Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92635 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achir Yani S. Hamid
"Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada usia produktif gangguan kesehatan jiwa wanita sering berhubungan dengan; perannya sebagai istri, ibu dan pekerja; kondisi kesehatan fisik terufama kondisi bagian menjadi simbol kewanitaan; serta penganiayaan flsik atau mental. Proses berduka, kemurungan dan psikosa paska melahirkan, bunuh diri merupakan reaksi negatif dari gangguan kesehatan jiwa.
murungan dan psikosa paska melahirkan, proses berduka

The status of woman mental health gives a lot of influences to the whole of her health condition. On productive age, the alteration of woman's mental health could be induced by Her role as wife, mother and worker, her physical condition mainly the condition of sexual organ; as well as physical and mentaly abused. Grieving process, depression, psicosa afler labour and suicide are negative responses that was triggered by those alterations. "
1997
JJKI-I-1-Jan1997-19
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Syam
"Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan sejahtera yang dihubungkan dengan kebahagiaan, kepuasan, pencapaian, optimisme, dan harapan. Kesehatan spiritual meliputi rasa keharmonisan, saling kedekatan diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan spiritual dengan kesehatan jiwa pada lansia muslim di Sasana Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur yang berjumlah 40 orang.
Desain yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total populasi.
Hasil studi menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kesehatan spiritual dan kesehatan jiwa pada lansia. Meskipun demikian penelitian ini memberi implikasi bagi institusi pendidikan, agar dapat memasukkan pembahasan kesehatan spiritual dalam kurikulum pendidikan yang perlu dimiliki khususnya oleh perawat spesialis jiwa.

Mental health is a prosperous state related to happiness, satisfaction, optimism, and expectation. While spiritual health included sense of harmony, closeness to other people, nature and highest values of life.
This study aimed to find out relationship between spiritual health and mental health to Muslim elderly people in house of Tresna Werdha KBRP East Jakarta with number of people as much as 40.
Used Design was descriptive design by cross sectional approach. Analyzing done by univariate and bivariate. Samples obtained technique are total of population.
Study results showed that there were not significant correlation between mental health and spiritual health to elderly. Nevertheless, this study also give an implication to education institution in order to take spiritual health in to education curriculum which had owned by nurses mainly for mental specialist nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ning Tias
"Gangguan jiwa merupakan permasalahan yang cukup serius dan telah menjadi tantangan kesehatan global, termasuk Indonesia. Prevalensi gangguan jiwa kian meningkat tiap tahunnya dan sarat kaitannya dengan stigma. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang memahami tentang kesehatan jiwa. Pandemi Covid-19 memperberat masalah kesehatan jiwa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara tingkat literasi kesehatan jiwa dengan stigma gangguan jiwa pada mahasiswa selama pandemi Covid-19. Total 400 mahasiswa yang berasal dari Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (RIK UI) telah diseleksi menggunakan purposive sampling. Pengambilan data penelitian ini menggunakan instrumen Mental Health Literacy Scale (MHLS) untuk tingkat literasi kesehatan jiwa dan instrumen Peer Mental Illness Stigmatization Scale (PMISS) untuk stigma ganguan jiwa. Hasil analisis univariat menunjukkan 52% responden memiliki tingkat literasi kesehatan jiwa yang baik dan 53,3% responden tidak ditemukan menstigmatisasi terhadap orang dengan gangguan jiwa. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square memeroleh nilai p=0,000 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel tingkat literasi kesehatan jiwa dan stigma gangguan jiwa. Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan untuk turut meningkatkan kualitas pendidikan dengan memfasilitasi pembekalan berupa pelatihan atau seminar guna mengoptimalkan kesadaran akan pentingnya literasi kesehatan jiwa oleh mahasiswa dan hubungannya terhadap stigmatisasi gangguan jiwa. Kemudian, direkomendasikan untuk mengoptimalisasi peran edukasi pada keluarga selaku sumber utama literasi mahasiswa yang ternyata kurang memahami kesehatan jiwa guna menurunkan stigmatisasi gangguan jiwa di lingkup masyarakat. Selain itu, mahasiswa disarankan selektif memilih bacaan literasi kesehatan jiwa di media sosial/media online dengan selalu mengecek kebenaran informasi yang didapat kepada individu yang lebih ahli atau tenaga kesehatan profesional, khususnya literasi terkait kondisi kesehatan jiwa.

Mental disorders are quite serious problems and have become a global health challenge, including Indonesia. The prevalence of mental disorders increases every year, which is also closely related to stigma. It is undeniable that this happens because of a lack of public understanding of mental health. In addition, the Covid-19 pandemic has also triggered an increase in mental health problems in Indonesia The Covid-19 pandemic has exacerbated mental health problems in Indonesia. This study aims to identify the relationship between mental health literacy levels and the stigma of mental disorders in college students during the Covid-19 pandemic. Total of 400 college students from the University of Indonesia Health Sciences Clump (RIK UI) were selected by purposive sampling. The data collection in this study used the Mental Health Literacy Scale (MHLS) instrument for mental health literacy levels and the Peer Mental Illness Stigmatization Scale (PMISS) instrument for the stigma of mental disorders. The results from univariate analysis showed that 52% of respondents have a good level of mental health literacy and 53.3% of respondents are not found to stigmatize people with mental disorders. The results of the bivariate analysis using the chi square test obtained a value of p = 0.000 which indicates a significant relationship between the level of mental health literacy and the stigma of mental disorders. This study recommends educational institutions to participate for improving the quality of education by facilitating debriefing such as training or seminars to optimization awareness of the importance of mental health literacy by college students and its relationship to the stigmatization of mental disorders. Then, it is recommended to optimize education for families as the main source of literacy for college students especially for those who do not understand mental health, so that it is expected to help reduce the stigmatization of mental disorders in the community. In addition, college students are advised to be selective for choosing mental health literacy readings on social media/online media by always checking the truth of information to the expert or health professionals, especially literacy that discusses mental health conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keliat, Budi Anna
"Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cenderung terus meningkat, sehingga memerlukan tindak penanggulangan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Pelayanan kesehtan jiwa merupakan bagian integral dari pelayanan visi menyeluruh dan berkesinambungan. Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari pelayanan visi kesehatan jiwa mempunyai falsafah, visi dan misi yang mengacu pada paradigma keperawatan tentang fenomena sentral yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Untuk dapat memberikan keperawatan kesehatan jiwa yang holistis, komprehensif dan berkesinambungan sangat diperlukan perawat dengan pengetahuan dan ketrampilan khusus tentang keperawatan kesehatan jiwa sehingga memungkinkan mereka untuk dapat bekerja pada tiap tatanan pelayanan kesehatan.

The mental health problem in Indonesia is increasing which require a comprehensive and continuity of care. The mental health nursing service as an integral part of mental health services has its philosophy, vision and mision based on nursing paradigm of the central phenomena: man, environment, health and nursing intervention. Nurses need to be knowledgeable and skillful on mental health psychiatric nursing to enable them to work at different health sttings."
1997
JJKI-I-2-Juli1997-59
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Emylia M Arifin
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S2398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Yayasan Dharma Graha, 1984
362.21 OBA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Vania Tri Anggraeni
"Pendahuluan: Stigmatisasi terhadap orang dengan gangguan jiwa cukup tinggi di kalangan penyedia layanan kesehatan, termasuk mahasiswa kedokteran. Penelitian ini menganalisis dampak promosi kesehatan jiwa terhadap stigma kesehatan jiwa pada mahasiswa kedokteran tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan menggunakan data dari mahasiswa kedokteran tahun ketiga (N=132), dibagi menjadi kelompok intervensi (n=66) dan kontrol (n=66). Kelompok intervensi menerima satu kali webinar tentang kesehatan mental. Tingkat stigma dinilai menggunakan kuesioner MICA-4.
Hasil: Prevalensi stigma kesehatan jiwa dari kuesioner pre-test sebesar 18,94%, dengan cutoff-point 48. Tingkat stigma tertinggi pada post-test terdapat pada pertanyaan 6, faktor 2, dan faktor 3. Pada kelompok intervensi, skor MICA menurun dari median 42 menjadi 39 dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (p=0,001), sedangkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,951) pada kelompok kontrol.
Kesimpulan: Stigma yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah terkait pengetahuan tentang penyakit jiwa, kesediaan untuk mengungkapkan penyakit jiwa sendiri, dan stigma terhadap anggota keluarga atau teman pasien psikiatri. Studi ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan mental melalui webinar menunjukkan penurunan yang signifikan dalam stigma kesehatan mental di kalangan mahasiswa kedokteran tahun ketiga.

Introduction: Stigmatization of people with mental illnesses is high among health care providers, including medical students. This study analyzes the impact of mental health promotion on mental health stigma in third-year medical students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia.
Methods: The research is a quasi-experimental study using data from third-year medical students (N=132), divided into intervention (n=66) and control (n=66) groups. The intervention group received a one-time webinar about mental health. The stigma level was assessed using the MICA-4 questionnaire.
Results: The prevalence of mental health stigma from the pre-test questionnaire is 18.94%, with a cutoff point of 48. The highest stigma level on post-test was found on question 6, factor 2, and factor 3. In the intervention group, the MICA score decreased from median 42 to 39 with a statistically significant difference (p=0.001), while there was no significant difference (p=0.951) in the control group.
Conclusion: The most common stigma found in this study is related to knowledge of mental illness, willingness to disclose their own mental illness, and stigma towards family members or friends of psychiatric patients. This study demonstrates that mental health promotion using webinar shows a significant reduction in mental health stigma among third-year medical students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Kezia
"Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan memiliki kewajiban untuk menjamin segala bentuk pelayanan publik yang berkualitas termasuk dalam bidang kesehatan. Kesehatan yang dimaksud tidak hanya selalu mengenai kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan jiwa yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini. Secara umum kesehatan jiwa dikaitkan dengan kondisi seorang yang mengalami masalah gangguan jiwa. Gangguan jiwa sendiri merupakan masalah kesehatan yang cukup serius sampai saat ini. Namun sayangnya, kesehatan jiwa belum menjadi fokus perhatian, baik dari pemerintah maupun masyarakat khususnya dalam hal pemenuhan layanan kesehatan dan rehabilitasi bagi para penderitanya. Salah satu daerah di Indonesia yang pernah menjadi daerah dengan jumlah penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa berat se-Indonesia adalah Provinsi Bali. Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan pelayanan publik terkait pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan jiwa khususnya bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa berat di Provinsi Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis-normatif yang menekankan pada norma hukum dengan disajikan secara deskriptif dan analisis. Penelitian ini juga turut membahas peraturan- peraturan baik secara nasional maupun daerah terkait penanganan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa. Hasil penelitian ini menyimpulkan para penyelenggara pelayanan kesehatan jiwa baik pihak fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial termasuk Pemerintah Daerah sudah menjalankan kewajibannya dengan cukup baik walaupun belum sempurna. Perihal pelaksanaan layanan kesehatan dan rehabilitasi di fasilitas kesehatan jiwa yang tersedia juga sudah dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan standar pelayanan serta ketentuan yang diatur dalam UU Kesehatan, UU Kesehatan Jiwa, UU Pelayanan Publik dan PERMENPAN Nomor 15 Tahun 2014. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala yang menjadi penghambat dalam pemberian layanan seperti masalah transportasi yang kurang memadai, kurangnya pengetahuan masyarakat serta keterbatasan sarana fasilitas kesehatan. Atas kendala tersebut terdapat beberapa upaya optimalisasi yang dapat dilakukan khususnya bagi Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara utama pelayanan publik.

The government as a service provider has an obligation to ensure all forms of quality public services, including in the health sector. Health in question is not only about physical health, but also mental health which will be the focus of discussion in this study. In general, mental health is associated with the condition of a person experiencing mental disorders. Mental disorder itself is a health problem that is quite serious to date. But unfortunately, mental health has not become the focus of attention, both from the government and society, especially in terms of fulfilling health services and rehabilitation for sufferers. One of the areas in Indonesia that was once the area with the most sufferers of people with severe mental disorders in Indonesia is the Province of Bali. This thesis discusses the implementation of public services related to health services and mental health services, especially for people with severe mental disorders in the Province of Bali. The research method used in this paper is juridical-normative which emphasizes legal norms presented descriptively and analytically. This research also discusses regulations both nationally and regionally related to the treatment of people with mental disorders. The results of this study concluded that mental health service providers, including facilities, office, the Social Service, including the Regional Government, had carried out their obligations quite well, although not yet perfect. Regarding the implementation of health and rehabilitation services in available mental health facilities, they have also been carried out quite well and in accordance with service standards and provisions stipulated in the Health Law, Mental Health Law, Public Service Law and PERMENPAN Number 15 of 2014. However, in practice there are still obstacles in providing services such as inadequate transportation problems, lack of public knowledge and limited health facilities. Due to these constraints, there are several optimization efforts that can be made, especially for the Regional Government as the main provider of public services."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>