanker dan 56 kelompok
kontrol. Kadar c-erbB2 dan VEGF diukur dari serum dan saliva subjek dengan
metode ELISA, kemudian kadar c-erbB2 maupun VEGF dibandingkan antara
kasus dengan kontrol dan dilakukan uji diagnostik.
Terdapat 14,5% pasien kanker payudara yang mengekspresikan c-erbB2
(+3) pada jaringan, dimana 75% pemeriksaan c-erbB2 (+3) pada jaringan
terdeteksi juga di dalam serum dan 50% terdeteksi dalam saliva. Kadar c-erbB2
serum pasien kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Sensitivitas, spesifisitas c-erbB2 serum dibandingkan dengan IHK
berturut-turut 38% dan 91% dengan PPV 50% dan NPV 86%. Sedangkan kadar
c-erbB2 saliva 13% dan 91% dengan PPV 25% dan PPV 82%. Kadar VEGF pada
pasien kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol,
peningkatan kadar VEGF serum berhubungan dengan stadium namun VEGF

ABSTRACT
Breast cancer is the most common type of cancer in women with an
increasing incidence and as the biggest cause of death in women. Examination of
c-erbB2 and VEGF as markers in initial detection, will determine treatment and
prognosis of the breast cancer. C-erbB2 over expression in breast cancer, has a
close relationship with the expression of VEGF. Increased levels of these markers
indicate an aggressiveness of the tumor and poor prognosis of the patients. In
addition to the serum, saliva is also a potential source of specimen for the
examination of c-erbB2 and VEGF.
In this study we have evaluated the levels of c-erbB2 and VEGF in saliva
and serum of women with breast cancer compared to the controls. We also
assessed the possibility of using saliva as an alternative specimen for biomarker
screening in diagnostic tests. A cross-sectional study with an analytical design
diagnostic tests was applied. After going through the inclusion and exclusion
criteria, 111 subjects have been selected: 55 subjects are breast cancer and 56 are
control patients. Levels of c-erbB2 and VEGF were measured from serum and
saliva by ELISA. The results were compared between cases and controls and then
analyzed the diagnostic test (sensitivity, specificity, PPV and NPV).
There are 14.5% of breast cancer patients that express c-erbB2 (+3) on the
tumor tissue, of which 75% are also detected in the serum and 50% in the saliva.
Level of c-erbB2 serum of breast cancer patients is higher than the control group.
Sensitivity and specificity of c-erbB2 serum compared to the IHC results, were
38% and 91%, respectively, with a PPV of 50% and NPV 86%. The levels
salivary c-erbB2 were 13% and 91% with a PPV of 25% and PPV 82%. VEGF
levels in breast cancer patients are higher than the control group, and the level of
the serum VEGF is associated with the stage but not with the level of salivary
VEGF"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>