Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harimurti Kridalaksana, 1939-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
499.221 5 HAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harimurti Kridalaksana, 1939-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1994
499.221 5 HAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Mandjusri
"Kata-kata onomatope cukup banyak digunakan dalam kegiatan bahasa di Indonesia, baik dalam langgam bahasa sehari-hari maupun dalam langgam bahasa sastra, dan pembahasan mengenai kata-kata onomatope kebanyakan berkisar pada masalah fonologis dan semantik, sementara gejala-gejala lain di luar bidang tersebut kurang mendapat perhatian. Pembahasan mengenai kata-kata onomatope dalam skripsi ini ditujukan untuk melengkapi deskripsi kata-kata onomatope bahasa Indonesia dalam bidang morfologi dan sintaksis. Analisis dalam bidang morfglogi ditujukan untuk mencari kaidah-kaidah morfologis yang berlaku pada onomatope, khususnya proses pemhentukan onomatope sebagai kata, disertai dengan analisis morfofonemik yang timbul akibat proses tersebut, sedang analisis dalam bidang sintaksis ditujukan untuk menempatkan kata-kata onomatope dalam penggolongan kelas kata bahasa Indonesia. 1. Onomatope sebagai kata terbentuk melalui proses morfologis, berupa (1) afiksas&; (2) reduplikasi; (3) terdapatnya bentuk-bentuk lain yang memiliki arti berulang-ulang atau jamak, tetapi secara morfologis tidak bisa digolongkan sebagai reduplikasi. 2. Prefiks pada onomatope mempunyai fungsi tertentu sebagai unsur pembentuk akar onomatope menjadi sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata atau lebih. 3.Dalam proses pembentukan kata, khususnya proses afiksasi, terjadi perubahan morfofonemik berupa proses asimilasi yang tidak bersifat mutlak tetapi manasuka. 4. Reduplikasi pada onomatope terdiri atas tiga tips: (1) reduplikasi penuh berupa gabungan antara prefiks dengan morfem dasar; (2) reduplikasi penuh dengan perubahan fonem; (3) bentuk-bentuk lain. 5. Onomatope sebagai kata tidak bisa dimasukkan ke kelas interjeksi, tetapi bisa digolongkan ke (1) kelas nomina; dan (2) kelas ajektiva"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S10805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Meilan Sari
"Penelitian mengenai pergeseran kelas kata ragam teks informatif dalam terjemahan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia. Data yang digunakan adalah buku Tatsachen uber Deutschland bab Geschichte dan terjemahannya Fakta mengenai Jerman bab Sejarah. Sebagai landasan teori adalah teori dari lIiden, Nida dan Taber, Reiss, Catford, Larson, dan Wilss. Istilah kelas kata diambil berdasarkan teori Duden. Teori dari Reiss, Nida dan Taber digunakan sebagai landasan teori terjemahan. Analisis pergeseran kelas kata didasarkan pada teori Catford, Nida dan Taber, Reiss, Larson, dan Wilss. Setelah penelitian dilakukan didapatkan hasil bahwa pada penerjemahan pergeseran kelas kata dapat dilakukan untuk mendapatkan terjemahan yang wajar. Jenis pergeseran kelas kata yang dominan terjadi pada penerjemahan teks Geschichte menjadi teks Sejarah adalah pergeseran kelas kata nomina bahasa Jerman menjadi verba dalam bahasa Indonesia. Pergeseran kelas kata lainnya adalah pergeseran kelas kata verba menjadi nomina, kelas kata ajektiva menjadi nomina, kelas kata ajektiva menjadi verba, kelas kata verba menjadi ajektiva, dan kelas kata nomina menjadi pronomina. Selain pergeseran kelas kata, ditemukan juga pergeseran lain, yaitu pergeseran tingkatan.

Untersuchungsgcgenstand dieser Arbeit war Wortartenverschiebungen des intormativen Texttypes in der Ubersetzung von Deutsch ins Indonesisch. Die Daten waren das Buch Tatsachen uber Deutschland Kapitel Geschichte and seine Ubersetzung Fakta mengenai Jerman Kapitel Sejarah. Als theoritische Grundlagen wurden die Theorien von Duden, Nida and Taber, Reiss, Catford, Larson, and Wilss. Die Terrninologie Wortarten ist nach der Theorie von Duden. Die Theorirn von Reiss, Nida and Taber wurden als Grundlage der Ubersetzungstheorie. Die Analyse der Wortartenverschiebungen 1st anhand der Theoric von Catford, Nida and Taber, Reiss, Larson, und Wilss. Nach der Analyse kann man die SchluBlnlgerung ziehen, daB bei dem Ubersetzen Wortartenverschiebungen kO unen genacht werden, um sprachubliche Ubersetzung zu herstellen Die Wortartenversciebung. die am meistcn in der Ubersetzung des deutschen Tcxtes Geschichtc ins indonesisches Text Sejarah vorhanden war, war die Wortartenverschiebung von deutschen Nomen ins indonesische Verben. Die anderen Wortartenverschiebungen waren die Wortartenverschiebungen von deutschen Verben ins indonesische Nomen, deutschen Adjektiven ins indonesische Nomen, deutschen Adjektiven ins indonesische Verben, deutschen Verben ins indonesiche Adjektiven, and deutschem Nomen ins indonesisches Pronomen. Au(3er diese Wortartenverschiebungen ist auch andere Verschibungen gefunden wurden, namlich pergeseran tingkatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldeini Gazali
"Pergeseran kelas kata dapat terjadi dalam proses terjemahan karena bahasa berbeda-beda dan tidak sama dalam mengkatagorikan kata. Untuk mendapatkan terjemahan yang tepat dan wajar, ide yang diungkapkan oleh kelas kata tertentu dalam bahasa Inggris seringkali diterjemahkan menjadi kelas kata lainnya dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini meneliti apakah pergeseran kelas kata yang terdapat dalam data telah dilakukan dengan tepat dan wajar dan apakah terjadi pergeseran makna dalam tarjemajahannya.
Dari data yang diteliti terdapat sembilan jenis pergeseran kelas kata bahasa Inggris dalam terjemahan bahasa Indonesia. Pergeseran yang paling tepat adalah pergeseran pronomina bahasa Inggris menjadi nomina dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pergeseran yang paling sering ditermukan adalah pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi verba dalam bahasa Indonesia dan pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi ajektiva dalam bahasa Indonesia. Kelas kata bahasa Inggris yang tidak mempunyai padanan kelas kata yang sama dapat diterjernahkan menjadi bentuk frase. Hal ini dapat dilakukan karena bahasa yang berlainan mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Hadi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2015
499.221 SYA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Mediana
"Bahasa Indonesia mengenal adanya kata penyanding. Kata ini berfungsi mendampingi kata lain dan bersifat melengkapi kata yang didampingi. Jumlah kata penyanding cukup banyak, namun beberapa ahli tata bahasa meramalkan bahwa pada akhirnya kata penyanding ini akan diabaikan atau bahkan akan lenyap dari pemakaian di dalam bahasa Indonesia. Terhadap kata seperti ini, para ahli tata bahasa menggolongkan dan memberi nama secara berbeda-beda. Adanya pendapat yang me_ramalkan bahwa makin lama frekuensi pemakaian kata penyan_ding akan berkurang dan adanya penggolongan serta penamaan yang berbeda tersebut mendorong untuk mengetahui kata pe_nyanding lebih lanjut. Sumber data utama yang dipergunakan adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia. Data-data ini kemudian dianalisis pemun_culannya pada tiga majalah terbitan 1987. Selain itu ditin_jau juga secara sintaktis dan semantis. Data-data lain yang berupa kumpulan dari tinjauan berbagai ahli tata bahasa kemudian diklasifikasi. Hasilnya, ternyata ada kata penyan ding tertentu yang cukup sering muncul, ada pula yang muncul untuk hal-hal tertentu saja bergantung pada konteksnya. Secara sintaktis dapat diketahui bahwa keterikatan ka_ta penyanding dengan kata-kata lain yang didampingi ada yang erat ada yang longgar. Ikatan yang erat adalah antara kata ini dengan numeralia sehingga membentuk frase numeralia. Secara semantik dapat diketahui bahwa sebelum menjadi kata penyanding ada tahapan makna yang harus dilalui, makna harfiah, makna kiasan, sampai akhirnya menjadi makna sebagai kata penyanding. Selain itu, dapat pula diketahui bahwa an_tara kata penyanding dengan kata yang didampingi haruslah terdapat kolokasi makna. Berdasarkan kedua tinjauan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata penyanding: 1. masih dan tetap akan dipergunakan; mengalami tahapan makna 2. tidak mutlak keberadaannya, kecuali bila numeralia yang didampingi berbentuk morfen se- klitika 3. baru dapat ditentukan kelas katanya setelah bergabung dengan numeralia. Sebelumnya kata ini dapat berasal dari nomina, verba, ataupun bentuk-bentuk prakategori 4.hanya dapat diketahui kolokasinya dengan cara menghafal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjoa, Tiong Kwan
"Kita tak dapat membajangkan sebuah bahasa tanpa kata-kata. Kata-kata merupakan unsur penting dari bahasa. Kata-kata jang terdapat didalam sebuah bahasa lazim disebut perbendaharaan kata . Dengan bertambahnja pengetahuan pemakai bahaa, dengan bertambah madjunja masjarakatnja, bertambah kaja pula perbendaharaan katanja. Kata-kata baru timbul, tetapi ada djuga kata-kata jang usang, jang makin lama makin menghilang dari pergaulan sehari-hari, dan achirnja hanja terdapat dalam buku-buku lama sadja. Untunglah djumlah kata jang timbul itu djauah lebih besar daripada jang menghilang. Disamping kedua matjam kata itu masih ada lagi kata-kata jang tetap bertahan, tahan udji sepandjang masa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harimurti Kridalaksana, 1939-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992
499.221 5 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harimurti Kridalaksana, 1939-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1989
499.221 5 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>