Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nada Nazeeb
"Iklan adalah salah satu cara yang paling efektif dimasa sekarang ini untuk memperkenalkan suatu produk berupa barang atau jasa kepada konsumen. Oleh karena itu, pelaku usaha berkewajiban memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan, hal ini juga diatur di dalam undang-undang tentang Perlindungan Konsumen. Pemasangan iklan di media massa tersebut dilakukan dengan perjanjian yang dibuat secara tertulis. Permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu siapa yang bertanggung jawab apabila di dalam pelaksanaan pemasangan iklan tersebut terdapat iklan yang menyesatkan, merupakan tanggung jawab pihak perusahaan pemasangan iklan ataukah pihak penerbit, upaya hukum apakah yang dapat dilakukan oleh penerbit apabila pihak pemasang iklan melakukan pembatalan perjanjian secara sepihak. Penelitian ini adalah kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, berbentuk evaluatif dengan menggunakan data sekunder yang akan dianalisa secara kualitatif. Yang bertanggung jawab terhadap pemasangan iklan yang menyesatkan adalah pihak perusahaan pemasang iklan, di mana pihak perusahaan pemasang iklan memiliki tanggung jawab atas kebenaran informasi tentang produk yang diiklankan. Sedangkan pihak penerbit hanya bertanggung jawab pada komisi periklanan Indonesia. Apabila pihak pemasang iklan melakukan pembatalan perjanjian secara sepihak, maka upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak penerbit yaitu pertama dengan jalan musyawarah yang dilakukan oleh kedua belah pihak, apabila dengan musyawarah tidak dapat maka menggugat melalui Pengadilan Negeri untuk memperoleh putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Hendra Maharani
"Munculnya beauty influencer di industri kecantikan, dapat mempengaruhi publik melalui iklan testimonial yang dibuatnya khususnya produk kosmetik. Namun dalam praktiknya, tidak semua beauty influencer melakukan iklan testimonial sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga jika terjadi kerugian konsumen, influencer kecantikan dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, tesis ini bermaksud untuk menganalisis mengenai tanggung jawab beauty influencer atas hasil iklan testimonial yang dibuat di Instagram dengan terlebih dahulu mengkategorikan influencer kecantikan sebagai bisnis periklanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa beauty influencer dapat dikatakan sebagai pelaku usaha periklanan jika memenuhi kategori sebagai berikut: tertentu. Hasil analisis mengenai konstruksi akuntabilitas menunjukkan bahwa influencer kecantikan dapat dimintai pertanggungjawaban iklan dibuat. Namun, tidak jelas sejauh mana tanggung jawabnya his yang harus dilakukan karena tidak ada pengaturan lebih lanjut. Berdasarkan hal-hal Oleh karena itu, perlu dibentuk undang-undang periklanan di Indonesia Indonesia yang secara khusus mengatur periklanan menurut definisinya bisnis periklanan yang diperluas
The emergence of beauty influencers in the beauty industry can influence the public through testimonial advertisements that they make, especially cosmetic products. However, in practice, not all beauty influencers do testimonial ads in accordance with applicable regulations. So that if there is a consumer loss, beauty influencers can be held accountable in accordance with applicable regulations. Therefore, this thesis intends to analyze the responsibility of beauty influencers for the results of testimonial advertisements made on Instagram by first categorizing beauty influencers as an advertising business. This study shows that a beauty influencer can be said to be an advertising business actor if it meets the following categories: certain. The results of the analysis on the construction of accountability shows that beauty influencers can be held accountable for advertising created. However, it is not clear to what extent his responsibility should be carried out as there is no further arrangement. Based on these matters, it is necessary to establish an advertising law in Indonesia Indonesia which specifically regulates advertising by definition an expanded advertising business"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wicaksono P
"Unit kegiatan informasi sebagai salah satu dari rangkaian kegiatan ekspansi perusahaan adalah sangat vital, khususnya informasi yang menggunakan media surat kabar yang lazim disebut iklan. Salah satu jenis iklan yang penting ialah iklan perusahaan (corporate advertising) yang sifatnya untuk kepentingan intern perusahaan sendiri dan hanya menyangkut perusahaan itu saja dengan tujuan mengangkat kepentingan bisnis atau keuangan suatu perusahaan sehingga diketahui oleh khalayak atau pihak lain. Dalam melakukan kegiatan periklanan ini tentunya melibatkan peranan biro iklan sebagai penjual jasa dalam membuat dan meracik iklan, sehingga menimbulkan hubungan bisnis yang dibuat dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian iklan perusahaan (corporate advertising contract) antara biro iklan dengan perusahaan pengiklan. Secara umum perjanjian ini tunduk kepada pasal-pasal KUHPdt tentang perjanjian, karena belum ada ketentuan hukum yang mengatur secara khusus mengenai periklanan. Berdasarkan asas Lex Spesialis Derogat Lex Generalis, maka ada beberapa hal yang sifatnya khusus yang tidak diatur dalam KUHPdt., contohnya hal-hal yang menyangkut materi iklan. Hal itu didukung dengan adanya Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia yang dibuat oleh Komisi Periklanan Indonesia. Kebiasaan bisnis (trade usage) dalam dunia periklanan yang berlaku antara perusahaan pengiklan dengan biro iklan selama ini juga diakui oleh KUHPdt khususnya pasal 1339."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
S20917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiany Utami Dewi
"Persaingan produk teh celup di Indonesia membuat para produsen dan biro iklan memikirkan strategi pemasaran kreatif yang dapat menarik perhatian konsumen, salah satunya dengan daya tarik emosional yang menggugah sisi afeksi konsumen. Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh sikap konsumen pada iklan cetak Twinings Tea Four Red Fruits terhadap keputusan pembelian, serta bagaimana pengaruh sikap pada merek terhadap hubungan antara keduanya, berdasarkan model respon kognitif, Hierarchy of Effects dan teori pembuatan keputusan pembelian. Penelitian menggunakan paradigma positivist dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat eksplanatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey dengan teknik purposive sampling.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa konsumen memiliki sikap positif terhadap iklan dan merek namun, hal tersebut belum tentu dapat menyebabkan pembelian, masih ada faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

The competition in Indonesia's teabags market causes the manufacturers and advertising agencies have to find creative strategies that will effectively attract the interest of consumer's. One of the strategies is to make an advertisement execution with emotional appeal towards consumer?s affection. This research would like to see on the effects of consumer's towards the advertisement on buying decisions and how attitude effects towards the brand influence on the connection between both of them, based on the Cognitive Response Model, Hierarchy of Effects Model and Buying Decisions Making Theory. The research uses positivist paradigm with quantitative approach and explanative character. In compiling data, the researcher uses the survey method with purposive sampling technique.
The researcher found that even though consumers have a positive attitude towards the advertisement and brands, but it is uncertain that, that positive attitudes can cause the actual buying, there is still a lot of other factors that influence the consumers?s buying decision."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fitrah Noor
"Skripsi ini membahas perjanjian sewa menyewa permukaan tubuh sebagai media periklanan. Di Amerika Serikat jenis periklanan dengan permukaan tubuh ini lazim disebut dengan nama Body Advertising, dan di Indonesia perjanjian ini belum pernah dilakukan. Permukaan tubuh sebagai media periklanan tidak dikenal di Etika Pariwara Indonesia (kode etik Dewan Periklanan Indonesia), serta di penjelasan mengenai jenis-jenis reklame penggunaan permukaan tubuh tidak termasuk dalam kategori apapun dalam peraturan terkait, salah satunya Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 12 tahun 2011 tentang Pajak Reklame. Selain itu, penggunaan permukaan tubuh dan penggunaan tato sebagai salah satu alat untuk memunculkan iklan pada Body Advertising menimbulkan pertanyaan mengenai syarat sah perjanjian sewa menyewa permukaan tubuh sebagai media periklanan. Sehingga faktor-faktor tersebut menjadi pertanyaan apakah perjanjian sewa menyewa permukaan tubuh sebagai media periklanan dapat dilakukan di Indonesia, dan apabila bisa bagaimanakah aspek-aspek hukum terkait dengan pelaksanaan Body Advertising di Indonesia.

This thesis discusses the lease agreement of the human skin surface as the advertising media. The use of human skin surface as the medium of advertising is well known as Body Advertising in The United States. In Indonesia, there is no any agreement about these ads. Human skin surface as advertising media has never arranged in Ethics of Indonesian Advertising (Etika Pariwara Indonesia) by Indonesian Advertising Council (Dewan Periklanan Indonesia) and there’s no explanation about it in any regulation, for example is Regional Regulation DKI Jakarta No.12 year 2011 about Advertisement Tax. Moreover, topic about the use of human skin surface and the use of tattoo as the advertising media does raises the question about the lease agreement of the human skin surface as the advertising media and also the law aspects related to it if, it is possible to be implemented in Indonesia."
2014
S60759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Sinta Dewi
"Periklanan adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan. Informasi tidak jarang digunakan oleh masyarakat tertentu atau negara tertentu untuk membuat opini publik. Opini yang dibangun dapat berupa opini yang menjurus kepada hal-hal yang positif dan ada pula yang menjurus pada hal-hal yang negatif. Masalah informasi ini jelas dibutuhkan oleh semua konsumen, karena hak konsumen antara lain adalah mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang yang akan dibeli.
Hal tersebut merupakan indikasi baik buruknya kemauan pelaku usaha untuk bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan dan diperdagangkannya. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi, telah memperlancar ruang gerak anus transaksi barang dan/atau jasa. Kondisi dan fenomena ini dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi obyek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.
Dari sekian banyak iklan produk di media massa elektronika yaitu televisi maka iklan rokok yang paling sering ditayangkan, khususnya produsen rokok papan atas. Pada dewasa ini, sering terlihat berbagai macam iklan rokok pada media televisi, pelaku usaha periklanan semakin gencar dalam membuat iklan dengan tujuan untuk menarik konsumen agar membeli produk yang diildankan. Namun dari banyaknya iklan-iklan tersebut masih terdapat iklan-iklan yang menyesatkan dan mengelabui konsumen, seperti halnya kasus pelanggaran iklan rokok yang digugat secara legal standing oleh Tim Advokasi Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Merokok terhadap PT. Djarum Kudus Tbk dan PT. HM. Sampoerna Tbk. Apabila konsumen tidak jeli dan kritis terhadap iklan, hal ini akan berakibat lemahnya posisi konsumen.
Menyadari pada masalah tersebut maka pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Di mana dengan adanya piranti hukum yang melindungi konsumen itu tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha melainkan perlindungan konsumen justru dapat mendorong iklim berusaha yang sehat dan juga bertujuan melindungi konsumen secara integratif dan komprehensif agar dapat diterapkan secara efektif di masyarakat. Melalui Undang-Undang Perlindungan Konsumen, diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada konsumen apabila mengalami kerugian, misalnya melalui proses beracara legal standing yang merupakan langkah tegas untuk menghadapi tindakan perildanan yang menyimpang dan melanggar aturan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tagor, Siti Rahma
"Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan testimoni adalah iklan yang memberikan kesaksian konsumen terhadap suatu "keberhasilan" menggunakan produk barang atau jasa. Dengan kata lain, iklan ini sebagian besar menggunakan orang awam/biasa/kebanyakan (bukan publik figur). Dan, banyak diragukan kebenarannya dan membuka kemungkinan konsumen dirugikan karenanya. Konsumen sebagai pemakai iklan disini haruslah waspada akan iklan yang ditampilkan balk dilayar kaca maupun dimedia cetak. Karena, tanpa disadari oleh Konsumen, kegiatan promosi yang dilakukan oleh si pelaku usaha melalui iklan tersebut semata-mata untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini pada dasarnya, telah melanggar hak konsumen dan sangat merugikannya.
Adapun permasalahan yang akan dibahas penulis dalam tesis ini adalah :
a. Bagaimana pengaturan tentang iklan testimoni dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
b. Upaya hokum apa yang dapat ditempuh konsumen jika dirugikan oleh pelaku usaha yang menerbitkan suatu iklan testimoni yang menyesatkan; dan,
c. Bagaimana praktek iklan testimoni yang sesuai dan yang tidak sesuai menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sopian
"Iklan adalah suatu investasi besar, sehingga investasi yang besar itu hams dapat dibuat sefektif mungkin Shimp (2000) efektifitas iklan dapat diukur dengan mengetahui apakah iklan tersebut dapat meningkatkan awareness, Cara penyampaian pesan tersebut dari iklan yang disampaikan, dapat mempengaruhi konsumen, menghasilkan respon emosi dan juga akan mempengaruhi keinginan untuk membeli produk atau jasa yang diildankan.
Penggunaan iklan seksi perlu diperhitungkan dengan matang, hal ini . dikarenakan akan timbulnya respon yang beragam yang tidak mustahil akan menimbulkan respon yang negatif Tipe iklan seksi pada dasamya cukup menarik perhatian konsumen, dikarenakan unsur seksualitas dan sensualitas yang ada pada iklan tersebut.
Pada penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang kuat antara tipe iklan dan tipe produk yang diiklankan. Pemakaian iklan seksi untuk jenis produk yang tidak ada hubungan dengan seksualitas dan sensualitas tidak dapat meningkatkan sikap terhadap produk, sikap terhadap iklan dan keinginan untuk membeli, bahkan penggunaan iklan seksi untuk kategori produk ini dapat mengurangi kemmmpuan konsumen untuk mengingat pesan yang ada dalam iklan tersebut (copy point recall). Sedangkan untuk kategori produk yang berhubungan dengan keseksian dan sensualitas penggunaan iklan seksi cukup efektif untuk meningkatkan sikap terhadap produk, sikap terhadap iklan dan keinginan untuk membeli. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan iklan seksi sangat sesuai jika produk yang diiklankan ada hubangannya dengan keseksian dan sensualitas, sebagai contoh produk kecantikan dan perawatan kulit yang digunakan dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Haryo Dewanto
"Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pofa pembelian. Produsen harus mempertimbangkan pengetahuan pembelian yang berkenaan dengan kepercayaan yang dipegang konsumen mengenai dimana dan kapan pembelian harus terjadii.
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon perilaku senang atau tidak senang secara konsisten terhadap obyek tertentu. Persepsi adalah proses dalam individu untuk menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpresentasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang memiliki arti. Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan dapat didefinisikan segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oieh suatu sponsor tertentu yang memeeukan pembayaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah grup diskusi. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel berstrata atau stratified sample. Data kualitatif yang telah terkumpul, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh Iebih kuat mengenai sikap produk mereka biia didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada ikian saja. Stimuli sering kaii bersifat ambigu (mendua arti). Ketika stimuli sangat ambigu, individu biasanya akan menginterpretasikan dengan cara pemenuhan kebutuhan pribadi, harapan, minat, dan lain-lain. Adapun saran, dengan melakukan pelacakan terhadap sikap konsumen sepanjang waktu merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan yang potensial di dalam permintaan produk dan perilaku konsumsi. Konsep persepsi memiliki implikasi serta panting bagi pemasar yang dapat memfasilitasikan penerimaan produk baru dengan memasukkan strategi pengurangan resiko dalam kampanye promosi produk barunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tikka Aprilomanda
"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetaui pengaruh iklan dan publisitas di media massa terhadap word of mouth film "Ada Apa dengan Cinta ?" Penelitian dilakukan di satu sekolah menengah umum, yaitu SMUN 6 Jakarta. Pertimbangannya adalah SMUN ini merupakan salah satu SMU yang terkenal dan siswanya banyak berasal dari kalangan menengah ke atas, yaitu kalangan yang mampu untuk menonton di bioskop sehingga diharapkan akan lebih mudah mendapatkan siswa yang pernah menonton film "Ada Apa dengan Cinta ?" di bioskop. Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah siswa SMUN 6 kelas 1, 2, dan 3. Karena populasi terdiri atas lapisan atau beberapa stratum, agar sampel mencerminkan lapisan-lapisan pada populasi sehingga representatif, maka penarikan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak berlapis (stratified random sampling). Data digali menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan skala Likert. Kemudian data dianalisis dengan regresi linier berganda. Berdasarkan analisis regresi didapat R square sebesar .552, yang mengindikasikan bahwa ketiga variabel independen dapat menjelaskan 55,2% dart variansi variabel word of mouth. Dari uji F, menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap word of mouth (signifikansi uji F = 0,000 < signifikansi alpha = 0,05). Sedangkan uji t, diketahui signifikansi iklan di media massa 0,008 signifikansi alpha 0,05, maka Ho ditolak, artinya iklan di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Signifikansi publisitas di media massa adalah 0,0229 < signifikansi alpha = 0,05, maka HO ditolak, artinya publisitas di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Signifikansi kecepatan penyebaran informasi di media massa adalah 0,001 < alpha 0,05, maka Ho ditolak, artinya kecepatan penyebaran informasi di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Persamaan yang diperoleh dari analisis regresi dan menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah: Word of mouth = 0,722 + 0,243 Iklan + 0,165 Publisitas + 0,355 Kecepatan Penyebaran Informasi di Media Massa. Hal ini juga menunjukkan, bahwa terdapat satu atau lebih variabel independen lain yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini terlihat memiliki koefisien pengaruh yang cukup besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>