Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tupamahu, Stefan
"Training adalah salah satu sarana yang umum digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kompetensi pegawainya. Menyelenggarakan training telah sering dilakukan, namun hanya sebagian perusahaan saja yang kemudian juga melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan training-nya. Evaluasi training sebenarnya telah disadari merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar perusahaan dapat meyakini bahwa training yang diselenggarakannya tersebut benar-benar memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kinerja pegawai maupun perusahaan secara keseluruhan.
Pada tahun 1959, Donald L. Kirkpatrick mengemukakan pendapatnya mengenai evaluasi training yang dikenal sebagai teori The Four Levels, suatu teori yang sangat terkenal dan telah menjadi bahan diskusi selama bertahun-tahun. Teori tersebut pada intinya menyatakan bahwa kegiatan evaluasi training dapat dibagi menjadi empat tingkat/level, yaitu: Level 1 (Reaction), Level 2 (Learning), Level 3 (Behavior), dan Level 4 (Results).
Menurut Kirkpatrick, keempat level evaluasi tersebut perlu dilakukan secara lengkap agar efektivitas suatu training dapat diukur secara utuh. Masalahnya, tidak setiap level evaluasi dapat dengan mudah dilakukan. Level 1 dan Level 2 telah sering dilakukan karena relatif mudah, murah, dan dilakukan pada saat training berlangsung, sementara Level 3 dan Level 4 lebih jarang dilakukan antara lain karcna kendala waktu, biaya, dan metode penelitian yang lebih rumit serta dilakukan setelah eks-peserta training kembali ke tempat kerjanya semula.
Dalam perkembangan selanjutnya, disadari bahwa efektivitas training perlu diteliti dalam ukuran-ukuran finansial, antara lain dalam bentuk Return on Training Investment (ROTI), agar dapat memberikan informasi yang tegas dan nyata kepada perusahaan mengenai kontribusi training terhadap kinerja perusahaan. Dapat tidaknya RDTI diukur telah menjadi bahan perdebatan para peneliti. Kirkpatrick sendiri berpendapat bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena menurutnya training hanyalah salah sate faktor dari sekian faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang dan bahwa faktor-faktor tersebut sangat sulit untuk diisolasi satu dengan lainnya. Results dari suatu training juga menurutnya sangat sukar untuk diidentifikasi. Sebaliknya, peneliti yang lain tidal( hanya menyatakan bahwa ROTI dapat dihitung namun juga menekankan pentingnya evaluasi training dilakukan hingga tahap perhitungan ROTI.
Penelitian yang dilalukan penulis ini bertujuan untuk mengevaluasi training pada Level 3 dan Level 4 serta menghitung ROTI dari training tersebut. Penelitian dilakukan di Bank X, suatu bank milik negara, alas training Selling Retail Bank Services (SRBS) yang telah diselenggarakan bank tersebut selama beberapa tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa training SRBS memiliki performa yang baik pada Level 3 dan Level 4, serta ROTI sebesar 441% yang mengindikasikan bahwa manfaat yang diperoleh dari training tersebut jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Kasim
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , 1993
658 AZH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Farida Indah Kurniati
"Tesis ini membahas mengenai perbandingan analisis dampak krisis Finansial Asia tahun 1997-1998 dan krisis Global 2008 terhadap Indonesia. Dampak krisis finansial Asia 1997-1008 terhadap Indonesia sangat besar sehingga mengganggu stabilitas social serta politik. Hal ini berbeda dengan dampak yang ditimbulkan oleh krisis global 2008 dimana dampak krisis ini hamper tidak terasa di Indonesia. Penelitian tesis ini bersifat kualitatif dan menggunakan metode kajian kepustakaan dalam pengumpulan data. Analisis komparasi dari kedua krisis ini adalah bahwa selain faktor ekonomi, faktor-faktor non-ekonomi seperti faktor politik juga turut berperan dalam menentukan besaran dampak krisis. Penekanan tesis adalah pada indikator stabilitas politik dan kontrol terhadap korupsi.

The focus of thesis is to compare the impact of Asian financial crisis 1997-1998 and Global crisis 2008 to Indonesia. The impact of the Asian financial crisis 1997-1998 was so huge to Indonesia. The crisis brings not only the economic crisis but also in the political and social sectors. The impact of the global crisis 2008 was not as big as the Asian financial crisis. The method of research is qualitative and using the documentation review as data collection method. The compare analysis of the two crises is that the impact level of the crisis was not only laid on the economic factor but also the non-economic factor, such as political factor. This thesis will highlited in the political stability and control of corruption indicator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27994
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herman Darmawi
Jakarta: Bumi Aksara, 2006
332.1 Dar p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Rauby Pebriansyah
"Keberhasilan program diklat menjadi harapan penyelenggaranya, dampak yang diperoleh menjadi acuan efektif atau tidaknya suatu diklat. Begitupun halnya dengan diklat wirausaha ubi jalar yang dilakukan Kemenegpora. Diteliti sejauhmana dampak yang ditimbulkan pada pesena. hasil penelitian menunjukkan Keterampilan peserta pelatihan secara umum cukup baik, akan tetapi Peserta hampir di seluruh kecamatan mendapatkan kesulitan untuk membudidayakan ubi varietas Jepang. Pada level selanjutnya tidak ditemukan perubahan sikap pada aspek perilaku peserta yang memandang usaha tetap mcmerlukan modal awal. Peserta masih belum bisa menyesuaikan sistem pembayaran dengan sistem pembayaran yang diterapkan PT Galih Estetika.
Sementara pada aspek teknis beberapa peserta tertarik untuk mengikuti penyuluhan dari PPL setempat. Hasil penelitian lain menunjuklcan pada lahan yang sama terdapat peningkatan jumlah hasil panen pada ubi varietas lokal, tetapi terjadi penurunan pada ubi varietas Jepang. Karena data peningkatan panen varietas lokal lidak berdistribusi normal, tidak dapat ditelusuri apakah disebabkan oleh diklat atau bukan. Rata-rata kenaikan 25 %, namun angka ini tidak berarti ketika dikonversi ke dalam nilai uang, lalu dibagi per luas lahan Kualitas ubi yang dihasilkan mcnunjukkan peserta mendapatkan hasil yang cukup baik untuk penanaman varietas lokal. Hasil yang sangat kurang baik pada ubi varietas Jcpang.
Hasil Analisis terhadap kelanjutan usaha : dari 46 orang peserta : 20 orang diantaranya masih tetap tidal: berusaha, 1 orang tertarik untuk melakukan usaha, 7 orang yang tadinya berusaha memilih berhenti, dan sisanya I8 orang masih berusaha tetapi masih berpotcnsi berpindah usaha. Dengan dcmikian perlu peningkatan pada analisis kebutuhan dan perencanan diklat. Ketidak-cocokan ubi varietas Jepang di kabupaten Kuningan perlu didiskusikan secara ilmiah lebih lanjut. Hasil pcngukuran pada level kedua, level ketiga dan keempal ini memetakzm tinciak lanjut seperti apa yang perlu disiapkan jika Menpora menindak-laniuti pelatihan, atau sebagai pembanding

The success of training programs is an expectations of any organization, including in the case with sweetpotataocs?s entrepreneurship training conducted Kemenegpora. How far the impact on participants. Results showed Skills training participants were in general quite good, but the participants in almost all districts have trouble to cultivate the Japanese varieties. At the next level not found in the change of attitude on behavioral aspects of participants who see the business still requires an initial capital. Participants still can not adjust the payment system with payment systems implemented in PT Galih Estetika.
While the technical aspects of some of the participants are interested to follow the guidance of local extension workers. Other research results showed the same land there increase of number harvest at the local varieties, but a decline in the Japanese varieties. As data increase in yield of local varieties are not normally distributed, can not be tracked whether or not caused by training. average increase of 25%, but this iigurc does not mean that when convened into monetary value, then divided per acre. Sweet potataoes quality produced show participants get a good result for the planting of local varieties. Very poor results on the Japanese varieties.
Results The analysis of business continuity: from 46 participants: 20 of them still do not try, one person to do business, seven people who had been trying to choose to stop, and the remaining 18 people are still trying but it still has the potential to move the business. Thus need to increase the education and training needs analysis and planning. Japanese varieties skewer instability in Kuningan district need to be discussed further scientifically. The measurement results at the level of the second, third and fourth levels are mapped as follow up what needs to be prepared if Menpora follow up training, or as a comparison to the implementation of similar training at a different place and time.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33453
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidah Wahyu Romadhon
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25388
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyawati Santoso
"Sejumlah indikator moneter seperti suku bunga SBI, KPR, tingkat inflasi yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2003 dan 2004 terlihat sangat positif. Hal tersebut berdampak pada kembali bergairahnya bisnis sektor properti setelah sekian lama stagnan akibat krisis moneter beberapa tahun lalu, termasuk diantaranya terjadi pada jenis properti Pusat Perbelanjaan Modem. Ini dapat terlihat dari betapa banyaknya pembangunan mall I plaza di berbagai tempat di Jabotabek dalam kurun waktu belakangan ini. Kondisi demikian membuat kondisi industri menjadi semakin kompetitif.
Menghadapi era industri yang semakin kompetitif tersebut, diperlukan pelaku-pelaku pasar (pengembang) yang bekerja dengan prinsip "doing right things ( efisien)" dan doing things right ( efektif)" untuk dapat memenangkan persaingan dan mere but pasar. Dalam hal ini maka diperlukan suatu mEajemen proyek ya.'lg mampu mengatur penggunaan sumber dayanya secara optimal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Menjawab tuntutan tersebut, PT. Primatama Nusa Indah (PNI) selaku pengembang I developer The Plaza Semanggi membentuk manajemen proyek yang bertugas mengelola sumber dayanya untuk mengendalikan aspek biaya, waktu dan kualitas dalam melaksanakan proyeknya yaitu Kawasan Bisnis Granadha- The Plaza Semanggi.
Penekanan dalam penulisan karya akhir ini adalah menganalisa dan mengukur kemampuan PNI dalam menerapkan manajemen proyek yang efisien dan efektif untuk dijadikan sebagai masukan dan introspeksi diri yang berguna bagi pengembangan proyek selanjutnya. Berdasarkan atas Project Evaluation Tools dari Alberta Major Construction yang diperoleh dan dipakai untuk mengukur efisiensi dan efektivitas manajemen proyek dalam penulisan ini, ada beberapa indikator yang mempengaruhi pencapaian efisiensi dan efektivitas tersebut. Hal tersebut melingkupi aspek biaya, jadwal, rencana kerja, progress & produktivitas, organisasi, material, subkontrak, peralatan dan fasilitas konstruksi. Selanjutnya seluruh aspek tersebut diuji kembali untuk mengetahui signifikansinya dalam pembangunan proyek yang disesuaikan dengan sistem dan kultur di Indonesia, dan dipakai sebagai tools untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen proyek. Tools yang merupakan hasil dari pengujian dan dipakai dalam proses evaluasi ini menjadi fokus analisa penilaian kinerja manajemen proyek. Dari hasil analisa, didapat fokus-fokus tersebut berturut-turut sesuai signifikansinya adalah terdiri dari Work Planning, Cost Management, Schedule Management, Organization, Progress & Productivity, Quality Management, Material Management, Labour Relationship dan Subcontract Administration.
Dengan menggunakan tools tersebut, penulis mulai mengevaluasi fokus-fokus yang dimaksud dalam penerapannya di manajemen proyek The Plaza Semanggi. Dari hasil evaluasi yang diperoleh, menggambarkan bahwa kineija PNI ternyata berhasil mengelola sumber dayanya hingga mencapai ±80% dari tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal. Beberapa aspek yang masuk dalam kriteria yang mempunyai signifikansi terhadap efektivitas dan efisiensi seperti kontrak I sub kontrak, biaya dan progress-produktivitas terlihat sangat diperhatikan oleh PNI dengan penilaian kuantitatif yang tinggi. Aspek lainnya seperti organisasi, material, rencana keija, jadwal, kualitas dan hubungan pekerja memperoleh nilai yang lebih rendah. Penyebab rendahnya nilai-nilai tersebut diidentifikasi dan dibahas lebih lanjut oleh penulis untuk kemudian diberi rekomendasi-rekomendasi yang sifatnya applicable untuk diterapkan pada pengembangan proyek selanjutnya, sehingga hasil proyek-proyek selanjutnya dapat lebih optimal lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>