Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresye Utari
"Alumina (A12O3) memiliki kemampuan yang rendah untuk mengadsorpsi senyawa organik non polar. Permukaan Y-alumina dapat dimodifikasi dengan surfaktan Sodium Dodesyl Sulfate (SDS) untuk membentuk admisel dan aplikasikannya sebagai penyerap benzena. y-Alumina disintesis dan campuran kaolin dan (NH4SC4)SO 1:4. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration), CMC (Critical Micelle Concentration), konsentrasi admisel optimum dan pH optimum ditentukan dari kurva isoterm adsorpsi SDS pada alumina. Karakterisasi y-alumina dilakukan dengan metoda analisis XRD, pembentukan admisel dengan metode BET dan FT-IR. Nilai CAC dan CMC terjadi pada konsentrasi SDS 3 mM dan 6 mM, dengan pH optimum 3. Uji Adsorpsi benzena mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich. Peningkatan koefisien partisi benzena menunjukkan, bahwa benzena teradsolubilisasi pada daerah core dalam admisel. Benzena teradsolubilisasi pada admisel sebesar 88,13 %."
2005
SAIN-10-3-2005-8
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Noviana
"ABSTRAK Zeolit merupakan mineral alumina silikat yang mempunyai struktur berongga. Beberapa penggunaan zeolit adalah sebagai adsorben, penukar ion, katalis, penyangga katalis, dan penyaring molekul. Pemanfaatan zeolit alam sebagai penyangga katalis Ni dilakukan dengan cara aktivasi zeolit terlebih dahulu, yaitu aktivasi asam tanpa pemanasan (zeolit TP) dan aktivasi asam disertai pemanasan (zeolit P). Metode yang digunakan pada pembuatan katalis Ni adalah metode impregnasi basah. Variasi konsentrasi logam Ni yang diimpregnasikan adalah 0,25; 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,5 M. Katalis dikarakterisasi dengan AAS, XRD, FT-IR, BET dan uji keasaman katalis. Karakterisasi dengan AAS menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi logam yang diimpregnasikan, kandungan Ni dalam katalis juga semakin besar. Karakterisasi dengan XRD dan FT-IR menunjukkan Ni telah berikatan dengan penyangga (zeolit). Analisa BET menunjukkan bahwa zeolit TP mempunyai luas permukaan lebih besar daripada zeolit P, tetapi diameter pori zeolit TP lebih kecil daripada zeolit P. Uji keasaman katalis menunjukkan adanya sisi asam Bronsted dan asam Lewis secara kualitatif. Uji katalitik dari katalis Ni/Zeolit pada reaksi hidrogenasi benzena, didapat bahwa semakin besar konsentrasi Ni dalam katalis Ni/Zeolit TP, konversi benzena menjadi sikloheksana semakin sedikit. Sedangkan pada katalis Ni/Zeolit P semakin besar konsentrasi Ni dalam katalis, konversi benzena menjadi sikloheksana semakin banyak. Kata kunci : hidrogenasi benzena, karakterisasi katalis, katalis Ni/Zeolit, Zeolit Xii + 107 hlm.; gbr.; lamp.; tab Bibliografi : 28 (1978-2005)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djeanisa Firdaus
"Pada penelitian ini telah dilakukan uji ketahanan sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam S-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, serta asam 4-metil hippurat menggunakan instrument HPLC. Setelah sampel urin dan standar melalui proses ekstraksi, dilakukan uji pemisahan dan analisis dengan instrument HPLC menggunakan detektor UV. Metode yang digunakan memenuhi beberapa kriteria validasi dalam hal linearitas, presisi, batas deteksi, batas kuantifikasi, serta persen perolehan kembali. Diperoleh nilai R2 rentang 0.85 ppm 175 ppm. Nilai presisi yang dinyatakan dengan %RSD berada pada 0,331 % - 0.888 %. Batas deteksi dari lima analit berkisar antara 0,255 ppm 􀂱 6.327 ppm dan batas kuantifikasi dari lima analit berkisar antara 0.849 ppm 􀂱 21.091 ppm. Persen perolehan kembali mampu mencapai kisaran 94.37%-100.46%. Kemudian metode ini digunakan dalam menganalisis sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam s-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, dan asam 4 -metil hippurat. Didapat kondisi penyimpanan yang paling baik adalah dengan penambahan pengawet timol dan disimpan pada suhu 50C. Hasil analisis senyawa metabolit BTX pada urin dengan kondisi penyimpanan tersebut menunjukkan kadar yang stabil selama kurang lebih 30 hari.

In this research, the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compounds tt-MA, SPMA, HA, 2-MHA, 3-MHA, and 4-MHA by High Performance Liquid Chromatography has been investigated. After urine samples and standards have been extracted, they were then analyzed by HPLC instrument using a UV detector. The method used had met several criteria in terms of validation of linearity, precision, detection limit, quantification limit, and percent recovery. The result showed that the value of R2 exceeded 0.996 with range of 0.85 ppm - 175 ppm. The value of precision showed by % RSD is at 0.331% - 0.888%. Limit of detection of five analytes ranged from 0.255 ppm 6.327 ppm and limit of quantification of five analytes ranged from 0.849 ppm-21.091 ppm. Percent recovery has been to reach a range of 94.37% - 100.46%. This method then used to analyze the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compound trans, transmuconic acid, s-phenyl mercapturic acid, hippuric acid, 2-methylhippuric acid, 3-methylhippuric acid, and 4-methylhippuric acid. We can conclude that the best storage conditions are at 50C with addition of thymol as preservatives. The analysis results of BTX metabolites in urine with this storage conditions showed a stable amount for approximately 30 days."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Suseno
"ABSTRAK Alumina memiliki luas permukaan yang besar, bersifat hidrofilik dan biasanya digunakan sebagai penyerap senyawa polar. Afinitas adsorpsinya rendah untuk senyawa organik non polar, sehingga dimodifikasi menggunakan surfaktan membentuk admisel untuk meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Penelitian ini bertujuan memodifikasi permukaan ??-alumina dengan surfaktan SDS untuk membentuk admisel dan mengaplikasikannya sebagai penyerap benzena. ??-Alumina disintesis dari campuran kaolin dan (NH4)2SO4 dengan perbandingan massa 1:4. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration), CMC (Critical Micelle Concentration), konsentrasi admisel optimum dan pH optimum ditentukan dari kurva isoterm adsorpsi SDS pada alumina. Karakterisasi ??-alumina dilakukan dengan metoda analisis XRD, pembentukan admisel dengan metode BET dan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan nilai CAC dan CMC terjadi pada konsentrasi SDS 3 mM dan 6 mM, dengan pH optimum 3. Uji isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi benzena mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich. Peningkatan koefisien partisi benzena menunjukkan bahwa benzena teradsolubilisasi pada daerah core dalam admisel. Benzena teradsolubilisasi pada admisel sebesar 88,13 %. Kata kunci : admisel; adsolubilisasi; adsorpsi; CAC; CMC; koefisien partisi; SDS; ??-alumina. xiii + 53 hlm.; gbr.; lamp.; tab. Bibliografi : 35 (1966-2005)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Ramli
"Katalis nikel (20% dan 10%) yang disangga pada 1-alumina telah dapar diprepamsi dengan metode impregnasi dan presipitasi. Luas permukaan karalis Ni/y-A1203 hasil preparasi dengan metode impregnasi setelah direduksi pada 400 °C naman 120 m2/g untuk 20%-Ni dm 129 mz/g untuk10%-Ni. Dedangkan hasil prcparasi mctodc pfcnpimi adalah 127 mz/g untuk 2o%~Ni dan 129 mz/g untuk 10% Ni. Setelah reduksi ditemukxm adanya punmk nike) yang tajam untuk setiap katalis yang mmgandlmg 20%-nikel, sedangkan llllfllk 10%-Ni puncak nike! yang terbenlnk tidak tajam. Katalis Ni/1-A1203 hnsil preparasi tersebllt telah diuji aktivitas tahadap reaksi hidrogenasi benzena. Hasil uji aktivitas menunjuldum bahwa aktivitas kntalis Ni/1-A1203 yang diprepamsi dengan metode impnegnasi lebih baik dalipada metodc presipitasi.

Study of catalyst nickel (20 % and 10%) support on 1-alumina was made by impregnation and precipitation method Reduction of the catalysts of Ni/7-A|2O3 at 400 °C produced by impregnation has a specific surface area of 120 m2/g for 2o%Ni and 129 mz/gfor 10%-Ni. which me catalysts produced by precipitation has a specific surface ar of 127 ml/g for 20%-Ni and 129 m2/gfor 10%-Ni. XRD spectra of 20%-Ni contented catalysts are sharpest than 10% Ni contented catalysts at nickel peak. The catalyst Ni/y-A1103 are succeeded to catalysis reaction hydrogenation of benzene. The result of catalysts activity testing shows that catalyst Ni/y-A1203 prepared by impregnation method is better than precipitation."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Isolation of charantin from the extract of Momordica charantia L and validation of TLC densitometry for the determination of charantin has been done....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Multi-protocol label switching (MPLS) has become an attractive technology of choice for internet backbone service provider. MPLS features the ability to perform traffic engineering and provides support for quality of service traffic provisioning....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Ramli
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Virlia Sasmita
"Penelitian bertujuan untuk melihat pengarurfaaanya gugus karbdksilat
pada serat rayon yang dimodifikasi dengan gugus amida melalui penentuan
harga kemampuan pertukaran ion, harga log Kd dan selektivitas pertukaran
terhadap Ion-ion logam berat, serta kecepatan pertukaran lonnya pada
beberapa suhu terhadap logam Cu (II). Selain itu juga dilakukan uji pendahuluan
pertukaran serat Pg-Am terhadap anion nitrat, sulfat, dan phosfat.
Percobaan dilakukan pada serat rayon yang telah dimodifikasi dengan
pencangkokan {grafting) dengan monomer akrilamida (Pg-Am) dengan 141,3
% grafting dan pada serat rayon yang dicangkok dengan campuran akril
amida dengan asam akrilat (Pg-AmAA) dengan 104,4% grafting. Kemampuan
pertukaran ditentukan dengan meng-gunakan HCI/NaOH pada beberapa konsentrasi.
Selektivitas pertukaran dipelajari dengan menentukan perbandingan
konsentrasi ion logam dan anion dalam serat dan dalam larutan pada
berbagai pH. Kecepatan pertukaran ion dipelajari dengan memvariasikan
waktu kontak serat yangtelah dimodifikasi dengan larutan Cu (II) pada suhu 25°, 36°, 45° dan 60°C. Pengukuran konsentrasi logam pada penelitian ini
dilakukan dengan AAS sedangkan pengukuran konsentrasi anion dalam
larutan ditentukan dengan spektrofotometer UV Vis.
Dari percobaan disimpulkan bahwa gugus karboksiiat tidak terialu
memberikan pengaruh pada kemampuan pertukaran ion serat Pg-Am. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi HCI/NaOH
yang dipakai, semakin tinggi pula harga kemampuan tukar ion serat Pg-Am
dan Pg-AmAA. Kemampuan pertukaran ion untuk serat Pg-Am dan serat Pg-
AmAA berturut-turut mencapai 9,5 mek/gr dan 10,1 mek/gr. Penentuan harga
Kd serat-serat Pg-Am dan Pg-AmAA menunjukkan urutan selektivitas ion-ion
logam yang berbeda untuk pH asam maupun basa. Adanya gugus kartx)ksilat
berpengaruh terhadap selektivitas dan meningkatkan distribusi logam dalam
serat. Mekanisme penukaran ion yang terjadi pada serat Pg-Am adalah mekanisme
koordinasi sedangkan pada serat Pg-AmAA terjadi mekanisme koordinasi
dan mekanisme pertukaran ion. Pada uji penukaran anion, diperoleh
hasil bahwa serat Pg-Am tidak dapat berfungsi sebagai penukar anion untuk
phosfat. Urutan selektivitas anion yaitu P04^'< CH3C00' < NOs" < S04^'.
Serat Pg-Am mempunyai kecepatan pertukaran terhadap Cu (II) yang lebih
tinggi daripada serat Pg-AmAA. Untuk serat Pg-Am dalam waktu 1 menit,
85% - 95% gugus aktif telah ditukar oleh Cu (11) dan untuk Pg-AmAA dalam
waktu 2 menit baru 50% gugus yang dipertukarkan. Adanya gugus
karboksiiat juga meningkatkan kestabilan serat pada suhu tinggi.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vian Loveus Petra
"Baja meupakan material yang penting yang digunakan dalam berbagai sektor kebutuhan. Rekayasa struktur baja merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan agar mendapatkan sifat baja yang sesuai. Perlakuan panas dan pendinginan cepat menggunakan nanofluida merupakan salah satu metode rekayasa struktur yang dapat dilakukan untuk mengeraskan baja. Pada penlitian ini membahas penggunaan nano fluida sebagai media pendingin pada perlakuan baja S45C. Fluida yang digunakan disintesis dengan mendispersikan surfaktan polyethylene glycol dengan variabel konsentrasi 0; 3; 5; dan 7% v/v dan partikel hasil daur ulang limbah PCB dengan variabel konsentrasi 0; 0,1; 0,3; 0,5% w/v didalam air distilasi,. Proses sintesis partikel PCB meliputi crushing, leaching dengan HCL 1M, pirolisis pada suhu 500oC, dan ball milling dengan total durasi 20 jam. Hasil pengujian Particle Size Analyzer (PSA) pada partikel menunjukkan adanya peningkatan ukuran partikel dari 268 nm menjadi 1035 nm saat di milling selama 10 jam kemudian turun menjadi 572 nm saat di milling selama 20 jam. Ukuran yang diperoleh tidak mencapai ukuran nano (1-100 nm) sehingga partikel tergolong kedalam partikel mikron. Untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi surfaktan polyethylene glycol dan partikel PCB pada fluida, dilakukan pemanasan Baja S45C pada suhu 900oC yang kemudian didinginkan cepat menggunakan fluida partikel mikron. Hasil yang diperoleh dari perlakuan pada baja meliputi kurva pendinginan, nilai kekerasan HRC dan foto mikrostruktur. Kurva pendinginan yang diperoleh memperkirakan fasa akhir yang didapatkan baja adalah ferrite, pearlite, bainite dan martensite. Adapun struktur mikro yang dihasilkan oleh baja menunjukan fasa pearlite, bainite, martensite dengan nilai kekerasan diatas 50 HRC serta kekerasan tertinggi mencapai 56,3 HRC

Steel is classified as an important materials that used in various sector of applications. Engineering the microstructure of steels is an important step that can be used to obtain the desired properties of steel. Quenching, especially with nanofluids is one of the great options to alter the microstructure of steel, specifically through steel hardening treatments. In this study, the use of nanofluid as steel quenchant id discussed. Synthesized fluid obtained by dispersing polyethylene glycol as a surfactant with 4 variation of concentration (0; 3; 5; 7% v/v) and PCB recycled particle with also 4 concentration variation (0; 0.1; 0.3; 0.5% w/v) to the distilled water. Recycling / synthesis process of PCB particle include crushing, leaching with 1 Molar Hydrochloric Acid, pyrolysis at 500oC, and ball milling for up to 20 hours. Results obtained from the particle size analyser (PSA) indicate an increase in particle size from 268 nm to 1035 nm within 10 hours milling and reduced to 572 nm when milled for 20 hours. Particle retrieved after the recycling process classified as micron sized particle because the final size doesn’t meet the criteria of nanoparticles (1-100 nm). To evaluate the effects of polyethylene glycol and PCB based particle concentration on the dispersed fluids, a hardening treatment is conducted by heating S45C steels to 900oC for 1 hour then quenched with the dispersed fluid. Information that can be obtained from the process are the cooling curves, rockwell hardness, and microstructure of steels. Obtained cooling curves predict the final phase that may be present at steels are ferrite, pearlite, bainite, martensite. The microstructure of steels after quenching in general consist of pearlite, bainite, martensite. Meanwhile, overall steels rockwell hardness obtained after quenching is above 50 HRC with maximum value of 56,3 HRC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>